Angkat Warga Kehormatan Marinir, TNI AL Bangun Sinergitas Komponen Bangsa

Laporan Baim

Jalesveva Jayamahe
Jakarta – TNI Angkatan Laut (TNI AL) mengangkat sejumlah pejabat negara, TNI dan Polri sebagai Warga Kehormatan Korps Marinir sebagai bentuk sinergitas yang merupakan kunci dari kesuksesan dan keberhasilan menjaga stabilitas pertahanan, keamanan dan kedaulatan NKRI.

Upacara pengangkatan warga kehormatan tersebut ditandai dengan penganugerahan brevet kehormatan Anti Teror Aspek Laut dan brevet Intai Amfibi Korps Marinir yang disematkan oleh Inspektur Upacara yaitu Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono kepada  enam pejabat negara, TNI dan Polri yang bertempat di pulau Damar, Kepulauan Seribu setelah didahului dengan laporan dari Komandan Upacara yaitu Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) Widodo Dwi Purwanto, Selasa (24/01).

Selain sinergitas, pengangkatan sebagai warga kehormatan Korps Marinir juga sebagai bentuk penghargaan kepada pemimpin atas kontribusi dan perhatiannya yang tulus kepada kemajuan dan perkembangan Korps Marinir TNI Angkatan Laut, dan juga sebagai bentuk apresiasi atas keteladanan jiwa, sikap, semangat, dan komitmen yang tinggi dalam pengabdian kepada negara dan bangsa. Pengangkatan sebagai Warga Kehormatan Korps Marinir serta penganugerahan Brevet Kehormatan tersebut tertuang dalam Keputusan Komandan Korps Marinir Nomor KEP/9/I/2023 tanggal 17 Januari 2023.

Para pejabat negara, TNI dan Polri yang mendapat kehormatan tersebut adalah Ketua MPR RI H. Bambang  Soesatyo, S.E., M.B.A, Ketua DPR RI Dr. (H.C) Puan Maharani, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Dudung Abdurachman, S.E., M.M, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Muhammad Ali, S.E., M.M., M.Tr (Opsla) dan Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, S.E., M.P.P., C.S.FA.

Warga kehormatan marinir tersebut berkesempatan terlibat dalam latihan singkat operasi amfibi dengan mengerahkan sejumlah alutsista dan pasukan pendarat Marinir yang onboard di KRI Banda Aceh-593. 

Operasi Amfibi dengan pendarataan pasukan menuju sasaran amfibi yang kemudian dilanjutkan dengan Bantuan Tembakan Udara (BTU) oleh 3 unit pesawat Tempur F-16 TNI AU, Bantuan Tembakan Kapal (BTK). Setelah pasukan pendarat gelombang pendaratan pasukan Marinir berhasil membentuk tumpuan pantai, dilanjutkan penguasaaan perimeter pantai dan bergabungnya para Pejabat Negara, TNI dan Polri dengan pasukan Marinir untuk mengikuti langsung rangkaian proses perebutan sasaran musuh dengan teknik pertempuran jarak dekat, dilanjutkan upacara pengangkatan warga kehormatan Korps Marinir.

Setelah proses pembaretan para pejabat menyaksikan demo rangkaian latihan penyelesaian sasaran strategis oleh pasukan khusus TNI AL dengan teknik terjun tempur dan taktik Rubber Duck Operation.(Dispenal).