Kabareskrim Mabes Polri Komjen Wahyu Widada & Ir. Haidar Alwi Puji sosok Jenderal Listyo Sigit Prabowo sebagai Kapolri terbaik sepanjang masa…

Laporan Redaksi : Bams

Jakarta – Kabareskrim Mabes Polri Komjen Wahyu Widada dan Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwi memuji sosok Jenderal Listyo Sigit Prabowo sebagai Kapolri terbaik sepanjang masa.

Menurutnya, pelaksanaan fungsi dan tugas Polri di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyempurnakan capaian para pendahulunya.

Baik dalam hal pemeliharaan keamanan dan ketertiban, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman maupun pelayanan kepada masyarakat.

“Terutama selama momentum Pemilu 2024 yang mana tantangannya tidaklah mudah. Capaian ini tidak terlepas dari visi dan kepemimpinan yang kuat dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo,” ungkap  R Haidar Alwi Pendiri (HAI) Haidar Alwi Institute yang juga sebagai Dewan Pembina LSM GNRI ( Gerakan Nawacita Rakyat Indonesia ) jumat 10 /05/2024 di kediamannya.

Kabareskrim Mabes Polri Komjen Wahyu Widada dan Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar AlwiKabareskrim Mabes Polri Komjen Wahyu Widada dan Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwi.

Haidar melanjutkan meskipun di awal masa jabatannya sempat diserang isu SARA, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menjawab keraguan tersebut dengan merangkul semua kelompok, golongan dan elemen masyarakat.

“Tidak hanya dekat dengan umara tapi juga dekat dengan ulama, aktivis dan masyarakat. Hal ini terbukti berhasil mencegah dan meminimalisir gesekan-gesekan yang berpotensi menimbulkan gangguan kamtibmas,” ungkapnya.

Bahkan saking demokratisnya Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, ia secara terbuka mempersilakan masyarakat untuk berdemonstrasi menyampaikan pendapat dengan catatan tidak berlaku anarkis dan merusak fasilitas umum.

Kontras sekali dengan Pemilu 2019 yang menelan puluhan korban jiwa, ratusan orang ditangkap serta ratusan korban luka dari kalangan aktivis, mahasiswa, masyarakat bahkan aparat Polri sendiri. Ditambah tuduhan kriminalisasi ulama yang memicu kemarahan umat berkepanjangan,” jelas R Haidar Alwi.

Selain itu pula Kabareskrim Mabes Polri Komjen Wahyu Widada mengungkapkan, ia mengakui bahwa polarisasi di Pemilu 2024 memang tidak separah Pemilu 2019. Akan tetapi, setiap masa kepemimpinan memiliki tantangannya masing-masing. Tanpa keberhasilan upaya preemtif dan preventif yang dilakukan Polri, bukan tidak mungkin tragedi Pemilu 2019 kembali terulang.

Sebab, Pemilu 2024 bukan tidak ada serangan, hoaks dan provokasi yang menyasar profesionalitas, netralitas dan integritas Polri untuk menimbulkan kerusuhan.

“Akan tetapi alhamdulillah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan jajarannya mampu mengendalikannya.

Tidak ada lagi kerusuhan yang menimbulkan korban jiwa, penangkapan aktivis dan mahasiswa serta tidak ada lagi tuduhan kriminalisasi ulama kepada institusi Polri,” tuturnya. (**)