Mentan SYL Dampingi Presiden RI Panen Padi, Jokowi Senang Produktivitas Tinggi

Laporan Baim

Ngawi – Setelah Provinsi Jawa Tengah, Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo melanjutkan peninjauan panen di Kab Ngawi, Provinsi Jawa Timur (Jatim) pada Sabtu(11/3/23). Kunjungan kerja ini masih merupakan rangkaian panen raya nusantara 1 juta hektare yang serentak dilaksanakan 30 provinsi dan 113 kabupaten.

Presiden Jokowi mengatakan hasil panen padi di berbagai daerah cukup bervariasi dipengaruhi kesuburan tanah hingga manajemen pertanian, salah satunya pengairan dilahan sawah. Produksi padi di Kabupaten Ngawi tinggi dibanding daerah lainnya.

“Kemaren di Kebumen, sekarang panen raya di Kabupaten Ngawi Provinsi Jawa Timur. Saya lihat memang ada perbedaan terutama di produktivitas per hektare. Disini sudah ada yang mencapai 10,5 ton per hektare, ada yang 8 ton per hektare yang kemaren disana 5 setengah sampai 6 ton per hektare,”kata Presiden Jokowi usai melakukan peninjauan panen di Desa Kartoharjo, Kabupaten Ngawi Jawa Timur.

Presiden Jokowi juga mengatakan saat ini di Indonesia sedang berlangsung panen raya diberbagai daerah sehingga pemerintah harus terus melakukan pemantauan harga utamanya harga gabah dan beras. Harga yang diterima petani tidak boleh lebih kecil dari cost produksi yang dikeluarkan petani sehingga petani tetap mendapat untung.

“Ini panen raya kalau nggak dijaga harganya pasti jatuh baik gabahnya maupun berasnya. Yang sulit pemerintah itu menyeimbangkan, harga dipetani wajar artinya dapat keuntungan, harga dipedagang wajar artinya pedagang dapat keuntungan, harga dikonsumen juga wajar, yang mencari keseimbangan seperti itu yang tidak gampang,” tuturnya.

Jokowi mengajak kepada seluruh petani yang sudah melakukan panen untuk segera melakukan olah tanah dan pertanaman berikutnya dengan memanfaatkan air hujan yang masih tersedia.

“Karna ini airnya masih ada hujan, setelah dipanen jangan diberi jeda langsung diolah lagi tanah tanam lagi, karena ini airnya masih ada,”kata Jokowi.

Bersamaan, Mentan Syahrul mengatakan Kementerian Pertanian (Kementan) berupaya meningkatkan produksi bahan pangan utamanya adalah bahan pangan pokok, salah satunya adalah beras. Dengan produksi yang semakin meningkat tersebut, diharapkan ketersediaan terjaga dan kebutuhan masyarakat luas dapat terpenuhi.

“Apa yang dilakukan di Ngawi ini, produksi padinya jauh lebih tinggi dibanding daerah lainnya yakni mencapai 8 ton per hektar, padahal ini bukan sawah irigasi tapi menggunakan pompa air, tapi perlakuanya oleh petani cukup baik. Daerah lain hanya 6 ton perhektar,”

“Oleh karena itu, perintah Bapak Presiden untuk perbanyak dryer, power thresher, bahkan karena harga gabah lebih tinggi menggunakan combine dibanding sabit,”ucap Mentan Syahrul.

Syahrul menambahkan panen raya padi nusantara yang ditinjau langsung oleh Presiden Jokowi merupakan rangkaian panen bersama 1 juta hektar. Luas panen padi secara keseluruhan pada bulan Februari 2023 mencapai 1,2 juta hektar, Maret 2023 mencapai 1,7 juta hektar dan April 2023 sebanyak 1,15 juta hektar.

“Saya jamin ketersediaan pangan kita aman bahkan bukan cuma beras. Dalam menghadapi Ramadhan dan Idul Fitri, kita sudah lakukan validasi di 16 provinsi dan semua sudah siap. Ini tentu kolaborasi berbagai pihak untuk mengatur stok sehingga tidak ada pedagang yang stok terlalu banyak yang mengakibatkan sorted ditempat lain,”kata Syahrul.

Ketua Poktan Pangkursari Desa Kartoharjo, Karni menyampaikan ungkapan terima kasihnya atas kunjungan Presiden dan Menteri Pertanian di Ngawi. Ia mengungkapkan saat ini harga gabah dengan panen manual berkisar Rp4.700 – 4.900 per kilogram sedangkan dengan combine berkisar Rp.5.000 sampai Rp.5.500 .

“Kita bersyukur harga gabah panen ini tinggi meskipun harga gabah panen dengan combine jauh lebih tinggi dari pada manual. Terima kasih Pak Presiden dan Pak Mentan sudah terus memperhatikan kami,” tutup Karni.(Kementan RI).

Panen Raya Ketahanan Pangan Pusdiklatpassus Kopassus

Laporan Baim

BANDUNG – Mendukung ketahanan pangan yang tengah digalakkan pemerintah, Pusdiklatpassus
menggelar acara Panen Raya Padi
lnpari 42 dilahan tadah hujan seluas 32 hektare, di Batujajar, Bandung, Senin (27/2/2023)

Panen raya padi dipimpin langsung oleh Danjen Kopassus Mayjen TNI Iwan Setiawan dan pejabat Kopassus lainnya.

” Saya menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada Danpusdiklatpassus yang telah merencanakan kegiatan Panen Raya Ketahanan Pangan sesuai dengan kebijakan Pemerintah dan Bapak Kasad. ,” ucap Danjen saat memanen padi.

Dijelaskan Danjen bahwa pemerintah telah menjadikan ketahanan pangan masuk dalam Agenda Pembangunan Nasional tahun 2022-2024.

” Marilah kita Bersama-sama memasukkan program ketahanan ini menjadi program prioritas kita,” jelas Danjen Kopassus Mayjen TNI Iwan Setiawan sesaat sebelum memanen padi yang didampingi Danpusdiklatpassus Kopassus.

Melihat hasil panen yang melimpah dan dapat menunjang perekonomian keluarganya serta masyarakat sekitar, Ketua Kelompok Tani Bapak Sanusi warga Desa Gelanggang kec. Batujajar Bandung barat mengucapkan terima Kasih kepada Presiden RI melalui Menteri Pertanian telah mendukung para petani dengan pemberian bibit, pupuk dan Lainnya, untuk digarap petani sekitar Pusdiklatpassus Batujajar.

” Juga terima Kasih kepada Panglima TNI dan Bapak Kasad dan Danjen Kopassus serta Danpusdiklatpassus
yang telah mendorong TNI untuk selalu mendampingi masyarakat petani mengatasi Kesulitan dengan memanfaatkan lahan satuan,” ucapnya.

Sinergi Dirjen Perkebunan dan Bupati Kediri Perkuat Pengembangan Perkebunan

Laporan Baim

Kediri,- Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) dan Bupati Kediri bersinergi memperkuat pengembangan komoditas perkebunan. Sinergi ini penting mengingat Kabupaten Kediri salah satu daerah yang berkontribusi dalam pembangunan perkebunan nasional melalui optimalisasi pengembangan kawasan.

Dirjen Perkebunan Kementan, Andi Nur Alam Syah mengatakan adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi menunjukkan program-program yang dijalankan Kabupaten Kediri sangat efektif. Peningkatan PDRB juga terjadi di Kabupaten Kediri selama lima tahun terakhir Kabupaten Kediri memiliki PDRB tertinggi nomor dua setelah Kota Kediri di wilayah Karesidenan Kediri.

“Sektor pertanian di Kabupaten Kediri yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan merupakan potensi yang dapat didorong untuk peningkatan PDRB selain dari sektor industri dan perdagangan besar. Dengan memanfaatan sumber daya alam yang ada pada daerah dengan secara maksimal dan tepat sasaran dapat mendorong pembangunan sektor pertanian khususnya pada subsektor Perkebunan,” demikian kata Andi Nur Alam Syah pada pertemuan dengan Bupati Kediri yang berlangsung di Kantor Bupati, Rabu (1/02/2023).

Andi menjelaskan pengembangan perkebunan yakni komoditas kelapa di Kabupaten Kediri pada tahun 2022 seluas 119 ha tersebar di Kecamatan Semen, Puncu, Mojo, Ngancar, Gurah, Kayen Kidul, Kandat, Kepung, Kras, Banyakan, Kandangan, Papar, Plosoklaten, Plemahan. Kelapa yang dikembangkan yaitu kelapa Pandan Wangi yang nantinya untuk Minuman Segar, Kelapa Genjah Salak dan Kalapa Genjah Kuning Bali untuk hilirisasi ke gula semut, minyak kelapa dan santan.

“Sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, pengembangan subsektor perkebunan kita buat full paket dalam pengembangannya. Tahun 2022 telah di tanam kelapa genjah seluas 119 hektar, secara bertahap kita kembangkan perbenihan,” jelasya.

“Kami akan kawal dalam budidaya, agar bantuan pemerintah ini tidak hanya salur, tanam berhenti disitu saja, tidak pernah ada pengawalan. Ini yang kami harus jaga pengembangan pasca panen sampai dengan pengolahan. Kita akan kembangkan kelapa genjah tahun 2023 di Kediri ini seluas 10.000 batang,” pinta Andi.

Dirjen termuda Kementan ini menambahkan selain pengembangan kelapa, Kementan juga mengembangkan kopi di Kabupaten Kediri sehingga dua komoditas tersebut bisa menjadi andalan, karena akan hadir bandara internasional Dhoho Kediri yang tentunya membuka akses yang mudah bagi pengembagan wilayah sekitar Kediri. Ini sangat potensial dengan adanya bandara ke depan, sehingga dapat mendorong petani milenial untuk secara bersama mengembangkan potensi kopi dan kelapa.

“Untuk kopi perlu kita siapkan pelatihan barista untuk anak-anak milenial, pengembangan kemasan produk-produk perkebunan, agar secara sinergi sektor pertanian dapat gayung bersambung dalam pengembangan infrastruktur di kabuapten Kediri,” terangnya.

Lebih lanjut Andi menjelaskan pengembangan paket perkebunan ini didorong dengan skema Perkebunan Partisipatif (Pasti). Porsi investasi dari swasta atau Bapak angkat yang akan dicoba ditawarkan, karena sub sektor perkebunan sangat menjanjikan untuk peningatan pendapatan atau devisa.

“Karena porsi APBN dan APBD sangat kecil, maka skema partisipatif yang akan kami dorong,” tandasnya.

Bupati kediri, Hanindhito Himawan Pramana yang lebih akrab di panggil Mas Bup mengatakan ada tiga sektor yang mendominasi PDRB Kabupaten Kediri yaitu pertanian, industri pengolahan dan perdagangan besar dan eceran. Sektor pertanian merupakan penyumbang terbesar bagi Kabupaten Kediri dan sektor pertanian merupakan penyokong bahan baku sektor industri dan merupakan sektor yang memiliki keterkaitan kuat antar sektor-sektor lainnya.

“Dengan memanfaatan sumber daya alam yang ada pada daerah dengan semaksimal dan tepat sasaran dapat mendorong pembangunan sektor pertanian khususnya pada subsektor perkebunan,” tuturnya.

Berangkat dari ini, Mas Bup sangat menyambut baik gagasan Dirjen Perkebunan dalam pengembangan sub sektor perkebunan di Kediri. Ia mendorong Dinas Pertanian untuk segera melakukan koordinasi dengan Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkebunan terhadap kebutuhan-kebutuhan untuk pengembangan perkebunan.

“Kami siap sinergi dengan program- program Ditjen Perkebunan, karena agro industri ini sangat potensial. Kami perlu terobosan-terobosan baru dalam pembangunan ekonomi Kabupaten Kediri yang lebih difokuskan lagi pada sektor yang berkontribusi besar terhadap pendapatan daerah,” tegasnya.(Hms Kementan)

Jelang Tahun Baru 2023, Stok Beras Kalbar 10.955 Ton Siap Banjiri Pasar

Laporan Baim

Kalbar – memiliki stok beras sebanyak 10.955 ton dari produksi petani sendiri. Stok beras ini siap dibanjirkan ke pasar di Pontianak hingga wilayah lain guna memenuhi kebutuhan hingga Tahun Baru 2023.

“Sesuai data KSA BPS, produksi beras tahun 2022 sebesar 814.743 ton GKG (gabah kering giling) naik 102.845 ton GKG atau 14.45 persen dibandingkan tahun 2021. Kondisi stok beras saat ini 64.373 ton mencukupi untuk kebutuhan Kalimantan Barat sebesar 42.796 ton beras bahkan siap memasok wilayah lainnya. Waktu bulan lalu penggilingan menyatakan siap memasok beras ke Bulog sebanyak 5.850 ton,” demikian kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar, Florentinus Anum di Pontianak, Senin (26/12/2022).

Florentinus menjelaskan keberhasilan produksi padi Kalbar ini karena berbagai upaya peningkatan produksi telah dilakukan melalui intensifikasi pertanian (Peningkatan indeks pertanaman (IP) 200, IP 300, bahkan IP 400). Antara lain, penggunaaan benih unggul/bermutu, pemupukan yang berimbang, pengairan yang baik, pengendalian hama terpadu, bantuan sarana produksi (bantuan pemerintah), pengolahan tanah yang sempurna dan penanganan pascapanen yang baik.

“Pada saat Natal hingga Tahun Baru kami memantau harga harga sembako di pasar pasar, memperlancar distribusi dari sentra produksi ke pasar serta mendukung upaya upaya stabilitasi harga, sehingga stok beras di Kalbar dipastikan aman,” jelasnya.

“Dalam rangka menghadapi panen raya dimulai Februari 2023 telah dilakukan persiapan dan dampak antisipasi perubahan iklim, optimalisasi sarana dan bantuan pasca panen dengan combine, menyiapkan dryer di saat musim hujan, serta menyiapkan brigade sergap kostraling, serapan Bulog dan memastikan harga layak bagi petani,” pintanya.

Terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi mengatakan sesuai arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan intervensi guna memperpendek rantai pasok beras dalam rangka penyediaan bahan pangan pada Natal hingga Tahun Baru. Ini dimaksudkan untuk mendekatkan beras produksi petani langsung ke konsumen.

“Karena memang kenaikan harga beras saat ini diakibatkan rantai distribusi yang terlalu panjang. Dengan ini diharapkan masyarakat bisa terbantu dan petani tetap bisa menikmati harga gabahnya,” kata Suwandi.

Perlu diketahui, mengacu data KSA BPS, memperkirakan panen raya dimulai Februari 2022 seluas 1,4 juta hektar dengan produksi beras 4,3 juta ton. Produksi ini melebihi kebutuhan konsumsi sebulan 2,5 juta ton beras, sehingga ini menjadi waktu untuk mulai serap gabah beras petani.(hmskementan)

Begini Penjelasan Ilmuwan dan Penggagas Tentang Biosaka

Laporan Baim

Jakarta – Biosaka sebagai ramuan dari bahan alami sekitar yang dapat memacu pertumbuhan tanaman dan meningkatkan produksi mendapat apresiasi dari para ilmuwan. Menurut Guru Besar ITB, Prof Robert Manurung yang terus intens melakukan kajian dan penelitian, bahwa Biosaka ini disebut elisitor dari ilmu epigenetic, sudah banyak riset, jurnal tentang elisitor, dan sudah dilakukan kajian lanjut. Biosaka adalah salah satu sistem teknologi terbarukan dalam perkembangan dunia pertanian organik modern yang terbentuk sebagai bio-technology (bioteknologi) hasil temuan petani kreatif asal Blitar, Muhammad Ansar.

“Biosaka yang merupakan kepanjangan dari Selamatkan Alam Kembali ke Alam bukanlah pupuk melainkan elisitor. Elisitor mengandung senyawa kimia yang dapat memicu respon fisiologi, morfologi dan akumulasi fitoeleksin, meningkatkan aktivasi dan ekspresi gen yang terkait dengan biosintesis metabolis skunder dan dapat menginduksi resistensi tumbuhan,” demikian dikatakan Prof Robert dalam Bimbingan Teknis dan Sosialisasi Propaktani, Senin (14/11/2022).

“Sungguh disayangkan bahwa masih ada peneliti yang menganggap bahwa eliscitor dipersamakan minuman penambah stamina. Saya telah membaca 100 jurnal terkait elisitor dan temuan Ansar ini didukung dengan teori-teori epigenetic dan scientific based dan tidak ditemukan hal yang melanggar,” sambungnya.

Prof. Robert menjelaskan elisitor intinya memberikan signal pada tanaman dan si tanaman tersebut melakukan reaksi ditubuhnya. Ini bisa memunculkan sel-sel hebat dan hormon-hormon yang bagus buat pertumbuhan.

“Beberapa mahasiswa sedang melakukan penelitian dan terbuka luas bagi kampus, dosen, mahasiswa, praktisi, peneliti untuk mengkaji lebih mendalam sehingga menambah referensi keilmuan agar menjadi bagian sehari hari dalam pembahasan di kampus,” ucapnya.

Sementara itu, Guru Besar Purnabakti IPB, Iswandi Anas mengatakan pupuk organik memiliki 16 unsur hara, sementara pupuk anorganik hanya terdapat tiga unsur hara, yaitu nitrogen (N), phospor (P), dan kalium (K). Dengan demikian, penggunaan pupuk organik itu sebagai pupuk utama adalah sebuah keharusan, bukan pupuk NPK.

“Pupuk organik memiliki kemampuan memperbaiki sifat tanah. Selain itu, pupuk organik membawa dampak positif bagi organisme renik penunjang kesuburan tanah, seperti cacing, bakteri, maupun jamur yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Sedangkan NPK tidak bisa meningkatkan jumlah cacing tanah dan sebagainya,” kata Iswandi.

Bersamaan, Penggagas Biosaka, Muhammad Anshar menghimbau agar jangan ragu menjajal Biosaka, karena Biosaka sedang diuji oleh banyak akademisi mengenai fenomena ini. Biosaka dibuat dari ramuan minimal 5 jenis rumput atau dedaunan yang sehat sempurna yang ada di sawah. Rumput/dedaunan segenggam diremes manual pakai tangan dicampur 5 liter air tanpa campuran apapun, hingga ramuan homogen harmoni koheren, tidak pakai mesin blender.

“Nah ketika menghancurkan rumput itu, ditambah dengan air secukupnya. Air perasan warna gelap inilah yang nantinya digunakan untuk mengimbangi pupuk. Biosaka sangat efisien 5 liter cukup untuk menyemprot 3 sampai 4 hektar semusim pada tanaman padi jagung kedelai, singkong, sorgum, ubi, kacang, sayuran buah dan lainnya dan bisa disimpan hingga 5 tahun,” ungkapnya.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi membeberkan Biosaka bukanlah pupuk maupun pestisida, tetapi berperan sebagai signaling bagi tamanan untuk tumbuh dan berproduksi lebih bagus. Dengan penggunaan bahan alami Biosaka yang selama ini dikembangkan, tentu menjadi alternatif untuk bisa diterapkan karena beberapa pengalaman menunjukkan bahwa penggunaan Biosaka itu dapat mengurangi penggunaan pupuk dan pestisida kimia 50 hingga 90% dan meningkatkan jumlah produksi.

“Kemarin sudah dilaksanakan panen padi dengan aplikasi Biosaka di Kabupaten Blitar seluas 57 ha dengan produktivitas 8,9 ton per hektar gabah kering panen. Manfaat Biosaka ini dapat memperbaiki sel-sel tanaman dan yang terpenting ramuan ini dapat dibuat secara mandiri sehingga dapat menghemat penggunaan pupuk kimia serta meminimalisir serangan hama dan menjadikan lahan yang subur,” bebernya.

Kepala Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BBPPMBTPH) Kementan, Warjito mengatakan pihaknya telah melakukan demplot percobaan dengan perlakuan bahan alami Biosaka. Dari perlakuan pada demplot setelah dilakukan ubinan produksi kedelai berkisar 1,6 hingga 2,4 ton/hektar, dengan menggunakan NPK 50% dari anjuran ditambah dengan Biosaka. Sehingga, ini menunjukkan hasil yang positif karena dengan hanya menggunakan pupuk kimia 50% dengan tambahan biosaka mampu memberikan hasil yang lebih baik, meskipun hasil ini masih perlu terus dilakukan ujicoba lebih lanjut.

“Biosaka ini juga meminimalisir atau mengurangi serangan hama penyakit, lahan menjadi subur, umur panen lebih pendek, produktivitas dan produksi lebih bagus. Di Blitar saja Penggunaan Biosaka saat ini sudah sekitar 13 ribu hektar di seluruh kecamatan dan sekarang sudah radikal dilakukan demplot ujicoba di Blora, Sragen, Klaten Grobogan, Jatisari, dan lainnya,” jelasnya.

Dukung Ketahanan Pangan, Pangkostrad Serahkan Lahan Pertanian Kepada Warga Oebaki 

Laporan Baim

Timor Tengah Selatan – Panglima Kostrad (Pangkostrad) Letjen TNI Maruli Simanjuntak, M.Sc., di dampingi Aster Kaskostrad Brigjen TNI Joko Hadi Susilo, S.I.P, dan Kolonel Simon P.Kamlasi beserta rombongan sekitar Pkl 09.37 Wita, tiba di lahan jagung dan Sorbum, di Desa Oebaki, Kecamatan Noebeba, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Prov Nusa Tenggara Timur. Jumat (14/10/2022).

Rombongan di sambut hangat oleh Dandim 1621/TTS Letkol Arm Roni Hermawan, S.H., M.M., bersama Wakil Bupati Timor Tengah Selatan (TTS) Jhoni Army Konai, S.H., Sekda TTS Seperius E. Siapa, M.Si., Sekertaris DPRD Kab.TTS Albert D.I. Boimau, S.H, Anggota Polres TTS Pimpinan Kabag OPS, serta seluruh Toda,Toga,Tomas, dan masyarakat Kecamatan Noebeba.

Menyambut Pangkostrad Letjen TNI Maruli Simanjutak, M.Sc., beserta Rombongan dengan cara “Natoni”yang merupakan tradisi Sambutan Adat Timor, sebagai bentuk penghargaan kepada Raja/Pahlawan, ditandai dengan pengalungan Tais serta tarian untuk menggiring rombongan menuju Tenda acara.

Dalam Sambutannya, Pangkostrad Letjen TNI Maruli Simanjuntak, M.Sc., menyampaikan kepada masyarakat Desa Oebaki, Kecamatan Noebeba, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Prov Nusa Tenggara Timur bahwa kontur tanah merupakan salah satu masalah utama yang dihadapi sektor pertanian hampir di seluruh wilayah Indonesia dalam mengelolah lahan pertanian. Apalagi lahan dengan luas tanam jagung sekitar 214 hektar dan Sorbum 145 hektar.

Lanjutnya sambil tersenyum, sehingga saya benar-benar berpikir waktu itu dan berbicara dengan kolonel Cpl. Simon P. Kamlasi waktu masih jabat Dandenpal Kostrad.

Hasil perbincangan tersebut kami rangkum dan langsung ke wilayah sekarang ini dan mengumpulkan seluruh masyarakat Desa Oebaki dan tawarkan kira-kira siap tidak bekerja keras merubah tanah yang tandus jadi lahan pertanian yang bisa mengangkat perekonomian di Desa Oebaki ini, namun jawaban mereka kompak mau sehingga waktu itu langsung bentuk 4 kelompok tani yang mengelolah lahan sesuai area lahan masing-masing dan hasilnya kita bisa lihat bersama hari ini.

Wakil Bupati Timor Tengah Selatan Army Konai, menyampai lahan yang sudah disiapkan oleh TNI-AD itu membantu pemerintah dalam rangka mensejahterakan masyarakat mengantisipasi krisis pangan, maka TNI AD membuka lahan-lahan tidur untuk ditanami jagung serta perkembangan ekonomi masyarakat Desa Oebaki, Kecamatan Noebeba, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Prov. NTT.

Dandim Hermawan bersama Forkopimda kabupaten TTS mengucapkan terima kasih kepada Pangkostrad Letjen TNI Maruli Simanjuntak, M.Sc. beserta rombongan yang sudah menyempatkan waktu untuk mengunjungi wilayah kami. (Penkostrad).

Autentikasi
Kapen Kostrad, Kolonel Inf Agus Soeprianto, S.I.P.

Turun Monev, Kementan Sebut Penanaman Kelapa Genjah di Solo Raya Tumbuh 100%

Laporan Baim

Solo Raya – Kementerian Pertanian (Kementan) menerjunkan tim yang dipimpin Direktur Jenderal Perkebunan, Andi Nur Alam Syah melakukan monitoring dan evaluasi (monev) perkembangan tanaman kelapa genjah di Solo Raya yakni Kabupaten Sukoharjo, Boyolali dan Karanganyar yang dicanangkan Presiden Jokowi bersama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo beberapa bulan lalu. Perlu diketahui, Kementan mengalokasikan bantuan penanaman kelapa untuk Solo Raya meliputi Kabupaten Sukoharjo 110 ribu pohon, Boyolali 58 ribu dan Karanganyar 59 ribu pohon.

Andi Nur Alam Syah mengatakan Monev ini dalam rangka pengawalan yang serius terhadap proses bantuan kelapa dari hulu hingga hilir. Sehingga, terbangun kawasan kelapa genjah yang meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat dan nasional bahkan Solo Raya menjadi percontohan bagi daerah lain guna menghadapi tantangan global, khususnya cuaca ekstrim.

“Hasil yang kami lihat langsung hari ini, perkembangan tanaman kelapa genjah tumbuh 100 persen, bahkan tumbuh tunas baru. Solo Raya harus berhasil, pemeliharaan dan kebutuhan lainya harus terpenuhi, jangan sampai kurang. Jadi sesuai perintah Bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, kami (Kementan,- red) tidak mau sebatas melakukan penanaman, tapi harus dengan pengawalan dan pendampingan sampai berhasil dan terbangun juga produk olahan kelapa,” demikian kata Andi Nur Alam Syah saat melakukan Monev di Desa Sanggang, Kecamatan Bulu, Sukoharjo, Selasa (11/10/2020).

Andi mengatakan selain tanaman kelapa genjah tumbuh baik, respon masyarakat pun sangat tinggi untuk menaman dengan serius hingga masuk pada tahap pengolahan yang menghasilkan gula semut dan minyak kelapa. Oleh karena itu, Kementan menaruh perhatian yang tinggi untuk menjadikan Solo Raya sebagai percontohan kawasan kelapa genjah nasional, khususnya di Sukoharjo.

“Untuk mendukung ini, sisa alokasi bantuan kelapa tahun ini 100 ribu pohon, kita fokuskan tanam di Sukoharjo karena lahan pekarangan masih tersedia luas dan respon masyarakat untuk tanam dengan pemiliharaan yang serius sangat tinggi. Dan juga pemerintah Sukoharjo memiliki komitmen serius untuk mengawalnya,” ucapnya.

Lebih lanjut Andi menegaskan untuk mewujudkan keberhasilan pembangunan kawasan kelapa genjah berbasis korporasi ini harus ada dukungan penuh dari pemerintah daerah. Perannya sangat penting yakni sinergi dalam pengawalan dan pendampingan untuk keberhasilan tanam hingga pengembangan ke depanya menghadirkan industri pengolahan.

“Kalau penanaman kelapa genjah ini tidak kita kawal, nanti akan menimbulkan masalah-masalah termasuk pengembangan ke depannya. Setelah memastikan pertumbuhanya, kita rencanakan juga tahun kebeberapa pengolahanya. Tahun depan kita bisa mulai melatih tenaga pengolahan kelapa menjadi gula semut dan minyak kelapa,” tuturnya.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo, Bagas Windaryatno mengatakan pemerintah daerah dan masyarakat sangat berterima kasih atas adanya bantuan pengembangan kelapa genjah untuk menciptakan sumber ekonomi baru di pedesaan. Hingga saat ini di tahun 2022, bibit kepala genjah yang telah ditanam 11.330 pohon, tidak hanya ditanam di Desa Sanggang tapi juga di desa lainya untuk memenuhi respon masyarakat yang mau menanam.

“Setelah pencanangan tanam oleh Presiden jokowi, respon masyarakat untuk tanam sangat tinggi, bahkan banyak yang menanyakan alokasi bantuan untuk mereka tanam. Kami bersama tim Direktorat Jenderal Perkebunan selalu turun monitor ke lokasi 2 minggu sekali mengecek apa saja yang kurang sehingga tidak ada penghambat tumbuhnya kelapa,” katanya.

“Alhamdulillah, kondisi tanaman kelapa tumbuh bagus, sudah muncul tunas baru dan dalam 3 bulan ke depan akan terlihat perkembanganya lagi. Kami yakin, Sukoharjo ke depan menjadi kawasan budidaya kelapa,” tambah Bagas.(Kementar RI).

Kunjungi Jatiluwih, Kementan Perkenalkan Praktik Pertanian Berkelanjutan ke Delegasi AMM G20

Laporan Baim

Jatiluwih,- Delegasi Agriculture Ministers Meeting (AMM) G20 melakukan field trip ke sawah terasering Subak Jatiluwih yang merupakan World Heritage di Desa Jatiluwih, Tabanan, Bali guna memperkenalkan praktik pertanian berkelanjutan dalam menghadapi tantangan perubahan iklim ekstrim. Kegiatan kunjungan ini merupakan penutup rangkaian acara Agriculture Ministers Meeting (AMM) G20 Indonesia tahun 2022 di Pulau Dewata.

Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian (Kementan), Kasdi Subagyono mengatakan Desa Jatiluwih merupakan salah satu daerah yang memiliki sawah terasering terbesar dan penghasil beras berkualitas tinggi. Desa ini dengan rice terrace atau subak yang dimilikinya telah dinobatkan sebagai objek agrowisata kelas dunia dan diakui sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO.

“Kita sama sama datang di Subak Jatiluwih mengundang semua delegasi Agriculture Ministers Meeting untuk bersama-sama kita hadiri ini memperkenalkan bahwa tempat ini sangat luar biasa . Selain sudah disampaikan bahwa ini adalah heritage dari UNESCO sejak tahin 2012,” demikian kata Kasdi yang mewakili Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pada kegiatan Field Trip tersebut, Kamis (29/9/22).

Kasdi menambahkan lahan pertanian di Desa Jatiluwih menerapkan sistem pertanian berbasis budaya yang ramah lingkungan dan menerapkan pertanian dengan mengantisipasi perubahan iklim (climate change) dengan sistem irigasi yang baik sehingga ketersediaan air selalu terjaga. Kemudian tempat ini merupakan lahan yang sudah dimodifikasi dari plotting area, lahan yang kemiringan dirubah menjadi teras.

“Dan lebih penting lagi terasnya digunakan untuk budidaya padi. Kalau biasanya di daerah Jawa atau di manapun yang dominan adalah lahan kering,” terangnya.

Tidak hanya itu, sambung Kasdu, Desa Jatiluwih juga memiliki kelompok tani yang sangat spesifik yakni tidak hanya berdasarkan kelembagaan kelompok tani, namun juga menerapkan adat istiadat di dalam mengelola sumber daya alam salah satunya air. Pada beberapa kesempatan FAO menyampaikan bahwa Desa Jatiluwih bisa menjadi contoh bagi provinsi lain bahkan negara lain.

“FAO di beberapa kesempatan sudah memberikan statement kepada Indonesia bahwa pertama pertanian Indonesia adalah menjadi best pratice bagi negara lain, secara global. FAO pun mengapresiasi capaian pertanian Indonesia karena dimasa pandemi mampu memberikan capaiannya luar biasa,” ucapnya.

Dalam kunjungan ini , para delegasi melihat langsung rice terrace yang telah menerapkan pengairan teratur yang diselenggarakan oleh masyarakat adat Bali. Delegasi juga turut menyaksikan peragaan menumbuk-padi, yang dilakukan dengan cara yang khas, sesuai tradisi petani setempat.

Diketahui, Pertemuan AMM G20 berlangsung di Bali dan dihadiri secara fisik dan virtual oleh 188 delegasi asing (168 hadir fisik), yang merupakan perwakilan seluruh anggota G20, 7 negara undangan, serta 8 organisasi internasional.(Kementan RI).

Kementan: Jaga Produksi Padi, Perketat Penanganan Penyakit Hawar dan Busuk Pelepah

Laporan Baim, Mk

Jakarta – Kementerian Pertanian (Kementan) turut memperketat penanganan serangan hama penyakit yakni penyakit hawar san busuk pelepah pada tanaman padi sebagai dampak dari cuaca ekstrim. Penanganan ini penting untuk menjaga produksi padi guna peningkatan stok beras nasional.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi mengatakan iklim ekstrim dan musim yang seringkali berubah dengan cepat seperti saat ini, biasanya diikuti oleh serangan hama penyakit, seperti penyakit hawar dan pelepah busuk pada tanaman padi. Karena itu, diperlukan penekanan pada aspek-aspek dampak perubahan iklim dan dampak serangan hama penyakit untuk mengurangi risiko kerugian.

“Langkah-langkah antisipasi, mitigasi, dan tindak penanganan terhadap penyakit ini harus segera disiapkan untuk meminimalisir risiko busuk, sehingga petani tidak menerima kerugian,” ujar Suwandi dalam kegiatan Bimbingan Teknis dan Sosialisasi (BTS) Propaktani episode ke-621 yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, dengan tema Pengelolaan Penyakit Hawar dan Busuk Pelepah Pada Tanaman Padi, Selasa (14/9/2022).

Perlu diketahui, penyakit hawar dan busuk pelepah merupakan salah satu penyakit utama yang sering menginfeksi tanaman padi di Indonesia. Penyakit yang dibawa oleh jamur Rhizoctonia sp dan Sarocladium orizae ini dapat menyebabkan jumlah gabah isi di setiap malai padi berkurang, sehingga apabila menyerang dalam jumlah banyak dapat berpengaruh pada penurunan jumlah produksi gabah.

Bersamaan, Guru Besar Pertanian IPB, Suryo Wiyono menjelaskan penyakit busuk pelepah yang disebabkan oleh patogen Sarocladium orizae. Perlu diketahui, selain Sarocladium orizae penyakit busuk pelepah juga dapat disebabkan oleh fusarium spp, burkholderia glumae, dan burkholderia fuscovagine.

“Penyakit busuk pelepah yang disebabkan oleh Sarocladium orizae dapat diidentifikasi melalui gejala yang ditimbulkan yaitu menyerang pada fase generatif tanaman, menyebabkan busuk pada pelepah dan malai padi, serta membuat bulir gabah berwarna hitam,” jelasnya.

Suryo menjelaskan penyakit busuk pelepah dapat menular melalui benih, percikan air, angin, dan luka akibat serangga. Menurutnya, terdapat beberapa faktor yang memengaruhi ketahanan tanaman padi terhadap serangan Sarocladium orizae, diantaranya ketinggian tempat, varietas, umur tanaman, kondisi suhu panas dan kelembaban tanaman, tanaman yang stress, serta tingkat kadar kalium.

“Dari penelitian yang dilakukan pada tahun 2018 di wilayah Karawang, varietas yang memiliki ketahanan paling tinggi terhadap serangan Sarocladium orizae adalah varietas IR – 42. Pada tahun tersebut indeks kejadian penyakit pada varietas IR – 42 sebesar 0 persen,” urainya.

Peneliti dari pusat riset tanaman pangan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Bambang Nuryanto memaparkan penyakit hawar pelepah padi yang disebabkan oleh Rhizoctonia solani Kuhn merupakan penyakit yang sangat mudah ditemukan, terutama di daerah pertanian padi yang intensif. Penyakit ini menginfeksi pelepah dan batang tanaman yang ditandai oleh adanya bercak-bercak berwarna kecoklatan atau orange dan warna putih di bagian tengahnya. Keparahan infeksi dapat meningkat pada tanaman yang rapat dan dipupuk menggunakan urea secara berlebihan.

“Terdapat beberapa langkah yang dapat digunakan untuk meminimalisir serangan penyakit hawar pelepah, yaitu pemilihan tipe tanaman tinggi, menggunakan benih unggul bersertifikat, memerhatikan sanitasi lingkungan persawahan, melakukan pemupukan dengan pupuk organik, khususnya kompos,” terangnya.

“Kemudian mengatur sistem pengairan menggunakan sistem parit keliling dengan penggenangan 1 kali seminggu. Pengendalian penyakit hawar pelepah ini harus dilakukan secara terpadu agar tingkat keberhasilannya semakin tinggi,” sambung Bambang.

Kementan Dorong Kelancaran Distribusi Pangan

Laporan Baim, Mk

Jakarta – Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), Suwandi menegaskan distribusi merupakan salah satu hal penting dalam mencapai ketahanan pangan. Setelah tahap mampu memproduksi, maka pangan harus didistribusikan secara baik agar tersedia bagi semua konsumen.

“Dengan distribusi pangan yang baik, diharapkan pangan dapat tersedia dalam jumlah yang cukup bagi masyarakat baik dari segi jumlah, mutu, dan keragamannya sepanjang waktu,” demikian dikatakan Suwandi dalam memberikan arahan pada webinar Bimbingan Teknis dan Sosialisasi Propaktani dengan tema Optimalisasi Pengelolaan Distribusi pada Industri Tanaman Pangan, Jakarta, Senin (12/9/2022).

Ia menjelaskan kecukupan pangan bagi masyarakat sangat penting karena berdampak pada terbentuknya ketahanan pangan dan pertumbuhan ekonomi. Ini meliputi ketersediaan pangan secara terus menerus, merata di setiap daerah dan terjangkau oleh daya beli masyarakat.

“Hal ini sesuai dengan arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo yang mengajak semua pihak bersama, berkontribusi terhadap upaya pencapaian ketahanan pangan,” beber Suwandi

Sementara itu, CEO PT. Marine Asia Pasifik, Mudjiyono Ridjan menyebutkan distribusi barang adalah sebuah pengelolaan pemindahan barang secara efisien dari tempat pembuatan ke tempat penjualan atau konsumsi. Manajemen distribusi meliputi kegiatan seperti pergudangan, penanganan bahan, pengemasan, pengendalian stok, pemrosesan pesanan, dan transportasi.

“Distribusi ini dapat diibaratkan sebagai jembatan, yaitu jembatan dari produsen ke konsumen. Ketika kita mengelola sistem distribusi, kita harus melibatkan semua faktor dan pemangku kepentingan yang ada di dalam saluran distribusi,” sebutnya.

Mudjiyono menjelaskan manajemen distribusi melayani fungsi utama untuk memastikan produk atau layanan tersedia bagi konsumen dalam jangkauan keinginannya. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa produk atau layanan tersedia untuk konsumen, terkait dengan waktu yang diinginkan konsumen, tempat yang diinginkan, dan cara yang diinginkan untuk dapat memuaskan konsumen.

“Ketiga faktor inilah yang harus kita olah menjadi satu layanan, satu paket yang komplit, atau istilahnya one stop service, sehingga kita harus responsif, kapan mereka butuhkan harus kita suguhkan. Itu tidak terlepas dari kecepatan pelayanan distribusi,” jelasnya.

Managing Director Logisticsplus International, Mochammad Taufik Natsir
mengatakan manajemen distribusi sangat penting untuk dapat menarik banyak konsumen baru. Distribusi yang baik dapat meningkatkan penjualan yang mana mendorong penambahan jumlah pendapatan dan profit bisnis dengan signifikan, dapat mengevaluasi posisi pasar bisnis melalui pemanfaatan sumber daya distribusi yang efisien, meningkatkan kualitas layanan pelanggan yang pada gilirannya dapat membantu perusahaan membangun hubungan yang baik dengan pelanggan dan meningkatkan kepuasan maupun loyalitas pelanggan.

“Diharapkan dengan distribusi ini ada efisiensi yang dapat dilakukan dalam proses distirubusi itu sendiri. Distribusi akan efektif untuk meningkatkan profit bisnis. Kemudian dapat meningkatkan citra dan reputasi brand perusahaan di pasar,” cetusnya.

Sekretaris DPD APTRINDO Jawa Barat, Budi Setiawan, menjelaskan setiap pergerakan barang atau produk di perantara terdapat perhitungan MPP (Marjin Pedagangan dan Pengangkutan). MPP adalah selisih nilai penjualan dan nilai pembelian komoditas sebagai kompensasi pedagang yang menjadi penyalur komoditas. Semakin tinggi MPP menunjukkan saluran distribusi semakin panjang dan kurang efisien sehingga dapat merugikan produsen dan konsumen.

“Terlalu panjangnya saluran distribusi yang akan merugikan tersebut dapat disiasati dengan bagaimana strategi distribusi yang dibuat sehingga kita bisa menekan cost distribusi dan transportasi sehingga memberikan produk yang kompetitif. Bukan berarti panjangnya MPP ini serta merta bisa memicu tingginya harga. Kita bisa bisa melakukan strategi yang menggunakan teknologi saat ini,” jelas Budi.

DUKUNG KETAHANAN PANGAN NASIONAL, DANLANAL DENPASAR PIMPIN TANAM BIBIT SORGUM DI POSAL NUSA PENIDA

Laporan Baim

Denpasar – Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Denpasar menggelar pelaksanaan Gerakan Penanaman bibit Sorgum Nasional Tahun 2022 dengan tema “Melalui Penanaman Sargum Nasional TNI AL Bersama Rakyat Siap Membangun Kejayaan Maritim Untuk Indonesia Bangkit Lebih Cepat Bangkit Lebih Kuat”. Kegiatan yang dipimpin oleh Wakasal Laksamana Madya TNI Ahmadi Heri Purwono, S.E., M.M., terpusat dari desa Mekar Wangi Kec. Cariu Kabupaten Bogor Jawa Barat, Jumat (9/9/2022).

Penanaman bibit sorgum tersebut dilakukan untuk menyambut hari ulang tahun (HUT) TNI Angkatan Laut (AL) ke-77 yang jatuh pada 10 September 2022.

Hadir dalam kegiatan tersebut Komandan Lanal Denpasar Kolonel Marinir I Dewa Nyoman Gede Rake Susilo, S.E., Ketua Cabang 10 Korcab V DJA II, Bupati Klungkung diwakili Kadis Perikanan, Dandim Klungkung, Kajari Klungkung, Camat Nusa Penida, Kapolsek Nusa Penida, Danramil Nusa Penida, Kakancab Kajari Nusa Penida, Kadis Pertaniaan Kelungkung, Kantor Pos SAR Nusa Penida, Ka KSOP Nusa Penida, Kepala Desa Suana, Kadus Calagilandan, Kadus Semaya, Kadus Karangsari, Kadus Kelemahan dan tamu undangan lainnya.

Komandan Lanal Denpasar Kolonel Marinir I Dewa Nyoman Gede Rake Susilo S.E., dalam sambutannya mengatakan penanaman bibit sorgum diselenggarakan secara serentak di 77 titik diseluruh Indonesia.

Kegiatan ketahanan pangan dalam rangka memperingati ke-77 TNI AL Tahun 2022 ketahanan pangan dilaksanakan secara serentak melalui video conference di 77 lokasi satkorwil dan non subwil TNI AL terpusat di desa Mekarwangi kecamatan Cariu kabupaten Bogor yang dipimpin oleh Bapak Wakasal.

Kegiatan ketahanan pangan ini merupakan salah satu upaya TNI AL dalam mendukung program pemerintah menjamin ketersediaan bahan pangan kepada prajurit TNI AL dan masyarakat umum yang diarahkan pada penyiapan RAK Juang yang tangguh bagi kehidupan pertahanan negara.

Selain itu kegiatan ini juga bertujuan untuk memanfaatkan lahan kosong TNI AL untuk pertanian sehingga dapat terlaksanakan kerjasama satker TNI AL dengan masyarakat agar berperan aktif dalam kegiatan ketahanan pangan.

Pada kesempatan ini pula kami menyampaikan ucapan terima kasih dan aspirasi yang tinggi kepada panitia dan seluruh peserta yang ikut berpartisipasi pada acara ini, pungkas Danlanal.

Pelaksanaan penanaman sorgum secara serentak di 77 titik di seluruh nusantara sedangkan untuk Wilayah kerja Lanal Denpasar dilaksanakan di lahan Posal Nusa Penida, Kabupaten Klungkung Bali. (Pen Lanal Denpasar)

Di Solo Raya, Presiden RI Canangkan Tanam Kelapa Genjah 1 Juta Batang Se Indonesia

Laporan Baim, Mm

SOLO – Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Negara Iriana bersama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melakukan tanam kelapa genjah di Solo Raya yakni Sukoharjo, Boyolali dan Karanganyar guna mencanangkan penanaman kelapa genjah 1 juta batang se Indonesia. Program strategis ini dikucurkan untuk memperkuat sektor pertanian sebagai bantalan perekonomian menghadapi krisis pangan global dan memperkuat ketahanan pangan sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat dengan mengoptimalkan lahan pekarangan dan hamparan.

“Kita tahu saat ini dunia dilanda krisis pangan. Orang berada di kekurangan pangan akut dan kelaparan di beberapa sudah mulai. Diperkirakan kalau ini tidak ada solusi, akan masuk ke 300 juta lebih orang kekurangan pangan dan kelaparan. Inilah kenapa lahan-lahan tidak produktif diproduktifkan sehingga rumah tangga bisa tanam kelapa, cabai dan lainnya agar tidak kekurangan pangan,” demikian dikatakan Presiden Jokowi pada pencanangan penanaman kelapa genjah di Desa Sanggang, Kecamatan Bulu, Sukorharjo, Kamis (11/8/2022).

Jokowi menjelaskan penanaman kelapa genjah secara nasional 1 juta batang yang diintegrasikan dengan budidaya cabai, jagung dan peternakan merupakan salah satu terobosam pemanfaatan lahan pekarangan dan hamparan untuk menyediakan pangan sekaligus meningkatkan pendapatan rumah tangga. Pengembangan kelapa genjah akan memberikan hasil kurun waktu 2,5 hingga 3 tahun kemudian.

“Jadi 1 pohon kelapa genjah ini menghasilkan 120 sampai 180 buah kelapa per pohon per tahun. Ini bisa diolah menjadi gula semut dan minyak kelapa, kelapa segarnya pun bisa langsung dijual. Oleh karena itu, yang paling penting setelah tanam ini kita siapkan industrinya di desa yang ada kelapanya dalam jumlah yang banyak,” jelasnya.

“Sehingga menambah income masyarakat dan lahan-lahan yang tidak produktif, pekarangan dan lainnya bisa ditanami kelapa genjah. Di Sukoharjo diberikan kelapa genjah 110 ribu, Boyolali 58 ribu dan Karanganyar 59 ribu batang. Dan juga diberikan ke provinsi-provinsi lainnya,” pinta Jokowi.

Sementara itu, Mentan SYL mengatakan pengembangan kelapa genjah menjadi harapan baru untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional, menurunkan pengeluaran dan meningkatkan pendapatan rumah tangga dan mengembangkan ekonomi wilayah di tengah tantangan krisis pangan dunia. Karena itu, tentunya tidak hanya sampai kegiatan tanam, industri pengolahanya pun ke depannya disiapkan sehingga menghasilkan produk turunan kelapa yang bernilai jual tinggi seperti minyak kelapa dan gula semut.

“Menindaklanjuti arahan Bapak Presiden Jokowi, kami mengembangkan kelapa genjah 1 juta secara nasional. Kita tingkatkan perekonomian rumah tangga. Peran ibu-ibu dalam program kelapa genjah ini sangat utama, jadi memberdayakan ibu-ibu untuk tambah pendapatan dan kesejahteraan. Harga kelapa genjah pandan wangi di Amerika mencapai Rp 80.000 hingga Rp 120.000 per buah yang dipackeging dengan bagus,” bebernya.

Direktur Jenderal Perkebunan, Andi Nur Alam Syah menambahkan implementasi pengembangan kelapa genjah ini dilakukan secara klaster dan integrasi sehingga menjadi pemicu dan memperkuat pengembangan komoditas pertanian lainnya yang meningkatkan pendapatan masyarakat. Klaster perkebunan-tanaman pangan dengan integrasi kelapa dengan jagung, Kelapa dengan Kedelai yang dilakukan pada lahan hamparan atau kawasan.

“Kemudian, klaster perkebunan-hortikultura yakni integrasi kelapa dengan cabai, kelapa dengan nanas. Penanaman kelapa pada klaster ini dilakukan di pekarangan. Dan klaster perkebunan-peternakan, yakni integrasi kelapa dengan ayam. Penanamanya dilakukan di pekarangan rumah,” ungkapnya.

Perlu diketahui, varietas kelapa genjah yang dikembangkan meliputi Entog, Kuning Nias, Kuning Bali, Pandan Wangi, Kopyor.

Stok Beras April 10,15 Juta Ton, IRRI-Akademisi Apresiasi Survei Kementan-BPS

Laporan Baim, Mk

JAKARTA – Ilmuan Laison Scientist dari International Rice Research Institute (IRRI Representatif) Indonesia, Hasil Sembiring merespon positif survei cadangan beras nasional 2022 (SCBN22) yang dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan) dan Badan Pusat Statistik (BPS) selama masa tanam dan panen tahun ini. Angka hasil survei SCBN mencatat stok beras April 2022 sebesar 10,15 juta ton dan setiap hari dan bulan ada panen dengan kondisi harga stabil.

Menurut Hasil, survei tersebut merupakan jawaban pasti terhadap berbagai polemik data yang selama ini menjadi persoalan. Dia mengapresiasi karena stok dan ketersediaan beras nasional sampai bulan April 2022 dalam keadaan cukup dan pemerintah juga mampu menjaga harga dengan stabil.

“Saya pikir ini prestasi besar dari jajaran Kementan yang menginisiasi informasi perbatasan kita sehingga para pembuat keputusan itu bisa membuat keputusan yang tepat,” ujar Hasil, Rabu, 10 Agustus 2022.

Sebagaimana diketahui, BPS memastikan stok beras pada 30 April 2022 mencapai 10,15 juta ton. Stok tersebut merupakan stok yang paling tinggi apabila dibandingkan dengan periode lainnya berdasarkan survei konversi beras. Adapun stok beras yang ada di rumah tangga pada periode Maret-Juni masing-masing sekitar 6 juta ton beras.

Jadi, stok beras terbesar yang ada saat ini masih disimpan dalam bentuk gabah kering panen dan gabah kering giling. Jika dikonversi ke beras jumlahnya sekitar 6 juta ton. Stok tersebut disimpan dalam bentuk beras pada periode Maret-Juni yang masing-masing sebanyak 3 juta ton.

Hasil menjelaskan penghitungan beras dengan menggunakan metode krangka semple area (KSA) merupakan penghitungan yang tepat dan tidak diragukan validitasnya. Karena itu, Hasil mendorong agar survei ini bisa dilakukan secara berkelanjutan baik pada masa tanam maupun panen.

“Kalau bisa frekuensi surveinya ditambah agar kita bisa menghitung berapa produksi yang dilakukan. Menurut saya ini harus lakukan lebih sering dan bila perlu per pulau atau per provinsi sehingga kita bisa mendapatkan informasi yang lebih akurat ke depannya,” terangnya.

Guru Besar Universitas Lampung, Bustanul Arifin juga menyambut baik survei SCBN 2022 ini. Menurutnya, survei tersebut bisa menjadi panduan awal dalam melakukan produksi ke depan. Meski demikian, sebaiknya kata Bustanul Indonesia mulai mendiversifikasi pagan lokal dan mengkonsumsinya secara baik dan merata di seluruh Indonesia, mengingat konsumsi beras nasional masih terbilang tinggi.

“Saya melihat data yang disampaikan Bapak Deputi BPS bahwa beras yang disimpan masyarakat itu sangat besar dan sangat dominan. Inilah saatnya kita juga memperbesar porsi diversifikasi pangan lokal,” katanya.

Sementara itu, Ketua Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi Dan Beras Indonesia (Perpadi) Sutarto Ali Muso memastikan survei keseluruhan yang dilakukan Kementan dan BPS merupakan pijakan penting dalam mengambil keputusan baik di pusat maupun di daerah. Perpadi tidak meragukan data yang dikeluarkan sehingga survei semacam ini bisa dilakukan secara lebih rutin dengan mengikuti setiap musim panennya.

“Apalgi dia melihat panen beras terjadi setiap bulan dan produksi nasional tumbuh dengan baik. Yang pasti penggilingan padi dan pengusaha beras Indonesia menyambut baik atas keluarnya data Kementan dan BPS dalam rangka melihat stok di lapangan. Data ini sebenarnya data yang ditunggu oleh semua pihak,” katanya.

“Saran kami tentunya perlu dilakukan dalam satu tahun beberapa kali survei, khususnya dalam beberapa bulan ke depan, dimana ada pelaksanaan panen. Disisi lain, saya bersyukur, Alhamdulillah sampai hari ini tidak terjadi gejolak harga karena semuanya terkendali,” pinta Sutarto.

Bersamaan, Dekan Fakultas Pertanian UGM, Andi Trisyono pun menyampaikan terimakasih atas hasil survei yang dilakukan Kementan dan BPS. Dia melihat, data ini telah meyakinkan banyak orang dalam menentukan produksi yang lebih besar. Apalagi, Indonesia memiliki perangkat teknologi dan mekanisasi yang bisa mendukung peningkatan produksi.

“Terus terang perasaan yang senang karena hasil sirvei dilakukan dengan baik sehingga saya dan juga masyarakat Indonesia mengetahui kondisi perbatasan kita,” katanya.

Dekan Pertanian Universitas Sebelas Marat, Samanhudi mengapresiasi kinerja pertanian Indonesia yang mampu meningkatkan produksi beras nasional segingga dalam kurun waktu tiga tahun Indoensia sudah tidak melakukan impor.

“Saya memberikan apresiasi kepada kinerja Kementan sehingga dalam tiga tahun ini Indonesia sudah tidak impor beras. Saya kira ini prestasi yang sangat luar biasa. Jadi kami sebagai insan perguruan tinggi menyambut baik Kerjasama yang dilakukan ini,” katanya.

Samanhudi menambahkan, survei cadangan beras nasional yang dilakukan ini harus menjadi pijakan bersama baik pusat maupun daerah. Data ini secara umum sangat valid karena sudah menggunakan krangka sempel area.

“Data cadangan berat kita ini sangat valid dan sudah tidak ada lagi perbedaan. Jadi jangan lagi ada kebingungan dan jangan ada keraguan. Semua sudah jelas stok kita aman dan terkendali,” katanya.

Perlu diketahui, produksi beras nasional pada tahun 2019 mencapai 31,31 juta ton, meningkat di tahun 2020 menjadi 31,36 juta ton dan di tahun 2021 sebesar 31,33 juta ton. Disisi lain, ekspor pertanian dari tahun ke tahun juga mengalami kenaikan yang diikuti kenaikan NTP maupun NTUP.

Wujudkan Ketahanan Pangan, Kodam XVIII/Kasuari Jadikan Lahan Tidur Bertanam Jagung

Laporan Baim

Manokwari – Dalam rangka menciptakan Ketahanan pangan yang merupakan salah satu faktor penentu dalam stabilitas nasional suatu negara baik di bidang ekonomi, keamanan, politik dan sosial, Kodam XVIII/Kasuari dengan jajarannya canangkan secara serentak pemanfaatan lahan tidur sebagai kebun jagung, di Kampung Guintui, Warmare, Manokwari, Papua Barat, senin (8/8/2022).

Pangdam XVIII/Kasuari, Mayjen TNI Gabriel Lema, S.Sos., dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan hari ini merupakan arahan langsung dan merupakan program Pemerintah pusat berkaitan dengan pertanian yang lebih dikenal dengan ketahanan pangan.

“Ini merupakan kekuatan paling utama dan paling kuat dalam kehidupan, bukan saja bagi bangsa Indonesia namun bagi seluruh manusia. Terlepas dari adanya perkembangan dan sisi teknologi namun sejatinya hidup kita berasal dari tanah, perkembangan situasi secara Global pada sekarang ini mau tidak mau kita kembali melihat pada hakekat kehidupan kita yaitu tanah ini,” ucapnya.

Disamping itu, dengan adanya gejolak dunia berkaitan dengan perang yang dilaksanakan oleh Ukraina dan Rusia akhirnya membuat kehidupan dengan teknologi canggih perlu disadari bahwa hakikat dasar hidup dari tanah ini tidak boleh ditinggalkan.

“Dengan demikian, tidaklah berlebihan bahwa Presiden mengajak kita, seluruh elemen bangsa untuk memantapkan kekuatan jati diri bangsa ini agar menjadi idola, primadona dan kita harus segera lakukan selagi dalam kondisi yang baik dengan demikian program ini dijawab secara utuh oleh TNI Angkatan Darat lewat ketahanan pangan yaitu “Ayo Tanam”.

“Sehubungan dengan itu hari ini Kodam mengadakan pencanangan ketahanan pangan dengan penanaman komoditi yang menjadi jatidiri kita yaitu jagung,” ungkapnya.

Saat ini Kodam coba merancang untuk memanfaatkan lahan-lahan yang dimiliki, untuk dijadikan lahan yang produktif dalam menopang program ketahanan pangan.

“Mudah-mudahan ini menjadi contoh bagi masyarakat dan setelah ini kita lakukan ke depannya kita akan lanjutkan bersama Pemerintah Daerah lainnya dan masyarakat Papua Barat,” kata Pangdam.

Sementara itu, Yoam Ullo Tokoh Pemuda Kampung Guintui, mewakili masyarakat kampung setempat menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas apa yang Kodam XVIII/Kasuari lakukan saat ini.

“Mewakili masyarakat yang berada di sekitar perkebunan yang pertama, saya menyampaikan terima kasih dan mengapresiasi karena kebun percontohan ini merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat buat kami warga Arfak”.

“Kami akan berusaha melakukan atas contoh apa yang telah diberikan para prajurit TNI khususnya Kodam XVIII/Kasuari kepada kami semua. Setelah ini kami akan menanami lahan-lahan kosong kami dengan tanaman jagung sayur-sayuran sehingga kami juga bisa mendapatkan hasil dan menambah perekonomian masyarakat,” ujar Yoam.

Ikut dalam kegiatan ini, Kasdam XVIII/Kasuari, para pejabat Kodam, Kepala Suku Besar Arfak, Dominggus Mandacan, pejabat Pemda Manokwari, Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Daerah XVIII/Kasuari beserta pengurus.

(Pendam XVIII/Ksr)

Mentan SYL Tinjau Lokasi Pengembangan Kelapa Genjah di Karanganyar

Laporan Baim,Mm

Karanganyar – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) meninjau persiapan lokasi pengembangan kelapa genjah di Desa Rejosari, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar. Dalam program pengembangan kelapa genjah 1 juta batang nasional, Kementerian Pertanian (Kementan) mengalokasikan untuk Kabupaten Karanganyar sebanyak 59.000 batang.

“Kami datang ini bukan untuk tanam, tapi atas perintah Bapak Presiden Jokowi untuk meninjau persiapan lokasi pengembangan kelapa genjah baik pekarangan maupun hamparan serta kesiapan logistik benih. Kita siapkan semuanya untuk nantinya diagendakan Pak Presiden yang tanam,” demikian dikatakan Mentan SYL pada peninjau tersebut, Sabtu (6/8/2022).

Mentan SYL menjelaskan pengembangan kelapa genjah merupakan program yang diperintahkan Presiden Joko Widodo sebagai upaya memperkuat sektor pertanian menghadapi krisis pangan global sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat dan mengembangkan ekonomi wilayah. Implementasi pengembangan kelapa genjah diintegrasikan dengan komoditas pertanian lainnya seperti cabai, kedelai jagung dan ternak.

“Persiapan lokasi hamparan ini sudah mantap, yang terpenting dimantapkan lagi disetiap pekarangan rumah sepanjang jalan disiapkan untuk ditanami kelapa. Tanaman selanya kita tanam cabai. Untuk di hamparan, tanam jagung dan kedelai,” jelasnya.

“Kita tingkatkan perekonomian rumah tangga. Peran ibu-ibu dalam program kelapa genjah ini sangat utama, jadi memberdayakan ibu-ibu untuk tambah pendapatan dan kesejahteraan. Saya minta alokasi pengembangan kelapa genjahnya untuk Karanganyar ini 1.000 hektar dan ditanam di 10.000 kepala keluarga,” pinta SYL.

SYL optimis pengembangan kelapa genjah dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh karena itu, ia meminta masyarakat untuk benar-benar serius membudidayakan kelapa yang dibarengi budidaya cabai, jagung dan kedelai.

“Harga kelapa genjah pandan wangi di Amerika mencapai Rp 80.000 hingga Rp 120.000 per buah yang dipackeging dengan bagus. Dan kita kan makan tahu-tempe, jadi kalau tanam kedelai di sela kelapa, petani kan dapat peningkatkan pendapatan. Kami siapkan pendampingan sehingga ini berjalan dan berhasil hingga nanti kita bisa ekspor kelapa,” ucapnya.

Bersamaan, Dirjen Perkebunan, Andi Nur Alam Syah mengungkapkan pengembangan kelapa genjah di Kabupaten Karanganyar dilakukan dua cara bertindak yakni pekarangan sebanyak 67% dan kawasan/hamparan 33%. Targetnya yakni masyarakat dapat menghasilkan produk kelapa yang memiliki nila tambah dan jual tinggi.

“Di Karanganyar ini kita tanam kelapa genjah pandan wangi. Calon petani dan calon lahanya sudah siap, begitu juga kesiapan bibit. Kondisi saat ini sudah siap tanam baik di pekarangan maupun hamparan,” ujarnya.

“Produk kelapanya nanti kita capai yaitu gula semut da kelap segar. Estimasi produksi gula semut 222 ton pertahun nilainya Rp 5,56 miliar pertahun dan kelapa segar 144 ribu butir pertahun, nilainya Rp 2,86 miliar pertahun,” tambah Nur Alam.

Kunjungi Sukoharjo, Mentan SYL Cek Persiapan Pengembangan Kelapa Genjah 1 Juta Batang

Laporan Baim,Mm

Sukuharjo – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) terus mengimplementasi program strategis guna memperkuat sektor pertanian sebagai bantalan perekonomian menghadapi krisis pangan global dan memperkuat ketahanan pangan sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat. Salah satu program andalannya, mengembangkan kelapa genjah 1 juta batang secara nasional tahun 2022-2023.

“Menindaklanjuti arahan Bapak Presiden Joko Widodo untuk pengembangan kelapa genjah 1 juta batang secara nasional, kami menjadikan Solo Raya yakni Sukoharjo, Karanganyar dan Boyolali sebagai salah satu sentra produksi kelapa genjah.
Kehadiran kami hari ini untuk peninjauan, mengecek persiapan penanaman dan lokasi baik pekarangan maupun hamparan serta kesiapan logistik benih,” demikian dikatakan Mentan SYL dalam peninjauan kesiapan lokasi penanaman kelapa genjah sebar bersama Bupati Sukoharjo, Etik Suryani, Kapolres Sukoharjo, AKBP Wahyu Nugroho dan Dandim 0726/Sukoharjo, Letkol Inf Agus Adhy Darmawan di Desa Sanggang, Kecamatan Bulu, Sukoharjo, Jumat (5/8/2022).

Mentan SYL menjelaskan pencanangan penanaman kelapa genjah 1 juta batang akan dilakukan Presiden Joko Widodo dalam beberapa waktu ke depannya. Diperoleh hasil peninjauan di Kabupaten Sukoharjo, kondisi lahan dan benih sudah siap untuk dilakukan penanaman.

“Bu Bupati Sukoharjo menyampaikan sudah menyiapkan lahan 1.000 hektar dan 10.000 kepala keluarga. Calon petani calon lahan penerima bantuan dan stok benih kelapa pun sudah siap, sudah tersebar di lokasi, siap ditanam,” ungkapnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perkebunan, Kementan, Andi Nur Alam Syah menambahkan konsep pengembangan kelapa genjah yakni penanamanya dilakukan di pekarangan sebanyak 60% dan kawasan/hamparan 40%. Kementan saat ini telah menyiapkan pengembangan kelapa genjah 200.000 batang di Solo Raya meliputi Kabupaten Sukoharjo sebanyak 83.000 batang, Karanganyar 59.000 batang dan Boyolali 58.000 batang secara bertahap di tahun 2022 hingga 2023.

“Pengembangan kelapa genjah menjadi harapan baru untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional, menurunkan pengeluaran dan meningkatkan pendapatan rumah tangga dan mengembangkan ekonomi wilayah. Karena itu, tentunya tidak hanya sampai kegiatan tanam, industri pengolahanya pun ke depannya disiapkan sehingga menghasilkan produk turunan kelapa yang bernilai jual tinggi seperti minyak kelapa dan gula semut,” jelasnya.

Lebih lanjut Nur Alam menjelaskan implementasi pengembangan kelapa genjah ini dilakukan secara klaster dan integrasi sehingga menjadi pemicu dan memperkuat pengembangan komoditas pertanian lainnya yang meningkatkan pendapatan masyarakat. Klaster perkebunan-tanaman pangan dengan integrasi kelapa dengan jagung, Kelapa dengan Kedelai yang dilakukan pada lahan hamparan atau kawasan.

“Kemudian, klaster perkebunan-hortikultura yakni integrasi kelapa dengan cabai, kelapa dengan nanas. Penanaman kelapa pada klaster ini dilakukan di pekarangan. Dan klaster perkebunan-peternakan, yakni integrasi kelapa dengan ayam. Penanamanya dilakukan di pekarangan rumah,” terangnya.

Dirjen termuda ini menegaskan target output pengembangan kelapa genjah ini yaitu masyarakat dapat menghasilkan produk kelapa yang memiliki nila tambah dan jual tinggi. Buah kelapa genjah dapat diolah menjadi gula kelapa/semut dan minyak kelapa, sementara kelapa segar untuk memenuhi kebutuhan daerah pariwisata sehingga pendapatan masyarakat meningkat.

“Untuk mendukung ini, Kementan tak hanya menyalurkan bibit unggul, tapi juga memberikan bantuan membangun kebun bibit bagi masyarakat. Dengan begitu, ketersediaan bibit ke depannya mudah diperoleh dan budidaya kelapa genjah semakin berkembang secara mandiri dari hulu hingga hilirnya,” tandas Nur Alam.

Perlu diketahui, varietas kelapa genjah yang dikembangkan meliputi Entog, Kuning Nias, Kuning Bali, Pandan Wangi, Kopyor. Sebaran pengembangan kelapa genjah 1 juta batang nasional selain di Solo Raya, dilakukan juga di berbagai daerah.

Pangdam Hasanuddin Tanam Jagung Perdana di Kabupaten Soppeng

Laporan Baim

Soppeng – Pangdam XIV/Hasanuddin Mayjen TNI Andi Muhammad Bau Sawa Mappanyukki, S.H., M.H., didampingi Ketua Persit Kartika Chandra Kirana PD XIV/Hasanuddin Ny. Amelia Andi Muhammad, menghadiri kegiatan penanaman jagung yang dilaksanakan di Medde, Kecamatan Marioriawa, Kabupaten Soppeng. Senin (01/08/2022).

Kegiatan penanaman jagung ini merupakan salah satu upaya pemerintah dalam rangka untuk meningkatkan produksi pertanian dan ketahanan pangan khususnya komoditas jagung guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi para petani.

Di awal sambutannya Pangdam menjelaskan mengenai kondisi jumlah penduduk Indonesia yang saat ini telah mencapai kurang lebih 200 juta jiwa, yang tentu berpengaruh dengan semakin dibutuhkannya bahan pangan dengan jumlah yang besar, sehingga menuntut pemerintah untuk lebih memprioritaskan upaya meningkatkan produksi tanaman pangan dalam jumlah yang cukup besar namun dengan harga yang terjangkau.

“Guna mengatasi kendala-kendala tersebut, salah satu alternatif upaya yang dapat dilakukan adalah mengembangkan tanaman jagung sesuai dengan kondisi lokasi daerah yang dipadukan dengan teknologi baru sehingga nantinya dapat mempersempit kesenjangan di bidang pangan antar wilayah,” tuturnya.

“Terkait dengan penanaman jagung di daerah ini, maka Kodam XIV/ Hasanuddin melalui jajaran Komando Kewilayahan yang ada di daerah merasa terpanggil untuk melakukan kegiatan ini, sebagai wujud dukungan TNI AD terhadap program pemerintah dalam meningkatkan ketersediaan pangan khususnya di Kabupaten Soppeng sebagai daerah yang sangat produktif untuk bercocok tanam khususnya jagung,” Lanjutnya.

“Hari ini juga dilaksanakan penyerahan bibit jagung secara simbolis kepada para kelompok tani dengan harapan agar bibit tersebut dapat dikembangkan secara baik dan bertanggung jawab, guna mendorong perekonomian di Desa Patampanua Kecamatan Marioriawa ini,” Tandasnya.

“Kita berharap, melalui kegiatan ini program peningkatan ketahanan pangan nasional disektor pertanian khususnya di wilayah Sulawesi Selatan semakin mampu ditingkatkan, sehingga hasil target yang diinginkan dapat tercapai secara maksimal,” Sambungnya.

Selanjutnya, terkait dengan masa pengabdian Mayjen Andi di lingkungan TNI AD, dalam waktu dekat akan berakhir, maka pada kesempatan ini Cucu langsung dari Raja Bone yang Ke-32 ini, menyampaikan bahwa Old soldiers never die, They just fade away yang artinya Prajurit tua tidak pernah mati, mereka hanya memudar.

“Motto ini memberikan makna mendalam bahwa semangat perjuangan pensiunan TNI AD atau para Purnawirawan, tidak akan pernah lekang oleh waktu dan tidak akan pupus oleh gerak perubahan zaman,” Katanya.

“Walaupun nantinya saya sudah tidak berdinas secara resmi di TNI AD, tapi semangat pengabdian pada nusa dan bangsa tidak akan pernah luntur dan saya akan selalu ikut andil untuk mengambil bagian selama hayat masih di kandung badan dalam konteks pengabdian kepada Bangsa dan Negara Indonesia,” Cetusnya.

“Saya akan selalu hadir apabila rakyat dan negara membutuhkan, karena saya telah ditakdirkan terlahir sebagai pemilik darah pejuang, darah Ulama, darah pemimpin, bahkan juga darah Pahlawan, karenanya saya sudah membulatkan tekad untuk melanjutkan misi leluhur saya agar bisa selalu bermanfaat demi bangsa dan negara, khususnya masyarakat Sulawesi Selatan,” Tutupnya.

Turut hadir, Danrem 141/Tp Brigjen TNI Djashar Djamil, S.E, M.M., Bupati Soppeng H. Andi Kaswadi Razak, S.E., Asintel Kolonel Inf Wirawan Eko Prasetyo, S.E., M.H., Aster Kolonel Arh Wirawan Yanuartono, S.Sos., M.Sos., Kapendam Kolonel Inf Rio Purwantoro, S.H., Dandim 1423/Soppeng Letkol Inf Sigit Suhendro Hadi K, S.T., M.Tr (Han) dan Kapolres Soppeng AKBP Santiaji Kartasasmita, S.I.K.

(Pendam XIV/Hsn)

5 Strategi Kementan Tingkatkan Produksi Gula Konsumsi Nasional

Laporan Baim,Mm

Subang – Kementerian Pertanian terus melakukan upaya peningkatan produksi gula konsumsi melalui pola ekstensifikasi maupun intensifikasi. Hal itu disampaikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat melakukan olah tanah, tanam dan panen tebu di Desa Pasirbungur Kecamatan Purwadadi Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Menurut Mentan, olah tanah, tanam dan panen tebu yang dilakukan hari ini, Jumat (29/7) merupakan tindak lanjut instruksi Presiden Joko Widodo kepada jajarannya, khususnya Menteri Pertanian dan Menteri BUMN ketika rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta beberapa waktu lalu untuk mempersiapkan berbagai langkah yang perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan gula nasional sesegera mungkin.

“Bapak Presiden men-challange bahwa kita punya lahan masih cukup tersedia. Kita punya kemampuan untuk menghadirkan varietas yang bagus, bahkan beliau sudah mempersiapkan permodalan dalam skema KUR,” kata Mentan.

Bupati Subang, Ruhimat yang turut mendampingi mengatakan bahwa luas lahan yang ada di wilayahnya kurang lebih 220 ribu, di mana 60 persen dimiliki BUMN.

“Salah satu contoh, areal milik Perhutani itu masih ada yang satu spotnya saja mungkin dua kali yang ada di PG Rajawali ini Pak Menteri,” ungakap Ruhimat.

Untuk diketahui, produksi gula nasional Tahun 2021 mencapai 2,35 juta ton atau naik 10,3 persen dibandingkan produksi Tahun 2020 yang sebesar 2,13 juta ton. Produksi tersebut berasal dari produksi giling tebu dalam negeri oleh pabrik gula dan dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan gula konsumsi sebesar 3,2 juta ton, sehingga masih dibutuhkan tambahan produksi untuk swasembada sebesar 850 ribu ton Gula Kristal Putih (GKP).

Direktur Jenderal Perkebunan, Andi Nur Alam Syah menyampaikan bahwa untuk mengejar kebutuhan gula konsumsi nasional, pihaknya sudah menyiapkan lima strategi, yaitu identifikasi kesesuaian lahan baru untuk tebu, pemanfaatan lahan HGU yang terlantar, revitalisasi pabrik gula, investasi pabrik gula baru, dan perbaikan pola kemitraan antara pabrik gula dengan petani tebu.

“Ke depan, untuk memenuhi kekurangan 850 ribu ton itu, kami akan melakukan penanaman lahan baru seluas 75 ribu ha dengan pemanfaatan lahan Perhutani ataupun pada lahan HGU yang terbengkalai,” imbuh Andi.

Selain penanaman, Andi juga menambahkan pendekatan intensifikasi dilakukan melalui bongkar ratoon seluas 75 ribu ha dan rawat ratoon seluas 125 ribu ha.

“Dari perluasan, bongkar dan rawat ratoon tersebut diharapkan mampu memberikan tambahan produksi serta menaikan produktivitas sehingga kekurangan sebesar 850 ribu ton GKP tersebut dapat terpenuhi,” pungkasnya.

Hadapi Tantangan Global, Mentan SYL Genjot Produksi Bibit Berskala Besar

Laporan Baim

Suka Bumi – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mendorong pengembangan produksi bibit pertanian bernilai ekonomi tinggi atau ekspor berskala besar di antaranya kopi dan kakao untuk memenangkan tantangan krisis pangan dan energi ke depan. Oleh karena itu, mantan Gubernur Sulsel dua periode ini meminta jajaranya untuk menyiapkan bibit kopi di tahun 2022 ini sebanyak 3 juta pohon untuk meningkatkan nilai ekspor ke depannya.

“Tadi saya mencoba kopi rasanya enak sekali. Tapi sayang, kopinya belum dicicipi Bapak Presiden, para menteri dan masyarakat Indonesia bahkan orang-orang di negara Eropa. Oleh karena itu, inovasi jangan sampai di sini, 3 bulan, 6 bulan ke depan harus lebih dan 1 tahun ke depan Indonesia punya kekuatan 3 kali lipat dari yang ada saat ini. Produksi benih tidak boleh jumlahnya ratusan ribu tapi harus jutaan,” demikian dikatakan Mentan SYL dalam kunjungan kerjanya ke Balai Penelitian Tanaman Industri (Balitri) di Sukabumi, Kamis (28/7/2022).

Ia menjelaskan untuk mewujudkan hal ini, harus berani membuat terobosan dalam berinovasi sehingga bekerja tidak lagi dengan cara birokratik. Inovasi bibit yang dihasilkan harus dapat dikembangkan di berbagai daerah sehingga Indonesia yang saat ini menduduki posisi ke 3 produksi kopi, ke depanya dengan cepat menduduki posisi pertama di dunia.

“Jangan beralasan tidak ada anggaran sehingga tidak bisa berinovasi dan memproduksi 3 kali lipat, ini cara kerja birokratik. Kita harus pakai nalar dan memanfaatkan potensi dengan maksimal. Apalagi sekarang ini dunia lagi bersoal. Amerika antri makanan dan Vietnam lagi menutup ekspornya. Jadi tanggung bangat kalau produksi kopi Indonesia diurutan nomor 3, kita harus jadi peringkat 1 dunia,” tegasnya.

“Begitu juga dengan komoditas coklat kita, rasanya enak, nomor 2 di dunia. Padahal coklat kita jauh lebih unggul, tahan panas, tidak mudah meleleh dan rasa pahit menembus jantung dapat menjadi obat. Ke depan kita pun harus terobos agar kakao kita nomor 1 dunia,” pinta SYL.

Di sisin lain, Mentan SYL mengungkapkan tantangan global lain yang dihadapi adalah krisis energi. Pertanian menjadi sektor utama yang diharapkan untuk menyiapkan sumber energi baru terbarukan sebagai bahan bakar alternatif.

“Selain krisis pangan, kita juga hadapi krisis energi, pembakar naik 3 kali lipat dari sekarang. Padahal kita punya mesin sendiri, CPO dan kemiri ada. Kita beli solar mahal Rp 10.000 dan solar dari kita produksi hanya Rp 6.000. Sawit kita banyak dan harunya bisa bikin minyak goreng sendiri karena mesinnya ada di sini. Jadi saya kasih challenge,” ujarnya.

Bersamaan, Kepala Badan Litbang Pertanian, Fadjry Djufry mengatakan pihaknya melalui Balitri siap memproduksi bibit kopi sebanyak 3 juta pohon untuk disebar di awal bulan Desember 2022. Pasalnya, Balitri memiliki kapasitas produksi bibit kopi sebanyak 4 juta pohon dan saat ini memiliki bibit kopi yang siap disalur sebanyak 130 ribu bibit kopi arabika dan 80 ribu bibit kopi robusta.

“Alhamdulilllah tahun ini, arahan Pak Menteri untuk menyiapkan bibit kopi 3 juta bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Perkebunan dan kami siap menyiapkan dan menyaluarkan di awal Desember tahun 2022 ini. Kita juga telah menghasilkan bibit kakao yang potensi hasilnya 3,7 ton yang sudah tersebar di beberapa daerah.

“Dan di tahun depan, seluruh balai yang ada di daerah menghasilkan benih berstandar tersertifikasi sehingga biaya pengiriman jauh lebih murah. Kita akan membangun kebun induk untuk menghasil benih sumber di setiap propinsi,” tambah Fadjry.

Alsintan Dorong Transformasi Perkebunan Tradisional ke Modern

Laporan Baim

Jakarta – Perkebunan menjadi salah satu penyokong devisa negara dengan nilai ekspor yang cukup tinggi. Guna meningkatkan daya saing dan ekspor komoditas perkebunan, Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian menargetkan melakukan transformasi perkebunan tradisional ke modern melalui perkebunan presisi, mekanisasi dan digitalisasi. Rabu (27/07).

Direktur Jenderal Perkebunan, Andi Nur Alam mengatakan akselerasi pengembangan komoditas dari hulu ke hilir menjadi agenda prioritas yang harus diwujudkan melalui konsep pembangunan subsektor perkebunan yang terkonsolidatif dan integrativ. Yakni mengembangkan kawasan perkebunan secara terpadu melalui peningkatan dan pengembangan infrastruktur pertanian, pemanfaatan inovasi teknologi produksi maju tepat guna, serta pengembangan SDM dan kelembagaan petani untuk meningkatkan produksi, produktivitas, nilai tambah, daya saing, ekspor, investasi, pertumbuhan ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.

“Ini menjadi fokus kegiatan utama kami pada 2020-2024. Salah satu pointnya adalah transformasi perkebunan tradisional ke modern. Salah satu programnya adalah dengan mendorong pemanfaatan alat mesin pertanian (alsintan) untuk pekebun,” kata Andi Nur Alam Syah saat webinar Dukungan Alsintan dalam Modernisasi Pertanian di Jakarta, Rabu (27/7).

Dirjen termuda ini mencontohkan, saat bertemu dengan asosiasi gula, ternyata mereka mengeluhkan kewalahan tenaga kerja untuk pengolahan lahan dan panen. Karena itulah, pemerintah seperti selalu diungkapkan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk mendorong pemanfaatan alsintan dalam usaha tani secara maju, mandiri dan modern.

“Namun dengan kian terbatasnya anggaran pemerintah dari Tahun 2015 yang mencapai Rp 3,5 triliun kini hanya sekitar Rp 300-400 miliar, kami mengajak petani untuk memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) alsintan,” beber Nur Alam.

Nur Alam menjelaskan saat ini pemerintah sedang menggodok relaksasi KUR. Jika sebelumnya bunga KUR sebesar 6 persen, maka diusulkan turun menjadi 1 atau 3 persen. Begitu juga uang muka pinjaman, diharapkan akan turun dari 30 menjadi 20 persen.

“Plafon juga tengah diusulkan bisa naik menjadi Rp 2 miliar. Dengan nilai kredit yang lebih besar, petani atau pekebun bisa mengadakan unit alsintan besar, seperti alat panen tebu. Kita terus dorong, semoga minggu ini sudah ada keputusan. Apalagi sudah dibahas dalam rapat terbatas di Sekretariat Kabinet,” jelasnya.

TakTergantungBantuan

Nur Alam berharap, ke depan petani/pekebun tidak lagi tergantung dengan pola bantuan pemerintah, termasuk dalam pengadaan alsintan. Selama ini pekebun memang rata-rata sudah mandiri dan tidak tergantung bantuan. Seperti program untuk petani tanaman pangan, ke depan akan mengembangkan program Taksi Alsintan untuk pekebun (Alsinbun).

“Beberapa penyedia alsintan kami harapkan bisa ikut dalam program yang akan dilaunching tahun ini,” ujarnya.

Oleh karena itu, Nur Alam berharap dengan transformasi perkebunan dari tradisional ke modern pada tahun 2024 akan ada peningkatan produktivitas menjadi 7 persen, ekspor naik 300 persen dan penyerapan tenaga kerja menjadi 5 persen. Pada akhirnya akan ada peningkatan kesejahteraan petani.

“Karena itu bagaimana kita mentranformasikan perkebunan dari tradisional menjadi modern,” katanya.

Sementara itu, Plt. Direktur Alsintan, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Rahmanto mengatakan, peran alsintan sangat dominan untuk menurunkan biaya produksi hingga efisiensi usaha tani. Karena itu tidak salah alsintan berperan penting dalam mendukung pertanian maju, modern dan mandiri.

“Sekarang ini bagaimana kita menguatkan kelembagaan UPJA dan fasilitasi Taksi Alsintan agar alsintan makin banyak di lapangan dan optimalisasi alsintan tingkat petani,” katanya.

Menurutnya, beberapa urgensi peningkatan penyediaan alsintan. Pertama, adanya efsiensi biaya, memberikan nilai tambah dan meningkatkan daya saing pertanian. Kedua, ketersediaan dan level mekanisasi pertanian. Saat ini diakui, Indonesia masih tertinggal dari negara maju dan tetangga seperti Malaysia dan Thailand dalam level mekanisasi.

“Level mekanisasi negara maju seperti AS saat ini mencapai 17 HP/ha dan Jepang 16 HP/ha. Sedangkan Thailand 2,4 HP/ha dan Malaysia 2,4 HP/ha. Dengan program mekanisasi level mekanisasi Indonesia nauk yang pada tahun 2016 sebelumnya hanya 0,5 HP/ha, kini menjadi 2,1 HP/ha. Level mekanisasi kita kini sudah di atas Vietanam yang hanya 1,5 HP/ha,” kata Rahmanto.

Namun dengan anggaran pertanian yang kian menurun, kata Rahmanto, pemerintah berupaya agar level mekanisasi terus naik, meski dengan anggaran non APBN. Salah satu programnya adalah Taksi Alsintan dengan memanfaatkan dana KUR.

“Kita harapkan akan ada peningkatakan alsintan, baik dari sisi jumlah dan pemanfaatannya,” ujarnya.

(Hms Kementan)

Tindak Lanjuti Arahan Presiden, Mentan SYL Targetkan Produksi 1 Juta Benih Kelapa

Laporan Baim

Serdang – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) bergerak cepat menindaklanjuti arahan Presiden Joko Widodo untuk mengembangkan dan menyebarkan benih kelapa genjah varietas pandan wangi Sumatera Utara (Sumut). Menindaklanjuti arahan tersebut, Mentan targetkan produksi 1 juta benih kelapa yang akan difokuskan di beberapa daerah di Sumut dan Jawa.

“Berapa produksi benih kelapa yang bisa ditargetkan dalam waktu dekat? Kita maksimalkan sampai 1 juta benih kelapa dan sebarkan ke daerah lain seperti Jawa, Sumatera terutama kita maksimalkan di Nias,” demikian dikatakan Mentan SYL saat berdialog dengan salah satu penangkar benih kelapa genjah binaan Direktorat Jenderal Perkebunan di Serdang Bedagai, Sumut, Kamis (7/7/22).

SYL mengatakan arahan Presiden Jokowi tersebut secara langsung disampaikan pada saat meninjau proses penelitian minyak makan merah di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), Kota Medan. Pengembangan kelapa didorong untuk dikembangkan karena cara perawatannya mudah dan budidaya dapat dilakukan dilahan sempit seperti dipekarangan rumah dan taman sehingga diharapkan hal ini mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Jadi kelapa ini rasanya enak untuk dikonsumsi dan pohonnya tidak tinggi. Namun buahnya banyak jadi bisa dikembangkan di lahan sempit perkotaan. Sumber pendapatan masyarakat bisa lebih beragam lagi,” cetusnya.

Lebih lanjut, Mentan SYL menegaskan kelapa genjah ini akan dikembangkan 100 hingga 200 ribu batang di Pulau Nias. Tidak hanya Nias, tapi juga di daerah lain sehingga juga mengajak Pemerintah Provinsi Sumut bersinergi dengan Kementan untuk mengembangkan kelapa ini di semua daerah kabupaten/kota.

“Dirjen Perkebunan fokuskan pengembangan kelapa ini. Selain Nias, kembangkan juga 100 ribu hingga 200 ribu batang pohon kelapa di Bojonegoro, di daerah Jawa lain juga, segera buatkan,” ucapnya.

Bersamaan, Pengelola CV Bumi Mitra, Zulham mengatakan kelapa genjah asal Sumut merupakan kelapa yang dikonsumsi sebagai kelapa muda. Memiliki keunggulan antara lain kadar kemanisan air buah 6,25 – 8 persen brix.

“Selain itu aroma air dan daging buah muda wangi, rasa air dan daging buah beraroma. Jumlah buah dalam satu pohon sebanyak 200 butir per batang pohon pertahun. Untuk tanaman kelapa genjah pandan wangi mulai panen pada umur 3 tahun,” ujarnya.

Zulham menjelaskan pengembangan komoditas kelapa genjah ini sangat menguntungkan. Saat ini harga kelapa genjah pandan wangi mencapai 20 ribu hingga 30 ribu per butir sehingga pasti mampu berkontribusi menaikkan pendapatan masyarakat jika digarap secara serius.

“Kita akan upayakan target produksi benih kita meningkat dan mudah mudahan semua bisa lulus sertifikasi benih sehingga budidaya bisa diperluas lagi,” tutup Zulham.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perkebunan, Andi Nur Alam Syah menegaskan siap bergerak cepat merealisasikan target produksi 1 juta benih kelapa genjah pandan wangi. Langkah nyata yang disiapkan adalah melakukan koordinasi dan percepatan pelepasan varietas benih kelapa genjah pandan wangi serta percepatan proses sertifikasi.

“Dengan begitu, yang produksi kelapa genjah pandan wangi ini tidak hanya 1 penangkar, tapi diproduksi oleh beberapa penangkar sehingga target produksi 1 juta bibit cepat terealisasi sesuai target,” tuturnya.

Presiden : Terima Kasih Petani dan Pak Menteri, Pertanian Terus Berproduksi

Laporan Baim,Mm

Medan – Presiden Joko Widodo menyampaikan apresiasi kepada para petani Indonesia atas kontribusinya dalam menjaga ketersediaan pangan nasional. Hal itu disampaikan Presiden Ketika menyampaikan arahan pada Puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional Ke-29 Tahun 2022, di Medan, 7 Juli 2022.

Menurut Presiden Jokowi, harga pangan dunia mengalami kenikan 30 sampai 50 persen imbas dari perang Rusia-Ukraina. Tapi menurutnya, Indonesia masih beruntung karena para petani masih berproduksi.

“Kita ini masih untung, Alhamdulillah, rakyat kita utamanya petani masih berproduksi beras dan sampai saat ini harganya belum naik. Semoga saja tidak naik. Karena stoknya selalu ada,,” ungkap Presiden.

Pada kesempatan tersebut, Kepala Negara juga menyampaikan bahwa Indonesia sudah tiga tahun, tidak impor beras.

Diketahui, produksi beras nasional pada tahun 2019 mencapai 31,31 juta ton, meningkat di tahun 2020 menjadi 31,36 juta ton dan di tahun 2021 sebesar 31,33 juta ton.

“Biasanya kita impor 1,5 juta ton, 2 juta ton. Ini sudah tidak impor lagi. Ini Menteri Pertanian hadir di sini. Terima kasih Pak Menteri,” katanya.

Ketersediaan dan harga beras yang relatif stabil tersebut menurut Presiden patut disyukuri. Pasalnya negara-negara di Afrika dan beberapa di Asia mulai menghadapi kekurangan pangan yang akut.

Oleh karena itu, kemandirian pangan menjadi penting sehingga Presiden mengajak kepada seluruh Bupati dan Walikota untuk memanfaatkan lahan-lahan sekecil apapun untuk ditanam, berproduksi kebutuhan pangan sehari-hari

“Jangan sampai ada lahan kosong, manfaatkan untuk aspuan gizi anak kita. Karena kita nanam di mana pun itu tumbuh dan bisa kita panen. Itu penting sekali karena anak-anak kita, di hari ini adalah penentu wajah masa depan Indonesia. Kalau anak-anak kita pintar, cerdas, kita bersaing dengan negara lain, itu mudah, tapi kalau anak-anak kita stunting, gizi tidak baik, nutrisi tidak tercukupi, nanti ke depan bersaing dengan negara-negara lain akan kesulitan,” imbuh Presiden.

Mengenai hal tersebut, Menteri Pertanian Syahrul menyampaikan bahwa ketersediaan beras selama tahun 2022 dalam kondisi aman sehingga ke depan Indonesia tidak perlu melakukan impor.

Apa yang dilakukan Mentan SYL Bersama jajarannya itu dinlai oleh Peneliti dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia (UI), Riyanto, sebagai bukti keberhasilan kerja pemerintah dan Mentan SYL dalam menyelesaikan semua arahan dan perintah dari Presiden Jokowi.

“Biasanya Indonesia mengimpor beras. Tapi saat bersama Mentan SYL, saya lihat beras Indonesia cukup, bahkan cenderung surplus atau jumlahnya berlebih. Semua bisa dikendalikan dalam waktu tiga tahun terakhir ini,” pungkasnya.

Antisipasi Krisis Pangan, Kasad Perintahkan Manfaatkan Lahan Tidur

Laporan Baim

Karawang – Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Dr. Dudung Abdurachman, S.E, M.M., mendukung sepenuhnya program ketahanan pangan yang dicanangkan Pemerintah dengan menjadikan sektor pertanian sebagai program strategis nasional untuk mewujudkan swasembada pangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Bentuk dukungan Kasad tersebut berupa kebijakan yang disampaikan kepada satuan jajaran TNI AD agar menciptakan lahan kosong menjadi lahan produktif yang bisa dimanfaatkan sebagai lahan pertanian untuk meningkatkan produksi pangan, sekaligus mengantisipasi jika sewaktu-waktu terjadi krisis pangan.

Kebijakan Kasad tersebut telah diimplementasikan Pangkostrad Letjen TNI Maruli Simanjuntak melalui pengolahan lahan kosong milik Kostrad seluas 37 hektar yang berlokasi di Dusun Sadariwan, Desa Kedungjaya, Kecamatan Cibuaya, Karawang melalui kerja sama penggarapan lahan pertanian padi dengan warga masyarakat setempat.

Kasad hadir ke Dusun Sadariwan, Desa Kedungjaya disamping untuk melaksanakan panen bersama di lahan pertanian milik Kostrad yang sebelumnya merupakan lahan tidur, sekaligus untuk melihat sejauh mana respons satuan jajaran TNI AD yang sudah mendapat perintah untuk mengimplementasikan Tujuh Perintah Harian Kasad khususnya pada butir kelima, dimana TNI AD harus hadir di tengah-tengah kesulitan masyarakat, apaun bentuknya dan senantiasa menjadi solusi, Sabtu (2/7/2022).

“Saya ingin melihat bagaimana satuan-satuan mengimplementasikan perintah saya untuk membantu masyarakat yang terdampak masalah ekonominya paska Covid-19,” ujar Jenderal Dudung.

Kegiatan panen padi bersama Kasad tersebut menggambarkan adanya peran serta TNI AD dalam membantu masyarakat untuk meningkatkan produksi pangan, khususnya padi melalui pengawalan dan pendampingan kepada para petani dalam penggarapan lahan.

“Kegiatan panen padi bersama ini telah menunjukkan adanya kebersamaan rakyat dengan TNI AD dalam upaya menyukseskan salah satu program Pemerintah untuk menciptakan ketahanan pangan nasional. Karenanya TNI AD akan selalu hadir di tengah-tengah kesulitan masyarakat apapun kesulitan itu dan bisa memberikan solusi,” ujar Dudung.

Untuk mendukung program ketahanan pangan di wilayahnya, Bupati Karawang dr. Cellica Nurrachadiana mengatakan, bahwa Pemda Karawang menghapuskan pajak 100 persen kepada petani lokal agar bisa membantu petani memperoleh kesejahteraannya, serta perbaikan infrastruktur seperti irigasi dan jalan untuk meningkatkan perekonomian petani, termasuk perbaikan traktor bajak sawah dibebaskan dari biaya.

Pada kesempatan panen bersama ini, Kasad didampingi Bupati Karawang dan Ketua Umum Persit Kartika Chandra Kirana menyerahkan tali asih berupa beras hasil panen lahan setempat kepada masyarakat Dusun Sadariwan, Desa Kedungjaya dan anggota Kostrad yang penyerahannya dilakukan secara simbolis. (Dispenad)

Harapan Baru Akselerasi Kemajuan Pertanian, Mental Syl Lantik Andi Nur Alam Syah Jadi Dirjen Perkebunan

Laporan Baim

Jakarta – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) melantik Andi Nur Alam Syah menjadi Direktur Jenderal, Perkebunan, Jumat (1/7/2022). Mantan Gubernur Sulsel ini menunjuk Direktur Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) ini bukan tanpa sebab, tapi karena keberhasilan mengawal pembangunan mekanisasi pertanian modern yang berdampak nyata pada peningkatan produksi, ekspor dan kesejahteraan petani bahkan pertanian Indonesia menjadi satu-satunya sektor yang tangguh di masa pandemi covid 19.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan program kerja Kementerian Pertanian (Kementan) tidak boleh lagi hanya berstrategi sama seperti apa yang dicapai selama ini. Kenapa? karena tantangan pertanian adalah kebutuhan bangsa yang besar terkait dengan penyediaan pangan dan tentu saja harus bertahan di tengah krisis pangan global dan krisis energi, sehingga penguatan pembangunan komoditas perkebunan adalah agenda prioritas untuk memperkuat akselerasi kemajuan pertanian.

“Tentu saja pejabat ini terpilih memiliki kapasitas yang cukup, prestasi yang baik selama ini dan mampu memecahkan masalah di sekitarnya. Saya berharap bangat kita harus lebih siap menghadapi tantangan-tantangan global yang ada dan ini tergantung pada kinerja pejabat di pertanian ini,” demikian dikatakan Mentan SYL saat memberikan arahan pada pelantikan tersebut.

SYL menambahkan pertumbuhan menjadi sangat penting karena kekuatan negara ini juga ada di perkebunan. Kalau perkebunan diurus oleh pejabat yang greget, tidak main main, lebih serius dan punya kinerja yang bagus bersama team work yang ada, mampu menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dan memberi ruang bagi pengusaha untuk medapatkan nilai positif dari pertanian khususnya di sub sektor perkebunan, ini akan menjadi kontribusi yang sangat besar bagi kemajuan kemajuan pertanian.

“Dirjen Perkebunan yang baru harus melakukan evaluasi. Tapi tidak boleh lama karena dia bukan orang baru di lingkungan pertanian. Sambil jalan sambil kerja tapi serius sambil disempurnakan apa yang belum dicapai dan yang bagus teruskan,” tandasnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan, Andi Nur Alam Syah menuturkan akselerasi pengembangan komoditas dari hulu ke hilir menjadi agenda prioritas yang harus diwujudkan. Hal ini direalisasikan dengan konsep pembangunan subsektor perkebunan yang terkonsolidatif dan integratif, dimana mengembangkan kawasan perkebunan secara terpadu melalui peningkatan dan pengembangan infrastruktur pertanian, pemanfaatan inovasi teknologi produksi maju tepat guna, serta pengembangan SDM dan kelembagaan petani untuk meningkatkan produksi, produktivitas, nilai tambah, daya saing, ekspor, investasi, pertumbuhan ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.

“Konsep ini diimplementasikan dan dikembangkan secara terpadu dan bertahap, dikelola dengan manajemen korporasi petani yang kreatif dan inovatif sehingga mampu mewujudkan sistem produksi perkebunan yang maju, mandiri, dan modern,” tuturnya.

Lebih lanjut Dirjen termuda ini menjelaskan pengembangan usaha perkebunan terkonsolidatif dan integratif tersebut mencakup empat dimensi utama yaitu berdaya saing, berkerakyatan, berkelanjutan, dan terdesentralisasi. Dengan konsep ini, pengembangan subsektor perkebunan terdiri atas satu atau beberapa klaster di dalam suatu kawasan perkebunan.

“Dalam pengembangan klaster dilakukan beberapa tindakan, yaitu memahami kondisi dan standar ekonomi kawasan, menjalin kerja sama, mengelola dan meningkatkan pelayanan, mengembangkan tenaga ahli, mendorong inovasi dan kewirausahaan dan terakhir mengembangkan pemasaran dan memberi label khas bagi kawasan,” jelas Nur Alam.

Nur Alam menegaskan implementasi konsep pengembangan subsektor perkebunan yang terkonsolidatif dan integratif ini tentu berjalan sesuai arah kebijakan, strategi, program dan langkah operasional yang terintegrasi. Arah kebijakan yang dilaksanakan terdiri dari mekanisasi, optimalisasi peningkatan hasil, penguatan daya saing dan ekspor, dan penguatan profesionalisme pekebunan dan penyuluh.

“Program yang dijalankan diantaranya pengembangan mekanisasi dan digitalisasi, pengembangan logistik benih, peningkatan daya saing dan ekspor, korporasi pekebun, pendidikan dan pelatihan vokasi dan yang tak kalah penting untuk diwujudkan adalah pengembangan sejuta pekebun milenial,” tegasnya.

“Nah, untuk langkah operasionalnya itu dengan peningkatan bantuan alsintan, penyediaan dan produksi benih unggul 100 juta batang per tahun, melakukan peremajaan, pengembangan kawasan atau klaster berbasis korporasi pekebun, penguatan kapasitas pekebun dengan pendidikan dan pelatikan vokasi dan melakukan gerakan 1 juta pekebun milenial,” tambah Nur Alam.

Adapun profil Dirjen Perkebunan, Andi Nur Alam Syah, yakni lahir tanggal 1 Februari 1975 di Pinrang, Sulsel. Bapak dari 3 anak ini jabatan terakhirnya sebagai Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (2018-2022) dan sebelumnya sebagai Kepala Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, Badan Litbang Pertanian (2016-2018), Kepala Bidang Program dan Evaluasi – Pusat Litbang Perkebunan (Februari 2016-November 2016) dan Kepala Sub Bidang Program – Pusat Litbang Perkebunan (2013-2016).

Riwayat pendidikannya yaitu SMA Negeri 1 Polewali, S1 Teknik Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM). Kemdian Andi Nur Alam menempuh S2 Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung (ITB).

Kapolda Bersama Bupati dan Wabup Basel Tanam Jagung di kawasan Perkotaan Baru

Laporan Baim,Ry

BANGKA SELATAN –  Kapolda Kep. Bangka Belitung Irjen Pol Yan Sultra melakukan penanaman bibit jagung perdana bersama Bupati dan wakil Bupati Bangka Selatan, yang berada di lahan kawasan perkotaan baru Desa Batu Betumpang Kecamatan Pulau Besar Kabupaten Bangka Selatan, Rabu (22/6/22).

Dalam penanaman bibit jagung tersebut, Kapoldapun didampingi Dir Reskrimsus Polda Kep. Bangka Belitung Kombes Pol Moh Irhamni dan Kapolres Bangka Selatan AKBP Joko Isnawan.

Kapolda mengatakan penanaman jagung ini secara perdana dilakukannya bersama Bupati dan Wakil Bupati, Forkopimda Bangka Selatan, semua instansi serta masyarakat yang peduli terhadap terhadap ketahanan di Bangka Selatan.

Melalui penanaman jagung dikawasan tersebut, Jenderal Bintang Dua ini berharap kegiatan ini dapat menjadi contoh bagi para pelaku usaha untuk ikut berpartisipasi memanfaatkan lahan untuk pertanian.

“Mudah-mudahan ini bisa jadi contoh bagi pelaku-pelaku usaha untuk bisa berpartisipasi karena lahannya luas. Saya lihat ini bisa ditanami cabe, semangka sayur-sayuran karena tanahnya saya lihat sangat subur,”kata Kapolda.

Selain itu, penanaman perdana ini juga diharapkan menjadi momentum awal dikembangkannya sektor pertanian di Kabupaten Bangka Selatan khususnya dikawasan perkotaan baru.

“Semoga perdana ini dampaknya dapat membuat berkah masyarakat disini,”harap Kapolda.

Sebelumnya, Kapolda juga meresmikan beroperasinya Pasar Rakyat di kawasan perkotaan baru. Keberadaan pasar ini dinilai sangat membantu masyarakat sekitar untuk mendapatkan berbagai barang kebutuhan dengan harga yang terjangkau.

Pada kesempatan yang sama, Kapolda juga melakukan pengecekan polsek subsector Pulau Besar, dan memberikan bingkisan kepada salah satu anggota Polsek.

FAO Optimis Kinerja Mentan SYL Mampu Hadapi Krisis Pangan Global

Laporan Baim

Perwakilan FAO untuk Indonesia, Rajendra Aryal mengapresiasi kebijakan dan program kerja yang dijalankan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) berhasil mengelola sektor pertanian dengan sangat baik, terutama dalam kondisi-kondisi yang sulit yakni covid 19. Terbukti, dalam 2 tahun ini sektor pertanian berkembang secara positif dan memberikan kontribusi yang sangat signifikan kepada perekonomian Indonesia.

“Setelah pandemi covid-19 dan dalam masa krisis pangan global, kami yakin dengan kepemimpinan Bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo akan dapat melewatinya dengan baik. Sesuai dengan yang sering disampaikan hampir 60 negara yang sudah dalam kondisi akan mengalami krisis pangan, dengan kepemimpinan Bapak menteri saya yakin mampu memberikan kontribusi besar untuk menghadapi krisis pangan global,” demikian dikatakan Rajendra dalam acara tanam padi IP400 seluas 257 ha di Desa Tegal Sari, Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo dalam rangka Peringatan Hari Krida Pertanian di Sukoharjo, Rabu (22/6/2022).

Peringatan Hari Krida Pertanian (HKP) Tahun 2022 ini bertemakan Pertanian Indonesia Siap Menghadapi Krisis Pangan Global. Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar kegiatan panen-tanam melalui daring serentak di seluruh Indonesia untuk komoditas Jagung, Kedelai dan/atau Padi IP400 dan dipusatkan di Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah yang di hadiri Mentan SYL, Bupati Sukoharjo, Perwakilan FAO dan stakholder.

Mentan SYL mengatakan peringatan Hari Krida Pertanian yang ke 50 pada tahun 2022 ini sebagai momentun untuk siap menghadapi semua masalah yang ada, menghadirkan peluang dan kesempatan pada sektor pertanian yang makin baik. Oleh karena itu yang paling penting dari acara ini menghadirkan konsolidasi emosional semua pihak yang bertanggung jawab dengan pertanian.

“Peringatan Hari Krida Pertanian yang ke 50 ini kita meneguhkan tekad semangat dan kemauan kita agar tahun ini kita hadapi pertanian yang harus lebih baik, lebih maju lebih Mandiri dan lebih modern lagi,” ujarnya.

SYL mengapresiasi Gerakan IP400 sebab ini adalah cara baru, inovasi baru dan bisa dijadikan sebuah motivasi bagi semua pihak. Karena itu, hadirnya Gerakan IP400 ini guna memindahkan paradigma rakyat menjadi sebuah edukasi bahwa 4 kali bertanam dan panen dalam satu tahun itu hal yang sangat pasti.

“Kalau kita tanam cuma 2 kali biasa saja. Kalau tiga kali, kamu boleh diangkat sebagai sesuatu yang terus maju. Tapi kalau 4 kali itu luar biasa itu,” tegasnya.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menambahkan penerapan pola tanam padi IP400 merupakan salah satu langkah yang tidak hanya meningkatkan produksi atau ketersediaan beras dalam negeri, namun untuk mendukung akselerasi Indonesia mengekspor beras. Gerakan IP400 bertujuan meningkatkan luas tanam dan produksi untuk ketahanan pangan, penghasilan petani meningkat dan sekaligus sebagai solusi penurunan luas tanam akibat alih fungsi lahan sawah.

“IP400 tentunya sangat mendukung upaya pemerintah meningkatkan produksi pangan khususnya beras. Disamping stimulan bantuan pemerintah, para petani atau kelompok tani harus bisa mengakses Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk budidaya dan hilirisasi atau pengolahan sehingga bisa memberikan nilai tambah,” tutur Suwandi.

Perlu diketahui, Gerakan IP400 dilaksanakan pada tahun 2021 seluas 9.834 ha di 23 provinsi dan 98 kabupaten/kota dan pengembangan di tahun 2022 seluas 150.000 ha dilaksanakan di 27 Provinsi dan 169 Kabupaten/Kota.

Pelaksanaan Gerakan IP400 di Kabupaten Sukoharjo sendiri di tahun 2021 seluas 2.088 ha dan tahun 2022 pengembangannya seluas 7.912 ha sehingga total Gerakan IP400 tahun 2022 seluas 10.000 ha yang dilaksanakan di 12 kecamatan, 124 Desa.

Kementan Dorong Korporatisasi Pertanian Berbasis Pesantren

Laporan Baim

Jakarta – Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong korporatisasi pertanian berbasis pesantren untuk meningkatkan rantai pasok produk pertanian Tanah Air. Sebagai salah satu pusat kegiatan pendidikan, pesantren dinilai juga dapat memainkan perannya dalam pengembangan pertanian, yakni pemberdayaan petani, santri, dan masyarakat sehingga melahirkan rantai pasok yang bermanfaat bagi perekonomian sekitar pesantren.

Pondok Pesantren Fathul Ulum Jombang merupakan salah satu pondok pesantren berbasis pertanian. Karena tak hanya membekali santri dengan mengaji saja, namun juga pengetahuan wirausaha.

KH Ahmad Habibul Amin, Pendiri Pesantren Fathul Ulum menuturkan pesantren adalah lembaga yang memiliki 3 fungsi yaitu lembaga pendidikan, lembaga dakwah dan lembaga pemberdayaan masyarakat. Dalam pendidikan, pesantren punya ciri khas karena di pesantren bukan hanya transfer pendidikan, tapi juga amal dan ketaqwaan. Ini adalah kelebihan dari pesantren.

“Maka dari itu dengan pondasi moral dan pondasi keagamaan yang mereka miliki mereka pulang menjadi generasi yang bermanfaat sesuai dengan passion mereka masing-masing,” kata KH. Ahmad Bimbingan Teknis dan Sosialisasi (BTS) Propaktani yang digelar Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Selasa (21/6/2022).

“Visi kami sebenarnya mengantarkan generasi yang bermanfaat di tengah-tengah masyarakat. Jadi anak-anak pulang bisa berguna dimasyarakat. Artinya, mondok gak harus jadi kyai, bukan kegagalan jika mondok tidak menjadi ustad atau kyai. Di level apapun, dikeahlian apapun, gagalnya santri setelah pulang tidak bermanfaat. Maka selain kajian agama, kita berikan juga berbagai skil untuk mereka,” sambungnya.

Lebih lanjut KH. Ahmad menjelaskan untuk menjadi pesantren yang berdaulat, alam mencukupi kebutuhan makanan semua santri Ponpes Fathul Ulum tidak membeli dari luar, melainkan memproduksi sendiri dari hasil pertanianya. Bahkan mampu menjual sebagian kelebihan dari hasil pertaniannya.

“Kami pesantren yang mengajarkan mereka berdaulat, beras gak usah beli harus tanam sendiri, kalau lebih baru di jual, berasnya harus sehat, kita punya pupuk sendiri tanpa residu kimia, sayur butuh tanam sendiri beli dikantin dari santri kalau lebih di shodhakohkan dan di jual diluar. Itulah konsep-konsep yang kita bangun disemua jadi pesantren itu berdaulat urusan pangan selesai,” jelasnya.

Moh. Salapuddin, peneliti Pusat Studi Pesantren mengatakan pesantren dan pertanian memiliki hubungan yang sangat erat. Keterkaitan itu terlihat dari faktor lokasi pesantren yang biasa dibangun di wilayah yang berada dipelosok desa di tengah hutan dan berhimpitan di lahan-lahan pertanian dan perkebunan, serta profil Kyai dan wali santri yang kebanyakan memiliki mata pencaharian sebagai petani.

“Pesantren adalah lembaga pendidikan yang memiliki ikatan sosial yang kuat di masyarakat lokal dan beberapa dari mereka menerapkan kegiatan kewirausahaan di sektor pertanian. pesantren memiliki tantangan untuk memperkuat sistem ketahanan pangan dengan inovasi-inovasi baru, gabungan literature klasik, tradisi masyarakat dan sains,” terangnya.

Sementara itu, Akademisi Sekolah Vokasi IPB University, Prima Gandhi mengatakan memang di perguruan tinggi khususnya perguruan tinggi pertanian, pesantren belum terlalu dioptimalkan untuk calon petani-petani milenial. Jumlah petani muda saat ini hanya mencapai 12% dan dengan karakteristik di pesantren ini adalah sesuatu yang harus didukung untuk ke depannya menghasilkan generasi petani milenial yang bermanfaat bagi pertanian.

“Pendidikan di pesantren ini kurikulumnya lebih merdeka dibandingkan lembaga pendidikan lain, dan ini bisa dimasukkan kurikulum khusus untuk pertanian. Kedepannya berharap ada final projek yang bisa dibentuk melalui kerjasama,” tuturnya.

“Meskipun dikenal dengan bertani di Indonesia dikatakan apapun ditanam bisa tumbuh, tetapi ketika kita berbicara tentang pertanian modern, maka efisiensi dan efektivitasnya perlu kita utamakan. Hal tersebut bisa kita ajarkan pada santri melalui kurikulum,” imbuh Prima.

Petani Milenial Dukung Kementan Tingkatkan Ketahanan Pangan Pasca Pandemi Covid-19

Laporan Baim

Jakarta – Kementerian Pertanian (Kementan) tak henti-hentinya untuk meningkatkan produksi pangan guna terus menjadikan sektor pertanian sebagai penopang pertumbuhan ekonomi, khususnya kesejahteraan petani. Peningkatan minat petani milenial menjadi salah satu kunci untuk ketahanan pangan ke depan tetap tangguh, khususnya pasca pandemic covid 19, sehingga upaya ini mendapatkan dukungan dari petani milenial.

Berangkat dari ini, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan menyelenggarakan webinar Bimbingan Teknis dan Sosialisasi Propaktani bertajuk Kiat Petani Milenial Dalam Menopang dan Meningkatkan Ketahanan Pangan Pasca Pandemi Covid 19. Bimbingan ini menghadirkan Bupati Sijunjung, Sumatera Barat, Benny Dwifa Yuswir dan para petani milenial sukses membangun bisnis pertanian dari hulu ke hilir.

Bupati Sijunjung, Benny Dwifa Yuswir memberikan apresiasi terhadap program dan capaian Kementan yang mampu menjadikan sektor pertanian yang bertahan di era pandemi covid 19. Saat ini teknologi pertanian sudah banyak diciptakan bahkan dari yang satu komoditi yang hasilnya hanya satu turunan, saat ini sudah menghasilkan jenis-jenis baru turunan produksi. Begitu juga di Kabupaten Sijunjung dengan komoditi manggisnya yang luar biasa, kini menjadi ekspor manggis terbesar di Indonesia.

“Konsennya Kabupaten Sijunjung dengan pertanian kita buktikan dengan membawa Universitas Negeri Padang bagaimana sekor pertanian ini bisa membawa dampak untuk sektor pertanian. Program-program yang kita siapkan untuk sektor pertanian cukup banyak karena sudah prioritas kita dan pertanian membuat beberapa program yang mensinergikan dengan skala yang masih menggagap bahwa petani bekerja dengan kondisi yang kotor, berkeringat padahal dengan teknologi saat ini, hal tersebut bisa kita antisipasi,” papar Benny pada webinar tersebut yang diselenggarakan kemarin Selasa (14/6/2022).

“Harapannya dengan adanya pandemi ini bukan berarti kita tidak bisa berkreatifitas dan kami yakin akan lahir petani millenial yang luar biasa ke depannya, bahkan petani millenial tingkat Intenasional,” lanjut Benny.

Pri Menix Dey, selaku Petani Milenila sekaligus Owner iCow Agro Indonesia memberikan acungan jempol terhadap perhatian Kementan di bawah komando Syahrul Yasin Limpo yang mendorong minat dan peran petani milenial hingga saat ini, salah satu buktinya membuka program magang Jepang bagi petani milenial. Menurutnya, strategi yang bisa dilakukan dalam menghadapi tantangan di sektor pertanian saat ini adalah Agile Learning yaitu belajar dengan tangkas, adaptness with ambiguity yaitu menghadapi situasi yang tidak pasti dengan beradaptasi, thinking strategically yaitu berpikir strategi dan drive to execute yaitu kecepatan tinggi, fleksibel dan focus pada tujuan.

“Ada 7 kebiasaan yang akan membawa kita kepada kesuksesan yaitu jadilah proaktif, merujuk pada tujuan akhir, dahulukan yang utama, berpikir menang dan kolaborasi, memahami dulu maka akan dipahami, sinergi, dan upgrade kemampuan diri. Saya optimis dengan tageline Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo membangun pertanian maju, mandiri dan modern, ini akan meningkatkan jumlah petani milenial yang membangun pertanian dengan cara modern, meningkatkan nilai tambah dan pertanian tentu semakin tangguh untuk bantalan perekonomian nasional,” turur Pri Menix Dey dalam webinar tersebut.

Penggiat Petani Millenial, Rustam Budiman menjelaskan kurang lebih 100 jiwa rakyat indonesia menjadi petani. Khusus di bidang ketahanan pangan masih di skala kecil, sementara pertanian di Indonesia ditargetkan menjadi lumbung pangan dunia pada tahun 2045.

“Indonesia akan masuk pada masa keemasan pada tahun 2045 (100 tahun indonesia) yang disebut dengan bonus demografi. Oleh karena itu, pemuda harus ambil peluang, jangan gengsi menjadi petani. Pemuda juga harus berinovasi dan menjadi garda terdepan dalam menopang dan meningkatkan ketahanan pangan,” ujar Rustam.

Terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi mengatakan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo terus mendorong program pengembangan inovasi pertanian guna menghadapi berbagai tantangan kedepan yakni perubahan iklim ekstrim dan pandemi Covid 19, termasuk tumbuhnya petani milenial untuk meningkatkan produksi hingga ekspor dengan implementasi pengembangan pertanian secara modern. Pengembangan aspek hilirisasi berbagai olahan pangan lokal yang dapat meningkatkan nilai tambah dan pendapatan petani menjadi program yang harus diwujudkan.

“Di saat seperti ini yang bisa menyelamatkan negara adalah kebersamaan. P ertanian tidak boleh macet, pertanian harus terancang dengan baik. Anak-anak milenial harus turun. Integrated farming berbasis zero waste salah satu cara yang mampu mengefisiensikan biaya produksi dan meningkatkan pendapatan petani. Tantangan bagi kaum muda milenial untuk mengembangkan teknologi pertanian baik aspek Hulu, onfarm, hilirisasi,” ujar Suwandi.

Guru Besar IPB dan ITB Sambut Baik Upaya Kementan Wujudkan Pertanian Berkelanjutan Lewat Bahan Alami

Lapora Baim

JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendukung penerapan pertanian berkelanjutan melalui penggunaan bahan-bahan organik melalui demplot, uji coba dan riset Biosaka yang terbuat dari rerumputan yang dicampur dengan air lalu dihancurkan, setelah itu dapat diaplikasikan langsung di lahan untuk semua jenis tanaman. Mengupas tuntas Biosaka berbahan alami ini, Kementan menggelar Webinar Bimbingan Teknis (Bimtek) Propaktani pembuatan Biosaka sekaligus demplot di Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT), Jatisari, Kawarang, Sabtu (11/6/2022).

Hadir pada Bimtek ini Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL), Direktur Jenderal Tanaman Pangan dan Prof. Robert Manurung, Prof. Iswandi Anas, Muhamad Ansar penggagas Biosaka serta Dr. Rachmat dari Direktorat Serealia memberikan pengalaman dan penjelasan dari aspek ilmiah apa itu biosaka.

Mentan SYL mengapresiasi dan menyambut baik inovasi Biosaka ini demi masa depan pertanian yang lebih baik dan berkelanjutan. Ia menegaskan pihaknya harus terus mengawal dan menuntaskan masalah pertanian termasuk mendukung inovasi-inovasi baru yang dapat meningkatkan produksi dan meningkatkan kesejahteraan petani.

“Saya ucapkan terimakasih atas keterlibatan banyak pihak. Butuh tangan bersama, karena pertanian tidak bisa berjalan sendiri. Dan masalah pupuk merupakan salah satu masalah yang harus kita pecahkan bersama,” kata SYL.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi menambahkan penggunaan bahan organik memiliki manfaat yang banyak yaitu dapat menekan biaya produksi, mengurangi hama penyakit sehingga hasil panen lebih bagus, tanah menjadi lebih subur, harga hasil panen menjadi bagus, dan membuat petani mendapat untung yang besar. Dengan semakin mahalnya harga pupuk dunia harus mencari alternatif dan solusi dalam memangkas biaya produksi pangan.

“Saat ini menjadi momentum untuk petani beralih ke produk-produk yang tersedia di alam, murah dan bisa dibuat sendiri seperti pupuk kompos, pupuk organik cair, kascing (Bekas cacing), Biosaka, dan inovasi lainnya. Tentunya ini harus dibuktikan dan ditindaklanjuti secara Ilmiah, sehingga perlu dilakukan Demplot seperti yang sedang dilaksanakan di BBPOPT Jatisari Demplot Biosaka yang dikawal oleh para ahli dan akademisi,” jelasnya.

Ia membeberkan di daerah-daerah juga para petani, kelompok tani, penyuluh, apa salahnya untuk mencoba. Hal ini penting agar dapat melihat langsung dampak dan hasilnya bisa dibuktikan sendiri.

“Kita akan liat efektifitas dari penggunaan Biosaka nantinya masyarakat bisa menilai sendiri,” tegasnya.

Sementara itu, Prof. Robert Manurung dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung (IPB) mengatakan Biosaka bukanlah pupuk, tetapi Elisitor. Tanaman elisitor adalah suatu tanaman yang mengandung senyawa kimia yang dapat memicu respon fisiologi, morfologi dan akumulasi fitoaleksin, meningkatkan aktivasi dan ekspresi gen yang terkait dengan biosintesis metabolit sekunder.

“Elisitor dapat menginduksi resistensi tumbuhan. Elisitor intinya memberikan signal pada tanaman dan si tanaman tersebut melakukan reaksi ditubuhnya sehingga dia bisa memunculkan sel-sel hebat dan hormon-hormon yang bagus buat pertumbuhan,” ungkapnya.

Sementara itu, Prof. Iswandi Anas, Guru Besar IPB menjelaskan tanaman dapat tumbuh sehat, kuat, produksi tinggi, vigor/kuat, tahan serangan hama penyakit hanya pada tanah yang sehat. Tanah yang sehat itu memiliki sifat kimia, fisik dan biologi yang baik dan tidak ada senyawa beracun.

“Kita masih harus sama-sama berjuang agar Sistem Pertanian Berkelanjutan di Indonesia bisa terwujud. Pertanian yang berkelanjutan secara teknologi dapat dilaksanakan, secara ekonomi menguntungkan, secara sosial dapat diterima masyarakat dan tanpa menimbulkan kerusakan lingkungan. Langkah yang harus dilakukan adalah gunakan pupuk organik dan hayati, kurangi takaran pupuk kimia/pestisida dengan bijak dan ecofarming,” terangnya.

Lebih lanjut Prof. Iswandi menuturkan pupuk utama itu adalah pupuk organik, sedangkan pupuk sintesis itu adalah pupuk tambahan. Pupuk organik dapat memperbaiki hampir semua sifat tanah (fisik, kimia, biologi tanah), mengandung semua unsur hama esensial 13/16, dapat dibuat sendiri oleh petani di lokasi dan mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk kimia.

“Yang kurang dalam pupuk organik adalah NPK yang bisa ditambahkan sebagai pelengkap penting,” cetusnya.

Rachmat dari Direktorat Serealia Kementan menjelaskan Biosaka berbahan alami yang diperoleh dari tanaman sehat sekitar. Budidaya padi dan kedelai sudah menunjukan hasil yang sangat menjanjikan pada daya tahan tanaman terhadap stress serta peningkatan produktivitas lahan padi dan kedelai.

Ia menambahkan oemanfaatan biosaka sebagai bahan elicitor di Indonesia relatif masih baru dan masih perlu terus diuji dan dikembangkan dimasa depan di berbagai daerah dengan kondisi dan karakteristik lahan berbeda. Salah satu pemanfaatan biosaka yang sangat potensial dan menjanjikan adalah dalam penanganan stress budidaya tanaman pada lahan dengan PH rendah dan salinitas tinggi.

“Barang ini (biosaka) hanya bisa dibuat sendiri, gratis, bahannya dari alam dan kita gunakan untuk alam. Jadi tidak diperjualbelikan dan tidak ada yang jual juga. Biosaka harapannya menjadi sebuah gerakan masal para petani bagaimana kita bisa menyelamatkan alam, kembali ke alam dan memanfaatkan bahan alami untuk kelestarian dan keberlanjutan,” beber Rachmat.

Muhammad Anshar selaku penggagas Biosaka mengatakan produknya berasal dari rumput-rumputan, ilalang atau tanaman apapun yang ada disekitar lahan sawah ataupun tegalan asalkan dalam kondisi sehat. Proses pembuatan Biosaka harus secara manual (diremas) tidak dapat menggunakan alat seperti blender atau sejenisnya.

“Saya yakin Biosaka yang dibuat bisa menghilangkan ketergantuan para petani dari pupuk bersubsidi (kimia) dan sudah terbukti biaya produksi jadi hemat sekitar 3 juta,” tuturnya.

Perlu diketahui, dalam BTS Propaktani ini para peserta diajari langsung oleh Anshar cara memilih dedaunan, rumput untuk membuat Biosaka. Mereka antusias dan langsung mempraktekan cara meramu, memeras dan melihat kualitas hasil biosaka yang masing2 dibuat. Banyak yang penasaran mencoba, beberapa petani, penugasan lapang berhasil mempraktekannya.

Untuk pemilihan rumput pembuatan Biosaka, harus memakai rumput yang sehat yang tidak tercampur bahan kimia dan harus diketahui masa pertumbuhan rumput berada di fase vegetatif atau generatif.

(Kementan RI)

Tingkatkan Kapasitas dan Mutu Benih, Kementan Dorong Peran Penangkar

Laporan Baim

JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya menghasilkan benih unggul atau bermutu guna meningkatkan produksi pangan. Salah satu yang memiliki peran dalam hal ini adalah penangkar benih.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi mengatakan saat ini pihaknya tengah fokus pada penanganan benih sebab benih merupakan penciri produksi dan pondasi pertanian. Dari benih yang baik, yang dihasilkan dari cara Good Agriculture Practice (GAP) yang baik akan menghasilkan produk yang baik pula.

“Kita dapat challenge dari Bapak Menteri Pertanian SYL terkait komoditas padi untuk meningkatkan angka produksi setiap tahunnya. Ini karena penduduk terus bertambah dan lahan terus berkurang akibat pembangunan jalan tol, real estate, pabrik dan lainnya. Pertemuan laju konversi lahan dan pertambahan penduduk inilah yang menjadi acuan kita,” demikian ujar Suwandi dalam memberikan sambutan pada Bimbingan Teknis dan Sosialisasi (BTS) Propaktani Episode 485 yang bertema Penguatan Kapasitas Penangkar untuk Meningkatkan Penyediaan dan Mutu Benih, kemarin Jumat (10/06/2022).

Suwandi meminta agar sistem jaminan mutu benih dikawal secara ketat termasuk kualitas kemasan dan mengikuti kaidah-kaidah yang ditentukan serta stadarisasi agar diterapkan secara baik. Menurutnya, disamping peningkatan produksi setiap tahun dan produktivitas minimal 6 ton/ha, Menteri SYL juga memberi challenge agar mampu berswasembada.

“Saya yakin, jika kita gunakan pupuk dan pestisida kimia dengan efisien, beralih ke pupuk organik dan menggunakan cara pengendalian OPT yang ramah lingkungan seperti Agen Pupuk Hayati yang bisa kita hasilkan sendiri, kita bisa hemat biaya produksi. Swasembada bukan hal yang tak mungkin, 3 tahun terakhir sejak 2019 sampai hari ini tidak ada lagi impor beras,” terangnya.

Amiyarsi Mustika Yukti, dari Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura menjelaskan benih dapat berkontribusi dalam upaya peningkatan produktivitas dengan syarat varietas sesuai dengan agroekosistem setempat, benih terjamin mutunya (seperti genetic, fisiologis, dan fisik), tepat waktu tanam dan lokasi serta tersedia dan mudah diakses dengan harga terjangkau. Kondisi saat ini varietas banyak dilepas tetapi hanya beberapa varietas saja yang berkembang dan ditanam petani.

“Hal ini disebabkan antara lain karena kurang sosialisasi, kualitas beras kurang sesuai dengan preferensi petani dan pedagang, alur produksi benih yang belum berjalan dengan baik, sehingga pada saat tertentu benih sumber tidak tersedia,” ujarnya.

“Untuk benih bersertifikat harus memenuhi persyaratan teknis minimal, berlabel, pembinaan peredaran dilakukan oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Provinsi dan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota yang membidangi Tanaman Pangan kepada Pengedar Benih dan peredaran diawasi oleh PBT yang berkedudukan di UPTD terhadap Pengedar Benih dan benih yang diedarkan,” tambahnya.

Direktur Produksi PT.Sang Hyang Seri (SHS), Karyawan Gunarso menyebutkan dengan adanya benih padi bermutu tinggi baik secara genetik, fisiologis, fisik dan patologis dipastikan dapat meningkatkan produksi padi dengan bibit unggul, tanaman yang unggul dan produksi yang unggul. Hal tersebut akan berdampak pada ekonomi pertanian dan pangan, baik ekonomi petani, ekonomi pangan dan agribisnis pangan.

“Kinerja penangkaran benih padi SHS adalah resultan dari kapasitas perusahaan, kapasitas penangkar dan kapasitas tanah. Faktor pembatas kinerja penangkaran benih berbasis kemitraaan produksi adalah kapasitas petani penangkar sehingga diperlukan peningkatan kapasitas secara berkelanjutan,” jelas Karyawan.

Sementara itu, perwakilan UPT PSBTPH Provinsi Jawa Timur, Yayak Rahman H menuturkan jumlah produsen benih di Jawa Timur mencapai 449 produsen, kebun dinas 77 produsen, BUMN 6 produsen dan swasta 366 produsen. Faktor pembatas peningkatan kapasitas dapat dikelompokkan menjadi beberapa faktor, yaitu SDM, lahan, fasilitas pengolahan, sumber benih dan pemasaran produk.

“Untuk faktor lahan, lahan milik sendiri tidak cukup luas sedangkan untuk mitra harus melibatkan banyak petani kemudian sewanya yang menggunakan modal yang tinggi,” sebutnya.

Direktur CV. Fiona Benih Mandiri Subang, Jawa Barat, H. Anam memaparkan CV. Fiona berdiri pada tahun 2007. Dalam perjalanannya mengalami masa jatuh bangun hingga pada tahun 2016 mulai menemukan pola-polanya dalam rangka ikhtiar bagaimana menguatkan usaha.

“Ketersediaan benih yang baik sangat tergantung pada penangkar. Untuk meningkatkan kualitas penangkar tentu harus ada gairah dan harapan dari usaha taninya. Kita mengambil cara bermitra dengan penangkar dengan menjamin tiga kepastian, yaitu hasil penangkarannya pasti dibeli, pasti dibayar, dan harganya sesuai,” ungkap Anam.

Direktur PP. Kerja Boyolali, Jawa Tengah, Cipto Sarwadi menuturkan Program pembangunan pertanian dalam rangka ketahanan dan kemandirian pangan juga untuk peningkatan kesejahteraan petani memerlukan ketersediaan benih bagi petani sesuai dengan jumlah, mutu, varietas, waktu, lokasi dan harga yang terjangkau. Pemanfaatan benih unggul dikalangan petani sejauh ini telah menunjukkan peningkatan sehingga diharapkan permintaan benih kedepan akan semakin meningkat. Keberadaan industri perbenihan menjadi sangat penting untuk menjamin ketersediaan benih unggul bagi petani.

“Dengan peningkatan kemampuan kapasitas penangkar akan menghasilkan benih unggul bermutu tinggi sehingga keberlangsungan usaha penangkaran benih dapat dicapai. Kerjasama dalam penangkaran benih itu lebih menguntungan dibanding dengan produksi beras,” tutur Cipto.

(Kementan RI)

DANLANTAMAL III TINJAU PROSES TES KESEHATAN I CALON TARUNA 2022 PANDA JAKARTA

Laporan Baim

Jakarta – Komandan Lantamal III Brigjen TNI (Mar) Umar Farouq, S.A.P., CHRMP., M.Tr.Opsla., M.Han. di dampingi Wadan Lantamal III dan Kadiskes Lantamal III Jakarta, meninjau langsung proses kegiatan tes kesehatan tahap 1 Calon Taruna Pria dan Wanita TNI Angkatan Laut Tahun 2022 Panda Jakarta di GOR Mako Lantamal III, Jl Gunung Sahari No 2 Ancol Jakarta Utara, Jumat (03/06/2022).

Penerimaan ini diawali dengan pemeriksaan kesehatan tahap I usai dilaksanakan pemeriksaan Swap sebelumnya terhadap calon Taruna dan Taruni. Adapun Tes kesehatan 1 meliputi pengukuran tinggi dan berat badan, Tensi, Cek Buta Warna, Pemeriksaan Gigi, Varises, Verikokel, dan THT.

Danlantamal III Jakarta mengatakan,” Seleksi yang ketat dan transparan ini merupakan perintah Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono. S.E., M.M. yang selaras dengan perintah harian dalam membangun Sumber Daya Manusia Yang Unggul Dan Profesional, Serta Tangguh Menghadapi Segala Ancaman” pungkasnya.

Lebih lanjut dikatakan,” Tes kesehatan ini juga untuk mengetahui lebih dalam tingkat kesehatan maupun kebugaran para calon sebelum dinyatakan lulus, agar nantinya saat dinyatakan diterima benar-benar yang terbaik dari yang baik, sebagai salah satu kelengkapan persyaratan Calon Prajurit TNI Angkatan Laut,” imbuh Farouq.

Selama pelaksanaan tes kesehatan para calon tetap menerapkan protokol kesehatan dengan memakai masker, serta menjaga jarak yang di awali dengan mencuci tangan dengan air mengalir yang sudah disiapkan panitia.

(Penlantamal3)

Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi, Kementan Dorong Pertanian Organik Bersertifikasi

Laporan Baim

JAKARTA – Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi mengatakan Kementerian Pertanian (Kementan) mendukung penuh pertanian dengan sistem organik, apalagi produknya sampai pada sertifikasi. Saat ini konsep organik telah banyak direplikasi daerah, sehingga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi di pedesaan dan nasional.

“Organik mampu menjaga eksosistem kita, memperbaiki struktur tanah, menyehatkan dan memberi nilai tambah,” demikian dikatakan Suwandi dalam webinar Bimbingan Teknis dan Sosialisasi (BTS) Propaktani, Jumat (22/4/2022).

Suwandi menjelaskan pertanian sistem organik merupakan salah satu program terobosan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang berdampak langsung pada peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional. Lihat saja ekspor beras organik memiliki segmen pasar tertentu namun peluang ekspor beras organik masih terbuka lebar, terutama untuk negara-negara Eropa dan Amerika yang standar keamanan pangannya benar-benar terjaga.

Untuk itu, lanjutnya, Kementan dan Kementerian Perdagangan bersinergi meningkatkan ekspor beras organik guna memperkokoh pertumbuhan ekonomi nasional dan kesejahteraan petani. Karena itu, setiap produk yang diekspor harus mengikuti standar, mempunyai sertifikasi internasional dan setiap tahun produk dilakukan pemeriksaan mutu.

“Keuntungan ekspor beras organik sangat besar. Harganya jauh lebih mahal dibandingkan beras premium. Beras organik yang diekspor berupa beras organik putih, beras hitam, beras merah, dan beras coklat. Beras tersebut diminati karena antara lain tidak menggunakan bahan kimia, non GMO, cita rasa yang khas. dan untuk bahan baku jenis makanan tertentu,” terangnya.

Pada kegiatan ini, Pengawas Mutu Hasil Pertanian Madya, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, Lia Dahliany Dachlan menjelaskan bahwa sertifikasi pangan organik adalah rangkaian kegiatan penerbitan sertifikat. Ini sebagai jaminan tertulis yang diberikan oleh lembaga sertifikasi yang telah diakreditasi untuk menyatakan bahwa produk tersebut telah memenuhi standar yang dipersyaratkan yaitu Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Sistem Pangan Organik.

“Tatacara pengajuan sertifikasi organik di Jawa Barat dimulai dari pengajuan oleh Kelompok Tani ke Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, identifikasi, verifikasi/validasi serta pembinaan untuk mendapatkan sertifikat organik,” jelas Lia.

Ketua P4S Dharma Kencana Kabupaten Indramayu, Ayi Sumarna mengatakan pihaknya sangat serius dalam membentuk kader-kader petani organik. Selain itu, untuk menjamin hasil produksi padi organik dapat ditampung dan dipasarkan, P4S membentuk koperasi produsen pangan Dharma Kencana Indramayu yang akan memasarkan produk beras organik lebih luas lagi.

Di Kabupaten Indramayu, pihaknya telah bekerjasama dengan KTNA Nasional untuk mempersiapkan 1.500 hektare lahan yang dipersiapkan untuk pengembangan padi organik Jawa Barat, khususnya di Kabupaten Indramayu. Selain itu, pihaknya mengaku, telah membentuk Asosiasi Petani Pengembang Pupuk Organik (AP3O) Jawa Barat, yang berpusat di Kabupaten Indramayu.

“Jadi petani-petani milenial yang bergerak di bidang pengolahan lahan organik tidak usah khawatir kemana hasil panennya dijual, kita akan tampung kita sudah punya market sendiri, harganya pun lebih tinggi sehingga masa depan dan kesejahteraan petani lebih terjamin,” ujarnya.

Direktur PT. Icert Agritama Internasional (ICERT), Agung Prawoto mengatakan ICERT merupakan salah satu lembaga sertifikasi organik di Indonesia dengan lingkup sertifikasi organik untuk tanaman dan produk tanaman, ternak dan produk peternakan, produk liar, pengolahan produk asal tanaman, ternak dan produk liar, dan input organik. Produk organik yang dipasarkan di Indonesia dengan klaim organik harus telah tersertifikasi organik berdasarkan SNI 6729:2016, Permentan No. 64/2013 dan Perka BPOM No.1/2017 dan berlabel ORGANIK Indonesia.

“Hal yang dilarang dalam sertifikasi organik diantaranya adalah pembukaan hutan atau area konservasi dan kegiatan pembakaran bahan organik dilahan. Lahan organik harus melawati masa konversi, untuk tanaman semusim selama 2 tahun dan tanaman tahunan selama 3 tahun dengan awal masa konversi dihitung dari tanggal penggunaan terakhir agrokimia atau input kimia,” kata Agung.

(Hms Kementan RI)

Kementan – Kemenperin Dorong Inovasi Industri Kreatif Pangan Berbasis Digital

Laporan Baim

JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong pengembagan hilirisasi pertanian guna mewujudkan pertanian yang maju, mandiri dan modern sehingga sektor pertanian semakin kuat sebagai penopang pertumbuhan ekonomi masyarakat pedesaaan dan nasional, terutama di tengah tantangan global. Berangkat dari ini, Kementan bersinergi dengan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong inovasi industri kreatif pangan berbasis digital.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menjelaskan inovasi industri kreatif pangan berbasis digital merupakan salah satu bentuk implementasi arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yakni menjadikan sektor pertanian yang maju, mandiri dan modern sehingga hilirisasi pangan semakin berkembang yang dampaknya meningkatkan nilai tambah produk, ekspor dan kesejahteraan petani. Hilirisasi produk pangan petani tidak hanya mengenalkan bagaimana hasil produk pangan petani diolah, tetapi juga produk hasil petani oleh UMKM dipasarkan bukan hanya secara offline, tetapi juga secara online atau digital.

“Seluruh pangan lokal seperti jagung, ubi jalar dan lain-lain semuanya mempunyai manfaat yang luar biasa. Dengan kreativitas, semua bagian dapat diolah menjadi produk pertama, sampingan, dan sisanya pun bisa dijadikan kompos. Dengan kemajuan teknologi digital, pemasaran pangan pun menjadi lebih efektif, cepat menembuh konsumen pada semua elemen bahkan ekspor menjadi lebih mudah,” demikian disampaikan Suwandidalam Bimbingan Teknis dan Sosialisasi (BTS) Propaktani episode 407 yang bertema Inovasi dan Pengembangan Industri Kreatif Pangan Lokal Berbasis Digital, kemarin Rabu (6/4/2022).

Menurut Suwandi, kunci keberhasilan komoditas pangan lokal diminati industri yakni melakukan market driven, yakni bagaimana merekayasa sedemikian rupa pangan lokal menjadi lifestyle yang diminati konsumen terutama kaum millenial. Apabila dari sisi market driven didorong, maka petani akan senang karena produknya dibeli dan dipasarkan dengan baik.

“Ekspor singkong dan produk turunannya naik sampi 300 persen. Ubi kayu dan ubi jalar pun naik. Kami sudah bekerja sama dengan hotel agar produk pangan lokal ini bisa masuk ke hotel-hotel dan diperkenalkan secara luas,” jelasnya.

Di acara yang sama, Indra Akbar Dilana dari IKMA, Kemenperin menuturkan industri kecil dan menengah (IKM) merupakan salah satu sektor pada usaha kecil dan menengah yang menekankan proses industri dalam aktivitasnya. Adapun program peningkatan daya saing IKM antara lain melalui akses pembiayaan, mendorong IKM untuk mengakses KUR dan mendorong ekspor.

Berikutnya, lanjut Indra, adalah bahan baku yang berupa material center dan kerjasama logistik. Kemudian fasilitas teknologi dan sarana prasarana produksi serta peningkatan kualitas produk, keahlian SDM dan peningkatan akses pasar.

“Kami juga mempunyai fasilitas promosi IKM makanan, yaitu dengan cara Identifikasi dan analisa trend pasar di lokasi pameran dalam dan luar negeri, kriteria penentuan event atau pameran, publikasi pelaksanaan pameran terpilih, dan pelaksanaan bimbingan ekspor,” ujar Indra.

Tita Aviana, dari BBSPJIA, Kemenperin menambahkan trend makanan saat ini berasal dari plant based produk sebagai alternatif daging, produk yang mendukung gaya hidup sehat, produk yang menenangkan, relaksasi, mengurangi stress, pengembangan rasa, dan makanan tradisional kekinian.

“Pangan Fungsional adalah pangan (segar / olahan) yang mengandung komponen yang bermanfaat untuk meningkatkan fungsi fisiologis tertentu, dan / atau mengurangi risiko sakit yang dibuktikan berdasarkan kajian ilmiah, harus menunjukkan manfaatnya dengan jumlah yang biasa dikonsumsi sebagai bagian dari pola makan sehari-hari,” jelasnya.

Reynaldi Richard Stok, dari Shopee Food, mengapreasi upaya pemerintah melalui Kementan dan Kemenprein dalam melakukan inovasi untuk kemajuan pangan berbasis digital ini. Karena itu, pihaknya pun menawarkan kerjasama dengan seluruh UMKM untuk memasarkan produknya melalui shopee food dengan struktur komisi 20% komisi yaitu komisi dipotong dari harga jual merchant harga yang disubmit ke shopee food. Kemudian terdapat promosi customer yaitu 100% promosi customer dibayar oleh shopee food ekslusif untuk semua pesanan mitra merchant.

“Laporan transaksi harian pedagang nantinya pada Master Merchant akan mendapatkan laporan pelunasan harian dengan format file CSV yang dapat diunduh. Laporan penyelesaian harian merekap semua transaksi outlet yang terjadi pada pukul 00:00 – 23:59 pada hari sebelumnya. Pencairan dana ShopeePay dilakukan secara otomatis. Semua dana transaksi yang telah diotorisasi antara 00:00:00 dan 23:59:59 akan ditransfer ke Akun Merchant yang terdaftar selambat-lambatnya pada hari kerja,” tutur Reynaldi.

HMS Kementan RI

100 Ribu Tanaman Anggrek Berbakteri Dimusnakan Karantina Pertanian Tj Priok

Laporan Baim

Tangerang – Perlindungan sumber daya alam hayati Indonesia terhadap masuk dan tersebarnya Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) secara nyata dilakukan oleh Karantina Pertanian Tanjung Priok.

Kali ini, Karantina Pertanian Tanjung Priok mencegah masuk dan tersebarnya OPTK yang terbawa pada tanaman anggrek impor asal Taiwan dengan melakukan tindakan pemusnahan.

Pemusnahan terhadap hampir 100 ribu batang tanaman anggrek bulan ini dilakukan karena komoditas impor ini terinfeksi bakteri Dickeya dadantii yang merupakan OPTK kategori A1 (belum terdapat di Indonesia) sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 25 tahun 2020 Tentang Jenis Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina. Temuan bakteri eksotik pada komoditas tanaman hias impor senilai 3,4 miliar rupiah ini setelah dilakukan pengujian laboratorium secara molekuler dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) serta pengurutan DNA (DNA sequencing).

Agar tidak terjadi penyebaran media pembawa OPTK ini ke wilayah lain di Indonesia, tindakan pemusnahan dengan cara pembakaran pun dilaksanakan di lokasi penyimpanan komoditas milik importir yang telah ditetapkan sebagai Tempat Lain Tindakan Karantina Tumbuhan.

“Cara pemusnahan dengan pembakaran ini diharapkan dapat mematikan bakteri yang menginfeksi tanaman anggrek ini”, terang Nopriawansyah-Analis Perkarantinaan Tumbuhan Ahli Muda yang melaksanakan tindakan pemusnahan bersama Tim.

Di tempat terpisah, Hasrul-Kepala Karantina Pertanian Tanjung Priok menyampaikan bahwa kekayaan sumber daya alam hayati sebanyak 5000 jenis tanaman anggrek di Indonesia sangat penting untuk dilindungi baik dari kepunahan atau kelangkaan karena dieksploitasi secara tidak bertanggung jawab maupun karena ancaman OPTK berbahaya dari luar negeri melalui pemasukan komoditas impor.

“Kami akan terus meningkatkan mitigasi pencegahan mengingat bakteri ini tidak hanya dapat menyerang tanaman anggrek, tetapi juga 35 spesies tanaman inang lainnya di sub sektor tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan seperti padi, kentang dan tembakau”, tambah Hasrul.

Kementan Tingkatkan Produksi Padi di Banten 2022, Ini Strateginya

Laporan Baim

BANTEN – Kementerian Pertanian (Kementan) menggenjot produksi padi guna terwujudkanya surplus beras nasional 2022. Salah satu daerah sentra produksi dan penyangga pangan beras Ibukota adalah Provinsi Banten, yang menjadi perhatian utama untuk ditingkatkan produksi padinya.

Dirjen Tanaman Pangan, Suwandi mengatakan salah satu terobosan meningkatkan produktivitas dan produksi tahun 2022 adalah melalui program peningkatan Indeks Pertanaman (IP)400 atau tanam dan panen padi empat kali setahun. Petani di Provinsi Banten salah satunya yang proaktif mengenalkan IP400 secara baik, dengan urea 25 kg/ha, NPK 100 kg/ha, dan kompos 2 sampai 3 ton/ha.

“Saat ini dengan varietas yang tongkolnya 1 apabila disemprot dengan booster berupa mikroba ke daunnya pada ketiak 8, 9, 10 umur 21 hari itu bisa keluar tongkolnya sebanyak 2, 3, dan 4. Saat ini kita sedang melakukan replikasi dem farm terkait hal ini”, jelas Suwandi dalam webinar Bimbingan Teknis dan Sosialisasi (BTS) Propaktani yang mengangkat topik Strategi dan Upaya Peningkatan Produksi Padi di Banten Tahun 2022, Selasa (22/2/2022).

Suwandi menegaskan kinerja Kementan di bawah Komando Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pada peningkatan produksi padi tiga tahun terakhir ini membuah hasil memuaskan yakni tidak impor beras umum. Karena itu, kondisi ini harus dipertahankan dimana IP400 tidak harus seperti naik tangga, bisa langsung loncat dengan memperhatikan benih genjah, pengendalian hama penyakit, mekanisasi, ketersediaan air dan tumpang sisip juga perlu dikenalkan pada petani di Provinsi Banten.

“Menteri Pertanian men-challenge saya, pertama produksi pangan harus naik terus setiap tahun, kedua produktivitas padi harus 6 ton ton perhektar ke atas. Ketiga, harus swasembada pangan yang akan dilaunching di bulan Agustus nanti,” paparnya.

Suwandi menambahkan salah satu langkah antisipatif untuk menjaga produksi padi nasional khususnya di Provinsi Banten pada musim kemarau yakni selain mendorong penggunaan bibit padi yang cocok untuk lahan kering, pompanisasi dan pipanisasi di sejumlah daerah yang rawan kekeringan pun harus dimasifkan. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo telah menekankan bawah strategi ini terbukti berdampak besar pada peningkatan produksi pangan.

“Pompanisasi dan pipanisasi, menurut saya adalah program yang sangat efektif karena bisa menanam dengan hasil tiga kali lipat. Sistem ini juga sangat efisien menghemat anggaran negara. Dengan begitu, petani tetap bisa bercocok tanam meskipun terancam kekeringan,” tegas Suwandi.

Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten, Agus M. Tauchid S mengatakan berdasarkan data BPS melalui metode Kerangka Sampel Area (KSA),pProduksi padi tahun 2020 di Banten 1,65 juta ton gabah kering giling (GKG) setara dengan 937,82 ton beras. Produksi ini tentunya mengalami kenaikan 12,56% dibanding produksi padi tahun 2019 sebesar 1,47 juta ton GKG.

“Strategi peningkatan produksi padi ditempuh salah satunya melalui pengembangan irigasi pipanisasi. Bantuan Irigasi Perpipaan di Provinsi Banten, di tahun 2020 telah tersalur untuk 19 poktan dengan luas tanam 947 Ha dan tahun 2021 tersalur untuk 8 kelompok tani dengan luas tanam 272 hektar,” ungkapnya.

“Melalui irigasi pipanisasi pada tahun 2020 total air mengalir dalam waktu satu tahun mampu mengairi seluas 1.681 hektar, atau dua kali penanaman padi. Dengan adanya irigasi pipanisasi, provinsi banten memberikan investasi jangka panjang dan berkelanjutan bagi petani,” imbuh Agus.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Rahmat Yuniar mengatakan teknologi Jaringan Irigasi Perpipaan, sebagai upaya mengatasi permasalahan air akibat dari penggunaan air yang tidak berimbang dan mengantisipasi konflik akibat kelangkaan air. Teknologi ini memiliki manfaat cukup banyak yakni air irigasi akan cepat sampai tujuan, efisiensi akan lebih tinggi, tidak mudah tercemar oleh keadaan sekitarnya dan volume pembagian air dapat diketahui.

“Selain itu, manfaatnya juga pada pemasangan pipa dan bangunan pelengkapnya cukup sederhana dan mudah sehingga menghemat luasan tanah yang digunakan untuk jaringan,” jelas Rahmat.

Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Banten, Ismatul Hidayah menjelaskan sesuai dengan instruksi Menteri Pertanian bahwa target Produktivitas padi harus lebih dari 6 ton/ha. Berdasarkan data BPS tahun 2022, produktivitas padi Provinsi Banten tahun 2021 sebesar 5,1 ton/ha dan ini merupakan peringkat 13 di Indonesia dengan luas panen 319.558,43 ha dan total Produksi 1,63 juta ton, dimana peringkat 9 di Indonesia.

“Saat ini teknologi peningkatan produktivitas padi menggunakan pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) yang merupakan pengembangan dari konsep Pengendalian Hama Terpadu yang sudah lebih dulu dikembangkan. Pendekatan PTT memfokuskan pada tanaman dan pengelolaan kesehatan tanaman, yang merupakan suatu sistem budidaya tanaman dan pengendalian hama penyakit yang terintegrasi, untuk mencapai hasil dan mutu panen yang optimal, keuntungan yang maksimal serta terjaminnya keseimbangan agroekosistem yang berkelanjutan,” terangya.

Manfaat Alpukat Roro 1000 Bibit Dibagikan

Laporan Alpian

BANGKA – Masyarakat Kabupaten Bangka diberikan 1000 bibit unggul yang di kembangkan oleh Asen Salim selaku pemilik dari Penangkaran dan Perkebunan Holtikultura Sen’s Tani yang berfokus pada jenis buah yang banyak sekali manfaatnya, yaitu Alpukat Roro.

Pembagian bibit unggul alpukat Roro ini hasil kolaborasi antara Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan pemilik pembibitan Sen’s Tani yang diberikan langsung ke masyarakat oleh Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman Djohan serta pemilik pembibitan Sen’s Tani, Asen Salim di Penangkaran dan Perkebunan Holtikultura Sen’s Tani, Pagarawan, Kabupaten Bangka, Selasa (21/12/2021)

Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka saat ditemui awak media mengatakan Alpukat Roro ini merupakan sebuah anugerah yang diberikan dan di kembangkan oleh petani-petani Bangka Belitung, sehingga menciptakan bibit unggul alpukat yang manfaatnya bagus sekali untuk kesehatan bahkan menjadi bahan kosmetik

“ini bentuk kreatifitas para petani kita juga, yang sudah berupaya dengan inovasi nya, menciptakan bibit, mempopuliaskan bibit, sebagain Wilayah komuditi komuditi unggul,khususnya Roro.”katanya

“Roro ini adalah alpukat yang unggul, yang sudah di lombakan di tingkat nasional,juara 1, di nasional.”jelasnya

tambahnya, Alpukat Roro merupakan komuditi lokal Bangka Belitung yang harus di kembangkan dan di perbanyak oleh terutama masyarakat Bangka Belitung sehingga akan meningkatkan kualitas untuk di sektor pertanian terkhususnya Alpukat Roro

“jadi ini harus kita kembangkan, dan ini adalah komuditi lokal Bangka Belitung,jadi harus kita harus perbanyak, perbanyaknya kita dahulukan masyarakat Bangka Belitung, sehingga nilai tambahnya masyarakat Bangka Belitung yang akan mendapatkannya.”tambahnya

Senada dengan Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, pemilik Penangkaran dan Perkebunan Holtikultura Sen’s Tani, Asen Salim menegaskan Alpukat Roro ini merupakan bibit unggulan alpukat serta komuditi lokal Bangka Belitung yang harus terus di kembangkan.

“ini unggulan Bangka Belitung,jadi untuk postur buahnya besar, rasanya enak,buahnya legit.”tandasnya Pemilik Sen’s Tani Asen Salim

Tepis Isu Jagung Langka, Mentan Cek Stok Jagung Pabrik Pakan

Laporan Red

Serang – Kementerian Pertanian memastikan ketersediaan jagung nasional khususnya untuk pakan ternak dalam posisi aman. Hal tersebut diungkapkan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, saat berkunjung ke pabrik pakan ternak (feedmill) milik PT. Japfa Comfeed Indonesia di Serang – Banten. (27/9)

“Atas perintah Bapak Presiden, kami diminta untuk melakukan validasi fakta dan cek data di lapangan. Pak Presiden minta tidak hanya data tapi bagaimana fakta yang ada dilapangan, oleh karena itu saya bersama eselon 1 dan Eselon 2 Kementan lakukan validasi, salah satunya hari ini di pabrik pakan terbesar di Indonesia yaitu Japfa” tutur Syahrul.

Dipabrik yang mampu menampung stok kurang lebih 850.000 ton pakan ternak tersebut, Syahrul menegaskan pihaknya terus menggenjot produksi jagung khususnya untuk mencukupi kebutuhan pakan ternak secara nasional. Ia meminta agar semua pihak termasuk perusahaan pakan untuk melakukan penyerapan jagung dari petani lokal secara maksimal.

“Berdasarkan penjelasan dari Direksi tidak ada masalah terkait pasokan jagung, tentu ada dinamika yang terjadi dilapangan dan memberi pengaruh pada aspek distribusi dan lainnya secara nasional, tetapi secara faktual, secara nyata kondisi jagung kita cukup normal, disini minimal menerima 200 truk setiap hari dan itu diambil lebih banyak dari luar Jawa” ungkapnya.

Senada dengan Mentan, Assistant Vice President PT. Japfa Comfeed Indonesia yang juga Ketua Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) menyatakan bahwa ketersediaan jagung untuk pakan ternak dalam kondisi cukup.

“Kondisi sekarang kami punya stok hingga 17.000 ton di unit pabrik pakan kami di Cikande. Sumber jagung kami dari luar Pulau Jawa, seperti Lampung, Sulawesi (Makassar dan Gorontalo) dan NTB (Sumbawa & Dompu), untuk mencukupi kebutuhan jagung pakan ternak hingga saat ini, kami terus melakukan penyerapan jagung petani di wilayah – wilayah sentra produksi agar stock jagung kami bisa mencukupi kebutuhan produksi pakan ternak hingga datangnya masa panen berikutnya” beber Johan.

Informasi yang didapat sebelumnya, berdasarkan pantauan yang dilakukan Badan Ketahanan Pangan (BKP), stok jagung nasional pada minggu IV (20 September 2021) mencapai 2,75 juta ton.

Stok tersebut tersebar, dengan rincian 856.897 ton (31%) berada di pabrik pakan; 744.250 ton (27%) di pengepul; 423.502 ton (15%) di agen; 288.305 ton (11%) di pengecer; 276.300 ton (10%) di usaha lain atau pakan mandiri; dan sisanya 6% berada di industri pangan, rumah tangga, dan lain-lain.

Syahrul menjamin stok tersebut akan diperkuat dengan masa panen yang akan berlangsung dari September hingga Oktober 2021, ia mengaku banyak wilayah sentra jagung yang memasuki masa panen dalam beberapa waktu dekat.

“Besok, hari Rabu (29/9) saya akan lakukan panen raya jagung dibanyak titik secara serempak seluruh Indonesia. Panen ini sekaligus menjadi bukti bahwa produktivitas jagung kita cukup baik, artinya kondisi jagung kita dalam range dan dinamika yang bisa dikendalikan” tegas Syahrul.

Karantina Pertanian Tanjung Priok Gandeng Stakeholders Optimalkan Potensi Ekspor di Kabupaten Garut

Laporan Baim,Masanto

Garut – Upaya pencapaian untuk mendukung Program Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor Komoditas Pertanian (Gratieks) Kementerian Pertanian adalah penyelenggaraan bimbingan teknis budidaya hingga penanganan pasca panen demi mendorong akselerasi ekspor. Tentunya, kolaborasi dengan berbagai stakeholders (pemangku kepentingan) akan mampu menyentuh semua lini dan memberikan solusi dari permasalahan budidaya serta ekspor yang dihadapi petani.

Kali ini, Karantina Pertanian Tanjung Priok menggandeng Direktorat Jenderal Hortikultura, Dinas Pertanian Kabupaten Garut serta Dewan Rempah Indonesia untuk memberikan bimbingan teknis kepada para petani, offtaker, eksportir dan penyuluh pertanian terkait budidaya jahe dan kapulaga berorientasi ekspor.

Acara yang dimoderatori oleh Dr. Masanto, S.P., M.Sc-Analis Perkarantinaan Tumbuhan Ahli Muda ini menghadirkan Ir. Beni Yoga Gunasantika, M.P.-Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Ir. Nur Eva Hayati, M.Sc-Koordinator Kelompok Tanaman Obat Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat, serta Nuning Sutjiningsih Barwa-Ketua Bidang Pemasaran, Promosi dan Advokasi Dewan Rempah Indonesia sebagai narasumber.

Jahe dan Kapulaga merupakan dua dari 63 jenis komoditas tanaman obat binaan Direktorat Jenderal Hortikultura yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pertanian.

“Arah kebijakan pengembangan tanaman obat ini meliputi perbaikan sifat fisik dan kimiawi tanah, pemantapan dan peningkatan produksi serta produktivitas, pengembangan kawasan tanaman obat di luar Jawa dan lahan rawa serta dengan pola kemitraan hingga mendorong Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk komoditas tanaman obat berorientasi ekspor,” papar Eva.

Selaku tuan rumah, Beni menyampaikan bahwa Jahe dan Kapulaga adalah dua dari tiga komoditas tanaman obat unggulan sejak lima tahun terakhir di Kabupaten Garut yang telah dikembangkan masing-masing di 11 dan 20 kecamatan.

“Sangat diharapkan satu per satu permasalahan yang sedang dihadapi petani jahe dan kapulaga seperti keterbatasan benih yang unggul dan akses permodalan, rendahnya pengetahuan terkait budidaya, masih konvensionalnya teknologi sarana dan prasarana usahatani, kurang memadainya infrastruktur pengairan dan akses distribusi produk serta tidak stabilnya produksi dan rendahnya mutu produk dapat terurai dan terselesaikan setelah adanya kegiatan ini,” ujar Beni.

Di era pandemi ini, Nuning memaparkan bahwa secara global Jahe dan Kapulaga dimanfaatkan sebagai super food untuk kekebalan tubuh selain bawang putih, cabai hijau, kunyit, lada hitam, kayu manis dan pala. “Tingginya nilai pasar global jahe dan kapulaga yang masing-masing mencapai 8,46 dan 67,4 miliar dolar Amerika Serikat, seharusnya menjadi pemicu kita untuk lebih termotivasi lagi meningkatkan produksi dan kualitas jahe serta memulai budidaya kapulaga yang intensif,” ajak Nuning.

Dalam sambutannya, Hasrul, S.P., M.P.-Kepala Karantina Pertanian Tanjung Priok menggarisbawahi bahwa penyelenggaraan bimbingan teknis ini merupakan bentuk kolaborasi implementatif antara Badan Karantina Pertanian, Direktorat Jenderal Hortikultura dan stakeholders lainnya dalam mendukung Program Gratieks, Gedor Hortikultura dan sekaligus Konstratani. “Kehadiran pemerintah sangat penting untuk merangkul petani dan eksportir serta semua stakeholders dalam meningkatkan produksi, kualitas serta nilai ekspor komoditas pertanian sebagai kontribusi bagi pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi,” pungkas Hasrul.

Komisi IV Apresiasi Percepatan Pembangunan Pertanian di Papua

Laporan Red

Papua – Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi NasDem, Sulaeman Hamzah mengapresiasi upaya Kementerian Pertanian (Kementan) dalam mempercepat pembangunan sektor pertanian di Provinsi Papua. Menurut Sulaeman, pertanian di Papua saat ini sudah semakin maju, terutama setelah mendapat bantuan dan pendampingan yang intensif seperti pembentukan dan pengukuhan petani milenial serta bantuan berbagai alat mesin pertanian.

“Karena itu saya mendukung peningkatan produktifitas dan kesejahteraan petani di Provinsi Papua, khususnya di merauke melalui pendampingan dan mekanisasi pertanian,” ujar Sulaiman, Senin, 6 September 2021.

Sulaeman mengatakan, Provinsi Papua adalah Provinsi penyangga pangan nasional karena memiliki kekuatan besar terhadap ketersediaan pangan berkelanjutan. Karena itu, ia mengajak peranan generasi muda untuk turun langsung menggeluti bidang pertanian untuk peningkatan kesejahteraan.

“Saya juga mengajak seluruh stakholder di Papua dan Merauke (khususnya dinas pertanian Merauke) untuk bersinegri dalam mewujudkan kemandirian dan kedaulatan pangan di tanah Papua,” katanya.

Terpisah, Wakil Ketua I Komite I DPD RI, Filep Wamafma, senator dari pemilihan Papua Barat juga mengapresiasi upaya Kementan dalam melakukan pembangunan pertanian di ujung timur wilayah Indonesia yaitu Papua. Menurut Filep, upaya tersebut merupakan langkah yang tepat mengingat sektor pertanian di Papua memiliki potensi besar, terutama dalam mendukung peningkatan ekspor.

“Tentu saja kita mendukung dan mengapresiasi berbagai program petani milenial dari Kementan, terutana semua kegiatan pembangunan yang dilakukan di Papua,” katanya.

Seperti diketahui, dalam kunjungan kerjanya di Provinsi Papua beberapa hari lalu, Mentan Syahrul memantau jalannya panen raya yang dikakukan petani di Kabupaten Merauke. Di sana, Mentan menyalurkan bantuan sebesar 19,43 miliar. Mentan juga mendorong lahan hutan sagu Sorong menjadi kawasan agrowisata serta peningkatan kualitas RMU hingga pencetakan ribuan petani milenial Papua.

“Hari ini saya datang untuk mengatakan bahwa Papua adalah daerah yang hebat. Kalau begitu ayo kita Sama-sama bertani, karena Tuhan menciptakan tanah Papua ini luar biasa. Mataharinya bersinar, airnya mengalir, tanahnya subur dan peluang ekspornya terbuka lebar,” tutupnya.

Bukti Negara Hadir Bangun Pertanian Indonesia Secara Merata Mentan Hadir di Papua

Laporan Red

Papua – Kunjungan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo ke Provinsi Papua beberapa hari lalu mendapat sambutan baik dari Staf Khusus Presiden RI, Billy Mambrasar. Menurutnya, kunjungan tersebut adalah bukti bahwa negara hadir di semua Provinsi dan berkomitmen membangun sektor pertanian secara merata dan berkelanjutan.

Seperti diketahui, dalam kunjungan kerjanya di Provinsi Papua, Mentan meninjau panen raya yang dilakukan petani di Kabupaten Merauke, dan menyalurkan bantuan sebesar 19,43 miliar untuk pertanian Papua. Mentan juga mendorong lahan hutan sagu Sorong menjadi kawasan agrowisata, serta memacu peningkatan kualitas RIce Milling Unit (RMU), hingga pencetakan ribuan petani milenial di tanah Papua.

“Saya mengapresiasi dan bersyukur atas kehadiran Bapak Menteri (Syahrul Yasin Limpo) ke tanah Papua. Bagi saya, kehadiran pak Menteri membawa semangat baru dalam pembangunan pertanian di Papua yang semakin masif dan mampu mendukung peningkatan kesejahteraan perani,” ujar Billy, Selasa, 7 September 2021.

Menurut Billy, kehadiran Mentan di tanah Papua, yakni Jayapura, Sorong dan Merauke sudah mengobati kerinduan petani asli Papua yang selama ini berkontribusi besar terhadap jalannya pembangunan pertanian.

“Saya melihat Pak Menteri menyempatkan diri beraudiensi dengan petani milenial orang asli Papua. Kemudian melakukan pelatihan terhadap komunitas petani milenial di Jayapura dan Merauke. Saya pikir ini langkah yang tepat dan perlu kita apresiasi bersama,” kata tokoh milenial Papua ini.

Billy menambahkan, sektor pertanian selama ini merupakan sektor penunjang utama bagi pertumbuhan ekonomi di Papua. Terlebih, pertanian adalah sektor penyerap tenaga kerja bagi kalangan generasi muda.

“Perlu diingat bahwa sektor pertanian merupakan sektor penyerap tenaga kerja terbanyak di Papua maupun di Papua Barat khususnya untuk demografis anak muda. Dan ini telah menjdi atensi Presiden RI dan atensi Menteri Pertanian. Karena itu harus kita kawal agar programnya berjalan lancar. Maju terus petani milenial, maju terus pertanian dan maju terus Indonesia,” katanya.

Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi NasDem, Sulaeman Hamzah juga mengapresiasi upaya Kementerian Pertanian (Kementan) dalam mempercepat pembangunan sektor pertanian di Provinsi Papua. Menurut Sulaeman, pertanian di Papua saat ini sudah semakin maju, terutama setelah mendapat bantuan dan pendampingan yang intensif seperti pembentukan dan pengukuhan petani milenial serta bantuan berbagai alat mesin pertanian.

“Karena itu saya mendukung peningkatan produktifitas dan kesejahteraan petani di Provinsi Papua, khususnya di merauke melalui pendampingan dan mekanisasi pertanian,” katanya.

Apresiasi serupa juga mengalir dari Wakil Ketua I Komite I DPD RI, Filep Wamafma. Menurut Senator dari Papua ini, sektor pertanian di Papua memiliki potensi besar dalam mendukung peningkatan ekspor dan kesejahteraan petani.

“Tentu saja kita mendukung dan mengapresiasi berbagai program petani milenial dari Kementan, terutana semua kegiatan pembangunan yang dilakukan di Papua,” tutupnya.

Kunjungan ke Merauke, Mentan Salurkan Bantuan Senilai Rp 19,43 Miliar

Laporan Baim

Merauke – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menyaksikan panen raya padi yang dilakukan petani di Kabupaten Merauke. Dalam kunjungan ini, Kementerian Pertanian (Kementan) juga menyalurkan bantuan untuk sektor pertanian TA 2021 dengan nilai mencapai 19,43 miliar.

“Bapak Bupati lahanmu ini bagus sekali dan saya bersyukur kita bisa bertemu dalam situasi seperti ini. Bertani itu membutuhkan kesabaran, ketenangan untuk memikirkan kenapa matahari kita sama dimana-mana dengan daerah lain seperti Jawa, air kita juga sama, kalo begitu kenapa orang disana bisa lebih cepat. Nah itu kan tantangannya dan saya bersama Bapak Bupati, TNI, Komisi IV siap untuk membackup ini,” ucap Mentan SYL saat memberikan arahan usai menyaksikan panen padi di Disktrik Tanah Miring, Merauke, Jumat (3/9/21).

SYL meminta Merauke melakukan cluster pada setiap lahan pertanian yang ada dengan pengembangkan diversifikasi komoditas tanaman hortikultura maupun perkebunan seperti melakukan tumpang sari padi dengan pisang, jagung, kelapa, kopi dan lainnya. Hal ini juga bertujuan membangun ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani.

“Jadi nanti petani bisa panen jagung, bisa panen pisang. Jika misalnya dalam setiap 1000 hektare padi misalnya kita tumpang sari kan dengan kelapa, ujungnya kan bisa menjadi pabrik sabuk, tempurung, vco, nata de coco. Jadi dalam satu hamparan kita konsentrasikan dan rencanakan bersama,” sebutnya.

Di sisi lain, SYL juga menerangkan terkait ketersediaan pupuk subsidi. Dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) itu, kebutuhan pupuk bersubsidi mencapai 24 juta ton. Namun kemampuan pemerintah untuk menyediakan pupuk bersubsidi hanya mencapai 9 juta ton sehingga menyebabkan kurangnya stok pupuk bersubsidi.

“Jadi memang jauh sekali dari 24 juta ke 9 juta ton. Tetapi hari ini kalau 13 ribu ton saja yang masuk ke Merauke, tambahi lagi lah Pak Dirjen PSP, jangan buat malu saya dan bapak Bupati,” tuturnya.

“Jadi apa yang diminta Pak Bupati hari ini, saya berikan. Kita bangun RMU modern dan kita tambah alokasi pupuk untuk Merauke. Saya sangat bangga dengan semangat Pak Bupati, kita bisa sama-sama memajukan pertanian di Papua ini,” tambah SYL.

Perlu diketahui, pertanian adalah salah satu sektor yang mampu memberikan kontribusi positif pada perekonomian nasional di tengah kondisi pandemi wabah Covid 19. Sesuai data BPS, PDB pertanian tumbuh 16,24 persen pada triwulan-II 2020 (q to q) bahkan ekspor pertanian Indonesia telah mencapai Rp 451,8 triliun di sepanjang 2020 atau naik 15,79 persen dari periode sebelumnya yaitu Rp 390,16 triliun.

“Disaat pandemi, tidak ada yang bisa jalan selain pertanian karena semua orang butuh makan. Oleh karena itu upaya kita harus terus jalan dan kita tingkatkan apa yang sudah ada,” sebut SYL.

“Seperti kondisi disini kita akan mewujudkan keinginan Bupati untuk membangun RMU modern yang menghasilkan beras kualitas premium dengan memanfaatkan pangsa pasar ekspor negeri tetangga,” imbuhnya.

Di tempat yang sama, Bupati Merauke, Romanus Mbaraka menyambut baik kunjungan Mentan SYL beserta rombongan di daerahnya. Romanus mengapresiasi dukungan Menteri Pertanian untuk membangun RMU modern berkapasitas besar dan menambah alokasi pupuk bersubsidi guna meningkatkan produksi dan kesejahteraan petani.

“Lahan pertanian di Marauke sudah sangat bagus dari sarana dan prasarana. Namun Pak Mentan, kami meminta 2 kebutuhan mendasar saat ini untuk petani Merauke penambahan kuota pupuk bersubsidi dan RMU Modern,” tutur Romanus.

Adapu bantuan pertanian yang disalurkan Kementan untuk Kabupaten Merauke tahun 2021 yakni bantuan benih padi hibrida sawah, padi biofortifikasi, kedelai dan benih jagung serta bantuan benih bawang merah, cabai rawait, benih sawi hijau. Bantuan lainnya yakni bibit durian, kelengkeng, 3 unit bangunan pengolahan hortikultura, alat mesin pertanian, 60 ekor sapi, 120 ekor kambing, dan bantuan 4.500 ekor ayam.

Penuhi Persyaratan, Daging Ayam Olahan Diekspor ke Bangladesh

Laporan Red

Karawang – Untuk pertama kalinya, setelah melalui serangkaian tindakan karantina guna memastikan seluruh persyaratan teknis dan protokol ekspor negara tujuan, tiga ton produk ayam olahan chicken nugget diekspor ke Bangladesh. Komoditas ini yang merupakan hasil produksi salah satu pabrik pengolahan unggas di Kabupaten Karawang.

Kementerian Pertanian melalui pejabat karantina di Pelabuhan Tanjung Priok telah melakukan pemeriksaan fisik untuk memastikan media pembawa yang akan diekspor bebas dari Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK), layak dikonsumsi, sesuai jenis dan jumlahnya serta memiliki kemasan yang baik dan aman yang mampu melindungi produk dari kerusakan.

“Tidak hanya pemeriksaan, pengawalan ekspor perdana oleh Pejabat Karantina juga berupa pengawasan mulai proses produksi untuk memastikan bahwa komoditas ini memenuhi persyaratan sanitasi dan administrasi negara tujuan,” kata Kepala Karantina Pertanian Tanjung Priok, Hasrul melalui keterangan persnya, Senin (30/8).

Menurut Hasrul, pihaknya mencatat setelah sebelumnya memasok kebutuhan pasar Jepang dan Philipina, kini produk sejenis memasuki pasar barunya di Bangladesh.

Pacu Ekspor, Kementan Fokus dari Hulu sampai Hilir

Pelepasan ekspor perdana yang dilakukan pada hari Jumat (27/8) ini dihadiri secara langsung oleh Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo. Mentan SYL menegaskan ia dan jajarannya berkomitmen untuk mendorong peluang ekspor lebih besar bagi para pelaku usaha peternakan dan kesehatan hewan, baik skala besar, menengah bahkan mikro dan para peternak yang siap ekspor untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia dengan fokus mulai dari sisi hulu maupun hilir. Ia berkomitmen mempermudah fasilitasi dan perizinan ekspor dan memfasilitasi peternak untuk tetap eksis dan meningkatkan skala usaha budidaya ayam.

Tak hanya sampai di situ, SYL pun menekankan komitmennya untuk terus memperkuat diplomasi dan market inteligent negara tujuan ekspor, pembukaan akses pasar baru, promosi dan bisnis matching, harmonisasi persyaratan, optimalisasi produksi, serta penjaminan keamanan dan mutu. Negara tujuan ekspor harus diperluas, minimal chicken nugget Indonesia menguasai negara-negara tetangga di kawasan Asean dan Asia.

Kedepan, kuantitas maupun kualitas produk siap memotivasi bagi pelaku usaha lain untuk tetap berupaya melakukan percepatan ekspor komoditas peternakan lainnya dengan memastikan kualitas, kuantitas, kontinuitas serta efisiensi usaha agar mampu bersaing dengan negara lain. Kita harus berani menembus negara-negara tetangga, ini harus kita berupaya keras, papar Mentan.

Direktur Utama PT. TIB, Tjandra Srimulianingsih yang turut mendampingi mengatakan ekspor berupa chicken nugget sebanyak 18 ton akan dikirimkan secara bertahap hingga akhir tahun 2021 ke Bangladesh. Tjandra mengapresiasi pemerintah saat ini khususnya Kementan yang sangat mendukung ekspor komoditas pertanian yang memberi nilai tambah. Khususnya produk hasil olahan unggas seperti nugget dengan berbagai upaya seperti kemudahan proses bisnis baik administrasi maupun persyaratan ekspor melalui layanan karantina secara online. Dengan percepatan layanan ini dapat berdampak pada peningkatan nilai tambah komoditas sekaligus meningkatkan nilai ekspor pertanian.

Sebagai informasi, dari data BPS, kinerja ekspor komoditas peternakan periode bulan Januari – Juli tahun 2021 mencapai 192.034 ton dengan nilai 807.587.385 dollar AS atau setara Rp. 11,7 triliun. Dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2020 (YoY), volume ekspor meningkat sebesar 9,72 persen dan nilai ekspor meningkat sebesar 72,9 persen.

“Dengan tren peningkatan ekspor yang positif ini, kami di Karantina Pertanian Tanjung Priok akan terus mengawal pencapaian target Gratieks dengan menjaga pelayanan prima terhadap pemeriksaan dan sertifikasi produk pertanian tujuan ekspor,” tandas Hasrul.

Narahubung : Hasrul, SP, MM
Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok Badan Karantina Pertanian

Jelang HBKN, Kementan Optimis Stok dan Harga Cabai Aman

Laporan Red

Lumajang – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) terus melakukan terobosan baru untuk menggenjot pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri hingga peningkatan ekspor, khususnya komoditas hortikultura yang berkontribusi positif terhadap perekonomian nasional ketika pandemi Covid-19.

Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan), Prihasto Setyanto mengakui bahwa dirinya kini terus berada di lapangan. Pada kunjungan kerjanya ke korporasi cabai di Kecamatan Pasuruan, Kab.Lumajang-Jawa Timur, Prihasto mengapresiasi petani yang sudah membuat cetakan _soil block_ dalam penyemaian benih cabai. Pasalnya temuan petani ini bisa mempersingkat proses budidaya dibandingkan menggunakan polibag kecil.

Sistem pembenihan semacam ini mengurangi penggunaan plastik yang bisa mencemari lingkungan. “Ini menarik, dan bisa dicontoh oleh petani-petani yang lainnya. Apalagi ini sangat ramah lingkungan karena menghindarkan penggunaan plastik”, terangnya.

Dirjen Hortikultura juga mengungkapkan bahwa pertanaman cabai di daerah-daerah sentra produksi saat ini semakin baik. Dalam kunjungannya hari ini (24/06 /2021) Prihasto sangat optimis harga cabai akan tetap stabil menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN). “Insya Allah menjelang HKBN, cabai rawit merah dan khususnya cabai besar ini aman, cuma mungkin sedikit distorsi, tapi harga di petani cukup baik. Pemerintah pasti akan melakukan apapun untuk menjaga kestabilan harga bahan pokok”, tegasnya.

Sebagaimana diketahui, harga cabai rawit merah di tingkat petani berada di kisaran Rp. 30 ribu dan harga cabai merah besar sekitar Rp. 18 ribu per kilogram. Harga ini disinyalir sudah menguntungkan petani dan terjangkau di tingkat konsumen.

Kebangkitan budidaya cabai juga ditengarai oleh hadirnya koperasi petani. Koperasi ini akan menjadi _off taker_ bagi semua anggota dalam budidaya cabai. Segala bentuk saprodi, benih, pupuk, dan obat-obatan ditanggung oleh koperasi, nantinya anggota akan membayar saat panen.

Dalam pemasaran, Koperasi Sri Lestari telah bermitra dengan PT. Indofood. Total pertanaman yang dimitrakan mencapai 70 hektar per tahun yang diatur pola tanamnya. Saat ini Koperasi Sri Lestari mampu mengirimkan cabai besar minimal 4-10 ton per minggu (dikirim 2 kali), dengan harga kemitraan antara koperasi dengan indofood minimal Rp.13.500.

Kementan Raih WTP Laporan Keuangan 2020

Laporan Red

Jakarta – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyampaikan terimakasih atas kepercayaan dan penghargaan yang diberikan BPK. Menurut Mentan, pemberian WTP secara berturut-turut telah menunjukan bahwa kerja keras jajaran Kementan sudah berada di jalur yang benar.

“WTP itu indikatornya adalah ketaatan pada aturan, yang kedua tidak ada kerugian negara dan yang ketiga secara administrasi dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu sya kira ini jadi kebanggaan, bahwa WTP terus menerus kita dapatkan. itu tandanya kita sudah berada di jalan yang benar,” katanya sesaat setelah mengikuti secara virtual acara penyampaian laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah pusat (LHP LKPP) tahun 2020.

Meski demikian, Mentan menegaskan bahwa penghargaan ini harus dibayar dengan kerja keras yang lebih baik lagi. Salah satunya dengan meningkatkan produksi untuk kesejahteraan petani.

“Saya kira WTP ini baik secara administrasi maupun program sudah berjalan beriring dan bermuara pada kesejahteraan petani. Karena itu kami jajaran pertanian akan terus melakukan kerja sebagaimana target yang telah ditentukan, dan memperbaiki tata kelola dengan digital sistem,” katanya.

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK RI) secara resmi menyerahkan penghargaan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) kepada K/L di Indonesia, termasuk Kementerian Pertanian (Kementan RI), Jumat, 25 Juni 2021. Penghargaan ini diberikan setelah BPK memeriksa laporan keuangan pemerintah pusat tahun 2020 yang diterbitkan 31 Mei 2021.

Ketua BPK RI, Agung Firman Sampurna menjelaskan bahwa penghargaan tersebut diberikan BPK setelah melalui proses dan hasil pemeriksaan yang cukup panjang dan berdasarkan 4 kriteria utama. Pertama, kata Agung, BPK menilai adanya kesesuaian atas standar akutansi pemerintah.

Kedua, BPK menilai adanya kecukupan pengungkapan yang dilakukan pemerintah sejauh ini. Ketiga adanya kepatuhan terhadap perundang-undangan yang ada dan keempat adanya sitem pengendaliam intren.

“Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh orang-orang profesional itu, maka kita dapat menyimpulkan bahwa WTP layak diberikan,” ujar Agung.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam sambutanya di Istana Negara Jakarta mengatakan bahwa penghargaan tersebut harus disikapi dengan memastikan agar setiap rupiah yang dibelanjakan seluruh jajaranya betul-betul dirasakan oleh masyarakat.

“Saya minta kepada para menteri, para kepala lembaga, dan kepala daerah agar semua rekomendasi pemeriksaan BPK segera ditindaklanjuti dan diselesaikan. Predikat WTP bukanlah tujuan akhir karena kita ingin mempergunakan uang rakyat dengan sebaik-baiknya, dikelola dengan transparan dan akuntabel, kualitas belanja semakin baik, makin tepat sasaran, memastikan setiap rupiah yang dibelanjakan betul-betul dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” katanya.

Meski demikian, Presiden mengapresiasi laporan BPK yang dikerjakan secara tepat waktu. Apalagi, penghargaan ini diberikan di tengah berbagai keterbatasan aktivitas dan mobilitas di masa pandemi.

“Pemerintah pusat terus berkomitmen untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah pusat,” katanya.

Presiden menegaskan bahwa pemerintah akan sangat memperhatikan semua rekomendasi-rekomendasi BPK dalam mengelola pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Defisit anggaran dibiayai dengan memanfaatkan sumber-sumber pembiayaan yang aman, dilaksanakan secara responsif mendukung kebijakan counter cyclical, dan akselerasi pemulihan sosial ekonomi dikelola secara hati-hati, kredibel, dan terukur.

Kepada Presiden, Mentan Siap Kembangkan Porang dan Walet dari Hulu ke Hilir

Laporan Red

Posberitanasional.com, 4/05/2021, Jakarta – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa budidaya tanaman porang dan sarang burung walet akan terus digenjot baik dari hulu maupun hilir. Bahkan, kata Syahrul, Kementerian Pertanian akan segera membuat klaster atau pengelompokan sentra porang dan walet agar mampu memenuhi kebutuhan ekspor.

“Sesuai petunjuk bapak Presiden kita akan menguatkan akselerasi porang dan walet lebih kuat lagi baik dari hulu sampai hilir. Terutama kami akan mempersiapkan pembinaan teknik pada petani baik porang maupun sarang burung walet,” ujar Mentan seusai melakukan rapat terbatas bersama Presiden RI dan Menteri Perdagangan di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa 4 Mei 2021.

Berikutnya, Kementan juga mempersiapkan pengkelompokan klaster porang dan walet dengan membuat rumah walet dan rumah processing akhir sebelum nantinya sampai pada proses industri.

“Terakhir tentu saja bahwa Bapak Presiden meminta semua upaya ini berpihak kepada rakyat dan tidak ada hal-hal yang harus dibuat ribet seperti membuat regulasi rumit yang menjadi hambatan-hambatan. Saya selaku Mentan akan bersama-sama dengan Mendag melakukan upaya maksimal memberikan ruang bagi petani porang dan petani rumah burung walet agar besok kita mendapatkan nilai ekspor yang lebih banyak bagi kepentingan negeri dan kepentingan rakyat,” katanya.

Mengenai hal ini, Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi menjelaskan bahwa saat ini Indonesia merupakan salah satu negara dengan produsen porang dan walet terbesar di dunia.

“Bahkan Kalau tidak salah hampir 80 persen dari kapasitas dunia itu dicapai dari Indonesia. Indonesia pada tahun 2020 mengekspor hingga 540 juta dolar untuk sarang burung walet dan berkisar 1.316 ton yang kita ekpor,” katanya.

Terpisah, Sejumlah pengusaha sarang burung walet siap mendukung langkah Kementerian Pertanian (Kementan) dalam meningkatkan ekspor pertanian melalui Gerakan Tiga Kali Ekspor (Geratieks). Apalagi industri sarang burung walet merupakan industri yang memiliki pasar sangat spesifik, khususnya untuk memenuhi kebutuhan ekspor.

Dalam kesempatan itu, Kementan berjanji akan memfasilitasi para pengusaha walet untuk mengembangkan usahanya dengan pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pertanian. Terlebih Kementan siap mendorong 1000 rumah walet untuk meningkatkan produksi yang ada.

Kementan: Food Estate Kalteng Akan Jadi Kiblat Lumbung Pangan Nasional

Lapotan Red

Posberitanasional.com, 04/05/2021, Kapuas – Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian (Kementan) Momon Rusmono, meninjau gerakan percepatan tanam padi di lokasi Food Estate Kalimantan Tengah, Selasa, 4 Mei 2021. Di sana, momon menyaksikan olah tanam dengan menggunakan sider atau alat tanam benih langsung, serta melakukan penaburan benih dengan drone.

“Yang paling pertama, saya datang kesini untuk memastikan bahwa gerakan percepatan tanam di lokasi food estate Kalteng berjalan dengan baik,” ujar Momon yang hadir bersama Dirjen PSP dan Kepala BPPSDMP Kementan di lokasi food estate (A5) Desa Bentuk Jaya, Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas.

Momon mengatakan, food estate Kalimantan Tengah akan menjadi percontohan pertanian modern atau kiblatnya lumbung pangan nasional dalam beberapa tahun ke depan. Karena itu gerakan percepatan tanam harus dilakukan dengan penuh kerja keras, serta menanamkan jiwa semangat tinggi.

“Saya bilang Kalimantan tengah itu akan dijadikan kiblatnya food estate. kenapa? karena ini menyangkut harga diri. Makanya kita harus kerja extra ordinary,” katanya.

Menurut Momon, keberhasilan food estate bisa diukur dari seberapa besar keseriusan semua pihak, termasuk para petani dan penyuluh dalam menyelesaikan semua proses masa tanam dan panen. Namun, Momon percaya keberhasilan tersebut akan sangat mudah diwujudkan karena adanya kekompakan.

“Fakta membuktikan bahwa pertumbuhan ekonomi nasional ditopang oleh pertanian. Artinya yang lain kebutuhan kerjanya turun, pertanian tidak. yang lain lesu, pertanian maju. Kenapa? karena semua ada kebersamaan,” katanya.

Di tempat yang sama, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Sarwo Edhie mengatakan bahwa saat ini sudah lebih dari 19.000 hektare lahan food estate Kapuas sudah ditanami dengan benih unggul. Sisanya, sekitar 900 hektaran akan ditanami secara bertahap sampai pertengahan Mei.

“Saya juga melihat progres lahan disini sudah bisa ditanam dan akhir bulan sudah bisa ditanami 100 persen. Insyaallah semua berjalan dengan baik,” katanya.

Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (TPHP) Provinsi Kalimantan Tengah, Sunarti menyampaikan terimakasih atas perhatian dan dukungan jajaran Kementerian Pertanian yang terus memantau dan mengawal perkembangan food estate di Kalteng.

“Support dari Kementan sangat luar biasa terhadap Kalteng untuk mensukseskan food Estate ini Jadi program super prioritas. Tentu kami jajaran dinas pertanian provinsi dan kabupaten harus siap untuk mensukseskan program ini. Insyaallah kami bisa,” tutupnya.

Berdasarkan pantauan di lapangan, lokasi food estate A5 Kabupaten Kapuas sudah dilengkapi dengan panel surya dan pompa air tenaga surya yang mampu memompa debit air hingga 100.000 liter per hari dengan kapasitas modul surya 20 pcs x 200 wp. Adapun garapan lahan di sana sudah menggunakan teknologi canggih seperti drone, traktor dan combine harvester.

Mentan SYL Penuhi Janji Bantuan Alsintan di Indramayu

Laporan Red

Posberitanasional.com, 04/5/2021, INDRAMAYU – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) bersama Anggota Komisi IV DPR RI, Ono Surono dan Bupati Indramayu, Nina Agustina menyerahkan bantuan alat mesin pertanian (Alsintan) berupa combine harvester 1 unit, traktor roda 4 sebayak 1 unit, traktor roda 2 sebanyak 4 unit dan pompar air 10 unit untuk petani di Desa Wanasari, Kecamatan Bungodua, Indramayu, Jumat (30/4/2021).

Bantuan ini merupakan tindaklanjut dari kunjungan kerja Presiden Jokowi pada pekan lalu guna memenuhi kebutuhan petani dan memajukan pertanian Kabupaten Indramayu sebagai penghasil beras nomor satu nasional.

“Hari ini saya hadir bersama Bupati, DPR RI dan para Dirjen menyerahkan bantuan yang Bapak Presiden janjikan dalam dialog dengan kelompok tani, buruh tani. Ada beberapa mesin yang dibutuhkan dan hari ini kami sudah serahkan,”ujar SYL dalam acara penyerahkan bantuan alsintan tersebut.

Mantan Gubernur Sulsel dua periode ini menegaskan perkembangan Alsintan di tingkat petani diharapkan tidak menghilangkan lapangan kerja buruh tani. Namun demikian, diharapkan agar dapat saling dikombinasikan sehingga bertani lebih efektif yakni meningkatkan produksi, mengifisiensikan biaya dan tetap dapat menjadi lapangan kerja bagi buruh tani.

“Kita berharap bahwa mesin ini tidak menghilangkan pekerjaan buruh tani tetapi dalam rangka melakukan percepatan saat musim panen serentak di semua daerah. Mengingat hal ini, kita memang memerlukan percepatan sehingga semua lebih efektif,” terang SYL.

SYL menambahkan bantuan yang diberikan merupakan bentuk kepedulian pemerintah agar produk tanaman pangan khususnya gabah atau beras, jagung, kedelai semakin berkualitas sesuai standar yang berlaku. Dengan begitu, pelaksanaan pembangunan pertanian berhasil mewujudkan nilai tambah, dimana petani memperoleh harga yang lebih layak.

“Oleh sebab itu, saya meminta bantuan harus dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya dan berkelanjutan. Kami akan terus memberikan bantuan alat mesin pertanian sebagai bentuk komitmen pemerintah untuk meningkatkan produksi dan nilai jual produk tanaman pangan,” tuturnya.

“Namun begitu kami juga akan melakukan pengawasan agar penggunaan bantuan tersebut benar-benar optimal,” sambung SYL.

Selain itu, Mentan mengungkapkan bahwa sektor pertanian menjadi salah satu sektor yang mampu memberikan kontribusi positif ditengah pandemi covid-19. Tidak hanya itu, kebutuhan pangan terus ada sehingga pertanian selalu menyediakan lapangan pekerjaan.

“Pertanian itu lapangan kerja jadi kalau mau cari uang tidak usah ke kota, jadi di desa saja dengan bertani. Saat ini kurang lebih ada 8 juta petani baru. Semua yang di PHK (putus hubungan kerja,- red) putus kerja keluar dari perusahaan, mereka sekarang bertani supaya enggak stres juga,” cetusnya.

Selain penggunaan Alsinta, Mentan SYL juga mendorong para petani untuk terus menggunakan kredit usaha rakyat (KUR) untuk mengakselerasi hasil pertaniannya. Petani ke depan tidak lagi mengharapkan bantuan, namun sudah mandiri dalam menjalankan aktivitas berusaha tani yang maju dan modern.

“Jadi, pemerintah siap membantu petani untuk mengakses KUR. Saya dan bupati mempermudah bagi siapa saja petani yang mengajukan KUR. Tidak hanya Alsintan, dengan KUR kita bisa bangun penggilingan modern skala besar. Di Indramayu ini harus kita wujudkan,” ujarnya.

Sementara itu, Anggota Komisi IV DPR RI, Ono Surono  mengapresiasi tindak lanjut perintah Presiden Jokowi yang secara cepat memberikan realisasi terhadap janji pada petani. Ini juga merupakan upaya Presiden Jokowi dalam mengecek ketersediaan beras yang cukup sehingga tidak perlu dilakukan impor.

“Kita apresiasi langkah Presiden dan seluruh jajaran untuk turun langsung cek ke lapangan terkait isu awal bahwa Indonesia akan impor beras yang sebelumnya secara tegas ditolak oleh komisi IV,” ujarnya.

Menurut Ono, pertanian memang menjadi lapangan pekerjaan yang terus ada dalam kondisi apa pun. Generasi millenial diharapkan dapat melihat peluang ini dan saat ini sebenarnya banyak generasi milenial yang terjun langsung ke pertanian, apalagi saat ini memang banyak juga perusahaan yang mengurangi karyawan.

“Di era Covid ini salah satu bisnis yang terus jalan yakni bisnis pangan jadi memang benar pertanian ini merupakan sektor paling kuat menghadapi dampak covid-19,” tukasnya.

FAO: Pertanian Indonesia Luar Biasa

Laporan Red

Posberitanaional.com, 23/04/2021, Jakarta –Kepala Perwakilan Food and Agriculture Organization (FAO) di Indonesia, Richard Trenchard menyampaikan saat masa sulit seperti pandemi sekarang ini, sektor pertanian Indonesia telah memberikan kontribusi dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi positif. Hal tersebut merupakan sebuah pencapaian yang luar biasa dan patut dihargai.

Selama pandemi, peran sektor pertanian di Indonesia cukup signifikan. Pasalnya, sektor pertanian berhasil meningkatkan pertumbuhan PDB sektor pertanian sekitar 2,19% dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year).

“Pertanian Indonesia dapat terus bergerak maju karena kolaborasi dan kebersamaan dari seluruh stakeholder untuk mendukung ketahanan pangan,” ujarnya.

Pertanian Indonesia menurutnya luar biasa, ia bisa melihat betapa banyak orang yang bekerja, jutaan perempuan dan laki-laki. Petani didukung oleh pemerintah, baik di tingkat nasional, propinsi, kabupaten. Richard juga melihat peran serta perguruan tinggi, organisasi masyarakat, dan juga sektor swasta yang terus mendorong pertumbuhan pertanian di negara ini,” katanya.

Sementara itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengapresiasi perhatian dan kontribusi yang diberikan oleh FAO bagi pembangunan pertanian Indonesia.

“Kami mengapresiasi support yang telah diberikan, lebih dari 650 proyek dan program kerja sama, dan dukungan lebih dari 1600 tenaga ahli dan konsultan internasional dan nasional sangat membantu untuk pembangunan pertanian Indonesia” kata Mentan.

Di depan Richard Trebchard, Mentan SYL menyampaikan jurus-jurus bagaimana ketangguhan pertanian mampu menjadi tulang punggung saat pandemi Covid-19 melalui 5 Cara Bertindak (CB) sebagai bentuk kebijakan dalam menjaga ketahanan pangan untuk meningkatkan produksi yang berdaya saing dengan dukungan penyediaan sarana prasarana melalui teknologi melalui.

Mentan mengungkapkan keoptimisannya dengan 5 CB yang memiliki kesamaan dengan 5 jalur aksi yang dikembangkan PBB untuk Food System Summit.

“Kami senang saat mendapati bahwa 5 CB yang kami upayakan ternyata sejalan dengan Lima Jalur Aksi (5 Action Tracks) yang dikembangkan oleh PBB untuk Food System Summit.” ungkap Mentan Syahrul.

“Untuk menjaga ketersediaan pangan bagi seluruh masyarakat Indonesia, Kami mengembangkan beberapa kebijakan diantaranya; meningkatkan kapasitas produksi, mengembangkan diversifikasi pangan lokal, memperkuat cadangan pangan dan sistem logistik, mengembangkan pertanian modern melalui serta meningkatkan ekspor komoditas pertanian.” kata Mentan yang sebelumnya mengikuti pertemuan tingkat para menteri Asia Timur dan Wilayah Pasifik yang dilaksanakan secara virtual, Jum’at (23/04)

Dukungan FAO menurut Richard yang selama ini dilakukan yaitu dukungan penguatan sistem pangan dan pertanian keluarga yang dilakukan dengan Badan Ketahanan Pangan, penguatan aspek kesehatan hewan dan sektor peternakan melalui Ditjen Peternakan dan kesehatan Hewan, juga percepatan digitalisasi sektor pertanian melalui kerja sama e-Agriculture seperti yang dikembangkan bersama Pusdatin dan Badan Litbang Pertanian.

Panen di Jepara, Kostraling Kementan-Bulog Serap Gabah Petani 20.000 Ton

Laporan Red

Posberitanasional.com, 27/03/2021, JEPARA – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Komando Strategi Penggilingan yang bersinergi dengan Bulog, pemerintah daerah, perbankan, pihak TNI dan Polisi melakukan gerakan serap gabah petani di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah guna mengamankan harga saat musim panen raya agar tidak anjlok. Alhasil berdasarkan nota kesepahaman kesanggupan menyerap gabah/beras petani, Kostraling, Bulog, BNI dan BRI sepakat menyerap hasil panen petani bulan Maret-April 2021 sebesar 20.000 ton gabah kering giling (GKG).

Penanggung Jawab Tim Gerakan Serap Gabah Petani (GSGP) Kementan, Warjito menegaskan penyerapan gabah/beras petani tersebut merujuk pada standar mutu yang dipersyaratkan Permendag Nomor 24 Tahun 2020 tentang Harga Pembelian Pemerintah (HPP) serta persyaratan kualitas internal Bulog. Gabah Kering Panen (GKP) tingkat petani kadar air 25 persen sebesar Rp 4.200 per kg, GKP kadar air 25 persen tingkat penggilingan Rp 4.250 per kg, Gabah Kering Giling (GKG) kadar air 14 persen tingkat penggilingan Rp 5.250 per kg, GKG kadar air 14 persen di gudang Bulog Rp 5.300 per kg dan harga beras kadar air 14 persen Rp 8.300 per kg.

“Dalam sinergi serap gabah ini, BRI dan BNI menyiapkan KUR (kredit usaha rakyat,- red) untuk Kostraling yang dapat difasilitasi KUR dan proses budidaya penanganan panen, pasca panen serta pengolahan hasil terpadu. Kegiatan serap gabah ini pun dikawal pihak TNI dan polisi sehingga berjalan lancar dan optimal,” demikian dikatakan Warjito di Jepara, Jumat (26/3/2021).

Warjito menjelaskan teknis pelaksanaan kemitraan serap gabah petani ini yakni Kostraling yang di dalamnya tergabung Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) menyerap gabah petani yang selanjutnya disalurkan ke Bulog. Dengan adanya gerakan serap gabah ini, harga gabah/beras saat musim panen raya ini tidak anjlok atau dengan kata lain petani mendapatkan harga yang menguntungkan.

“Harga tidak boleh di bawah HPP, kami pastikan ini. Kementan bersama mitra akan terus bekerja untuk petani,” ujarnya.

Terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi mengatakan menindaklanjuti arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Tim GSGP Kementan berkomitmen fokus pada peningkatan produktivitas, serap gabah untuk menjamin stok beras nasioanl dan stabilisasi harga saat panen raya sehingga harga gabah/beras petani menguntungkan petani serta melakukan juga percepatan tanam Musim Tanam-II. Sesuai data BPS, potensi panen pada Maret 2021 seluas 1,63 juta hektar dan April luas 1,67 juta hektar sehingga peran Kostraling terus ditingkatkan kegiatan serap gabah.

“Sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Kostraling kerjanya menjadi Bulog-Bulog kecil. Kita fokus kawal produksi dan serap gabah agar harga gabah tidak anjlok dan petani bisa sejahtera. Itulah harapan kita semua,” ujarnya.

Suwandi menegaskan gerakan serap gabah ini dilakukan di seluruh wilayah Indonesia. Untuk membantu petani agar menghasilkan gabah/beras berkualitas, Kementan memberikan dukungan bantuan berupa alat mesin panen dan pasca panen seperti combine harvester, mesin pengering (dryer) dan mesin penggilingan (RMU).

“Dengan adanya Kostraling, Kementan membantu penggilingan-penggilingan meningkatkan kapasitas giling dan gudangnya yang memadai agar kepastian serap gabah tidak ada kendala. Jadi kami pastikan musim panen raya padi awal tahun 2021 menguntungkan petani dan stok beras terjamin,” sebutnya.

Mantap! Indonesia Menempati Peringkat 3 Sebagai Penghasil Beras Terbesar di Dunia

Laporan Red

Posberitanasional.com, 27/03/2021, Jakarta – Sejak tiga tahun terakhir, produksi padi Indonesia berdasarkan data FAO terus mengalami peningkatan yang cukup tinggi, yakni sebesar 54,65 juta ton pada 2020. Angka tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara ketiga penghasil beras terbanyak di dunia.

Namun disisi lain, Indonesia juga merupakan negara dengan konsumsi beras terbesar di dunia. Setidaknya ada 270 juta penduduk yang selama ini bergantung pada makanan pokok jenis beras. Meskipun sebagian kecilnya ada juga yang bergantung pada konsumsi bahan pangan lokal lain.

Mengacu data resmi Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras nasional pada tahun 2020 meningkat sebesar 0,05 juta ton atau naik sebesar 0,08 persen dengan luasan panen seluas 10,66 juta hektare. Adapun produksi padi pada tahun tersebut mencapai 54,65 juta ton gabah kering giling, dimana produksi pada tahun 2019 hanya sebesar 54,60 juta ton. Dengan angka tersebut, produksi nasional secara keseluruhan mengalami peningkatan sebesar 45,17 ribu ton.

Jika dikonversikan menjadi beras konsumsi penduduk, produksi beras pada 2020 mencapai 31,33 juta ton atau naik sebesar 21,46 ribu ton atau sebesar 0,07 persen jika dibandingkan tahun 2019 yang hanya 31,31 juta ton.

Kembali ke data FAO, posisi pertama ditempati negara China dengan produksi padi mencapai 214 juta ton. Posisi kedua ditempati India dengan produksi padi mencapai 172 juta ton.

Mengenai hal ini, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi menyebutkan bahwa untuk daerah penghasil padi terbesar di Indonesia masih berada di pulau Jawa, yakni Propinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat serta pulau lain di Sulawesi, yakni di Sulawesi Selatan. Keempat wilayah tersebut memilki luas panen lebih dari 1 juta hektar dengan masing – masing produksi lebih dari 5 juta ton beras.

Provinsi Jawa Timur, dengan luasan panen 1.754.380 hektare mampu menghasilkan padi 9.944.538 ton GKG atau setara 5.712.597 ton beras. Provinsi Jawa Timur berhasil menggeser Jawa Tengah yang sebelumnya peringkat satu. Kedua, Provinsi Jawa Tengah, dengan luas panen 1.666.931 ha menghasilkan padi 9.489.165 ton GKG atau setara 5.428.721 ton beras.

Ketiga, Provinsi Jawa Barat, dengan luas panen 1.586.889 hektare dan menghasilkan padi 9.016.773 ton GKG atau setara 5.180.202 ton beras. Keempat, Provinsi Sulawesi Selatan, dengan luas panen 976.258 hektare yang menghasilkan padi 4.708.465 ton GKG atau setara 2.687.970 ton beras.

Meski demikian, kata Suwandi, pemerintah terus melakukan trobosan baru seperti penggunaan benih unggul, teknis budidaya dan panen yang baik, efisiensi input penerapan padi bebas residu, integrated farming menuju zero waste, mekanisasi, peningkatan Indek Pertanaman (IP) maupun Perluasan Areal Tanam Baru (PATB).

Suwandi berharap, semua upaya tersebut mampu meningkatkan panen padi pada 2021, dimana semua pengelolaanya dilakukan dengan deretan mekanisasi dan alsintan modern.

Popmasepi : Produksi Pertanian Indonesia Semakin Baik, Jadi Tidak Perlu Impor

Laporan Redaksi

Posberitanasional.com, 16/03/2021, Jakarta – Kepala Bidang Kajian Strategis dan Advokasi Perhimpunan Organisasi Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian Indonesia (DPP Popmasepi), Sahabudin Letsoin mengatakan bahwa saat ini sektor pertanian Indonesia mengalami perkembangan yang signifikan, yakni pertanian yang semakin maju, semakin mandiri dan semakin modern.

Perkembangan tersebut, kata Sahabudin, menunjukan bahwa Indonesia mampu mewujudkan kedaulatan pangan secara mandiri, sehingga ke depan, kalau bicara pangan tidak perlu melakukan impor.

“Upaya pemerintah dalam rangka pemenuhan kebutuhan pangan nasional terus dilakukan, terutama komoditas beras yang notobenenya sebagai pangan pokok. Karena itu pemerintah memiliki data yang meyakinkan, bahwa stok beras nasional masih bisa terpenuhi,” uhar Sahabudin, Selasa, 16 Maret 2021.

Selain itu, menurut Sahabudin, pemerintah juga terus menciptakan inovasi dan konsep modern produksi pertanian seperti yang tertuang pada program food estate yang kini sudah memasuki masa panen raya di Provinsi Kalimantan Tengah.

“Food Estate merupakan salah satu program unggulan untuk meningkatkan produksi beras di dalam negeri. Artinya tujuan pemerintah menjaga pasokan beras di masa krisis melalui program ini sudah mulai terlihat. Kita patut bersyukur karena pemerintah juga membangun food estate di wilayah lain,” katanya.

Berdasarkan data yang ada, impor beras 1 juta ton sangat tidak masuk akal dan bukan merupakan sebuah sulusi untuk memenuhi pangan dalam negeri. Impor hanya kebijakan yang nantinya akan menyakiti hati para petani.

“Artinya, impor beras tahun 2021 ini tidak perlu dilakukan, karena sangat kontradiktif dengan data beras yang sangat meyakinkan dari pemerintah sendiri. Di lain sisi petani sedang menyambut masa panen raya, jika impor beras tetap dilakukan, maka akan berpengaruh terhadap equilibrium permintaan dan penawaran beras, dalam hal ini petani akan dirugikan karena harga beras mengami penurunan,” katanya.

Apalagi, menurut Sahabudin, produksi beras dalam negeri pada tahun 2019 mencapai 31,31 juta, kemudian meningkat lagi menjadi 31,33 juta ton di tahun 2020. Bahkan, BPS memperkirakan produksi padi pada periode Januari-April 2021 mencapai 25,37 juta ton GKG, atau mengalami peningkatan sebesar 5,37 juta ton (26,88%) dibandingkan tingkat produksi padi tahun 2020 di periode yang sama, yakni 19,99 juta ton GKG.

“Angka proyeksi ini terbilang sangat signifikan, sehingga produksi beras sebesar 31,33 juta ton pada tahun 2020, secara optimis tentu akan mengalami kenaikan juga di tahun 2021,” tutupnya.

Kabareskrim Polri Tegaskan Komitmen Awasi Penyaluran Pupuk Subsidi

Laporan Redaksi

Posberitanasional.com, 05/03/2021, JAKARTA – Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri, Komjen Pol Agus Andrianto, menerima kunjungan kehormatan dari PT Pupuk Indonesia di Ruang Kerja Kabareskrim Polri, Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Kamis, 4 Maret 2021.

Dalam kesempatan ini PT Pupuk Indonesia diwakili oleh Achmad Bakir Pasaman (Presiden Direktur) dan Suci Kuswardani Marga. Sementara Kabareskrim Polri didampingi oleh Dirtipidter dan Wadirtipideksus Bareskrim Polri.

Kabareskrim Polri berharap kedepan dapat terjalin kerja sama yang baik antara Polri dan PT Pupuk Indonesia terkait pengecekan dan pengawasan importir pupuk dan pelaku usaha pupuk lainnya untuk mencegah perbuatan yang menyimpang.

Selain itu, Komjen Pol Agus Andrianto juga menegaskan komitmennya untuk mengawasi penyaluran pupuk bersubsidi dan melakukan penegakan hukum yang tidak menimbulkan dampak sosial atau menggoyangkan negara.

Untuk memudahkan hal itu, Komjen Pol Agus Andrianto berharap PT Pupuk Indonesia dapat melakukan pemetaan titik prioritas penyaluran pupuk subsidi pada wilayah atau petani yang lebih membutuhkan.

“Dengan demikian, harapan agar Indonesia menjadi negara yang tangguh di sektor pangan dapat segera terwujud,” ungkap Komjen Pol Agus Andrianto.

Rektor IPB : Pertanian Eksis di Era Pandemi, Harus Menjadi Lokomotif Ekonomi Indonesia

Laporan Redaksi

Posberitanasional.com, 20/02/2021, BOGOR – Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Arif Satria mengapresiasi capaian sektor pertanian Kabinet Indonesia Maju  utamanya di masa pandemi covid 19. Hal ini didasarkan pada fakta dan data bahwa pertanian merupakan sektor yang memberikan andil besar atau penopang perekonomian nasional.

“Sesuai data yang dirilis BPS,  sektor pertanian pada kuartal IV-2020 pun tumbuh sebesar 2,59 persen secara year on year (yoy), di mana subsektor pendukung utamanya adalah tanaman pangan sebesar 10,47 persen. Semoga kenaikan ini berlanjut hingga tahun 2021. Karena sektor teknis lainya anjlok maka sektor pertanian menjadi penyelamat perburukan resesi ekonomi kuartal III,” demikian diungkapkan Arif di Banda Aceh, saat memberi Kuliah Umum*di Universitas Syiah Kuala, Sabtu 20 Februari 2021.

Arif menekankan keberhasilan kebijakan dan program sektor pertanian tak hanya dilihat dari kontribusinya terhadap PDB, namun demikian diikuti juga dengan kinerja ekspor. Data BPS menyebutkan kinerja ekspor pertanian tahun 2020 mengalami kenaikan 15,78 persen dari tahun sebelumnya, yakni Rp 390,16 triliun menjadi Rp 451,77 triliun. Ini artinya pemerintah beserta pemangku kepentingan, khususnya petani, mampu menjaga sektor pertanian tetap eksis dalam menyelamatkan ekonomi nasional.

Ketahanan Pangan

Arif membeberkan indeks ketahanan pangan Indonesia terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data  Global Food Security Index, indeks ketahanan pangan di Indonesia kurun waktu 2014-2019 mengalami kenaikan dan terus membaik. Pada tahun 2014 mencapai 46,5 indeks, tahun 2018 mencapai 54,8 indeks dan 2019 mencapai 62,6 indeks sehingga Indonesia menduduki peringkat 62 dari 113 negara dunia atau peringkat 12 dari 23 negara Asia Pasifik.

Arif menegaskan bahwa indeks ketahanan pangan berbeda dengan indeks keberlanjutan pangan karena keduanya memiliki indikator yang berbeda. Indeks ketahanan pangan diukur dari 4 kelompok indikator, yakni keterjangkauan, ketersediaan, kualitas dan keamanan, serta ketahanan sumberdaya alam. Sementara itu Indeks keberlanjutan pangan diukur dengan tiga kelompok indikator yaitu  penyusutan dan limbah pangan (food loss and waste), pertanian perkelanjutan, dan beban masalah gizi. Kedua indeks tersebut diterbitkan oleh The Economist Intelligence Unit (EIU), dan indeks yang terbaru adalah berasal dari data tahun 2019 dan 2018. Artinya kedua Indeks tersebut menggambarkan situasi pada tahun tersebut.

Lebih lanjut Arif menyebutkan terkait posisi Indonesia tahun 2018 yang lebih rendah dari Ethiopia itu adalah indeks keberlanjutan pangan dan bukan indeks ketahanan pangan. Sementara itu berdasarkan Indeks ketahanan pangan untuk tahun yang sama, posisi Indonesia lebih tinggi dari Ethiopia, Filipina, Pakistan, dan sejumlah negara berkembang lainnya.

Arif  menyoroti perlunya memanfaatkan momentum pandemi ini untuk memperkuat kedaulatan pangan. Kebijakan ekonomi perlu difokuskan untuk memajukan pertanian agar pangan tercukupi, lapangan kerja makin terbuka, kemiskinan menurun, dan devisa meningkat. Artinya Pertanian harus menjadi lokomotif ekonomi nasional dan sumber kemakmuran bangsa. Disinilah diperlukan strategi baru Agro-maritim 4.0,  sebagai bentuk respons terhadap perkembangan Revolusi Industri 4.0. Arif menegaskan perlunya percepatan transformasi menuju agromaritim 4.0.

Mentan Dorong Percepatan Produksi Dengan Teknologi dan Mekanisasi

Laporan Redaksi

Posberitanasional.com, 28/01/2021, Bogor – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mendorong jajaran Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) untuk mempercepat proses produksi pertanian dengan sentuhan teknologi mekanisasi berbasis digital. Langkah ini penting dilakukan untuk memperkuat daya gedor produksi nasional di tengah ancaman pandemi Covid 19 yang terus berkepanjangan.

“Peranan PSP itu sangat penting, sebab tidak mungkin rasanya maju tanpa mekanisasi. Dan tidak mingkin maju tanpa digital. Bahkan kita tau asuransi saja sudah menggunakan digital,” ujar Mentan dalam Pelaksanaan Program Kegiatan Pembangunan Prasarana dan Sarana Pertanian Tahun 2021 yang digelar di IPB Convention Center (ICC) Bogor, Jawa Barat, Rabu, 27 Januari 2021.

Karena itu, kata Mentan, implentasi kerja PSP harus sesuai dengan rumusan dan kebijakan yang tekah ditetapkan beraama. PSP harus mengetahui perkembangan dan target akhir yang akan dicapai.

“Ending bulanan apa dan ending tahunan apa. Semuanya harus jelas. Kedua, jangan ada yang jalan sendiri. koordinasinya harus jelas di tingkat kostratani yang ada. sama juga dengan pupuk, gak boleh jalan sendiri. Semua kita kerjakan bersama,” katanya.

Terakhir, Mentan berpesan agar pengelolaan anggaran yang saat ini berjalan baik bisa dimaksimalkan untuk pemenuhan panagn bagi 270 juta jiwa penduduk Indonesia. “Soal pangan tidak boleh ada yang bersoal,” tutupnya.

Mengenai hal ini, Dirjen PSP Kementan, Sarwo Edhi berhanji akan menjalani semua program sarana dan prasarana pertanian secara modern. Setidaknya, kata Sarwo, PSP sudah memiliki aplikasi Proteksi Pertanian (Protan) sebagai alat layanan Kementan dalam memenuhi kebutuhan petani. Aplikasi ini merupakan inovasi terbaru hasil kerjasama dengan PT Asuransi Jasa Indonesia.

“Asuransi tanaman padi, auransi ternak kerbau dan lain-lain sedah bisa dilihat dari layar smartphone.

Direktur Pengembangan Bisnis Asuransi Jasindo, Diwe Novara mengatakan bahwa aplikasi Protan memiliki banyak manfaat untuk para petani dan peternak di seluruh Indonesia.

“Aplikasi Protan dilengkapi dengan pengukuran polygon area kerusakan lahan yang mengalami gagal panen, geolocation koordinat lahan, auto generate download formulir, penyimpanan data klaim, update status pelaporan klaim, dan dilengkapi juga dengan berita umum seputar pertanian dan peternakan, dan masih banyak fitur menarik lainnya,” tutupnya.

Wamentan Harvick Mendorong Keberlanjutan Kebijakan Utama Pertanian

Laporan Redaksi

Posberitanasional.com, 28/12/2020, Jakarta – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi berkomitmen mendukung kebijakan program Kementerian Pertanian (Kementan) dibawah koordinasi Menteri Pertanian, dalam upaya pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. Menurutnya, kebijakan Kementan dibawah pimpinan Syahrul Yasin Limpo mampu merealisasikan sektor pertanian Indonesia yang lebih maju, mandiri dan modern.

“Korporasi petani dan ketahanan pangan harus mendapat dukungan penuh demi perkembangan pertanian Indonesia,” ujar Harvick dalam Rapat Pimpinan di Kantor Pusat Kementerian Pertanian (Kementan), Senin (28/12).

Harvick menyebutkan, pencapaian di Kementan selama tahun 2020 sangat luar biasa. Bahkan kata Harvick, sektor pertanian dapat tumbuh dan menjadi penyelamat bagi perekonomian nasional di tengah ancaman krisis akibat dampak pandemi covid-19.

“Untuk itu tentu Saya akan mendukung upaya tersebut. Saya akan mitigasi pemetaan beberapa di Direktoral Jenderal sesuai arahan Mentan Syahrul,” katanya.

Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo resmi menambah jabatan baru di lingkup Kementerian Pertanian (Kementan) dengan menunjuk Harvick mengisi posisi Wakil Menteri Pertanian. Harvick akan mendampingi Mentan Syahrul di Kementan disisa masa Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024.

Sementara itu, Mentan Syahrul menilai kehadiran Wamentan Harvick menjadi sebuah kebutuhan untuk membantu mengatur masalah pertanian dan ketahanan pangan Indonesia yang lebih kuat.

“Kita biasa bekerja komprehensif terintegrasi, dan kedepan kita akan bersama sama membangun pertanian yang maju, mandiri, dan modern,” tegasnya.

Mentan Syahrul Tinjau Lokasi Usaha Packing House Lembang

Laporan Redaksi

Posberitansional.com, 26/12/2020, Bandung – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo meninjau kawasan lokasi usaha packing house Lembang di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Di sana, mentan memantau proses budidaya berbagai tanaman pangan hingga proses packaging hasil produksi untuk pemasaran dalam negeri dan pemenuhan pasar ekspor.

Mentan mengatakan, packing house tersebut memiliki prospek yang sangat besar karena dikelola oleh banyak tangan anak muda dengan memanfaatkan sentuhan teknologi mesin serta menggunakan sistem digitalisasi sebagai sarana pemasaran modern.

“Ini prospek yang sangat bagus karena sudah masuk pada pendekatan ekosistim pertanian yang tertata, mereka melakukan koorporasi diantara mereka sendiri. Katakanlah bididayanya itu dengan bibit yang terkoleksi bagus, kemudian membuat bedengan dan semua sistem pertanamannya dilakukan dengan sangat baik,” katanya.

Karena itu, kata Mentan, pihaknya akan terus mendorong peluang yang sama di berbagai daerah lain. Ia berharap, peluang tersebut bisa diciptakan melalui kolaborasi pemerintah dengan para petani muda di kawasan Lembang.

“Misalnya menjadi mentor packing house dengan pola menetap dari satu daerah ke daerah lain. Saya kira kalau ini diikuti oleh semua pemuda pemuda yang ada akan ada banyak hal yang bisa dilakukan. Tentu Kementerian Pertanian akan selalu mendorong anak muda yang seperti itu dan saya ingin pemuda lembang mau menjadi mentornya,” ujar Mentan.

Menurut Mentan, pertanian packing house Lembang sejauh ini mampu melakukan 6 kali tanam dalam semusim. Artinya ada 6 kali panen yang seluruh hasil produksinya dijual dalam berbagai bentuk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

“Saya bangga karena proses olahnya sudah menggunakan pendekatan packaging yang sangat bagus dan sesuai dengan keinginan masyarakat,” tutupnya.

Wamentan Harvick: Insyaa Allah, Saya Siap Bekerja, Wujudkan Ketahanan Pangan Bersama

Laporan Redaksi

Posberitanasional.com, 24/12/2020, Jakarta-Koordinasi dan sinergi antar kementerian/ lembaga negara dan swasta merupakan hal penting dalam menjaga ketahanan pangan. Sebagai orkestrasi, pembangunan pertanian membutuhkan kekuatan, kesesuaian, akurasi data dan proses mitigasi permasalahan yang presisi, akurat dan cepat.

Dilantiknya Harvick Hasnul Qolbi sebagai Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), Rabu 23 Desember 2020 diyakini semakin memperkuat kepemimpinan di Kementerian Pertanian yang sekarang dikomandoi oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang sudah berpengalaman 24 tahun sebagai kepala daerah.

“Saya ditugaskan Bapak Presiden untuk membantu agar program-program yang sudah ada dapat berjalan. Rekan-rekan jangan menganggap kehadiran saya sebagai beban, ” ungkap Harvick setelah bertemu Mentan SYL di komplek perumahan menteri, Jl. Widya Chandra, Senayan Jakarta, Kamis(24/12).

Duet birokrat dan intelektual ini diharapkan akan mempercepat akselerasi pembangunan sektor pertanian yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi nasional.

Seperti diketahui sebelumnya, Wamentan Harvick dikenal sebagai intelektual dan ketua Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) dan mengurusi perekonomian masyarakat NU. Harvick juga pernah menjabat Ketua Presidium MPP ICMI Muda dan salah seorang pendiri Koperasi Amanah Sejahtera Bangsa. Dengan bekal dan pengalamannya, Wamentan Harvick akan menyokong cita-cita Mentan SYL untuk memberikan nilai tambah pada setiap produk pertanian.

“Tadi saya juga sudah bertemu dengan rekan-rekan Dirjen. Insya Allah saya akan langsung bekerja, senin besok saya akan mengikuti Rapim. Seperti apa yang sudah di pesankan Bapak Presiden, tentu masalah ketahanan pangan menjadi salah satu point pembahasan. Target-target dan program mudah-mudahan dapat berjalan” katanya.

Selain Harvick, Presiden Jokowi juga melantik empat wakil menteri lainnya yaitu, Letjen TNI Muhammad Herindra (Wamen Pertahanan), Edward Komar Syarif Hiariez (Wamenkum HAM), Dante Saksono Harbuwono (Wamen Kesehatan), Pahala Nugraha Mansury (Wamen BUMN).

Wamentan Harvick mengaku tidak mengetahui sebelumnya bahwa dirinya akan diangkat sebagai wakil menteri pertanian.

“Saya dihubungi H-1, Presiden meminta saya untuk membantu Pak Syahrul. Mohon doanya dari teman-teman masyarakat tani semuanya agar saya bisa bekerja dengan baik,” pungkasnya.

Hari Pertama Syahrul Yasin Limpo, Menteri KKP ad interim

Laporan Redaksi

Posberitanasional.com, 04/12/2020, Jakarta – Seusai menerima penugasan resmi sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan Ad Interim (sementara), Syahrul Yasin Limpo langsung melakukan koordinasi di kantor pusat KKP. Menteri Syahrul mengadakan rapat koordinasi bersama para pejabat Eselon 1 dan 2 KKP di Ruang Manatee, Gedung Mina Bahari 1, Jakarta (3/12/2020).

“Saya diamanatkan Presiden tadi jam 9 untuk melaksanakan tugas Kementerian Kelautan dan Perikanan Ad Interim, sementara, di dalam mengawal aktivitas-aktivitas rutin yang ada di dalam Kementerian Kelautan dan Perikanan,” kata Syahrul Yasin Limpo.

Dalam pertemuan internal tersebut, Menteri Syahrul meminta agar para pejabat lingkungan KKP untuk terus termotivasi, mengingat tantangan meyiapkan pangan menjadi tugas utama kementerian Pertanian dan KKP.

“Saya hadir untuk melanjutkan tugas-tugas besar yang tetap harus diselesaikan diakhir tahun ini. Karenanya kita harus bekerjasama,” tegas Syahrul.

Syahrul juga menambahkan akan banyak berkomunikasi terkait pelaksanaan tugas dengan Sekjen dan Inspektorat Jenderal KKP.

Pria asal Sulawesi Selatan ini berkomitmen agar KKP bisa mempercepat penyerapan anggaran pendapatan belanja negara (APBN) 2020 di sisa tahun ini. Dirinya ingin agar program 2021 tetap harus terkendali dan dipersiapkan sesuai dengan konsep dan perencanaan yang telah ada.

Gatra Awards Menganugrahi Mentan Syahrul Sebagai Penjaga Pangan dan Pelecut Ekspor

Laporan Redaksi

Posberitanasional.com, 02/12/2020, Jakarta – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo dianugrahi penghargaan dedikasi dan pengabdian tanpa batas dalam acara Gatra Awards 2020. Mentan mendapat apresiasi besar sebagai Menteri yang mampu mendorong ketahanan serta ekapor pangan selama pandemi Covid 19.

Dalam sambutan secara virtualnya, Mentan Syahrul menyampaikan terimaksih atas perhatian dan kepercayaan Gatra terhadap kinerja Kementerian Pertanian (Kementan) selama setahun terakhir. Dia berharap, pengharagaan Gatra Awards mampu menjadi modal dan semangat besar untuk bekerja lebih keras lagi.

“Apresiasi ini merupakan kepercayaan besar bagi kami jajaran Kementan untuk terus memacu kinerja kami dalam meningkatkam inovasi bagi kehidupan masyarakat yang lebih kuat,” ujar Mentan, Selasa, 1 Desember 2020.

Mentan mengatakan, sejauh ini pihaknya tetap menargetkan perbaikan tarap hidup petani sebagai agenda jangka panjang Kementan sesuai arahan Presiden Joko Widodo. Karena itu, kata Mentan, sektor perranian harus dibangun secara kolektif oleh semua orang dari hulu sampai hilir.

“Fungsi Kementan adalah bagian-bagian energi bagi semua pihak untuk menjaga ketahanan pangan nasional dalam kondisi aman dan terkendali, terutama saat pandemi Covid 19 seperti sekarang ini. Ke depan target kita adalah meningkatkan kesejahteraan petani sebagai agenda yang paling utama,” katanya.

Sebagai informasi, Kementerian Pertanian (Kementan) baru saja dianugerahi sebagai Kementerian terbaik peringkat 1, dalam mengelola informasi dan komunikasi publik. Ketetapan ini diberikan Komisi Informasi Publik (KIP) setelah melalui serangkaian proses penelitian panjang sekaligus monitoring dan evaluasi keterbukaan informasi publik tahun 2020. Hasilnya, Kementan menepati posisi pertama dengan nilai yang cukup tinggi, yakni sebesar 97,99.

Selain itu, Kementan juga mendapat penghargaan Pelayanan Publik terbaik untuk inovasi Indonesia Quarantine Full Automation System (IQFAST) dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) dalam penganugrahan Top Inovasi Pelayanan Publik 2020 yang digelar, Rabu (25/11) lalu.

Terkait hal ini, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri menyampaikan terimaksih atas perhatian semua pihak terhadap kinerja selurih jajaran Kementan. Ke depan, kata Kuntoro, pihaknya akan lebih meningkatkan lagi komunikasi antar lembaga dan kementerian lain, serta masyarakat.

“Dalam hal ini saya menyampaikan terima kasih atas penghargaan yang diberikan. Semoga kedepan kami bisa bekerja lebih baik dan mampu mengkomunikasikan semua program di Kementan dengan lebih cepat dan efektif,” tutupnya.

Kuatkan Mutu Pendidikan Petanian, Polbangtan Manokwari Rampungkan Proses Akreditasi

Laporan Jurnalis Ibrahim

Posberitanasional.com, 22/9/2020, MANOKWARI – Upaya Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mencetak 2,5 juta petani milenial perlu didukung dengan adanya Lembaga Pendidik Pertanian handal. Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam berbagai kesempatan menyebutkan, “Kita akan terus berusaha mencetak SDM Pertanian handal untuk tetap semangat menjadi pahlawan-pahlawan pertanian”.

Melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Kementan melalukan transformasi dari Sekolah Tinggi menjadi Politeknik yang bernama Politeknik Pembanguanan Pertanian (Polbangtan) dan Politeknik Enjenering Pertanian Indonesia (PEPI). Lembanga Pendidikan Tinggi tersebut sebagai wadah melahirkan tenaga SDM Pertanian yang professional, maju, mandiri dan modern.

Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi mendukung penuh tercapainya targer tercetaknya petani pengusaha milenial. Proses peningkatan kualitas Lembaga Pendidikan tercermin dari hasil akreditasi, baik institusi maupun program studi. “Saya dukung penuh anggaran dan upaya akselerasi proses penyiapan dokumen,” kata Dedi.

Dukungan Kepala BPPSDMP Kementan pun terwujud, dengan terselenggaranya Asesmen Lapangan (AL) Dalam Jaringan (Daring) Akreditasi Program Studi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan Polbangtan Manokwari. Kegiatan di hari kedua, pada Selasa (22/9) telah terselesaikannya serangkaian Asesmen Lapang Daring tersebut. Direktur Polbangtan Manokwari, Purwanta menyatakan rasa syukurnya dengan terselesaikannya asesmen tersebut.

“Kebersamaan dan dedikasi yang luar biasa dari tim task force Prodi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan dan dukungan Stakeholder internal dan eksternal, proses AL secara daring oleh asesor BAN PT telah selesai dilaksanakan,” kata Purwanta.

Kedepan, Program Studi Penyuluhan Peternakan & Kesrawan dan Program Teknologi Produksi Tanaman Perkebunan yang akan dilakukan akreditasi. Dalam proses AL juga melibatkan Asesmen Lapangan Dalam Jaringan (Daring) Akreditasi Program Studi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan 8 orang mahasiswa yang besaral dari tingkat 1,2,3,4.

Tim asesor yang terdiri dari Dr. Ir. Mais Ilsan, M.P serta Prof. Dr. Ir. Sitti Bulkis, M.S. melakukan wawancara secara menyeluruh. Pertanyaan dasar yang ditanyakan asesor pada mahasiswa salah satunya berkaitan dengan minat dalam masuk Polbangtan dan jalannya perkuliahan di Polbangtan.

“Minat kami masuk kampus Polbangtan ini kami dari awal punya harapan besar untuk ingin masuk Perguruan tinggi yang dibiayai oleh pemerintah, sehingga kami berusaha mencari informasi di Google,” sebut Barto Indey, mahasiswa tingkat 4.

Dahulu, Barto pun tak segan untuk bertanya pada senior yang telah terlebih dahulu mengenyam pendidikan di kampus STPP yang kini menjadi Polbangtan ini. Dalam upaya mencerak petani pengusaha milenial, Polbangtan membekali mahasiswa dengan kewirausaha lewat Program Penumbuhan Wirausaha Muda Pertanian (PWMP).

Kementan memberikan modal sebesar 35 juta rupiah untuk dijadikan usaha. Syaratnya, mahasiswa membentuk kelompok dengan melibatkan alumni. Seperti Sulastry Ayu Umasugi yang berkecimpung dibidang hortikultura yaitu tanaman hias, usahanya sudah berjalan kurang lebih sudah 1 tahun.

Usaha tanaman hias dimasa Pandemi Covid-19 ini sangat baik, dimana karena covid-19 yg mengharuskan berdiam diri di rumah maka ibu-ibu pecinta tanaman hias jadi semakin gemar bercocok tanam, bunga yang banyak di gemari sekarang yaitu aglaonema, sansivera, kaktus dan sukulen sehingga omsetnya menjadi naik. Hal ini dapat menambah wawasan para calon petani pengusaha milenial bila mana berwirausaha, petani pengusaha milenial. (Nsd)

Oleh : Barto Indey dan Sulastry Ayu Umasugi

Charles Meyky : Komisi IV DPR RI Dukung Program Perbengkelan Alsintan

Laporan jurnalis Ibrahim

Posberitanasional.com, 22/9/2020, JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) telah membuat terobosan peningkatan Indeks Pertanaman (IP) dan produktivitas di daerah sentra produksi guna mewujudkan swasembada pangan khususnya beras. Di antaranya melalui penyediaan benih unggul, pupuk hayati dan penyediaan pupuk unggul lainnya dan perbaikan jaringan irigasi serta mekanisasi pertanian.

Anggota Komisi IV DPR RI, Charles Meikyansah menilai penyediaan alat mesin pertanian (alsintan) merupakan program terobosan yang memiliki peran strategis untuk meningkatkan efisiensi kerja, intensitas pertanaman dan penurunan biaya produksi serta meningkatkan nilai tambah petani. Alokasi bantuan alsintan dari tahun 2014-2019 sudah mencapai 450 ribu alsintan dengan nilai kurang lebih RP 12 triliun.

“Dengan nilai anggaran yang besar maka diperlukan kegiatan pendampingan terhadap pemanfaatan alsintan khususnya dalam hal pemeliharaan untuk mengantisipasi kerusakan mengingat alat mesin pertanian mempunyai umur pakai yang terbatas. Oleh karena itu, kegiatan perbengkelan alsintan melalui lembaga UPJA (Unit Pengelola Jasa Alsintan) merupakan langkah cerdas sehingga harus kita dukung,” demikian ujar Charles di Jakarta.

Menurut Charles, perbengkelan alsintan ini adalah sesuatu yang harus ada mengingat di beberapa wilayah sentra produksi tanaman pangan telah menerima banyak bantuan alsintan sehingga untuk keberlanjutannya diperlukan layanan pemeliharaan, perbaikan dan penyediaan suku cadang. Oleh karena itu, langkah Kementan di mana perbengkelan alsintan dikelola melalui lembaga UPJA atau gabungan kelompok tani (Gapoktan) adalah langkah yang tepat sehingga harus didukung penuh demi mewujudkan swasembada pangan secara berkelanjutan dan keberlanjutan petani memperoleh tambahan pendapatan.

“Untuk memfasilitasi perbaikan alsintan di wilayah yang sulit dijangkau diperlukan sarana pendukung perbengkelan alsintan yang bersifat mobile. Maka munculah kegiatan pendampingan dalam pemanfaatan alsintan berupa kegiatan perbengkelan. Rencana awal alokasi untuk kegiatan perbengkelan sejumlah 32 lokasi (32 Provinsi, red) sesuai dengan jumlah distribusi alsintan 2014-2015,” ucapnya.

“Namun mengingat prioritas kegiatan pengembangan pertanian maka dari 32 lokasi difokuskan hanya 18 lokasi pada tahun 2021.
,” pinta Charles.

Lebih lanjut Charles menyebutkan anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan perbengkelan adalah sebesar Rp 723 juta per titik. Anggaran digunakan untuk pembangunan fisik gudang alsintan, bengkel, dan peralatan perbengkelan.

“Pembangunan untuk bengkel atau gudang alsintan sangat diperlukan karena rata rata UPJA di perdesaan belum memiliki bangunan tersebut sehingga diharapkan bantuan pembangunan bengkel atau gudang tersebut akan berguna bagi UPJA penerima bantuan,” terangnya.

Selanjutnya charles menjelaskan bahwa UPJA adalah suatu Lembaga ekonomi perdesaan yang bergerak di bidang pelayanan jasa dalam rangka optimalisasi penggunaan alat dan mesin pertanian untuk mendapatkan keuntungan usaha baik di dalam maupun di luar kelompok tani/gapoktan. Diharapkan pula dengan adanya perbengkelan di bawah pengelolaan UPJA akan diperoleh minimal 2 keuntungan, yaitu adanya jaminan keberlanjutan penggunaan alsintan dan menjadi sumber pendapatan UPJA selain dari usaha jasa sewa alsintannya.

“Secara garis besar, jenis bantuan sarana perbengkelan alsintan meliputi perlengkapan pemeliharaan, perlengkapan perbaikan dan perlengkapan pendukung. Kriteria lokasi dan calon penerima bantuan pengembangan perbengkelan alsintan di antaranya harus mempertimbangkan lokasi kegiatan di daerah sentra produksi pertanian di beberapa Kabupaten di Indonesia dan bersedia memanfaatkan, mengelola dan mampu mengoptimalkan bantuan, serta bertanggung jawab dalam memanfaatkan dan merawat bantuan pengembangan perbengkelan alsintan yang diterimanya,” beber charles.

Sah, DPR Ketuk Pagu Anggaran 2021 Kementan

Laporan Jurnalis Ibrahim

Posberitanasional.com, 21/9/2020, Jakarta – Komisi IV DPR RI menyetujui Pagu Anggaran Kementerian Pertanian (Kementan) dalam RKAKL Tahun 2021 sebesar Rp 21,83 triliun. Nantinya pagu anggaran tersebut untuk menjalankan rencana kerja dalam mempercepat pemulihan ekonomi dan reformasi sosial.

“Komisi IV DPR RI dengan ini menyetujui Pagu Anggaran Kementerian Pertanian sebanyak Rp 21,83 triliun,” kata Wakil Ketua Komisi IV DRP RI, Dedi Mulyadi, Senin, 21 September 2020.

Dedi menjelaskan, komposisi anggaran tersebut dibagi per-Eselon yang meiliputi, Sekretariat Jenderal (Sekjen) sebesar Rp 1,7 triliun. Inspektorat Jenderal (Irjen) sebesar Rp 164 miliar. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Rp 4,91 triliun dan Direktorat Jenderal Hortikultura sebanyak Rp 1,14 triliun.

Kemudian ada juga anggaran pada Direktorat Jenderal Perkebunan yang mencapai Rp 1,61 triliun, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Rp 2,13 triliun, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian sebanyak Rp 5, 27 triliun, Badan Ketahanan Pangan Rp 767 miliar, dan Badan Karantina Pertanian sebanyak Rp 1,11 triliun.

Mengenai hal ini, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa fokus kerja Kementan meliputi prioritas kerja nasional, yakni memperkuat ketahan ekonomi untuk pertumbuhan berkualitas dan berkeadilan.

Selain itu, kata dia, terdapat dua program prioritas lain yang saling berkaitan dengan prioritas utama seperti peningkatan ketersediaan akses dan kualitas konsumsi pangan serta peningkatan nilai tambah, lapangan kerja, investasi di setor rill dan industrialisasi.

“Banyak sekali yang mampu kita capai dari waktu yang ada ini, untuk itu saya harap Kementan bersama Komisi IV terus bersinergi untuk memajukan sektor pertanian Indonesia,” katanya.

Di tempat yang sama, Anggota Komisi IV DPR RI, Suhardi Duka menilai jika anggaran yang sudah disetujui ini mampu diimplementasikan dengan baik. Hal ini, kata Suhardi bisa dilihat dari meningkatnya Nilai Tukar Petani (NTP) dari tahun ke tahun yang memberi dampak langsung pada kesejahteraan petani Indonesia.

“Anggaran ini sudah diberikan utuk kepentingan para petani, untuk itu kita harus pastikan bahwa petani tidak boleh lagi mendapat kesusahan. Apa pun keperluan petani harus kita berikan karena ini menyangkut kepentingan nasional,” tutupnya.

Relaksasi Kartu Tani, Pupuk Bersubsidi Bisa Ditebus NIK Terdaftar di E-RDKK

Laporan Redaksi

Posberitanasional.com,20/9/2020, JAKARTA – Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian Sarwo Edhy melakukan relaksasi Kartu Tani dengan penggunaan data berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK) “by name by address” untuk penebusan pupuk bersubsidi bagi petani.

Sarwo Edhy menjelaskan, dalam surat edaran atas permintaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), penebusan pupuk bersubsidi diwajibkan menggunakan Kartu Tani per 1 September 2020.

Namun demikian, Dirjen PSP Kementan ini menilai sistem penebusan pupuk bersubsidi ini akan dilakukan secara bertahap dengan menggunakan NIK terlebih dahulu, mengingat implementasi Kartu Tani di lapangan yang masih memiliki kendala.

“Kami sudah siapkan relaksasi karena dalam kondisi yang nyata, ini tidak semudah membalikkan tangan di lapangan. Saya akan coba melakukan tahapannya. Wajib tapi harus sesuai ketersediaan yang ada,” kata Sarwo Edhy.

Sarwo Edy, menjelaskan relaksasi yang diberikan, yakni sistem e-RDKK berbasis NIK masih digunakan dalam distribusi pupuk bersubsidi.

Penggunaan sistem ini pun mendapat apresiasi dari KPK karena pemanfaatan NIK dalam e-RDKK membuat penyaluran pupuk bersubsidi menjadi lebih objektif, tepat sasaran dan sesuai dengan aturan.

Sebelumnya, sejumlah kelompok tani di beberapa daerah mengeluhkan pengambilan dan penebusan pupuk yang terkendala minimnya Kartu Tani dan mesin EDC dari pihak bank. Jumlah Kartu Tani yang tersedia tak sesuai dengan jumlah petani.

Oleh karena itu, petani masih bisa menebus atau membeli pupuk bersubsidi ke kios meskipun tanpa Kartu Tani. Mereka cukup melampirkan rekomendasi dari mantri atau PPL setempat. Dengan didahului bahwa memang petani tersebut telah terdaftar di e-RDKK.

Kementan bersama PIHC telah menginstruksikan distributor dan kios untuk melayani dan menyalurkan pupuk bersubsidi ke petani yang memang sudah terdaftar di e-RDKK memasuki musim tanam ini.

IKA Faperta UNHAS Dukung Upaya Kementan Perkuat Hilirisasi, Tingkatkan Daya Saing dan Nilai Tambah

Laporan Redaksi

Posberitanasional.com, 17/9/2020, Jakarta – Ketua IKA Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin (UNHAS) Wilayah Jabodetabek Arifin Tasrif mendukung Kementerian Pertanian (Kementan) dalam penyediaan pangan serta peningkatan devisa negara di tengah pandemi covid-19.

Dukungan tersebut disampaikannya saat menghadiri silaturahmi dengan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo di kantor Kementan RI, Jakarta Selatan pada Kamis (17/9).

“Kita sangat apresiasi sekali atas keberhasilan Kementan dalam menjaga pangan serta memberikan peningkatan pada perekonomian nasional di saat pandemi covid-19. Tentu ini memberikan hasil yang sangat nampak bagi masyarakat,” ujar Arifin.

Menanggapi hal itu, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri menyampaikan bahwa nilai ekspor pertanian pada periode Agustus 2020 berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tercatat kurang lebih 1,04 persen (Y on Y).

“Ketika hampir semua sektor mengalami penurunan, pertanian menunjukkan performa yang positif. Ini harus dipertahankan dengan terus bekerja sama dan melibatkan pihak lain,” ungkap Kuntoro.

Dalam pertemuan tersebut, Arifin juga menyampaikan beberapa pemikiran-pemikiran yang ada di Fakultas Pertanian UNHAS untuk dapat memberi masukan kepada Mentan Syahrul dalam pembangunan sektor pertanian.

“Alhamdulillah Pak Menteri sangat menyambut baik pertemuan ini, tentunya kami diberi arahan dan nasihat supaya menjaga keutuhan dan dapat memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan pertanian,” tandasnya.

Lebih lanjut, Arifin menilai bahwa hilirisasi sektor pertanian masih perlu diangkat lagi sehingga mampu memberikan nilai tambah dan daya saing dipasar internasional. Untuk itu, ia berharap Kementan mampu memaksimalkan peluang yang ada untuk dapat memberikan peningkatan di sektor pertanian.

“Pak Menteri tetap membuka ruang jika para alumni UNHAS ingin berkiprah lebih jauh lagi terhadap peningkatan produksi pertanian yang dapat mengangkat kesejahteraan petani di pedesaan. Sehingga peran alumni bisa begitu nyata terhadap masyarakat luas,” tuturnya.

Untuk itu, Arifin berencana akan menyampaikan hasil dari pertemuan dengan Menteri Pertanian kepada Ketua Umum IKA Gaperta UNHAS untuk nantinya bisa dilakukan bukti nyata gerakan membangun sektor pertanian.

“Kami akan menyampaikan pertemuan ini kira-kita apa yang bisa ditindak lanjuti untuk bisa berkontribus nyata terhadap pembangunan pertanian dan mungkin bisa menjadi agen lerubahan, menjadi pendorong, dan menjadi penyambung lidah bagi Kementan di masyarakat pedesaan,” tutupnya.

Informasi Melimpah, Narji Cagur Tak Ragu Jadi Petani

Laporan Redaksi

Posberitanasional.com, 15/9/2020, Jakarta – Pandemi Covid 19 yang melanda seluruh dunia memberikan dampak negatif terhadap semua sektor yang ada. Bahkan ekonomi global ikut merosot ke titik mengkhawatirkan. Namun demikian, tidak demgan sektor pertanian. Sektor ini nyatanya makin dilirik oleh banyak orang.

Komedian Indonesia Narji Cagur misalnya. Sekarang dia tak ragu memilih pertanian sebagai sumber penghasilan. Narji menggagas Kelompok Tani Sengketa di kota Tanggerang. Menurut dia, pertanian sangat penting bagi kehidupan masyarkat di seluruh dunia.

“Berawal dari sempitnya lahan di Tanggerang Selatan, saya mengajar warga untuk memanfaatkan lahan yang bersengketa untuk ditanami berbagai macam tanaman. Alhamdulillah hasilnya sangat luar biasa,” kata Narji, Selasa, 15 September 2020.

Narji mengatakan saat ini masyarakat di daerahnya bisa meraup untung hingga Rp 2 juta dari hasil panennya. Tanaman yang ditanampun beragam, mulai dari singkong, umbi-umbian, tanaman hias, dan berbagai macam sayuran lainnya.

Selain itu, Narji juga menyampaikan pentingnya keterbukaan informasi publik di bidang pertanian. Menurutnya, dengan semakin terbukanya informasi terkait pertanian, masyarakat di desa bisa menyerap informasi dengan cepat dan akurat.

“Sebelumnya saya mendapat pengetahui pertanian hanya melalui kelompok-kelompok tani saja, tetapi sekarang melalui Kementerian Pertanian (Kementan) bisa dengan mudah mengakses informasi terkait pertanian, dan ini sangat membantu sekali,” katanya.

Untuk itu, Narji berharap Pemerintah semakin membuka akses keterbukaan informasi, khususnya dunia pertanian. “Dengan begitu, masyarakat bisa mengetahui informasi seputar pertanian, sehingga mereka tertarik terjun langsung bercocok tanam,” tutupnya.

Pentingnya pemanfaatan pekarangan ditegaskan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Dalam berbagai kesempatan, Mentan SYL mengingatkan pandemi bisa menimbulkan ancaman krisis pangan. Untuk itu, dia mendorong masyarakat agar berupaya memenuhi kebutuhan pangan dan gizi rumah tangga melalui pemanfaatan lahan pekarangan.

Hal senada diungkapkan Kepala Badan Ketahanan Pangan, Agung Hendriadi yang menekankan pentingnya pemenuhan gizi bagi keluarga, dapat mengurangi pengeluaran, bahkan meningkatkan pendapatan rumah tangga.

“Masyarakat bisa mengoptimalkan perkarangan pangan mereka dengan menanam berbagai jenis tanaman sayuran. Kemudian, manfaatnya pun banyak karena mereka bisa memenuhi kebutuhan gizi keluarganya. Jadi, jika semuanya seperti ini maka di Indonesia tidak krisis pangan,” kata Agung.

Pacu Stabilisasi Perunggasan dengan Implementasi Pola Kemitraan

Laporan Redaksi

Posberitanasional.com, 15/9/2020, Sulawesi Selatan – Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya melakukan stabilisasi usaha ayam potong, salah satunya dengan pola kemitraan. Mendorong peternak ayam potong mengikuti kemitraan yang diyakini sudah terbukti menguntungkan bagi peternak.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo menilai pola kemitraan usaha ayam potong (broiler) memberikan perlindungan kepada peternak. Melalui kemitraan usaha, peternak mendapatkan jaminan kepastian usaha dan risiko terhadap fluktuasi harga.

“Bahkan dalam kondisi menurunnya harga ayam hidup (livebird/LB) saat ini, pola kemitraan menjadi sandaran peternak mendapatkan penghasilan yang layak,” ujar Menteri SYL di sela-sela kunjungannya ke Balai Veteriner Maros, Sulawesi Selatan, Minggu (13/9).

Dalam kemitraan usaha ayam potong, peternak sebagai pihak plasma mendapatkan jaminan pasokan DOC (Day Old Chicken), pakan ternak, obat vaksin desinfektan (OVD) dan jaminan pemasaran sesuai harga kontrak mengacu perjanjian tertulis dengan perusahaan sebagai pihak inti.

Peternak plasma hanya menyediakan kandang, sarana peralatan dan tenaga kerja untuk memelihara ayam potong sejak DOC sampai panen. Kemudian perusahaan berkewajiban menyerap seluruh hasil panen peternak dalam bentuk ayam hidup/livebird (LB) dengan harga kontrak.

“Bahkan peternak masih mendapatkan tambahan penghasilan berupa insentif atas kinerja pemeliharaan dan bonus pasar jika harga pasar melebihi harga kontrak LB berdasarkan selisih harga dengan besaran sekitar 20% diperhitungkan dengan total ayam terpanen,” papar Menteri SYL.

Sementara itu, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Nasrullah menjelaskan program kemitraan ini sesuai dengan Permentan No. 13 Tahun 2017 tentang kemitraan usaha peternakan yaitu kerja sama antar usaha peternakan atas dasar prinsip saling memerlukan, memperkuat, menguntungkan, menghargai, bertanggung jawab dan ketergantungan.

“Kami mengapresiasi perusahaan perunggasan terintegrasi yang telah menggandeng banyak peternak dalam pola kemitraan,” ucap Nasrullah.

Nasrullah menerangkan, perusahaan terintegrasi secara langsung melakukan pembinaan teknis kepada peternak mitra. Peternak mendapatkan bimbingan untuk melakukan budidaya ayam potong sesuai target perfoma. Disisi lain, peternak mendapatkan jaminan pemasaran dan harga panen livebird/ayam hidup berdasarkan perjanjian tertulis antara pihak perusahaan sebagai inti dan peternak sebagai plasma. Jadi, selalu seimbang.

Keseimbangan ini sekaligus membuktikan bahwa kemitraan usaha direkomendasikan layak dan relevan terhadap perlindungan peternak UMKM, terlebih di masa pandemi covid-19. Sebaliknya, perusahaan sebagai pihak inti juga bergantung kepada peternak plasma untuk memelihara ayam.

“Sehingga keseimbangan terjadi pada pola kemitraan usaha karena menitikberatkan aspek saling ketergantungan kedua pihak,” ucap Nasrullah.

Lebih lanjut Nasrullah menjelaskan bahwa di Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2020 terdapat potensi produksi daging ayam ras sebanyak 64.211 ton berkontribusi sebesar 1,96% terhadap produksi daging ayam nasional. Sementara kebutuhan konsumsi daging ayam di Provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 50.636 ton sehingga terdapat potensi surplus sebanyak 13.575 ton.

“Kami mencatat dari 24 kabupaten/kota di wilayah Sulawesi Selatan terdapat 5 kab/kota dengan produksi ayam potong tertinggi yaitu Kota Makassar 16.188 ton (25,21%), Kab. Bone 9.670 ton (15,06%), Kab. Gowa 4.047 ton 6,30%, Kab, Sidrap 3.905 ton (6,08%) dan Kab. Bulukumba 3.786 ton (5,90%)”, tambahnya.

Mengacu data Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak Ditjen PKH, saat ini di Provinsi Sulsel diketahui terdapat 1.683 peternak ayam potong yang terdiri dari 967 peternak mandiri, 244 internal (kandang komersial perusahaan) dan 472 kemitraan dengan perusahaan perunggasan terintegrasi (pabrikan).

Peternak yang mengikuti pola kemitraan peternak dengan pabrikan di Sulsel makin banyak. Salah satu peternak ayam potong di Maros, H. Pangeran, mengungkapkan, sudah 10 tahun lebih melakukan kemitraan dengan PT Charoen Pokphand.

Selain di masa pandemi, stabilitas penghasilan dari hasil penjualan juga dirasakan ketika harga ayam sedang turun, atau harga pakan sedang naik. “Kami tidak terlalu memikirkan hal itu, tugas kami adalah memastikan performa terbaik, ayam sehat dan dapat dipanen sesuai target,” tutur H. Pangeran.

Mentan: Kalimantan Selatan bagian lumbung pangan nasional

Laporan Jurnalis Ibrahim

Posberitanasional.com, 31/8/2020, Batola – Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) melakukan kunjungan kerja untuk kegiatan Optimalisasi Lahan dan panen padi di Gapoktan Harapan Maju, Handil Mesjid, Desa Anjir Pasar Lama, Kecamatan Anjir Pasar, Kabupaten Barito Kuala, Senin (31/08).

Dari optimalisasi lahan diharapkan Kalimantan Selatan dapat menjadi bagian lumbung pangan nasional. Sejalan dengan itu Mentan berharap dukungan pengolahan lahan dan penggunaan varietas hibrida untuk menghasilkan produktivitas yang tinggi.

“Varietas yang digunakan masih banyak yang lokal, tidak sebanyak menggunakan varietas hibrida. Kita ingin tahu pergantian musim berikutnya dengan varietas unggul, satu hektar bisa 5 sampai 7 ton, dicoba di sini ya” tegas Mentan.

Dari kondisi tersebut Kementan terus berupaya meningkatkan produksi pangan melalui program intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian salah satunya dengan optimasi lahan rawa.

Melalui program optimasi lahan rawa diharapkan terjadi peningkatan Indeks Pertanaman (IP) serta peningkatan produktivitas yang akan berkontribusi pada ketersediaan stok pangan nasional.

Dengan perbaikan sistem tata kelola air, rehabilitasi irigasi, serta peningkatan kualitas kesuburan lahan rawa, diharapkan dapat meningkatkan produksi tanaman pangan.

“Kalsel potensial untuk memperkuat ketahanan pangan nasional. (Laporan dari) Gubernur sudah over stock, sudah memiliki setengah dari yang ada sekarang. Kita coba melakukan optimalisai di wilayah yang masih memungkinkan dikembangkan di Kalsel ini. Tinggal water managemen harus ditingkatkan, jalan tani, semuanya kita atur untuk penanaman.” papar Mentan.

Di tahun 2019, Provinsi Kalimantan Selatan telah dialokasikan kegiatan optimasi Lahan rawa seluas 120.00 Ha di 9 Kabupaten, termasuk Kabupaten Barito Kuala seluas 28.052 Ha dan Kabupaten Banjar seluas 59.834. Tahun 2020 kembali di alokasikan seluas 9.000 Ha di 2 kabupaten yaitu Kabupaten Barito Kuala dan Hulu Sungai Selatan.

Kabupaten Barito Kuala dialokasikan Pelaksanaan perbaikan infrastruktur optimasi lahan rawa untuk lahan seluas 8.750 Hektar pada Tahun Anggaran 2020/ konstruksi fisik di kabupaten tersebut pada harus berjalan dengan baik, agar indeks pertanaman dapat meningkat sehingga produksi dan pendapatan petani pun meningkat.

Alokasi bantuan kegiatan yang dikucurkan untuk provinsi Kalimantan Selatan, sebesar 91 Milyar baik dari kegiatan sektor prasarana dan sarana pertanian, tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan. Sedangkan untuk kabupaten Barito Kuala sendiri Kementan mengucurkan bantuan kegiatan sebesar 43 Milyar.

Korporasi Petani Jagung 7.000 Hektar Menggeliat di Lombok

Laporan Jurnalis Ibrahim

Posberitanasional.com, 26/8/2020, Lombok – Langkah nyata Kementerian Pertanian (Kementan) melalui model korporasi untuk menjamin ketesediaan pangan bagi 267 jiwa penduduk Indonesia secara berkelanjutan dan berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional pangan sebagaimana arahan Presiden Jokowi menuai hasil yang menggembirakan. Kementan mengimplementasikan model korporasi pertanian melalui Program Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Korporasi (Propaktani) semakin menggeliat dikembangan di berbagai daerah, salah satunya korporasi petani jagung di Lombok Timur seluas 7.000 hektar.

“Korporasi petani jagung Propaktani di Kecamatan Pringgabaya, Lombok Timur seluas 7.000 hektar ini bekerjasama dengan mitra usaha tani dan mendapat fasilitas KUR (kredit usaha rakyat) dari BNI Rp 105 miliar. Pola korporasi ini merupakan terobosan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan sesuai arahan Presiden Jokowi. Besarnya KUR yang diperoleh korporasi ini menunjukkan program korporasi berhasil mengembangkan pertanian skala luas di tingkat masyarakat,” demikian dikatakan DirekturJenderal Tanaman Pangan Suwandi di Jakarta, Rabu (26/8/2020).

Suwandi menerangkan dalam korporasi petani jagung petani seluas 7.000 hektar ini tergabung 83 kelompok tani yang bersatu dalam skala luas. Proses bertaninya dipandu dan dipantau dengan aplikasi online dan akses modal KUR secara kolektif.

“beberapa hari yang lalu dalam kunjungan di Lombok, Bapak Mentan SYL berkenan menyerahkan simbolis KUR Rp 105 miliar ke Korporasi petani jagung tersebut dan offtakernya yang nanti menyerap hasil panennya,” cetusnya.

Lebih lanjut Suwandi menjelaskan Kementan telah menjalankan Propaktani yang merupakan pengembangan pertanian berbasis kawasan sejak 2019 dan di tahun 2020 mulai diperluas di 130 kabupaten. Kawasan korporasi pertanian ini tidak berarti dalam satu hamparan, namun dibangun klaster dan selanjutnya beberapa klaster digabungkan menjadi satu kawasan besar yang luasnya mencapai 5.000 sampai 10.000 hektar.

Selain di Lombok, model korporasi pertanian telah berjalan di beberapa daerah yakni Lampung, Tuban, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, komoditas tanaman pangan yang dikembangkan yakni padi, jagung, kedelai, ubikaya, kacang hijau, kacang tanah dan berbagai komoditas pangan lainnya.

“Ini merupakan lanjutan dari pilot projek model korporasi benih padi dan jagung. Model korporasi sudah berkembang di petani dalam bentuk BUMP, BUMdes, Koperasi, CV, PT yang mengkonsolidasikan kelompok tani atau gabungan kelompok tani naik kelas dan dikelola dalam skala luas,” jelasnya.

Suwandi menyebutkan dalam proses pengembangannya, Korporasi petani diperkuat melalui pola kemitraan dengan berbagai pihak yakni Bank untuk memperoleh fasilitas KUR, asuransi, unit pengelola jasa alat mesin pertanian atau mekanisasi, penyedia benih, pupuk, pestisida, Kostraling (Komando Strategi Penggilingan), industri olahan, pedagang, eksportir dan lainnya dalam ikatan bisnis yang saling menguntungkan. Oleh karena itu, Propaktani merupakan kegiatan terintegrasi on farm dan hilir sampai industri turunan hingga pemasaran, baik integrasi aspek infrastruktur, alat mesin pertanian (alsintan), budidaya mulai tanam hingga panen dan hilir pasca panen maupun pemasaran.

“ProPaktani atau model korporasi ini bertujuan untuk efisiensi input, meningkatkan produktivitas dan hasilnya produk berdaya saing. Tujuan jangka pendeknya untuk memasok dalam negeri dan ekspor, jangka panjangnya untuk meningkatkan kesejahteraan petani,” ujarnya.

Suwandi menambahkan pengembangan pertanian dengan korporasi ini memberikan manfaat yang besar bagi petani. Yakni petani bersatu dalam skala luas, produksi yang terjadi adalah seragam dan berkualitas, provitas lebih bagus, petani terlindungi asuransi dan tercipta efisiensi input. Selanjutnya petani memperoleh income yang lebih jelas karena ada kepastian pasokan input saprodi, modal, pasar dan harga juga terjamin, serta manajemen budidaya terkontrol secara online aplikasi.

“Oleh karena itu, mari bergerak ke lapangan menyiapkan dan mengawal transformasi kelembagaan petani menjadi korporasi dan dikelola manajer yang amanah. Diterapkan model integrated farming, zero waste, didukung mekanisasi dan simpulnya berada di Kostratani (Komando Strategi Pembangunan Pertanian). Setiap kabupaten agar tumbuh minimal 5 korporasi petani,” terangnya.

Peringatan HUT RI Ke 75, Momentum Bangkitkan Korporasi Tanaman Pangan

Laporan Jurnalis Ibrahim

Posberitanasional.com, 16/8/2020, Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke 75 Kemerdekaan RI merupakan momentum yang tepat untuk menjadikan sektor pertanian sebagai garda terdepan pertahanan negara dan mengenal program terobosan Kementerian Pertanian (Kementan) sehingga menjadi benteng utama pertahanan negara. Sektor pertanian di tengah tantangan besar yakni pandemi covid 19 yang melanda semua dimensi kehidupan di Tanah Air bahkan dunia adalah satu-satu sektor penyelamat perekonomian nasional.

Merujuk data BPS, pada kuartal II 2020 sektor pertanian menjadi penyumbang tertinggi pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia dengan pencapaian 16,24 persen (q to q). Padahal, pandemi Covid-19 belum juga usai dan sejumlah sektor lain pun masih cenderung terpuruk di tengah pertumbuhan ekonomi Indonesia turun sampai 4,19 persen (q to q) dan 5,32 persen (y-o-y).

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengungkapkan salah satu faktor penyebab pertumbuhan kinerja sektor pertanian adalah musim tanam yang sukses berproduksi, meski Covid-19 masih mewabah. Penguatan sektor pertanian salah satunya ditopang oleh program strategis yang mentransformasi model pengelolaan yang sendiri-sendiri atau tak berkorporasi menjadi korporasi.

“Korporasi pertanian menekankan sebuah keniscayaan hadirnya industri dalam satu hamparan luas dan atau pengelompakan sub kawasan (klaster),” demikian dikatakan SYL di Jakarta, Minggu (16/8/2020).

Saat ini pemerintah tengah membangun korporasi pertanian dengan model food estate di Kalimantan Tengah, Sumatera Utara dan dikembangkan di banyak daerah. Sesuai arahan Presiden Jokowi, food estate dibangun untuk memperkuat cadangan pangan nasional, bukan hanya di hulu tapi juga bergerak di hilir dan dibangun melibatkan sinergitas pemerintah dengan swasta dan masyarakat.

“Bukan lagi menggunakan cara-cara manual, tetapi teknologi modern dan pemanfaatan kecanggihan digital. Bukan hanya untuk pasar domestik, tapi juga internasional,” terang SYL.

Untuk tanaman pangan, mulai 2019 telah dijalankan Program Propaktani (Program Pengembangan Korporasi Tanaman Pangan) dengan membentuk Komando Strategis Penggiling (Kostraling) dan Sentra Pelayanan Pertanian Padi Terpadu (SP3T). Pemerintah tidak hanya memberikan bantuan prasarana dan sarana produksi, tapi juga fasilitas permodalan dana KUR.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi menjelaskan prinsip korporasi yang pertama adalah pendekatan pengelolaan korporasi dengan skala lahan hamparan luas. Tidak harus satu hamparan 5.000 hektar, namun bisa dikelompokkan menurut sub kawasan atau klaster 500 hektar lebih di 10 titik total jadi 5.000 hektar kawasan

“Pola korporasi sudah diujicoba sejak tahun lalu di beberapa lokasi seperti di Tuban, Lampung, Kalsel, Sulut dan Yogyakarta, Jateng dan lainnya. Terbukti kinerjanya bagus, oleh karena itu mulai tahun ini akan direplikasi di 130 Kabupaten,” ujarnya.

Prinsip kedua, kata Suwandi, adalah integrated farming dengan komoditas penunjang dan komoditas utama. Contohnya korporasi jagung di Lombok Timur mampu melibatkan 81 kelompok tani.

“Di mana semua anggota dipayungi off taker supaya bisa mengajukan KUR dan bermitra dengan perusahaan benih, pupuk dan Jasindo,” jelasnya.

Lebih lanjut Suwandi menerangkan program Propaktani merupakan kegiatan terintegrasi on farm dan hilir sampai industri turunan hingga pemasaran. Integrasi ada aspek infrastruktur, alat mesin pertanian (alsintan), budidaya mulai tanam hingga panen dan hilir pasca panen hingga pemasaran. Tidak hanya itu kelompok tani harus bisa naik kelas kelembagaannya yakni bisa berbentuk cv, koperasi, mapun bumdes.

“Kelembagaan yang terpenting adalah pengelolaan manajemen kepengurusan yang baik, oleh karena itu perlu sekali kegiatan seperti ini. Mengumpulkan para pelaku korporasi untuk saling berbagi, memberi informasi untuk menguatkan kelembagaan korporasinya,” bebernya.

Langkah selanjutnya, sambung Suwandi, yakni perlu adanya sinergi program Propaktani dengan pembiayaan, investasi dan ekspor. Kawasan dan klaster memanfaatkan lokasi yang telah ada, ditata dan dioptimalkan, sumber pendanaan dari swadaya, KUR dan pembiayaan lainnya.

“Jika pangan kuat, maka pertahanan negara pun menjadi semakin tangguh. Bertepatan dengan Perayaan Kemerdekaan Ke 75 ini, sudah saatnya semua elemen bahu membahu membangun pertanian dengan cara-cara modern dan korporasi sehingga pertanian kuat dalam tantangan apapun,” tandas Suwandi.

Amankan Panen Raya, Petani Jember Berhasil Kendalikan Wereng

Laporan Jurnalis Ibrahim

Posberitanasional.com, 12/8/2020, JEMBER – Tidak lama lagi beberapa kabupaten di wilayah Jawa Timur akan memasuki masa panen raya. Serangkaian upaya mengawalan telah dilaksanakan untuk mendapatkan hasil panen yang optimal. Mulai dari persiapan lahan, penyediaan input sarana produksi terbaik sampai dengan pengelolaan tanaman yang baik telah diupayakan. Namun upaya pengawalan tanaman tidak cukup sampai disitu saja. Perlu pengawalan pertanaman dari serangan hama penyakit tanaman, karena keberadaan hama penyakit berpotensi menurunkan hasil panen.

Pada akhir bulan Juli lalu, beredar berita yang mengabarkan tentang adanya serangan hama wereng coklat di wilayah Kabupaten Jember. Puluhan hektar tanaman padi di Kecamatan Ambulu terancam gagal panen karena adanya serangan wereng coklat. Menanggapi kabar tersebut, Kementan melalui Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan segera memverifikasi dan berkoordinasi dengan pihak terkait di daerah.

Koordinator Pengendali Orgainisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Kabupaten Jember, Mukrom menjelaskan bahwa berita tentang serangan wereng tersebut tidak sepenuhnya benar. Berdasarkan laporan Petugas POPT diketahui bahwa serangan wereng padi hanya seluas 1 ha saja. Apabila dibandingkan dengan luas tanaman padi di Kecamatan Ambulu (80 ha), maka serangan tersebut relatif kecil (1,25 %).

“Pengamatan hama di lapangan dilakukan secara berkala dan surat peringatan dini hama wereng telah dikeluarkan pada tanggal 23 Juli 2020. Kami telah melaksanakan gerakan pengendalian hama wereng pada tanggal 25 dan 28 Juli 2020 untuk mengendalikan populasinya. Hasil evaluasi gerakan pengendalian yang dilaksanakan pada tangagl 30 Juli 2020 menunjukkan bahwa populasi wereng telah menurun. Sekarang pada awal Agustus ini, populasi wereng di lapangan aman terkendali sehingga Insya Allah tidak akan berpengaruh pada tanaman padi yang 2 minggu lagi akan dipanen,” jelas Mukrom di Jember, Rabu (12/8/2020).

Sementara itu, Kepala Unit Pelayanan Teknis (UPT) Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Timur, Irita Rahayu Aryati menyebutkan populasi hama wereng secara alami memang ada di lahan. Selama populasinya rendah, maka tidak perlu dikhawatirkan karena pengendalian secara alami berjalan. Namun apabila populasinya diatas ambang pengedalian, maka perlu dikendalikan.

Lanjut Irita, luas serangan hama wereng di Kabupaten Jember tercatat 25,5 ha. Dengan demikian hanya 0,06 % dari total luas tanaman padi (40.761 ha).

“Kami memastikan bahwa petugas kami di lapangan telah melaksanakan prosedur operasional standar dan melakukan upaya pengendalian untuk mengantisipasi serangan hama wereng di lapangan, termasuk di Jember,” bebernya.

Terkait hal ini, Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Edy Purnawan mengapresiasi upaya UPT Proteksi Tanaman Pangan Provinsi Jawa Timur beserta jajaran petugas lapang atas kesigapannya dalam melaksanakan tugas pokok pengamanan pertanaman padi di lapangan. Pengamatan dini dan tindakan pengendalian yang tepat merupakan kunci keberhasilan pengawalan pertanaman.

“Dengan upaya pengamatan dini dan tindakan pengendalian yag tepat, maka serangan hama penyakit tanaman dapat dikontrol sehingga tidak berpengaruh pada produksi padi di daerah,” ucapnya.

Sebelumnya Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi, telah menginstruksikan kepada jajarannya untuk terus mendampingi petani mengawal pertanamannya hingga panen tiba. POPT, PPL (penyuluh) dan petugas lapangan lainnya harus bersama-sama mendampingi petani agar petani bisa panen tanpa gangguan hama dan produksi pangan kita tercapai.

“Respon cepat masalah di lapangan ini adalah kebijakan Bapak Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo dalam rangka mengamankan dan meningkatkan produksi. Oleh karena itu, Bapak Menteri meminta seluruh jajaran Kementan dari pusat sampai daerah harus bahu membahu untuk turut serta aktif ke lapangan,” tutur Suwandi.

Komisi IV DPR Dukung Program Kostraling Kementan

Laporan Jurnalis Ibrahim

Posberitanasional.com, 11/8/2020, Serang – Komisi IV DPR RI mendukung program Komando Strategi Penggilingan (Kostraling) Kementerian Pertanian (Kementan). Melalui program ini, Kementan membentuk Sentra Pelayanan Pertanian Padi Terpadu (SP3T) agar terbangun penanganan pascapanen hasil pertanian yang baik dengan sistem pengelolaan yang terstruktur. SP3T bertujuan untuk memberikan fasilitas pasca panen bagi kelompok tani supaya harga jual petani saat panen pada posisi tinggi sehingga petani dapat menikmati keuntungan.

“Hari ini saat yang tepat bagi rakyat untuk menyampaikan apa yang menjadi kendala selama ini, kami ingin yang sejahtera bukan hanya pemilik sawah saja tapi semua petani sampai dengan buruh taninya. SP3T di Banten ini berjalan bagus dan harus direplikasi di wilayah lain,” demikian dikatakan Wakil Ketua Komisi IV DPR Hasan Aminuddin saat mengunjungi salah satu SP3T di Banten bersama Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi, Selasa (11/8/2020). Dalam kunjungan ini dilakukan pemberian bantuan simbolis kepada para petani tepatnya di Desa Singarajan, Kecamatan Pontang, Kabupaten Serang yakni bantuan benih padi, benih jagung, bibit kopi, bibit kelapa, power thresher, dan KUR Kostraling

Hasan menuturkan maksud kunjungannya untuk memonitor progres bantuan yang diberikan pemerintah dan menampung keluh kesah petani. Terkait keluhan petani akan kelangkaan pupuk, ia berpendapat gagagasannya untuk menghilangkan subsidi pupuk diganti menjadi subsidi harga.

“Saya kira kita perlu berpikir ulang untuk mengkaji pupuk subsidi ini, apakah masih efektif jika setiap kali petani masih mengeluh pupuk langka,” ujarnya.

Selain itu, Hasan juga menyebutkan perlunya pelatihan bagi petani sebagai langkah upaya meningkatkan SDM. “Semakin terbatasnya petani maka harus diimbangi dengan banyak program pelatihan,” ucapnya.

Senada dengan hal tersebut, anggota Komisi IV DPR RI, Nuraini menginginkan pemerintah lebih mengembangkan pertanian di Provinsi Banten, khususnya kabupaten Serang karena potensi di wilayah tersebut masih cukup luas.

“Potensi lahan pertanian di Banten cukup luas, kami apresiasi pemerintah fokus mendorong peningkatan produksi di sini,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi menjelaskan SP3T lahir untuk membantu petani padi dapat menikmati hasil panennya secara maksimal. Sebab selama ini petani padi banyak yang tidak menikmati hasil panennya secara maksimal karena banyak dijual dalam bentuk gabah kering panen, bahkan ada yang dijual secara tebasan ketika gabah masih ada di lahan.

Sebagai solusinya, Kementan dibawah arahan Mentan Syahrul Yasin Limpo menginisiasi dengan memberikan bantuan alsintan seperti combine harvester, vertical dryer, RMU, dan mesin packing untuk UPJA (unit pengelola jasa alat mesin pertanian,- red),” jelasnya.

Suwandi berharap melalui bantuan tersebut tidak ada lagi cerita gabah rusak ketika musim hujan karena tidak ada mesin pengering atau harga jatuh karena panen raya. Bahkan, dengan adanya paket sarana ini lembaga tani bisa memproduksi beras kemasan dengan label yang khas.

“Mereka dapat menyesuaikan dengan kearifan lokal setempat yang tentunya akan memberikan nilai plus bagi produk yang dipasarkan,” cetusnya.

Lebih lanjut Suwandi mengungkapkan saat ini strategi Kementan menjaga kestabilan harga komoditas pangan salah satu caranya adalah dengan memaksimalkan program Kostraling melalui pendekatan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Kostraling merupakan program yang diinisiasi Mentan SYL untuk menjaga harga beras tetap stabil, dan SP3T ini salah satu contoh kostraling yang akan diberdayakan.

“Sesuai arahan Bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, kami meminta agar Kepala Distan Provinsi dan Kabupaten mendampingi Kostraling penggilingan untuk akses KUR sehingga mampu menyerap gabah petani. Lalu, Kostraling dapat segera bermitra dengan pasar daring, marketplace, startup, atau pasar elektronik untuk memperlancar distribusi beras. Distribusi itu pun termasuk untuk beras medium, premium, dan beras khusus agar lancar dan efisien, sehingga mudah diakses masyarakat,” tutur Suwandi.

Di tempat sama, Ketua Gapoktan Harapan Makmur, Hamid menuturkan kelompoknya mendapat bantuan SP3T pada tahun 2018. Alhasil, berkat bantuan Kementan kegiatan pertanian tidak hanya memproduksi gabah, namun juga hingga beras dan dalam bentuk kemasan.

“Kami sangat senang sekali bisa dikunjungi oleh Pak Dirjen Tanaman Pangan dan para anggota DPR, sebagai bentuk tanggungjawab kami atas bantuan Kementan, ini semua alat kami display di sini biar bisa dilihat bahwa alat tersebut berfungsi dengan baik dan kita gunakan sehari-hari untuk memproduksi beras sampai sudah jadi kemasan,” bebernya.

Selain itu, lanjut Hamid, dengan adanya bantuan ini petani tidak lagi terkendala musim. Meskipun hujan, petani tetep bisa beroperasi dan paling kendalanya hanya di perawatan yang harus ekstra sehingga beberapa alat ini ada yang perlu dimodifikasi supaya lebih optimal.

“Selama ini berasnya dikemas dengan merk Jaseng dan sudah dipasarkan ke beberapa wilayah area Banten sekitarnya. Sebenarnya ini bukan hanya produk Gapoktan kami saja, namun gabungan lewat KPPBM Beras Jaseng, dan sekarang kami malah diminta ikut memasok untuk kebutuhan Dinsos dan BNPT selama pandemi Covid 19 ini,” ujarnya.

Hamid menambahkan dengan bantuan ini Gapoktan Harapan Makmur berkomitmen menyerap gabah petani dengan harga layak. Saat ini harga gabah yang dibeli sekitar Rp 4.700 hingga 4.800/kg. Untuk bulan ini mengambil di wilayah Selatan karena di petani sekitar sini sudah selesai panen. Untuk harga jual beras bisa sekitar Rp. 9.500 -10.000/kg.

“Selanjutnya kami ingin usaha ini bisa ekspansi diperluas supaya bisa memberikan banak manfaat bagi anggota Gapoktan ini,” pungkas Hamid.

Selama Pandemi, Permintaan Buah Lokal Melonjak Tajam

Laporan Jurnalis Ibrahim

Posberitanasional.com, 10/8/2020, Jakarta – Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Musdhalifah Macmud mengatakan bahwa ekspor buah lokal diprediksi mengalami peningkatan yang cukup tajam. Peningkatan terjadi karena permintaan pasar terus melonjak. Utamanya selama pandemi Covid 19.

“Pada bulan Januari hingga Mei, permintaan ekspor buah meningkat sebesar 357 ribu ton. Selanjutnya nlai tambah ekspor juga naik 73,4 persen. Ini merupakan peluang seklagius tantangan untuk meningkatkan produksi buah-buahan kita,” ujar Musdhalifah saat menghadiri webminar Gerakan Konsumsi Buah Nusantara Dalam Rangka menguatkam Bangga Buatan Indonesia, Senin (10/8).

Seperti diketahui, PDB pertanian tumbuh sebesar 16,24 persen pada triwulan-II 2020 (q to q). Bahkan sektor pertanian secara yoy tetap berkontribusi positif hingga sebesar 2,19 persen. Pertumbuhan sektor pertanian disebabkan karena adanya dukungan kuat dari sub sektor pangan 34,77 persen, hortikultura 21,75 persen dan perkebunan 23,46 persen.

Menurut Musdhalifah, berdasarkan catatan Kemenko volume ekspor terbesar secara berturut-turur adalah ekspor ke negara Vietnam, yakni sebesar 27 persen, kemudian Malaysia 19 persen, Tingkok 17 persen, India 10 persen, Hongkong 6 persen, Thailand 6 persen dan UEA 3 persen.

“Untuk itu perlu gerakan besar dalam membangun raksasa yang sedang tertidur. Salah satunya melalui gelar buah nusantara ini,” katanya.

Karena itu, lanjut Musdhalifah pemerintah terus melakukan pengembangan agribisnis hortikultura dengan berbagai cara. Diantaranya dengan melibatkam beberapa Kementerian lain seperti Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan.

“Kementan sendiri memiliki tugas dalam mendorong gerakan gedor kawasan buah, gerakan tiga kali ekspor atau gratiek, subsidi ongkos angkut losgistik pangan, pengembangan pasar mitra tani dan toko tani di setiap provinsi,” katanya.

Sementara itu, Rektor Institut Pertanian Bogor, Arif Satria mengatakan bahwa untuk mengembangkan buah nasional diperlukan teknologi secara masif agar terjadi percepatan transformasi.

“Ini momentumnya dan pandemi covid-19 sangat berpengaruh sehingga kita dituntut untuk lebih punya komitmen bagaimana kemandirian pangan, kemandirian buah-buahan, kemandirian hortikulutura bisa terwujud,” katanya.

Sementara itu, Komite Tetap Pengembangan Hortikultura Kadin Indonesia, Karen Tambayong menyampaikan bahwa Indonesia memiliki 266 jenis buah dan hanya sebagian kecil saja yang dibudidayakan.

“kita mempunyai peluang yang luar biasa pada buah bisbul, kesemek, keledang, matao, tampoi, lahung, jambu bol, kelubi dan lain-lain. Ini yang harus kita budidayakan lagi,” katanya.

Karen berharap perguruan tinggi, pengusaha, petani dan pemerintah bisa berkolaborasi dan bersinergi guna meningkatkan kualitas, kuantitas dan kontinuitas untuk pengadaan produksi buah nasional dengan teknologi terkini sesuai preferensi pasar.

“Kita harus mulai memprioritaskan hortikultura, melakukan sosialisasi, meningkatkan konsumsi buah dan investasi dan meningkatkan ekspor,” tutupnya.

Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan SYL Genjot Industri Tepung Tapioka dan Sagu

Laporan Jurnalis Ibrahim

Posberitanasional.com, 08/8/2020, KABUPATEN BANGKA – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) terus memperkuat ketahanan pangan nasional melalui komoditas pangan lokal, salah satunya dengan menggairahkan pengembangan budidaya ubi kayu hingga industri tapioka dan komoditas sagu. Perihal ini, Mentan SYL, Sabtu (8/8/2020), berkunjung ke pabrik tepung tapioka dan sagu di Bangka Induk, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel).

Menteri Pertanian didampingi Gubernur Babel, Erzaldi Rosman meninjau PT. Bangka Asindo Agri (BAA) pabrik tepung tapioka yang sudah lama berdiri di Kabupaten Bangka. Ubi kayu sebagai komoditas tanaman pangan yang sedang gencar-gencarnya digalakkan sebagai pengembangan pangan lokal.

Mentan SYL mengatakan untuk menjaga pasokan pangan tetap aman terutama di masa pandemi Covid 19, perlu alternatif pengembangan pangan lokal seperti sagu, ubi kayu, ubi jalar, jagung, talas, sorgum, dan lainnya. Penguatan pangan lokal sangat penting mengingat sektor pertanian khususnya subsektor tanaman pangan saat ini menjadi pengungkit utama pertumbuhan perekonomian.

“Ubikayu banyak digunakan untuk industri tapioka. Industri tapioka akan tumbuh jika ada kemitraan. Spek ubikayunya harus bagus dan ada kemitraan dengan skala kawasan,” sebut Mentan SYL.

Perlu diketahui, baru-baru ini Badan Pusat Statistik (BPS) merilis sektor pertanian menjadi penyumbang tertinggi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan II 2020 yang mengalami penurunan sebesar 4,19 persen (Q to Q) dan secara year on year (yoy) turun 5,32 persen. PDB pertanian tumbuh 16,24% pada triwulan-II 2020 (q to q) dan bahkan secara yoy, sektor pertanian tetap berkontribusi positif yakni tumbuh 2,19%. Subsektor tanaman pangan tumbuh paling tinggi yakni sebesar 9,23 persen sehingga penyelamat pertumbuhan PDB sektor pertanian dan PDB nasional.

Karena itu, SYL menegaskan ubi kayu beserta olahan turunannya, seperti mie, dapat menjadi pendorong perekonomian dan sumber ketahanan pangan negara. Produk ini sangat dibutuhkan masyarakat Indonesia dan juga pasar ekspor.

“Kita punya tepung, sagu dan tapioka itu, kemudian sekarang sudah masuk kepada mie. Dimana mie itu kan menjadi pilihan-pilihan makanan orang Indonesia. Dan kita berharap memang menjadi kekuatan Indonesia ke depan,” terangnya.

Di tempat sama Gubernur Babel Erzaldi Rosman menyatakan sangat mendukung upaya Kementerian Pertanian (Kementan) yang memprioritaskan program ketahanan pangan lokal. Dengan demikian, diversifikasi pangan menjadi salah satu alternatif yang harus serius dikembangkan.

“Kami kembangkan ubikayu dan sagu untuk kepentingan industri. Di Babel ada 5 pabrik tapioka sejenis. dan kita selalau menghimbau kerjasama kemitraan dengan petani. Petani kami himbau bisa menyediakan bahan baku secara kontinu dan berkualitas agar industri dapat terus berjalan,” tuturnya.

PT BAA salah satu industri yang bergerak di tepung tapioka dan sagu telah lama mengembangkan tepung tapioka bebahan baku singkong. Bahan baku singkong yang dibutuhkan 500 ton/hari. Hasilnya berupa tapioka dengan kapasitas 125 ton/hari. Untuk memenuhi industri tersebut diperlukan panen singkong/ ubi kayu 20-25 ha/hari atau setara dengan 9.000 ha/ tahun. Pasar tapioka selama ini dijual ke Palembang, Lampung, Surabaya dan Sidoarjo dan beberapa Kota Lainnya di Nusantara

Direktur PT BAA, Fidrianto alias Abo mengatakan pabrik ini dipastikan akan menampung hasil panen petani, khusus mitranya yang tergabung dalam Gapoktan. Syaratnya, agar petani dapat menerapkan budidaya ubi kasesa secara optimal agar bisa mendapatkan hasil panen melimpah dan berkualitas.

“PT. BAA butuh bahan baku ubi kayu kapasitas 400 ton per hari dengan hasil berupa tepung tapioka. PT. BAA juga memproduksi dan mengolah sagu Rumbia yang menghasilkan tepung sagu sebagai Bahan Baku Sagomee. Tepung sagu ini dengan kualitas tinggi dan terjamin, di mana warna produknya putih dan bersih,” ucapnya.
Pada kunjungan ini, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi menegaskan pengembangan budidaya ubi kayu arahnya untuk substitusi impor. Kunci pengembangan produksi ada di provitasnya dan harga, dimana peningkatan provitasnya 60 sampai 70 ton per hektar sebagaimana yang sudah dicapai di beberapa lokasi dan di luar negeri.

“Varieras ubi kayu adalah casesa, provitasnya 25 sampai 28 ton per hektar, kandungan pati 25 sampai 27 persen lebih tinggi dari daerah lain. Kebun singkong rakyat se Babel 15 ribu hektar memasok 5 pabrik tapioka se Babel, tiga diantaranya skala besar,” ujarnya.

Oleh karena itu, Suwandi menekankan petani harus masuk kelas yakni bergabung menjadi korporasi. Sebab, masalah turunnya produksi singkong ditengarai karena pasar kurang menarik dan adanya kompetisi dengan produk lain yang harganya lebih tinggi ataupun umur lebih pendek seperti contohnya jagung. Adapun beberapa varietas ubi kayu unggul lainnya yang perlu dikembangkan petani seperti varietas gajah, cimanggu super, manggu, mukibat dan varietas lainnya.

“Semua bersama bangun singkong Indonesia jadi pangan lokal yang bisa didorong dalam bentuk korporasi. Terdapat potensi lahan 31 ribu hektar di Bangka Belitung untuk dikembangkan ubi kayu,” tegas Suwandi.

Lebih lanjut Suwandi menjelaskan untuk memajukan dan mensejahterakan petani ubi kayu perlu penanganan model korporasi karena di korporasi terintegrasi jadi satu inputnya. Dengan korporasi yang memanfaatkan mekanisasi dan bekerjasama menjadi off taker industri maka petani akan mendapat kemudahan sumber pendanaan untuk KUR.

Yang menjadi kunci selanjutnya, sambungnya, adalah teknologi pengolahan. Ada sekitar 28 produk turunan yang bisa dimanfaatkan untuk dikembangkan ke pasar maupun supermarket dengan branding yang bagus.

“Makanan lokal kuncinya ada di hilir market driven, bagaimana mencreate pasar supaya pangan lokal jadi lifestyle. Bangun market drivennya, pasar dibangun, baru produksi mengikuti. Kalau pasar bagus petani akan mengikuti berproduksi,” tandas Suwandi.

Motivasi Daerah Lain, Mentan Dorong Pengolahan Ubikayu dan Ekspor Turunan Sawit di Bangka

Laporan Jurnalis Ibrahim

Posberitanasional.com, 08/8/202, Sungailiat – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo lakukan peninjauan pengolahan komoditas ubikayu di PT. BAA (Bangka Asindo Agri), sekaligus pelepasan ekspor turunan sawit berupa cangkang sawit ke Jepang, Sabtu (08/08)

Mengulas komoditas ubikayu, Mentan menyebutkan bahwa ubikayu beserta olahan turunannya, seperti mie, dapat menjadi pendorong perekonomian dan sumber ketahanan pangan negara.

“Kita punya tepung, sagu dan tapioka itu, kemudian sekarang sudah masuk kepada mie. Dimana mie itu kan menjadi pilihan-pilihan makanan orang Indonesia. Dan kita berharap memang menjadi kekuatan Indonesia ke depan.” sebut Mentan

Varietas ubikayu casesa yang dihasilkan dari daerah provinsi Bangka diketahui memiliki provitas 25-28 ton/ha dengan kandungan pati 25-27% lebih tinggi dari yang dihasilkan daerah lain.

PT. BAA sendiri membutuhkan bahan baku ubikayu dengan kapasitas 400 ton perharinya untuk menghasilkan berupa tepung tapioka, dan di perusahaan tersebut mengolah komoditas sagu yang hasilkan mie sagu.

Masyarakat di provinsi Bangka Belitung memiliki areal luasan kebun singkong yang cukup luas. Dari luasan sekitar 15 ribu ha kebun singkong rakyat dapat menghasilkan pasokan untuk 5 pabrik tapioka yang ada di provinsi tersebut Babel, dan tiga diantaranya berproduksi skala besar.

Membahas ekspor perdana cangkang sawit, pada kesempatan yang sama Mentan secara simbolis melepas 10.000 ton cangkang sawit milik PT Bumi Agri Sejahtera senilai Rp. 1,1 milyar ke negara Jepang.

“Hari ini juga limbah sawit kita yang namanya cangkang sawit itu kita ekspor. Oleh karena itu tidak ada yang terbuang lagi percuma. Dan ini tentu kerja luar biasa masyarakat Babel, pak Gubernur dengan jajaran, didukung yang lain.” pungkas Mentan.

Mentan mengungkapkan optimismenya jika sinergitas dilakukan secara bersama-sama untuk sektor pertanian, niscaya masyarakat dapat dengan mudah menghadapi segala rintangan keadaan, termasuk menghadapi pandemi.

“Jika semua ini kita lakukan, kita bisa tenang menghadapi situasi apapun, termasuk dampak dari covid 19, orang Babel mengenergi propinsi lain” tegas Mentan.

Kepala Badan Karantina Pertanian Ali jamil menambahkan setelah lada, sawit, karet dan lidi nipah maka cangkang sawit menambah deret ragam komoditas unggulan ekspor baru asal Babel.

Jamil mengajak para pelaku usaha juga memanfaatkan fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) pertanian untuk melakukan hilirasi produk pertanian.

“Kedepan produk yang diekspor harus barang jadi, minimal setengah jadi agar makin banyak nilai tambah yang dapat diraih petani dan masyarakat,” pungkas Jamil.

Menurut data Badan Pusat Statistik pada kuartal II-2020, sektor pertanian tumbuh paling kencang di masa pandemi yakni sebesar 16,24%. tercatat pertanian yang menyumbang pertumbuhan positif tertinggi.

“Ini berkat kerja keras, kerja bersama dan kerja dengan cara berpikir yang sinergis dari seluruh insan pertanian baik di pusat, daerah, pelaku usaha dan juga petani, saya memberikan apresiasi yang tinggi,” tutur Mentan.

KETAHANAN PANGAN PRAJURIT LANTAMAL XII TANAM SINGKONG DI LAHAN KOSONG MAKO LANTAMAL XII

Laporan jurnalis Ibrahim

Posberitanasional.com, 02/7/2020, TNI AL Lantamal XII Pontianak – Komandan Lantamal XII, Laksamana Pertama TNI Agus Hariadi, bertempat di Mako Lantamal XII bersama dengan prajurit Lantamal XII melaksanakan penanaman Singkong, secara serentak guna memanfaatkan lahan kosong secara maksimal menjadi kebun holtikultura Lantamal XII yang diprakarsai oleh Dinas Potensi Maritim Lantamal XII sebagai ketahanan pangan Prajurit Lantamal XII, Selasa (30/06/2020)

Selesai melaksanakan olah raga bersama, seluruh prajurit Lantamal XII, baik Para Asisten, Kadis maupun Kasatker melaksanakan penanaman singkong secara serentak yang dipimpin oleh Danlantamal XII Laksamana Pertama TNI Agus Hariadi. Dalam pelaksanaannya seluruh prajurit dan pns berbaris dilahan kosong dengan membawa batang singkong yang telah disiapkan untuk ditanam, masing-masing personel menanam 20 batang singkong.

Kegiatan penanaman singkong di lahan kosong Mako Lantamal XII merupakan program ketahanan pangan di tengah wabah pandemic virus Covid 19 yang belum selesai. Selain sebagai ketahanan pangan juga sebagai keindahan dan kerapian sehingga lahan kosong tidak ditumbuhi oleh rumput liar dan semak belukar.

(Berita Lantamal XII).

Dimasa Pandemi, Ekspor Karet Babel Tetap Stabil ke Empat Negara

Laporan jurnalis Ibrahim

Posberitanasional.com, 23/6/2020, Pangkalpinang – Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Pangkalpinang menyebutkan ekspor karet alam asal Provinsi Bangka Belitung sepanjang Januari sampai dengan Juni 2020 ini tetap stabil baik jumlah dan frekwensi pengirimannya ke empat negara, yakni Australia, Cina, Vietnam, dan Montenegro.

Dari data sistem perkarantinaan, IQFAST di wilayah kerja Karantina Pertanian Pangkalpinang mencatat fasilitasi ekspor komoditas asal sub sektor perkebunan ini sebanyak 8.000 ton karet alam di masa pandemi. Jumlah yang hampir sama pada bulan Januari hingga Juni tahun 2019 sebanyak 8.605 ton.

“Tidak ada pengurangan permintaan ekspor untuk komoditas ini walaupun banyak pembatasan, tetap dibutuhkan,” kata Kepala Karantina Pertanian Pangkalpinang, Saifuddin Zuhri saat melakukan monitoring tindakan karantina terhadap 80,6 ton karet alam milik PT. BRI di Pangkalpinang, Selasa (23/6).

Menurut Zuhri, komoditas dengan nilai ekonomi sebesar Rp. 1,3 milyar ini siap diberangkatkan ke Australia setelah melalui serangkaian tindakan karantina yang dilakukan pihaknya. Ia memastikan karet alam unggulan ekspor Babel telah bebas dari organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) sesuai dengan persyaratan teknis negara tujuan ekspor.

Hilirasasi Produk Pertanian

Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil secara terpisah menyebutkan bahwa sejalan dengan Gratieks, gerakan tigakali lipat ekspor yang digagas oleh Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo, red), pihaknya selaku fasilitator pertanian di perdagangan internasional melakukan sinergisitas dengan berbagai pihak.

“Harapannya akan dapat bertumbuh ragam komoditas baru yang menjadi unggulan ekspor daerah dan menjadi sentra berbentuk kawasan,” kata Jamil.

Hal ini untuk memudahkan dalam pengembangan pertanian skala industri. Agar dapat terjaga baik dalam jumlah produksi, mutu dan kontinuitasnga, sehingga sukses di pasar global, jelasnya

Saat ini Kementan terus membenahi iklim invetasi pertanian yakni dengan deregulasi dan penyediaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dapat dimanfaatkan pelaku usaha.

“Kedepan, jangan lagi karet alam ini kita ekspor dalam bentuk mentah. Agar bisa bernilai tambah dorong hilisasi agar ekspornya dalam bentuk jadi atau minimal setengah jadi,” tutup Jamil.

Untuk Ketahanan Pangan Hadapi Wabah Covid-19, Ketua Umum Dharma Pertiwi Daerah P Bagikan Benih Tanaman Sayuran

Laporan jurnalis Ibrahim

Posberitanasional.com, 18/6/2020, Manokwari – Melalui penyebarannya yang begitu cepat, Virus Corona (Covid-19) telah meluas di berbagai belahan dunia dan membawa dampak yang negatif, tanpa terkecuali di negeri yang kita cintai bersama, Indonesia. 34 Provinsi di Indonesia semua terjangkit Virus Corona dan terimbas dampaknya. Hal ini sangatlah memungkinkan akan membawa dampak terhadap ketahanan pangan, karena wabah virus ini telah membatasi kegiatan sektor produksi dan distribusi bahan-bahan pangan sampai dengan konsumen.

Demikian diungkapkan Ketua Umum Dharma Pertiwi Daerah P, Ny. Retno Ali Hamdan Bogra dalam sambutannya saat penyerahan benih tanaman sayuran kepada semua unsur di jajaran Dharma Pertiwi Daerah P, dalam rangka ketahanan pangan masyarakat untuk menghadapi wabah Covid-19, Rabu (17/6/2020) di Markas Komando (Mako) Yonif 761/Kibibor Akinting, Manokwari, Papua Barat.

Lebih lanjut dikatakan, untuk menjawab persoalan pangan bukan hanya tanggungjawab petani sebagai garda terdepan, namun kita harus ikut berpartisipasi aktif sehingga ketersediaan pangan dapat tercukupi untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari. Untuk itu, sebagai salah satu organisasi kemasyarakatan yang besar, Dharma Pertiwi mengajak semua jajarannya untuk menanam sayur-sayuran di lahan sekitar.

“Selain itu, kegiatan yang kita lakukan ini sangatlah penting dan sejalan dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2002 tentang ketahanan pangan, dimana ketahanan pangan merupakan hal yang sangat penting dalam rangka pembangunan nasional guna membentuk Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang berkualitas, mandiri, dan sejahtera melalui ketersediaan pangan yang cukup, aman, bermutu, bergizi, dan beragam, serta tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia dan terjangkau oleh daya beli masyarakat,” kata Ny. Retno Ali Hamdan Bogra.

Lebih lanjut dikatakan, mengingat pentingnya ketahanan pangan ini terutama dalam kondisi pandemi Covid-19, maka Dharma Pertiwi Daerah P menerima 80 paket benih tanaman sayuran dari Dharma Pertiwi Pusat dan mendistribusikan kepada unsur-unsurnya dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan bagi anggota Dharma Pertiwi beserta keluarganya di masa pandemi covid 19.

“Benih tanaman sayuran tersebut tidak harus ditanam di lahan yang luas. Benih dapat ditanam di pekarangan rumah dan lingkungan sekitarnya sehingga dapat menjadikan pekarangan sebagai kawasan rumah pangan lestari,” ucapnya.

“Guna memotivasi anggota Dharma Pertiwi, maka akan diadakan lomba dan penilaian terhadap pengelolaan pekarangan yang terbaik dan kreatif dalam budidaya tanaman sayuran,” sambungnya.

Diakhir sambutannya, istri dari Pangdam XVIII/Kasuari tersebut mengharapkan kepada seluruh anggota Dharma Pertiwi Daerah P agar selalu mengisi waktu di rumah dengan memanfaatkan lahan tidur di sekitar untuk menanam kebutuhan pangan sehari-hari sebagai upaya ketahanan pangan dan menambah penghasilan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan.

“Dalam situasi pandemi Covid-19 ini, jangan lupa tetap patuhi protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19, dengan selalu menggunakan masker, cuci tangan secara benar, jaga jarak perorangan minimal 1 meter, dan makan makanan yang bergizi, serta selalu mendekatkan diri dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar terhindar dari penularan Covid 19 dan selalu diberikan kesehatan,” tutup Ny. Retno dalam sambutannya.

Usai penyerahan benih sacara simbolis oleh Ketua Dharma Pertiwi Daerah P, dilanjutkan dengan penanaman benih sayuran.

Adapun unsur di jajaran Dharma Pertiwi Daerah P yang mendapatkan benih sayuran ini adalah Jalasenastri Daerah Armada III (20 paket), Persit KCK Koorcab Rem 181 PD XVIII/Kasuari (30 paket), Persit KCK Ranting BS VI Denzipur 13 Sorong (10 paket), dan Persit KCK Cabang XLV Yonif 761 Warmare (20 paket).

Mentan Panen dan Percepat Tanam Padi di Cilacap

Laporan jurnalis ibrahim

Posberitanasional. com, 13/6/2020, CILICAP – Kementerian Pertanian (Kementan) terus meningkatkan produksi padi guna menjamin ketersediaan beras nasional dapat dipenuhi sendiri dan sekaligus sebagai upaya agar sektor pangan tidak terkena dampak pandemi covid 19 atau virus corona. Setelah melakukan percepatan tanam di Jawa Barat dan Kalimantan Tengah, kali ini, Sabtu (13/6/2020) Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo melakukan panen sekaligus percepatan tanam padi di Cilacap, Jawa Tengah.

Mentan Syahrul mengatakan dalam upaya memajukan pertanian atau meningkatkan produksi pangan sangat penting sebuah manajemen dan tidak adanya korupsi serta memanfaatkan lahan pertanian dan pekarangan yang kosong untuk menambahkan penghasilalan masyarakat terutama dalam mengurai kesulitan ekonomi akibat dampak covid 19. Oleh karena itu, dalam kunjungan ini Kementan menggulirkan bantuan stimulan untuk Cilacap sebesar Rp 26 miliar.

“Oleh karena itu, dengan dana yang ada kami hadir ingin mendukung agar pertanian Cilacap. Saya mohon izin kepada Pak Gubernur, Kapolda, TNI dan Pak Bupati, Cilacap ini kita bantu. Masih banyak lahan-lahan kosong. Cilacap memiliki lahan sawah 64 ribu hektar, kalau dikali 8 ton per hektar, berarti ada 512 ribu ton gabah kering panen,” demikian kata Syahrul pada acara panen dan tanam padi di Desa Sidaurip, Kecamatan, Gandrungmangu, Cilacap tersebut.

Syahrul menyebutkan komitmen Kementan dalam meningkatkan produksi beras dan percepatan tanam yakni melalui Gerakan Olah Tanah dan Tanam (GPOT), pemberitan bantuan benih, alat mesin pertanian, Kredit Usaha Rakyat (KUR), asuransi pertanian dan pendampingan yang masif. Pada tahun 2020, secara nasional pemerintah mentargetkan luas tanam padi 11,66 juta ha, berpotensi menghasilkan 33,6 juta ton beras, sementara sasaran luas tanam padi pada musim kemarau hingga september 2020 ini sebesar 5,6 juta hektar.

“Kami mengharapkan kepada Provinsi dan Kabupaten/Kota melakukan gerakan di lapangan dan menggerakkan Kostratani (Komando Strategi Pertanian,- red) di Kecamatan sebagai ujung tombak nya. Komitmen yang kuat semua pihak yang terlibat di masing-masing tingkatan akan menjadi indikator keberhasilan pencapaian sasaran tanam padi,” ujarnya.

Syahrul menegaskan guna mewujudkan kemandirian pangan, oleh karenanya sasaran tanam padi 2020 ini cukup tinggi dibanding realisasi tahun sebelumnya. Langkah nyata yang diambil guna mewujudkan hal ini adalah pertanaman padi bulan Mei sampai dengan September 2020 harus dioptimalkan.

“Kami mengharapkan di masing-masing daerah yang mempunyai potensi luas lahan yang ada dapat dimaksimalkan, melalui peningkatan Indeks Pertanaman dengan cara percepatan pengolahan lahan sehingga dapat segera melakukan tanam padi, pemanfaatan jaringan irigasi yang telah dibangun, dan perluasan di areal baru pada lahan kering, lahan rawa-lebak, dan hasil cetak sawah,” bebernya.

Kemudian, lanjut pria yang akrab disapa Komandan ini, Kementan dalam mendorong pemanfaatan lahan pertanian juga melalui penyediaan dana KUR bagi para petani. Kementan juga fokus dalam mengoptimalkan bantuan alsintan prapanen dan pascapanen.

“Yang terpenting juga adalah bagaimana kita mempercepat pelaksanaan kegiatan APBN dan APBD tahun 2020 dan meningkatkan pendampingan dan pengawalan pelaksanaan kegiatan di lapangan oleh penyuluh, babinsa, POPT (petugas organisme pengganggu tanaman, red), Pengawas Benih Tanaman, dan Kepala Cabang Dinas di Kecamatan. Dengan demikian, jika ini berjalan maka pemanfaatan lahan pertanian bisa ditingkatkan untuk menghasilkan pangan,” jelas Syahrul.

Sementara itu, Bupati Cilacap, Tatto Suwarto Pamuji mengapresiasi perhatian Kementan dalam menggenjot produksi pangan khususnya padi di daerahnya. Ia menegaskan persediaan beras di tahun 2020 terjamin aman sebab selain dari produksi di tahun 2020, juga terdapat stok dari surplus 2029 sebanyak 265.000 ton beras.

“Oleh karena itu, kami prediksi panen padi di tahun 2020 akan mencapai 786.364 ton. Panen padi di Cilacap sudah berjalan sejak awal tahun 2020. Pada bulan Januari-Maret, produksi padi mencapai 183.319 ton dan pada bulan April mencapai 136.534 ton. Jadi produksi padi kami yakin surplus bahkan bisa disuplai ke daerah lain,” ucapnya.

Direktur Jenderal Tanama Pangan Suwandi mengaku optimis jika di tahun 2020 walaupun tengah dilanda pandemi corona dapat meningkatkan produksi pangan khususnya beras. Oleh karenanya, wabah dunia tersebut menjadi tantangan untuk menunjukkan hadirnya negara bagi rakyat.

“Kementan melakukan empat upaya strategis dalam pemenuhan kebutuhan pangan. Pertama, percepatan tanam di musim tanam II, kejar tanam bulan ini supaya target roduksi bisa kita capai,” katanya.

Kedua, lanjut Suwandi, pengembangan lahan rawa yang masih memiliki potensi laahan sangat luas. Ketiga, diversifikasi pangan lokal dengan memanfaatkan pangan alternative dikembangkan di pekarangan. Dan keempat, penguatan cadangan pangan pemerintah dan pengembangan lumbung pangan masyarakat yang akan dikerjasamakan dengan Kostraling.

“Dalam upaya percepatan tanam, kami mengharapkan kepada para penyuluh melaporkan perkembangan mingguan luas tanam/panen padi dan jagung di wilayah kerjanya secara berjenjang di Kostratani dan disampaikan secara online sekaligus ke Kabupaten, Provinsi dan Pusat agar kinerja kita terlapor dengan baik,” jelasnya.

Perlu diketahui, dalam kunjungan ini Mentan Syahrul memberikan bantuan untuk Kabupaten Cilacap dengan total nilai Rp 26 Miliar. Bantuan berupa benih, alat mesin pertanian, asuransi pertanian dan KUR.

Kementan Tingatkan Produksi Pangan Lewat Optimasi Lahan

Laporan Jurnalis Ibrahim

KALTENG – Kementerian Pertanian terus berupaya meningkatkan produktivitas pangan nasional. Sejumlah program pun digelar. Salah satunya melalui kegiatan optimasi lahan. Kementan mengajak seluruh insan pertanian untuk memanfaatkan setiap lahan yang tersedia.

Menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, pesatnya perkembangan ekonomi mengakibatkan sektor pertanian harus bersaing dengan sektor lainnya untuk menggunakan sumber daya lahan. Kondisi ini turut memicu terjadinya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian. Akibatnya, luas lahan pertanian kian menurun dan berdampak pada jumlah produksi pertanian.

“Maka pemanfaatan lahan rawa menjadi salah satu alternatif untuk turut membantu meningkatkan produksi pertanian. Kesuburan tanah yang rendah, IP yang hanya sekali tanam dalam setahun serta pengetahuan yang terbatas dalam mengoptimalkan lahan rawa, menjadi kendala dalam pemanfaatan lahan rawa. Namun harus segera diatasi,” tutur Mentan SYL saat berkunjung di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, Kamis (11/06/2020).

Optimasi lahan pertanian di rawa menjadi lahan pertanian produktif, bisa dilakukan melalui penataan sistem tata air. Penataan dengan optimasi lahan ini menjadi salah satu langkah yang diambil Kementan, melalui Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), dalam peningkatan produksi tanaman pangan.

Menurut Dirjen PSP Kementan, Sarwo Edhy, pembangunan pertanian bisa dilakukan dengan menerapkan inovasi dan teknologi spesifik. Terutama pada wilayah yang dikelola secara luas dalam satu hamparan blok tersier.

“Dukungan infrastruktur yang memadai, juga mekanisasi pertanian, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan indeks pertanaman. Sehingga, berdampak positif pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani,” tutur Sarwo Edhy.

Ditambahkannya, salah satu dalam komponen pengerjaan fisik opla rawa adalah perbaikan infrastruktur lahan dan air. Diantaranya pembuatan atau rehabilitasi saluran, pintu-pintu air , tanggul, saluran drainase serta penyiapan dan pengolahan lahan.

“Pengelolaan air merupakan kunci keberhasilan dalam pengelolaan lahan rawa. Pengelolaan air sangat diperlukan dalam memenuhi kebutuhan tanaman baik musim hujan maupun musim kemarau. Pengelolaan air harus tepat dalam memenuhi kecukupan tanaman dan mengamankan lapisan pirit dalam tanah,” jelasnya.

Sarwo Edhy mengatakan salah satu kegiatan optimasi lahan dilakukan di Provinsi Kalimantan Tengah. Pada Tahun 2019, telah dilakukan kegiatan optimasi lahan rawa seluas 4.000 hektare (Ha). Salah satunya yang dilaksanakan oleh Poktan Berkat Kakal, Desa Tampa Kecamatan Paku Kabupaten Barito Timur yang memiliki luas areal 120 Ha,

“Proses pekerjaan diantaranya adalah rehabilitasi saluran irigasi sepanjang 4.965 meter juga pembuatan saluran pembuang dan pengerukan saluran sepanjang 3.173 m yang seluruhnya selesai di akhir tahun 2019, sehingga pada tahun 2020 ini proses percepatan tanam sudah dapat dilakukan,” paparnya.

Kegiatan Optimasi Lahan Rawa di Kabupaten Barito Timur juga dilaksanakan di Desa Netampin, Kecamatan Dusun Tengah, bantuan diterima oleh P3A Danum Nyalir untuk lahan seluas 170 Ha.

“Konstruksi tahap awal dilakukan dengan pembuatan saluran yang selesai hingga sepanjang 4.642 m, selain itu dilakukan pembuatan pintu air sebanyak 5 unit, dan saat ini telah dapat dimanfaatkan untuk persiapan lahan dan pelaksanaan penanaman,” terang Sarwo Edhy lagi.

Produktivitas sebelum adanya kegiatan optimasi lahan rawa di daerah ini sekitar 3,6 – 4 ton/ha, maka harapannya setelah adanya kegiatan opla rawa ini dapat meningkat minimal 2 kali lipat.

Kementan Tingkatkan Produksi Ubi Kayu Sebagai Pangan Lokal Alternatif Saat Pandemi Covied 19

Laporan jurnalis Ibrahim

Posberitanasionaengembangan pangan lokal menjadi salah satu program yang sedang digaungkan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo sebagai upaya diversifikasi pangan di tengah Pandemi Covid 19. Beberapa jenis komoditas pangan lokal menjadi andalan untuk dikembangkan saat ini seperti ubi kayu, ubijalar, talas, ganyong, porang, sagu dan lainnya.

Seperti halnya ubi kayu, menurut Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi, komoditas ini patut diberikan perhatian lebih karena memiliki prospek yang bagus. Ubi kayu ini gampang budidayanya, tidak memerlukan lahan yang spesifik dan bahkan bisa ditanam di pekarangan rumah.

“Mari kita mulai manfaatkan lahan yang ada salah satunya ya dengan nanam ubi kayu ini,” ujar Suwandi di Jakarta, Rabu (3/6/2020).

Perlu diketahui bahwa luas panen ubi kayu di Indonesia tahun 2019 seluas 0,63 juta hektar dengan produksi 16,35 juta ton. Varietas yang umum digunakan Adira 1, 2, 4, UJ 3, 5, Malang 1, 2,4,6, Darul Hidayah, Litbang UK 2. Ubi kayu banyak ditemukan pengembangan skala luas di sentra-sentra di wilayah Lampung Tengah, Lampung Utara, lanpung Timur, Wonogiri, Gunung kidul, Serdang Bedagai, Simalungun, Sikka dan lainnya

Pengembangan ubikayu memang tidak bisa dipungkiri ada beberapa tantangan seperti bibit unggul bersertifikat, kondisi harga, umur panen panjang, provitas perlu ditingkatkan dan penanganan pasca panen. Namun demikian Suwandi optimis ubikayu akan bisa menjadi komoditas primadona asalkan dikelola dengan baik.

Menariknya, sambung Suwandi, ada salah satu jenis varietas yang bisa mencapai provitas 102 ton dan umur panen 10 bulan yaitu varietas Darul Hidayah. Jenis singkong ini sudah banyak dibudidayakan, umbinya besar-besar sehingga harus menyediakan lokasi lahan yang cukup luas karena harus bisa menampung umbi yang cukup besar di dalam tanah.

“Jenis singkong ini banyak dipakai untuk industri mocaf (Modified Cassava Flour/singkong yang dimodifikasi,-red),” jelasnya.

Oleh karena itu, Suwandi mendorong petani lokal untuk bisa meningkatkan produktivitas ubikayu, salah satunya dengan pemilihan varietas tersebut dan pemupukan. Jika rata-rata provitas ubikayu 26 ton per hektar maka bisa ditingkatkan lagi.

“Kita bisa pakai bibit yang bagus, seperti bibit gajah ataupun bibit Darul Hidayah dan sejenisnya, supaya bisa lebih kompetitif dengan produk luar,” terangnya.

Lebih lanjut Suwandi menyebutkan industri singkong saat ini sudah banyak. Oleh karena itu perlu didorong penyediaan bahan baku dari dalam negeri. Industri olahan singkong di Indonesia saat ini ada 21 unit, dominan di Lampung 8 unit dan di Jawa Barat 8 unit.

“Beberapa industri tersebut sudah ada yang menggandeng kemitraan dengan petani, contohnya di Bangka Belitung petani rutin memasok kebutuhan singkong untuk industri disana. Itu yang kita inginkan petani bisa berproduksi dengan baik dan memiliki pasar yang jelas untuk menyalurkan hasilnya,” sebutnya.

Kementan mulai menggandeng industri singkong untuk mulai bermitra dengan petani. Dalam hal proses produksi tahun 2020 ini akan disalurkan bantuan budidaya ubikayu seluas 11.175 ha di Aceh, Sumut, Lampung, Kalbar, Sulteng, Sulsel, Sultra, NTB, NTT, Banten, Babel, Kepri, dan Sulbar dengan total anggaran Rp 12,8 Miliar. Kementan juga mendorong pemanfaatan KUR bagi pengembangan ubikayu, dan catatan menunjukkan sampai dengan akhir Mei 2020 realisasi KUR ubi kayu sebanyak Rp. 321, 8 Miliar.

“Sesuai arahan Bapak Mentan SYL bahwa pangan lokal menjadi pangan alternatif yang harus mulai diberi perhatian khusus. Manfaatkan lahan yang ada, bangun pangan lokal mulai dari skala rumah tangga supaya ketahanan pangan bisa terjaga,” beber Suwandi.

Pada aspek hilir, Suwandi menegaskan Kementan mendorong kemitraan, sinergi dunia usaha dengan pihak terkait termasuk dengan Masyarakat Singkong Indonesia (MSI). Pangan lokal ubi kayu ini kuncinya ada pada market driven, sehingga fokus pada sisi demand.

“Hal ini kita wujudkan melalui gerakkan diversifikasi konsumsi pangan lokal, mengonsumsi olahan ubikayu, mari kita mencintai produksi petani sendiri,” tegas Suwandi.

Tanami Pekarangan, Mentan SYL: Sumber Pangan, Menambah Pendapatan

Laporan jurnalis Ibrahim

Posberitanasional.com, 31/5/2020, Gowa – Pandemi Covid-19 membuat banyak orang kehilangan pekerjaan dan kekhawatiran sumber pangan. Kementerian Pertanian terus melakukan berbagai upaya untuk menjaga ketahanan pangan sebagai komitmen dan tanggung jawab menyediakan bahan pangan bagi 267 juta penduduk Indonesia. Salah satu upaya itu adalah dengan memanfaatkan pekarangan.

Menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, corona mungkin bisa selesai dari beberapa bulan, akan tetapi perut rakyat tidak boleh bersoal. Karena itu, pertanian menjadi sektor andalan di tengah tantangan ekonomi yang melemah.

“Dampak corona membuat ekonomi melemah, banyak orang kehilangan pekerjaan, obatnya ada di depan mata, yaitu bertani, bertanam di pekarangan,” ujar SYL ketika mengunjungi KWT ke Kelompok Wanita Tani (KWT) Biring Balang Desa Borong Pala’la Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Minggu (31/5).

Menurut mantan Bupati Gowa dua periode ini, pekarangan memberikan manfaat besar bukan saja terhadap pemenuhan penyediaan pangan yang sehat, juga bahkan dapat menjadi sumber pendapatan keluarga.

“Di era pandemi ini, bisnis pertanian tidak akan mati, karena tidak ada orang di dunia tidak butuh makan. Ini berarti sayuran di sekitar kita ini, dengan teknologi lebih baik,maka hasilnya akan luar biasa. Negara lain pun pasti akan minta,” katanya.

Dalam kunjungan tersebut, SYL berkesempatan menyerahkan paket bantuan Pekarangan Pangan Lestari (P2L) yang diterima langsung oleh Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan Yasin Limpo.

Kegiatan P2L merupakan kegiatan pemanfaatan pekarangan pangan yang dilaksanakan oleh Kementan melalui Badan Ketahanan Pangan (BKP). Kepala BKP Kementan, Agung Hendriadi yang juga hadir dalam kunker tersebut mengatakan, untuk tahap penumbuhan setiap kelompok menerima paket bantuan P2L sebesar 60 juta rupiah yang digunakan untuk pengembangan rumah bibit, pembuatan demplot, dan pertanaman di pekarangan. Alokasi P2L di tahun 2020 tersebar di 3.800 titik di seluruh Indonesia.

Di tempat yang sama, Ketua KWT Biring Balang, Sajariyati mengungkapkan terima kasih atas bantuan kegiatan P2L dari Kementan. Dia merasakan manfaat dari kegiatan ini yang dia sebut luar biasa memberikan perubahan bagi kelompoknya dan juga sekitarnya.

“Bisa dibilang luar biasa bagi kami, terutama untuk konsumsi setiap hari dapat sayuran di pekarangan sendiri, tidak perlu ke pasar apalagi ada pandemi kita tidak bisa banyak keluar,” ujarnya.

Selain untuk kebutuhan pangan keluarga, hasil panen sayur yang berlimpah diakuinya tidak habis untuk dikonsumsi sehingga sebagian dijual kepada penjual sayur keliling.

“Ini juga tetangga desa kalau lihat banyak yang tertarik dan ingin bertanam, saya bagikan bibit untuk mereka tanam sendiri,” katanya.

“Disini kami banyak tanam sayuran umur pendek seperti pakcoy, sawi, kangkung, bayam sehingga sering panen dan juga cabai karena selain hasilnya bagus juga menarik dipandang seperti tanaman hias jika sedang berbuah” terangnya.

Tidak hanya aneka sayur dan buah, dia mengatakan juga menanam singkong untuk diolah menjadi keripik. “Kita juga tanam singkong, itu biasanya kita olah jadi keripik dan kita jual laku sekali, semua dikerjakan oleh kelompok” ujarnya.

Meskipun terbatasnya lahan pekarangan yang dimiliki, dia menyiasati dengan banyak membuat rak vertikultur baik di kebun demplot maupun pekarangan anggota. Selama pandemi Covid 19, dia mengakui tetap berproduksi untuk mengantisipasi kebutuhan pangannya tetap berlanjut dan terpenuhi.

“Sejak awal saya atur jadwal kelompok kecil untuk penyiraman, penyemaian dan kegiatan di kebun demplot, jadi selama pandemi ini tidak ada masalah, semua tetap jalan terus kita di kebun” ungkapnya.

Produksi Bawang Merah Melonjak, Bupati Bima: Pendapatan Petani Terkerek

Laporan jurnalis Ibrahim

Posberitanasional com, 28/5/2020, Bupati Bima Indah Dhamayanti Putri mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Presiden RI Joko Widodo atas kebijakannya dalam menutup impor bawang merah sehingga harga bawang yang diproduksi petani Nusa Tenggara Barat khususnya Kabupaten Bima melonjak dari harga sebelumnya.

Dengan demikian, secara nyata memperngaruhi peningkatan kesejahteraan petani bawang merah.

“Kami bersyukur kepada kebijakan Bapak Presiden Jokowi dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo sehingga harga bawang yang kami produksi melonjak dari harga sebelumnya dan kesejahteraan petani bawang meningkat,” sebut Indah dalam panen raya bawang merah bersama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di Bima, Kamis (28/5/2020).

Indah menuturkan produksi petani Bima terus meningkat dan pemerintah daerah kabupaten Bima dan seluruh petani berkomitmen menyukseskan produksi komoditi bawang, padi, jagung dan komoditi yang menjadi unggulan yang ditanam petani Bima.

Menurutnya peningkatan produksi petani Bima tidak lepas dari dukungan Kementan yang selalu mensupport seluruh kegiatan pertanian.

“Oleh karna itu dukungan dari Kementerian Pertanian dalam hal ini dari bapak bapak para dirjen untuk keberlansungan petani kami dari bibit, pupuk maupun alsintan sangat kami harapkan dan tentunya dukungan yang selama ini diberikan kepada kami dan para petani kami ucapkan banyak terima kasih,” tukasnya.

Badan Karantina Pertanian mencatat ekpsor komoditas bawang berasal dari petani di Pulau Sumbawa melalui pelabuhan Badas, Poto Tano, Bima dan Sape tahun 2018 sebanyak 23,1 ribu ton, tahun 2019 produksi sebanyak 24,1 ribu ton dan tahun 2020 (hingga 26 Mei tahun 2020) sebanyak 1,3 ribu ton .

Sedangkan untuk komoditas jagung berasal dari petani di Sumbawa, Bima dan Dompu dimana produksi tahun 2018 sebanyak 478,1 ribu ton dan produksi tahun 2019 sebanyak 668,9 ribu ton.

Berdasarkan data Early Warning System (EWS) bawang merah yang disesuaikan hitungannya berdasarkan produksi rogol kering askip, prediksi Ditjen Hortikultura pada bulan Mei-Agustus 2020 terdapat produksi sebanyak 348.343 ton sedangkan kebutuhan sebesar 342.598 ton, sehingga surplus sebesar 5.745 ton.

Adapun luas pertanaman bawang merah secara nasional selama periode Januari-Mei 2020 tercatat seluas 74.083 hektare (ha) dengan rincian bulan Januari seluas 17.472 ha, Februari seluas 14.739 ha, Maret seluas 14.278 ha, April seluas 14.088 ha dan Mei seluas 13.506 ha.

Mentan SYL Panen Bawang Merah di Bima, Produksi Melimpah

Laporan jurnalis Ibrahim

Posberitanasional.com, 28/5/2020, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo melakukan panen raya bawang merah di Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) guna memastikan produksi atau ketersediaan dalam negeri cukup sehingga kebutuhan dalam negeri bisa dipenuhi sendiri.

“Saya memintan jajaran Kementerian Pertanian untuk bekerja sama dengan pemerintah daerah guna mewujudkan NTB menjadi penyangga pangan nasional. Oleh karna itu, kinerja pertanian harus dimasifkan sehingga produksi komoditi andalan NTB seperti bawang, jagung dan padi meningkat,” demikian dikatakan Syahrul saat panen bawang merah bersama Bupati Bima Indah Dhamayanti Putri di areal seluas 45 hektar di Desa Risa, Kecamatan Woha, Kamis (28/5/2020).

Menurut Syahrul, saat ekonomi dunia melambat, sektor pertanian harus dimasifkan karena perut rakyat harus terus dipikirkan. Oleh karena itu, ia berkomitmen untuk menggenjot produksi pangan khusus bawang merah sehingga Kabupaten Bima menjadi penyangga nasional.

“Insya Allah, Bima dan NTB akan menjadi contoh kita, lakukan langkah kita maksimal. Kita harapkan NTB akan menjadi penyangga pangan nasional kita dari seluruh komoditi terutama padi, jagung dan bawang merah,” ujarnya.

Luas tanam bawang merah di Kabupaten Bima mencapai 11 ribu hektar. Di saat pandemi covid 19 ini, Syahrul menyebutkan sektor pertanian salah satunya komoditas bawang merah merupakan sektor yang menjanjikan dari melemahnya perekomian saat ini.

“Saya bersyukur melihat apa yang ada di Bima dan saya kira tugas kita makin banyak dan tugas ini baru kita mulai. Pertanian menjanjikan masyarakatnya tidak miskin jadi salah orang mengatakan kalo ada yang bilang pertanian itu untuk orang kecil,” ucapnya.

Lebih lanjut, Syahrul meminta pemerintah daerah bersama para petani untuk menyusun langkah manajemen yang baik. Pengembangan pertanian NTB harus didukung dengan sistem pengairan yang bagus dan kerjasama dalam membantu petani salah satunya dengan memanfaatkan fasilitas dari pemerintah berupa Kredit Usaha Rakyat (KUR).

“Bawang sedang naik daun namun harga itu bisa naik turun sehingga kita harus punya manajemen yang bagus. Untuk jagung dryer harus diperkuat sehingga pergudangan akan makin kuat jadi kita harus atur penyimpanan yang bagus. Kalo perlu ambil modal dari KUR untuk setiap kabupaten,” tegasnya.

Di Tengah Pelambatan Ekspor, Januari-April 2020 Ekspor Pertanian Naik

Laporan jurnalis Ibrahim

Posberitanasional.com, 15/5/2020, Jakarta – Di tengah pandemi virus Corona yang mengganggu kinerja ekspor nasional, nilai eskpor pertanian justru mencatatkan kenaikan sebesar 12,66 persen (yoy) dengan nilai transaksi sebesar 0,28 miliar USD. Berdasarkan sektor yang ada, hanya ekspor pertanian saja yang mengalami kenaikan secara tahunan.

“Kenaikan di sektor pertanian membuat total ekspor Indonesia secara kumulatif mencapai 53,95 miliar USD, atau naik sebesar 0,44 persen (yoy),” ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto, Jumat, 15 Mei 2020.

Menurut Suhariyanto, sepanjang bulan Januari-April lalu, ekspor hasil pertanian meningkat sebesar 15,15 persen. Ia menilai capaian ini lebih baik dari capaian tahun sebelumnya.

Adapun negara tujuan ekspor nonmigas pada April 2020 lalu diantaranya negara China sebesar 2,21 miliar USD, Amerika Serikat sebesar 1,29 miliar USD, dan Jepang sebesar 1,04 miliar USD. Ketiganya terakumulasi memberi kontrobusi sebesar 39,24 persen.

“Sementara ekspor ke Uni Eropa (27 negara) sebesar US$ 1,04 miliar,” tandasnya.

“Dengan memperhatikan pandemi Covid-19, performa ekspor ini masih lebih bagus dari ekspektasi. Ini tentunya sebuah signal positif dan mudah-mudahan ke depan performa ini bisa ditingkatkan lebih jauh,” kata dia saat telekonferensi, Jumat, 15 Mei 2020.

Di sisi lain, kenaikan juga terjadi pada upah buruh tani pada awal tahun ini. BPS mencatat, kenaikan upah buruh mencapai 0,12 persen dari Rp 55.254 pada Maret 2020 menjadi Rp 55.318 per hari pada April 2020.

Menurut Suhariyanto, kenaikan tersebut dipengaruhi oleh inflasi di pedesaan pada April 2020 yakni sebesar 0,11 persen, sehingga upah rill cenderung stabil.

“Upah buruh tani April bisa dibilang dalam keadaan stabil,” katanya.

Suhariyanto menambahkan bahwa ekspor pertanian yang menjadi catatan diantaranya meliputi produk perkebunan dan pangan seperti sayuran dan buah-buahan. Namun demikian, ada juga kenaikan pada sektor lain seperti kimia dan perlengkapan elektrik.

Kuntoro Boga Andri, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, saat dihubungi mengatakan, ekspor pertanian yang masih dilakukan, utamanya komoditas selain 11 bahan pokok yang masih dibutuhkan pasar domestik.

“Ekspor ini tidak akan mengganggu ketersediaan pangan dan 11 kebutuhan pokok dalam negeri. Ekspor masih didominasi hasil perkebunan dan hortikuktura. Pemerintah terus jaga pangan pokok aman dan stok nasional cukup,” tegas Kuntoro.

Menurut Kuntoro, Mentan Syahrul Yasin Limpo beberapa waktu lalu bahkan melakukan ekspor serentak dari 9 pintu pengeluaran ekspor di indonesia secara virtual, untuk setidaknya 166 jenis komoditas ke 43 negara di dunia.

Kinerja ekspor yang masih baik ini, memberi harapan positif ditengah pandemi Covid 19. “Elektronik sertifikat karantina pertanian secara baik masih dapat masuk ke pelabuhan Belanda, meski pandemi masih berlangsung. Ini artinya permintaan pasar Eropa masih tinggi untuk produk kita,” kata Kuntoro.

Hegarmanah Cicantu Hilir : Sumber Daya Tanaman Hidroponik Dengan Nutrisi Terbaik,Harga Pasar Kualitas Supermarket

Laporan Redaksi

CIANJUR – posberitanasional.com – Samakin berkembangnya teknologi semakin banyak pula pembangunan pabrik – pabrik besar yang tentu saja memerlukan lahan yang luas. Sehingga saat ini mencari lahan yang luas untuk membudidayakan tumbuhan baik sayuran, buah ataupun bunga cukuplah sulit. Untuk itu saat ini banyak orang yang lebih memilih melakukan sistem hidroponik yang tidak membutuhkan lahan luas. Bahkan tanaman hidroponik dapat menghasilkan buah atau sayur yang jauh lebih segar dan sehat.

Budidaya Tanaman Hidroponik menggunakan Sarana media menggunakan limbah steoropom Dan cup plastik di SAUNG HYDRO milik Cepi (dok.Hegarmanah)

SAUNG HYDRO tanaman sayuran Bayam,kangkung,sawi,Pakcoy, Kailan, salada menggunakan limbah steoropom Dan cup plastik di SAUNG  milik Cepi (dok.Hegarmanah)

Desa Hegarmanah Kp.Cicantu Hilir Sukaluyu Cianjur ,seorang pengusaha muda sebut saja ‘ Cepi , tidak luput dari peran serta menggalakkan,membudidayakan Tanaman Hidroponik  menggunakan sarana limbah steoropom Dan cup plastik di  SAUNG HYDRO rumahnya.

Dengan sebuah perjuangan dan karyanya pria lulusan sarjana tehnik mampu mengolah hasil budidaya daerahnya yaitu di Hegarmanah dengan membuat SAUNG HYDRO dengan tumbuhan sayuran  Bayam, kangkung,sawi,Pakcoy, Kailan, salada  yang di tanam dengan berbagai  cara dengan salah satunya dengan menggunakan sarana media limbah steoropom Dan cup plastik .

Hasil berbagai  sayuran DI SAUNG HYDRO tanaman Hidroponik yang cukup memuaskan .

Usaha yang sudah digeluti hampir kurang lebih 1 tahun mampu menghasilkan tumbuhan Hidroponik  Bayam,kangkung,sawi,Pakcoy, Kailan, salada segar,bagus dan kualitas terjamin mutunya.

Saat kunjungan media ini di SAUNG HYDRO mengupas sedikit tentang budidaya ini dan bertanya kepada Cepi, bagaimana cara budidaya Tanaman Hidroponik ini ? Cepi menjelaskan , Hidroponik ini sebenarnya sangat mudah dan menguntungkan asalkan nutrisi/formula pupuknya bagus dan dengan kerja keras usaha saya lakukan akhirnya saya dapat membuat Nutrisi sendiri dengan kualitas super dimana tanaman yang saya tanah Bagus,segar dan harga cukup murah.

Apalagi penanaman ini menggunakan sarana media limbah steoropom Dan cup plastik hingga dapat menekan dan meringankan beban biaya produksi.

DI SAUNG HYDRO Tanaman sayuran  sebelum dikemas di rapikan ditimbang lalu dibungkus plastik.(Dok.Hegarmanah).

Nampak beberapa sayuran dikemas dengan plastik tampak segar.(Dok.Hegarmanah).

Budidaya tanaman Hidroponik adalah sebuah karya yang wajib ditekuni untuk mendapatkan hasil maksimal dan Saat ini Hidroponik SAUNG HYDRO Cepi mampu menjual sayuran dengan “Harga Pasar Kualitas Supermarket”. 

Dan kedepan nanti saya akan kembangkan usaha saya ini dengan memodalkan peralatan tanam Hidroponik dengan media sederhana dari limbah  steoropom Dan cup plastik ke setiap warga agar tercipta usaha mandiri dan bisa membuka lapangan pekerjaan “tukasnya.

Saat mengakhiri Perbincangan wawancara ini menurut analis media seharus karya dan usaha ini harus dikembangkan dan mungkin dapat bekerjasama dengan BUMDES karena ini merupakan hasil bumi dan mendorong juga pemasukan untuk desa agar dikembangkan menjadi sektor devisa Desa, yaitu menjadi Desa percontohan tanaman Hidroponik sederhana dengan kualitas maksimal dengan budidaya sayuran dengan “Harga Pasar Kualitas Supermarket”. 

DANLANTAMAL IV SEBAR 1.500 EKOR BENIH IKAN LELE UNTUK MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN

Laporan jurnalis Ibrahim

Posberitanasional.com, 05/5/2020, TANJUNGPINANG – Dalam rangka mendukung program pemerintah dan pimpinan TNI tentang Ketahanan Pangan untuk mencukupi kebutuhan pangan dalam menghadapi pandemic Covid-19 dan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Danlantamal) IV Tanjungpinang Laksamana Pertama TNI Arsyad Abdullah, S.E., M.A.P., memimpin langsung penebaran tahap pertama bibit ikan lele sebanyak 1.500 ekor dikolam ikan Dinas Potensi Maritim Lantamal IV di Markas Komando (Mako) Lantamala IV Jl. Yos Sudarso No.1 Batu Hitam Tanjungpinang Kepulauan Riau, Selasa (05/5/2020).

Penebaran benih ikan lele tersebut ini diharapkan dalam waktu tiga bulan akan panen sehingga minimal dapat membantu memenuhi kebutuhan pangan bagi Prajurit dan Pns Lantamal IV. Dalam waktu dekat juga akan di sebar tahap kedua benih ikan lele sebanyak 15.000 ekor. Tidak hanya ikan lele yang disebar, benih ikan gurame juga disebar sebanyak 300 ekor yang diharapkan dalam waktu 8 bulan sudah panen.

Menjaga Ketahanan Pangan tak hanya diupayakan oleh pemerintah, tetapi Lantamal IV sudah berupaya untuk mendukung pemerintah tidak hanya penebaran ikan tapi dihimbau kepada Prajurit dan Pns yang memiliki pekarangan untuk menanam tanaman yang dibutuhkan untuk kebutuhan sehari-hari serta berternak unggas dan ikan.

Komandan Lantamal IV Tanjungpinang juga menggugah agar para personilnya untuk bersama-sama menggarap lahan pekarangan yang sudah ada dengan ditanami tanaman yang bermanfaat bagi keluarga”, tuturnya.

“Hasilnya nanti baik itu yang ditanam dipekarangan rumah maupun dilahan-lahan milik TNI Angkatan Laut, akan dinikmati oleh seluruh personel Lantamal IV beserta keluarga,” ujarnya.

Hadir dalam kegiatan tersebut Aslog Danlantamal IV Kolonel Laut (T) Cok Bagus Alit Y, S.E., Aspotmar Danlantamal IV Kolonel Laut (P) Arief Meidyanto, Dansatrol Lantamal IV Kolonel Laut (P) H. Wijaya Sinaga, S.E., Kadispotmar Lantamal IV Letkol Laut (KH) Syafruddin Amir, S.Ag., Danyonmarhanlan IV Mayor Marinir Hafied Indarwan S.E., serta para Paban Spotmar Lantamal IV. (Dispen Lantamal IV).

BPS: Data Tunggal Produksi Pangan

Laporan jurnalis Ibrahim

Posberitanasional.com, 03/5/2020, Jakarta – Direktur Statistik Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan, Badan Pusat Statistik (BPS), Kadarmanto menyatakan bahwa data tunggal untuk produksi pangan nasional telah digunakan. Data tersebut juga yang digunakan Kementerian Pertanian (Kementan) mengenai produksi padi, yang merupakan data yang sama dengan data yang selama ini digunakan BPS.

“Karena setiap bulan setelah kami amati melalui KSA (Kerangka Sample Area) langsung kami kirim ke Kementan melalui Pusdatin (Pusat data dan Informasi) Kementan. Jadi memang kami sepakat dengan kualitas datanya Pusdatin. “Setiap bulan kami selalu berkoordinasi dengan mereka,” ujar Kadarmanto di Jakarta, Minggu, 3 Mei 2020.

Kadarmanto menjelaskan, data yang sama juga dikirim kepada Badan Urusan Logistik (Bulog) dan sejumlah lembaga negara lainnya sebagai komitmen Satu Data yang disepakati pada Desember 2019 lalu.

“Bahkan untuk produksi padi datanya kita sampaikan juga ke Bulog. Jadi kami selalu berkoordinasi dengan Pusdatin Kementan dan atau kementerian lembaga lainnya terkait update data pangan dan lainnya” katanya.

Sementara mengenai pernyataan Presiden yang mengatakan bahwa adanya minus produksi di 7 propinsi, Kadarmanto mengatakan bahwa data tersebut merupakan data bulanan BPS, yang juga digunakan Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan.

“Sebetulnya data yang minus itu ketersediaan. Kami di BPS hanya menyampaikan produksi bulanan. Nah yang ketersediaan itu mungkin digunakan BKP. Tapi kalau data kita selalu disampaikan ke Pusdatin. Jadi persoalan data kami dipakai siapa wewenang Pusdatin Kementan,” katanya menegaskan.

Kadarmanto menambahkan, perhitungan surplus dan defisit sebagian besar memang dipengaruhi oleh kebutuhan tingkat konsumsi masyarakat. Misalnya, kata dia, kebutuhan konsumsi di bulan puasa dan lebaran cendrung meningkat, sehingga apabila terjadi defisit maka hal itu masih dalam posisi wajar.

“Untuk menghitung surplus-defisit memang sangat dipengaruhi beberapa hal terutama di kebutuhan atau konsumsinya. BPS sendiri hanya menghitung surplus defisit produksi saja. Yaitu total Produksi dikurangi total konsumsi/kebutuhan,” katanya.

Disisi lain, Kadarmanto mendukung upuaya kementan dalam memperbaiki sistem distribusi yang selama ini dinilai menjadi pemicu defisit pangan. Namun di samping itu, Kementan diharapkan melakukan pengecekan Delta Stok di gudang-gudang pangan Indonesia.

“Jadi Kalau saya perhatikan perlu dicek di Delta Stock dan memperbaiki pola distribusi. Sehingga, ini bisa digunakan sebagai acuan ketersediaan. Jadi apabila ditambahkan stok bulog, maka harus dipastikan juga bahwa yang di Bulog itu adalah hasil impor sementara Serap Gabah (Serap Gabah), termasuk pengadaan dalam negeri yang sudah termasuk dalam Produksi. Toh secara nasional kita masih surplus produksi,” tutupnya.

Sebelumnya Kementerian Pertanian memperkirakan produksi beras pada Juni mendatang surplus 6,4 juta ton. Perkiraan ini didasarkan pada produksi dan kebutuhan konsumsi bulanan, serta memperhitungkan stok yang ada.

Adapun stok pada akhir Maret 2020 terhitung sebanyak 3,45 juta ton. Rinciannya stok dari Bulog 1,4 juta ton, penggilingan 1,2 juta ton, pedagang 754.000 ton, dan di Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) 2,939 ton. Itu pun belum termasuk stok di masyarakat lainnya, seperti di rumah tangga dan horeka.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya terus menjaga ketersediaan pangan khususnya pada 11 komoditas bahan pokok. Di samping itu, Mentan juga sedang mengintensifkan berbagai kerjasama dengan Kementerian, lembaga dan unsur terkait agar ketersediaan dan distribusi pangan tetap terjaga.

Harga ayam Rp. 770 ribu per ekor, ini penjelasan Dirjen PKH

Laporan jurnalis Ibrahim

Posberitanasional.com, 02/5/2020, Jakarta – Menyikapi pemberitaan media online (Tempo.co) pada tanggal 28 April 2020 dengan judul “Anggaran Pengadaan Ayam Rp 770 ribu per ekor dipertanyakan”, maka perlu diluruskan agar tidak menimbulkan multi interpretasi. Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), I Ketut Diarmita menjelaskan terkait pemberitaan tersebut di Jakarta (2/5).

Ketut menjelaskan bahwa sejalan dengan adanya penghematan anggaran di Kementerian Pertanian, Ditjen PKH juga melakukan penghematan sebesar Rp 802 Miliar, dari pagu semula Rp 2,022 Triliun menjadi Rp 1,21 Triliun.

“Dalam perencanaan Ditjen PKH Tahun Anggaran 2020 selalu mengacu pada rambu-rambu penghematan, sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pemotongan anggaran meliputi: belanja perjalanan dinas, pertemuan-pertemuan dan belanja barang lainnya secara proporsional untuk mendukung prioritas kegiatan dan penanganan Covid-19 diantaranya untuk memfasilitasi bantuan sapi, kambing, domba, ayam dan babi kepada kelompok masyarakat yang tersebar di seluruh Indonesia,” jelasnya.

Dijelaskan bahwa terkait anggaran ayam lokal sebanyak 35.000 ekor senilai Rp 26,96 miliar yang dipaparkan pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IV DPR-RI, Ketut menguraikan bahwa penetapan harga tidak otomatis Rp 26,96 miliar dibagi 35.000 ekor atau sebesar Rp 770 ribu per ekor, namun sesungguhnya anggaran tersebut, terdiri dari beberapa komponen kegiatan lain yang masuk dalam penganggaran tersebut. Adapun kegiatan tersebut antara lain:

a) Pengadaan ayam lokal sebanyak 35.000 ekor senilai Rp 2,02 Miliar.
b) Hibah ayam produksi dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Tahun 2020 senilai Rp 3,96 Miliar.
c) Penyelesaian sisa kontrak pekerjaan Program Bekerja Tahun 2019 senilai Rp 20,98 Miliar di Provinsi Gorontalo dan Sulawesi Tenggara.

Secara rinci, Ketut menjelaskan bahwa alokasi penggunaan anggaran sebagai berikut:

I. Bantuan ayam lokal sebanyak 35.000. ekor dengan nilai Rp 2,02 Miliar untuk Peternak/Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) akan didistribusikan di 22 kabupaten (11 provinsi) dengan komponen pengadaan sebagai berikut:

a. Untuk UPTD dialokasikan di empat provinsi (Sumatera Barat, Riau, Bangka Belitung dan Gorontalo) dengan harga satuan per ekor Rp 55.525 dengan rincian:
1) Ayam lokal umur empat minggu dan biaya distribusinya Rp 30.000.
2) Pakan 2,5 kg @Rp 7.000/kg Rp 17.500 (selama 2 bulan)
3) Obat-Obatan seharga Rp 1.500.
4) Bantuan biaya perbaikan kandang Rp 2.500.
5) Operasional (pendampingan dan bimbingan teknis) Rp 4.025.

b. Untuk kelompok peternak yang akan dialokasikan di tujuh provinsi (Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Nusa Tenggara Barat, Bali, Aceh, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Barat) dengan harga satuan per ekor Rp 58.538 dan rincian penggunaannya sebagai berikut:
1) Ayam lokal umur empat minggu dan biaya distribusinya Rp 30.000
2) Pakan 2,5 kg @Rp 7.000/kg = Rp 17.500 (selama 2 bulan)
3) Obat-Obatan Rp 1.500
4) Bantuan untuk pembuatan kandang Rp 4.400
5) Operasional (CPCL, pendampingan dan bimbingan teknis) Rp 5.138

II. Hibah Ayam DOC (Sembawa dan Kampung Unggul Balitbangtan/KUB) produksi UPT. BPTU-HPT Sembawa kepada kelompok ternak senilai Rp 3,96 miliar dengan rata-rata harga satuan per ekor Rp 36.538 dan rincian penggunaannya sebagai berikut:

a. Pakan 4,27 kg @Rp 7.000 = Rp 29.900 (selama 3 bulan)
b. Obat-Obatan Rp 1.500
c. Operasional (CPCL, pendampingan dan bimbingan teknis) Rp 5.138

III. Penyelesaian kontrak sisa pekerjaan kegiatan Bekerja tahun anggaran 2019 sebesar Rp 20,98 miliar di Provinsi Gorontalo dan Provinsi Sulawesi tenggara. Anggaran tersebut dilaksanakan oleh BBVet. Denpasar untuk disalurkan ke Provinsi Gorontalo dan BPTU-HPT Denpasar ke Provinsi Sulawesi Tenggara.

Lebih lanjut, Ditjen PKH juga akan memberikan bantuan paket ternak babi kepada kelompok ternak sebanyak 550 ekor dengan total anggaran Rp 5,03 Miliar, yang akan didistribusikan di Provinsi Papua, Kalimantan Barat dan Sulawesi Utara.

Menurut Ketut, satuan biaya paket bantuan antara wilayah Papua dengan di luar wilayah Papua tentu akan berbeda karena faktor geografis dan tingkat kesulitan dalam pendistribusian, termasuk alat angkut yang digunakan.

Adapun rincian satuan biaya dimaksud sebagai berikut:
1. Pengadaan Ternak Babi di wilayah Papua, dengan harga satuan paket pekerjaan per ekor Rp 13.115.000
a. Ternak babi dan distribusi Rp 10.000.000
b. Pakan sebanyak 120 kg/ekor Rp 2.160.000 (selama 2 bulan)
c. Biaya pembuatan kandang Rp 100.000/ekor
d. Operasional (CPCL, pendampingan dan bimbingan teknis) Rp 830.000

2. Pengadaan Ternak Babi di wilayah Non Papua, dengan harga satuan peket pekerjaan per ekor Rp 4.385.000
a. Ternak babi dan distribusi Rp 3.000.000
b. Pakan sebanyak 120 kg/ekor Rp 970.000 (selama 2 bulan)
c. Biaya pembuatan kandang Rp 100.000/ekor
d. Operasional (CPCL, pendampingan dan bimbingan teknis) Rp 315.000

Dengan demikian jumlah alokasi pengadaan babi dan komponen pendukungnya untuk di wilayah Papua sebanyak 300 ekor dengan nilai Rp 3,93 miliar dan di luar Papua sebanyak 250 ekor dengan nilai Rp 1,10 miliar, sehingga harga rata-rata paket bantuan pengadaan babi dan komponen pendukungnya senilai Rp 9.146.000/ekor.

“Demikian penjelasan ini disampaikan untuk diketahui, yang pada prinsipnya kegiatan ini semua kami usulkan untuk membantu petani peternak pada situasi pandemik Covid-19,” pungkasnya.

Rilis Kementan, 2 Mei 2020
No. 412/R-KEMENTAN/05/2020.

 

Mahasiswa Prodi S1 Hidrografi dan Prodi D3 Hidro-Oseanografi STTAL Gelar Penanaman Bibit Sayur dan Buah Wujud Ketahanan Pangan

Laporan jurnalis Ibrahim

Posberitanasional.com, 17/4/2020, Jakarta, TNI AL STTAL Ka S1 Hidrografi STTAL Letkol Laut (KH) Nawanto S, S.T., M.Si, memimpin jalannya kegiatan penanaman bibit sayur dan buah serta pembuatan kolam lele dalam rangka mendukung program ketahanan pangan memanfaatkan lahan kosong, dalam menghadapi pandemi Covid 19, yang dilaksanakan di Mess mahasiswa STTAL Peg. Tengger Komplek Kodamar Kelapa Gading Jakarta Utara. Rabu (15/4/2020)

Kegiatan penanaman bibit tanaman sayuran dan buah serta pembuatan kolam lele ini memanfaatkan lahan kosong seluas 50×2 meter yang terletak dibelakang gedung mess mahasiswa STTAL Peg.Tengger Komplek Kodamar dengan melibatkan Antap dan mahasiswa STTAL Program Studi S1 Hidrografi angkatan 40 dan mahasiswa Prodi D3 Hidro – Oseanografi angkatan 13 dan 14, adapun bibit tanaman sayur dan buah yang telah disiapkan antara lain bibit kemangi, tomat, sawi, terong,kangkung, serai dan cabai serta bibit ikan lele di lingkungan mess mahasiswa STTAL Hidros Jakarta Utara.

Pada acara penanaman bibit tersebut mengikuti secara serentak yang telah dilaksanakan Kampus STTAL Bumimoro Surabaya baru-baru ini yang juga dilaksanakan oleh Kampus STTAL Hidros Jakarta Utara dengan melibatkan personel Antap dan para mahasiswa Prodi S1 Hidrografi dan Prodi D3 Hidro – Oseanografi guna bermanfaat dalam mengatasi kelangkaan bahan-bahan pokok dalam rangka mendukung pelaksanakan program ketahanan pangan di lingkungan TNI/TNI Angkatan Laut di Kampus STTAL Hidros Jakarta Utara.(Penerangan STTAL).

Manfaatkan Lahan Tidur, Prajurit Satlinlamil Tanam Sayur dan Budidaya Ikan

Laporan jurnalis Ibrahim

Posberitanasional.com, 17/4/2020, Jakarta – Satya Wira Jala Dharma. Salah satu mewujudkan misi ketahanan pangan nasional, prajurit Satuan Lintas Laut Militer (Satlinlamil) Surabaya memanfaatkan lahan tidur untuk ditanami sayuran dan membudidayakan ikan. Hal itu dilakukan disela-sela usai melaksanakan olahraga Jumat, (17/4) di area Mako Satlinlamil Surabaya.
Prajurit Satlinlamil Surabaya melakukan kegiatan tanam sayuran, pohon berbuah dan rempah-rempah di area lahan tidur Markas Satlinlamil Surabaya. Lahan yang kurang efektif tersebut dimanfaatkan untuk kegiatan Ecofarming (budidaya pertanian yang mengusahakan tercapainya keharmonisan dengan lingkungan) dan kolam ikan serta udang.
Komandan Satlinlamil Surabaya Kolonel Laut (P) Hery Prihartanto memimpin langsung prajuritnya untuk mengerahkan kemampuan menggarap lahan tidur di area Mako sebagai wujut kepedulian pimpinan memberikan kesejahteraan berupa ciptakan lingkungan yang bermanfaat.
Tak hanya tanaman sayuran, pada area lahan tersebut, juga dibuat kolam untuk menabuh benih ikan. Tujuannya agar hasil dari kolam dapat meningkatkan gizi keluarga. Untuk itu, Komandan Satlinlamil Surabaya pun berharap agar pasukannya dapat terus konsisten melaksanakan aksi ini sebaik-baiknya. Ini juga sebagai salah satu bentuk kepedulian pimpinan terhadap kesejahteraan anggotanya.
“Dengan membuat kolam ikan dan udang serta lahan siap tanam dengan menanam berbagai tanaman sayur mayur, pohon berbuah dan rempah-rempah, Kita manfaatkan lahan di area Mako yang berpotensi sebagai salah satu cara untuk ketahanan pangan dan kesejahteraan prajurit” tutur Komandan.
Selain itu kegiatan ini juga merupakan sosialisasi yang telah diperintahkan oleh pimpinan TNI AL. Satlinlamil Surabaya telah mengelola lahan tidur tersebut sejak bulan Februari lalu, sehingga kini telah dapat menikmati hasilnya berupa panen udang dan ikan. ,
Dalam kesempatan tersebut, Komandan bersama prajurit melaksanakan panen udang dan ikan. Tampak mereka begitu bersemangat mengambil alat jaring untuk ikan-ikan dikolam yang siap panen.
Saat memanen. Komandan menyampaikan pesan kepada seluruh prajurit agar terus aktif dan inovatif melaksanakan kegiatan yang sifatnya tidak mengganggu tugas kedinasan namun tetap berkarya untuk kemajuan satuan dengan berbuat hal-hal yang positif.
“Seperti yang kita laksanakan saat ini, laksanakan segala kegiatan dengan serius, teliti dan terprogram untuk mencapai hasil yang maksimal sesuai harapan pimpinan yang dipercayakan kepada kita” ujarnya.
Panglima Kolinlamil Laksda TNI Ahmadi Heri Purwono, S.E., M.M. mengatakan kegiatan pemanfaatan lahan tidur yang dilakukan di Markas Satlinlamil Surabaya sekaligus sebagai tindak lanjut dari nota kesepahaman antara TNI dengan Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional. Prajurit pun mengimplementasikannya denga memanfaatkan lahan tidur yang kurang produktif tersebut. (Dispen Kolinlamil)

Kementan Siapkan Strategi Perkuat Ekspor Perkebunan di Tengah Corona

Laporan jurnalis Ibrahim

Posberitanasionacom, 2/4/2020, JAKARTA – Sejak awal tahun 2020, dunia dihebohkan dengan adanya wabah virus corona (Covid-19) yang berasal dari China. Kehadiran Covid – 19 bak gelombang tsunami yang turut merusak postur perekonomian global. Sebagai negara pertama yang mengalami hantaman Covid – 19, pembatasan keluar masuknya barang dari dan/atau ke China membuat perekonomian negara ini menjadi terganggu.

Mengingat China merupakan negara yang perekonomiannya sangat berpengaruh di dunia, maka hal ini pasti berdampak pada perekonomian negara lain yang menjadi mitra dagangnya, salah satunya Indonesia. Sawit, Kelapa, Kakao, Karet, Kopi, Teh, Lada, Pala, Cengkeh, Kayu Manis asal Indonesia menjadi komoditas perkebunan yang rutin di ekspor ke negara yang dijuluki sebagai Tirai Bambu tersebut.

Direktur Jenderal Perkebunan, Kasdi Subagyono mengatakan Kementerian Pertanian telah mengambil langkah cepat dengan mengkaji alternatif tujuan pasar ekspor komoditas perkebunan sebagai bentuk antisipasi menurunnya permintaan China terhadap ekspor komoditas perkebunan Indonesia di tahun 2020.

“Hal ini sekaligus tindak lanjut dari arahan Bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, bahwa sektor pertanian harus menjadi sektor yang paling tangguh dalam menghadapi berbagai krisis, tidak hanya fokus dalam peningkatan produksi, kita juga akan berupaya untuk mencari alternatif pasar tujuan ekspor” ungkap Kasdi.

Kasdi mengaku pihaknya telah menyiapkan enam strategi utama untuk memperkuat ekspor perkebunan Indonesia ditengah pandemik Covid – 19 saat ini, yang pertama adalah Lobi perdagangan dengan negara mitra baru, termasuk untuk mengupayakan direct ekspor terhadap komoditas yang selama ini di re-ekspor melalui Tiongkok.

“Kedua kami akan lakukan lobi terhadap kesepakatan tarif bea masuk di negara tujuan dan memberikan kemudahan perdagangan bilateral, seperti untuk Sugar, Vanaspati ghee dan komoditas lainnya, yang ketiga tentu dengan Meningkatkan jaminan atas kualitas, brand image, dan ketersediaan produk secara kontinu” beber Kasdi.

Strategi yang keempat, lanjut Kasdi, pihaknya akan berupaya Meningkatkan kerja sama perdagangan untuk peningkatan akses pasar, melalui optimalisasi pemanfaatan perwakilan Indonesia di luar negeri, kerja sama yang sudah berjalan dipercepat, dan tentunya dengan melakukan pengembangan kesepakatan baru.

“Sebagai contoh untuk sawit, berdasarkan analisis kami, tahun ini penyerapan China terhadap komoditas tersebut dipastikan menurun, untuk mengantisipasi hal ini kita akan dorong peningkatan Ekspor sawit ke India, Pakistan, Bangladesh dengan kenaikan sebesar 20%, Amerika Serikat 5%. Selain itu ekspor ke Tunisia, Turki, mesir, Aljazair, Maroko dan Iran naik sebesar 10%, untuk konsumsi dalam Negeri kami targetkan naik 5%” Beber Kasdi.

Staregi selanjutnya, ungkap Kasdi pihaknya akan berupaya meningkatkan konsumsi domestik, seperti program B-30 untuk CPO, aspal Karet untuk karet, kopi, gula semut, dan komoditas lainnya, dan yang terakhir adalah Optimalisasi pelayanan jaringan informasi dan komunikasi secara terorganisasi antara Bussiness to bussiness (B to B) dan goverment to goverment (G to G).

Sedangkan untuk ekspor karet di Tahun 2020, Kasdi mengaku telah mempersiapkan target – target peningkatan, dan negara – negara alternatif tujuan ekspor karet selain Cina.

“Kami akan dorong ke Jerman dan Perancis dengan besar kenaikan 10%, Amerika Serikat dan Argentina 10%, Jepang dan Korea Selatan naik 7,5%, Afrika Selatan hingga 2,5%, untuk konsumsi dalam negeri kami targetkan meningkat hingga 5%” tutup Kasdi.

Petani Kebumen Panen Raya Hasilkan 10.35 Ton/Ha

Laporan jurnalis Ibrahim

Posberitanasional.com, 2/4/2020, KEBUMEN – Petani kebumen di tengah wabah virus Covid-19 yang sedang mewabah dan menyebar di tanah air, tidak menyurutkan semangat para petani Kabupaten Kebumen untuk tetap pergi ke sawah. Pada bulan Maret 2020 telah dilaksanakan beberapa kali panen dan ubinan padi varietas Inpari 42 dengan menggunakan teknik Combine Harvester di Kecamatan Ambal. Dari hasil panen padi tersebut dan diperoleh rata-rata hasil panen sebanyak 10,35 ton per hektar.

Mengutip arahan yang disampaikan Tri Haryono selaku Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kebumen, angka luas panen padi di Kabupaten Kebumen berpotensi untuk terus bertambah. Hal tersebut disebabkan beragamnya varietas padi yang ditanam di setiap kecamatan.

“Lahan di Kebumen seluas 43.653,87 ha, sedangkan luas panen 4. 316 ha. Angka luas panen padi di Kabupaten Kebumen bisa terus bertambah, karena memang tanam padinya berbeda-beda tidak sama antara kecamatan yang satu dengan kecamatan yang lainnya,” ujarnya.

Endang selaku Koordinator BPP Kecamatan Ambal menambahkan bahwa hasil ubinan cukup tinggi karena petani melakukan budidaya tanaman sehat dengan menambahkan tambahan pupuk organik pada saat budidaya tanaman padi. Walaupun petani sempat kekurangan air, hal tersebut dapat diatasi dengan menggunakan pompa air guna mencukupi kebutuhan air. Selain itu, harga gabah yang beredar di pasaran saat ini adalah Rp 4.800 per kg gabah kering giling.

Tri Haryono menyatakan bahwa di tengah-tengah pandemik virus Covid-19, para PPL dan petani tetap bekerja karena salah satu tupoksi PPL adalah mendampingi kelompok tani. Petani mengemban tugas selaku pahlawan pangan untuk tersedianya bahan pangan utama masyarakat. Petani harus tetap semangat saat turun kelapangan. Serta, petani tidak boleh mengabaikan upaya preventif dalam mencegah virus Covid-19. Hal tersebut dilakukan dengan menggunakan masker, mencuci tangan menggunkaan sabun secara berkala, menjaga jarak, dan mengurangi jumlah kerumunan. Beliau juga berpesan agar para petani selalu diberikan kesehatan dan pandemik ini segera berlalu.

Di tempat terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi, menuturkan, Kementan bersama pemerintah terus berkoordinasi guna mengamankan produksi pangan dan kesehatan para petani dan petugas lapangan. Hal ini, penting agar kegiatan budidaya dan panen terus dilakukan sehingga produksi pangan saat wabah virus Covid-19 tetap meningkat.

Hal ini, sesuai arahan Mentan SYL produksi pangan harus jalan terus, dan petani menjadi garda terdepan di tengah kondisi wabah seperti ini. Namun tetap harus juga dijaga kondisi petani, tetap bekerja tapi harus hati-hati juga.

Selain produksi, Suwandi menegaskan Kementan bersama pihak Kepolisian dan pemerintah daerah menjamin harga pangan petani yang menguntungkan. Kementan mendorong tindakan tegas aparat berwajib untuk memberi efek jera kepada oknum yang sengaja menaikkan harga dan menimbun bahan pangan.

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan akan terus memantau pergerakan harga dan stok pangan di seluruh daerah sehingga petani dan masyarakat tidak perlu resah. “Jangan biarkan publik panik sehingga terjadi yang namanya panic buying. Kita usahakan mulai dari kebutuhan hingga produksi dalam negeri tetap berjalan,” harap Suwandi.

Optimalisasi Kaji Terap Saat Covid-19

Laporan jurnalis Ibrahim a

Posberitanasional.com, 1/4/202, JAWA BARAT – Kementan terus berupaya menjaga pasokan produksi pertanian di tengah pandemi Covid-19, mendukung hal tersebut Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat dibawah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) tetap melaksanakan aktivitas dengan tentunya tetap memperhatikan keselamatan dan kesehatan.

Salah satu kegiatan yang tetap berlangsung yakni kaji terap tumpangsari tanaman (turiman) padi gogo, jagung, kedelai (Pajale) tahun 2020. Kegiatan ini berlangsung pada lahan seluas 4 hektar yang merupakan kerjasama antara petani dan BPP Cikoneng, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

Penyuluh BPTP Jabar, Dr. Darojat Prawiranegara menyoroti tiga poin penting tujuan kaji terap untuk tetap berlangsung, yakni sebagai media diseminasi Inovasi teknologi kepada penyuluh dan petani, sebagai media pembelajaran bagi penyuluh dan petani, dan sebagai kajian bersama suatu Inovasi teknologi spesifik Lokasi antara Peneliti-Penyuluh-Petani.

Dr. Darojat juga memaparkan mengenai optimalisasi kegiatan kaji terap saat Covid-19. “Selama covid, kami memanfaatkan TIK by phone, WA, video dan basis internet lainnya untuk intruksi pelaksanaan kegiatan lapangan.
Peneliti/penyuluh BPTP berkomunikasi dengan penyuluh daerah yang selanjutnya disampaikan kepada petani,” tutur beliau.

Optimalisasi penggunaan teknologi menjadi jembatan tetap berlangsungnya komunikasi dan kegiatan dengan meminimalkan faktor resiko Covid-19 dari kegiatan pertemuan yang berkerumun. (NRP)

Dapatkan informasi menarik lainnya, melalui : Website: jabar. litbang. pertanian. go.id / jabar.bptpnews.id
Instagram & Twitter : @bptpjawabarat
Facebook : BPTP Balitbangtang Jabar
Youtube : BPTPJawaBarat
Humas BPTP Balitbangtan Jabar/NRP

Pandemi Covid-19 Tak Halangi Indonesia Ekspor Perdana Beras ke Singapura

Laporan jurnalis Ibrahim

Posberitanasional.com, 1/4/2020, Jakarta – Ditengah suramnya kondisi wabah Covid-19 yang menghantam Indonesia, sektor pertanian justru memberikan angin segar yang menyejukan. Memasuki masa panen raya padi yang diprediksi terjadi pada akhir Maret, Indonesia kembali berhasil melakukan ekspor perdana 20 ton beras premium Pandan Wangi Cianjur ke Singapura.

“Beras Pandan Wangi Cianjur merupakan salah satu varitas yang digemari di Singapura.  Selain bertekstur pulen, beras Pandan Wangi Cianjur juga mengeluarkan aroma wangi alami ketika dimasak. Keunggulan komparatif ini membuat beras Pandan Wangi Indonesia memiliki market tersendiri di Singapura,” ujar Asisten Manager PT. Buyung Poetra Sembada, Fredi saat melakukan Ekspor Beras Perdana Pandan Wangi Cianjur melalui Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta (26/3)

Fredi mengungkapkan bahwa ekspor beras tersebut merupakan bentuk komitmen perusahaannya terhadap masyarakat Indonesia dan juga dalam rangka mensukseskan Program Gratieks ( Gerakan Tiga Kali Ekspor) yang dicanangkan oleh Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo.

Selain itu Fredi juga mengharapkan Pemerintah terus meningkatkan produktivitas beras Pandan Wangi Cianjur untuk memenuhi kebutuhan pasar ekspor. APemerintah juga diharapkan terus meningkatkan upaya mempromosikan keunggulan beras Pandan Wangi Cianjur dibandingkan dengan beras serupa yang dihasilkan oleh negara-negara pesaing.

“Ada nilai lebih dari selisih harga yang dibayarkan dibandingkan ketika membeli beras dari negara lain, “ ungkap Fredi

Sementara ditemui di tempat terpisah Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian, Gatut Sumbogodjati mengatakan bahwa pada masa panen ini diperkirakan produksi GKG bulan Maret 2020 mencapai 5,6 juta ton atau setara 3,19 juta ton beras. April 2020 menjadi masa pucak panen raya dengan perkiraan produksi GKG sekitar 8,83 juta ton atau setara dengan 5,03 juta ton beras. Berdasarkan data perhitungan prognosa ketersediaan dan kebutuhan beras yang dilakukan oleh Badan Ketahahan Pangan Kementerian Pertanian, stok beras dinyatakan aman bahkan sampai dengan akhir Mei 2020 masih surplus sekitar 7.77 juta ton.

“ Sehingga perkiraan surplus untuk komoditas padi juga memberikan angin segar bagi eksportir beras, “ ujar Gatut

Lebih lanjut Gatut mengatakan bahwa selain upaya peningkatan ekspor beras khusus, Pemerintah juga tengah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan daya saing beras umum di Pasar Intenasional, salah satunya adalah penggunaan mekanisasi pertanian untuk meningkatkan efisiensi biaya produksi.

“Memasuki masa panen raya padi, Kementerian Pertanian menginstruksikan kepada Brigade Alsintan yang ada di Dinas Pertanian di Kabupaten/Kota dan Provinsi untuk melayani permintaan Panen dari Petani, “ ujar Gatut

Semain itu Gatut menyebutkan bahwa Penggunaan mekanisasi pertanian pada saat panen padi selain menurunkan biaya produksi dan memperbaiki kualitas Gabah Kering Panen yang dihasilkan juga salah satu upaya untuk meminimalkan interaksi pekerja untuk mencegah penyebaran virus Corona (Covid-19).

Sumber :  Rilis Kementan, 30 Maret 2020. Nomor : 214/R-KEMENTAN/03/2020.

Tepung Jagung Olahan Cilegon, Perdana Tembus Pasar Israel

Laporan jurnalis Ibrahim

Posberitanasinal.com, 29/3/2020, Cilegon – Pangsa pasar produk olahan berupa tepung jagung atau corn starch hasil industri di Cilegon berhasil tembus pasar Israel.

Setelah sebelumnya menjadi langganan 5 negara tujuan ekspor lainnya yakni : Vietnam, Malaysia, Hongkong, Pilipina dan Thailand.

Pada pengiriman perdana kali ini, sebanyak tiga kontainer dengan berat total 57 ton senilai Rp. 430 juta tepung jagung siap diberangkatkan menuju Israel.

“Kami telah pastikan tepung jagung ini bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK), sehingga aman dan layak untuk diekspor,” ujar Raden Nurcahyo, Kepala Karantina Cilegon (26/3).

Raden juga menjelaskan bahwa target pemeriksaan OPTK serta persyaratan ekspornya masih sama dengan 5 negara sebelumnya. Israel juga mempersyaratkan adanya Phytosanitary Certificate (PC) sebagai jaminan kesehatan bagi tepung jagung tersebut. Dengan adanya jaminan PC maka tepung jagung akan diterima/tidak ditolak oleh negara tujuan.

Berdasarkan data otomasi sistem IQFast, ditahun 2020 ini, Karantina Pertanian Cilegon telah memfasilitasi sertifikasi ekspor produk olahan sub sektor tanaman pangan atau tepung jagung ini sebanyak 8,9 ribu ton atau senilai Rp. 42 miliar. Jumlah ini setara dengan 33% dari total volume ekspor ditahun 2019 yang mencapai 27 ribu ton.

Raden menjelaskan, lalu lintas produk pertanian dan turunannya tetap berjalan, walaupun ada sedikit penurunan di tengah wabah pandemi Covid19.

Ia juga menambahkan, sesuai arahan Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil, seluruh layanan perkarantinaan terhadap publik tetap berjalan 24/7.

“Sesuai petunjuk Kepala Badan Karantina, maka Tindakan Karantina dimodifikasi melalui kombinasi pemeriksaan inline inspection dengan perangkat digital. Protokol kesehatan dari Pemerintah bagi pejabat karantina yang bertugas di kantor dan di lapangan antara lain bilik disinfeksi bagi pengguna jasa yang datang ke kantor dan juga hal lainnya, diterapkan secara Disiplin sehingga biosekuriti dilaksanakan secara ketat serta memberi rasa aman dalam pelayanan,” pungkas Raden.

Narasumber :
1. Ali Jamil, Ph.D – Kepala Badan Karantina Pertanian
2. Drh Raden Nurcahyo Nugroho M.Si – Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon

Di Tengah Pandemi Covid 19, Jagung dan Padi di Tuban Siap Panen

Laporan jurnalis Ibrahim

Posberitanasional.com, 29/3/2020, Tuban – Di tengah pandemi virus Corona atau yang dikenal Covid 19, produksi pangan guna memenuhi kebutuhan menjelang hingga selama bulan Ramadhan 2020 dipastikan aman. Pasalnya, beberapa daerah sentra produksi di bulan Maret-April memasukin masa panen, salah satunya Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tuban, Murtadji menyebutkan hamparan pertanian yakni budidaya jagung dan padi di Kabupaten Tuban secara umum memasuki masa panen mulai Maret hingga April. Salah satu wilayah yang saat ini siap memanen jagung yakni Desa Jati, Kecamatan Soko memiliki hamparan jagung yang siap dilanen seluas 1.454 hektar dan Desa Ngimbang Kecamatan Palang seluas 75 hektar.

“Secara keseluruhan, luas panen padi pada Maret mencapai 15.984 hektar dan April seluas 16.167 hektar, sementara luas panen jagung pada Maret 17.024 hektar dan April mencapai 17.825 hektar,” demikian dikatakan Murtadji, Jumat (27/3/2020).

“Hasil panen ini kami pastikan tidak hanya mengamankan kebutuhan di dalam Tuban saja, tapi kami bisa suplai ke daerah lain,” sambungnya.

Lebih lanjut Murtadji menerangkan masa panen raya petani jagung dan padi ini diikuti dengan mendapatkan harga yang menguntungkan. Pemerintah daerah bersama Kementerian Pertanian berkomitmen menjamin agar hasil panen petani memperoleh harga beli di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP).

“Alhamdulillah, saat ini harga gabah di petani Rp 4.200 sampai Rp 4.500 per kilogram untuk gabah kering panen. Untuk jagung, harganya Rp 4.000 per kilogram. Masa panen awal 2020 ini petani benar-benar senang dan semangat bertani,” bebernya.

Terpisah, Direktur Pengolahan dan pemasaran Hasil Tanaman Pangan Kementan Gatut Sumbogodjati menyatakan Kementan telah meluncurkan program agar dalam situasi puncak panen raya pengendalian penyediaan beras dapat dilakukan sehingga tidak terjadi gejolak harga yang ekstrem. Program tersebut yakni Komando Strategi Penggilingan (Kostraling) yang memberdayakan penggilingan padi untuk membeli gabah dari kelompok petani atau gabungan  kelompok petani yang sesuai HPP untuk disimpan dan digiling serta dijual dengan kualitas standar.

“Sesuai arahan Bapak Menteri Pertanian untuk menggerakkan Kostraling menyerap gabah petani serta manajemen stock distribusi beras,” ujar Gatut.

“Kita tidak bekerja sendiri, ada beberapa pihak yang berkontribusi dalam Kostraling tersebut. Ada Pemerintah, Penggilingan Padi Kecil-Sedang, Bank atau Badan Layanan Umum dengan menyediakan KUR, serta pengusaha sebagai penjamin pasar,”pintanya.

Perlu diketahui, di akhir tahun 2019 Kabupaten Tuban terpilih sebagai pilot project pengembangan kawasan jagung perbenihan berbasis korporasi petani. Pengembangan benih jagung hibrida pada kegiatan korporasi ini menggunakan varietas hasil rakitan anak bangsa sehingga diharapkan mampu meningkatkan investasi dan penyerapan tenaga kerja yang berujung pada peningkatan devisa negara dan kesejahteraan rakyat.

Untuk mendukung suksesnya kegiatan ini, Kementan juga mengupayakan dukungan sarana dan prasarana pengairan serta penanganan pasca panen benih. Berbagai kebijakan dan program kerja yang dikembangkan ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah petani dan menyejahterakan petani.

Covid-19 Tak Halangi Petani Indramayu Panen Raya Padi dan Jagung

Laporan jurnalis Ibrahim

Posberitanasional.com, 29/3/2020, INDRAMAYU – Menghadapi pandemi covid-19 yang diperkirakan akan sampai dengan bulan April 2020, Kementerian Pertanian (Kementan) dengan sigap menyiapkan pangan untuk masyarakat Indonesia dengan mendorong produksi padi dan jagung bulan Maret-April 2019. Salah satu upaya yakni menjamin produksi di daerah-daerah sentra, seperti Kabupaten Indramayu sebagai produsen beras terbesar di Jawa Barat bahkan nasional.

Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Indramayu Takmid mengatakan Kementan setiap tahun menggelontorkan bantuan untuk Kabupaten Indramayu dalam jumlah cukup besar, yakni mulai bibit, alat mesin pertanian, mesin penggilingan dan bantuan asuransi hingga dana Kredit Usaha Rakyat (KUR). Karena itu, kondisi pertanian di Indramayu dalam bidang produksi padi saat ini masih tertinggi di Jawa Barat.

“Kami tetap optimis dan terus mempertahankan produksi padi ini meningkat di angka 1,5 juta ton gabah kering. Terlebih di bulan Maret dan April ini walau tengah dilanda Virus Corona, produksi padi dan jagung tetap tinggi. Petani panen raya,” demikian tegas Takmid di Indramayu, Minggu (29/3/2020).

Takmid menyebutkan luas panen padi Indramayu Maret 2020 sebesar 3.677 hektar dan April 10.573 hektar. Adapun harga gabah kering panen saat ini sangat menguntungkan petani, yakni Rp. 5.300/kg.

“Sementara luas panen jagung bulan Maret ini mencapai 265 hektar. Prediksi April seluas 530 hektar. Harga jagung pun membuat petani tersenyum, Rp 4.000 per kilogram pipil kering panen,”

Geliat panen di Jawa Barat juga bermunculan padan bulan April. Yakni Kabupaten Majalengka akan panen 27 ribu ha, Cianjur 26 ribu ha dan Subang 26 ribu ha. Oleh karena itu, tidak perlu dikhawatirkan ketersediaan stok pangan sampai dengan bulan April khususnya beras.

“Ini tidak lepas berkat peran rekan-rekan penyuluh pertanian yang terus mengedukasi para petani dalam upaya tercapainya produksi padi setiap tahun. Program Kostratani (Komando Strategi Pembangunan Pertanian, red) dan Kostraling (Komando Strategi Penggilingan, red) yang dijalankan Bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo sangat tepat mengantisipasi guna amankan stok pangan di masa wabah Virus Corona ini,” jelasnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menyatakan geliat petani dalam menghadapi pandemi Covid-19 tidak menurun. Hal ini ditunjukkan dengan tetap beraktivitasnya kegiatan di sawah, minat berusaha di subsektor tanaman pangan pun terlihat naik melalui Program Kostratani dan Kostraling yang dijalan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

“Diperkirakan bulan Maret ini akan panen padi 1,1 juta ha dengan perkiraan produksi 5,6 juta ton gabah kering giling setara beras 3,2 juta ton beras. Masih ada stok beras nasional 3,51 juta ton, di Bulog 1,65 juta ton, penggilingan 1,07 juta ton, dan di pedagang 792 ribu ton,” ujarnya.

Kebutuhan beras bulan Maret sebanyak 2,49 juta ton sehingga pada bulan Maret masih terdapat surplus 698 ribu ton beras. Memasuki Bulan April diperkirakan panen 1,7 juta ha dengan perkiraan produksi 8,8 juta ton gabah kering giling, setara beras 5,04 juta ton. Kebutuhan beras Bulan April diperkirakan 2,5 juta ton sehingga pada bulan April terdapat surplus 2,53 juta ton.

“Dengan kata lain, stok pangan khususnya beras untuk bulan Maret-April aman. Adanya Covid 19 tak pengaruhi berkurangnya stok beras. Sehingga, harga beras pun ikut stabil,” beber Suwandi.

Sama halnya dengan jagung, Suwandi menyebut pada bulan Maret ini akan panen 1,08 juta ha setara produksi dengan kadar air 15% sebesar 5,47 juta ton dan asih ada stok di Bulog dan Gabungan Pengusaha Makanan Ternak sebesar 661 ribu ton. Kebutuhan jagung sebesar 2,46 juta ton sehingga terdapat surplus 3,68 juta ton.

“Di bulan April diperkirakan akan panen 570 ribu ha setara produksi dengan kadar air 15% sebesar 2,87 juta ton. Kebutuhan jagung bulan April diperkirakan mencapai 1,93 juta ton sehingga di bulan April masih ada surplus 4,62 juta ton,” sebutnya.

Lebih lanjut Suwandi menegaskan di era Menteri Pertanian Syahrul Yasin limpo, berbagai upaya telah dilakukan pemerintah baik penyediaan pangan, penyediaa KUR dengan bunga rendah, pengamanan dari serangan hama penyakit dan pemantauan harga. Salah satunya bantuan penggilingan atau Rice Milling Unit (RMU) yang telah mencapai 345 unit.

“Diharapkan penggilingan tersebut khusunya yang kapasitasnya besar dapat dioptimalkan pemanfaatannya sehingga bisa bergerak bersama Kostraling untuk menyerap KUR,” terangnya.

“Jadi, tidak ada yang perlu dikhawatirkan untuk ketersediaan pangan, pemerintah dan petani berjuang, masyarakat diharapkan dapat mematuhi himbauan pemerintah dan tenang mensikapi segalanya. penyediaan pangan disaat pandemi covid-19 aman,” tutup Suwandi.

Tidak Hanya Sumatera, Petani di Jawa Juga Siap Panen Raya

Laporan jurnalis Ibrahim

Posberitanasional.com, 27/3/2020, Jawa Tengah – Menjelang musim panen raya yang akan berlangsung pada akhir bulan Maret hingga April 2020 di seluruh Indonesia sudah tiba. Tidak hanya petani dari Pulau Sumatera saja yang siap mulai panen namun petani dari Pulau Jawa pun siap untuk segera melakukan panennya khususnya dalam menjaga stok beras di tengah isu terkini yang sedang merebak.

Kelompok Tani Sido Makmur 1 Desa Siwitan Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang Jawa Tengah, yang sudah memulai masa panennya mengatakan jika pada panen raya padi pada musim tanam pertama (MT- 1) luas tanam mencapai 3625 Ha dan sampai saat ini luas kawasan yang sudah dipanen mencapai 1418 Ha. Sisa luas yang belum dipanen untuk desa tersebut yakni 2207 Ha.

“Hari ini kami bersama tim penyuluh sedang melaksanakan kegiatan panen walaupun ditengah-tengah isu corona yang ada, petani tetap eksis di lapangan untuk menjaga ketahanan pangan,” kata Ketua Kelompok Tani Sido Makmur di Desa Siwitan Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Rabu(25/03/20).

Menurut dia, saat ini petani yang tergabung dalam kelompok tani tersebut sudah merasakan peningkatan pendapatan ekonomi dan usaha pertanian pangan cukup menguntungkan dengan masa panen.

Pada kesempatan yang sama Kabupaten Rembang, Kabupaten Demak juga akan segera memasuki musim panen raya. Seluruh hamparan sawah yang siap panen di kabupaten tersebut ada seluas 26.876 Ha dengan harga gabah Rp. 4.300 hingga Rp.4600.

Rudi, petani asal Kabupaten Demak mengatakan jika kabupaten demak merupakan salah satu tulang punggung pangan di Jawa Tengah. Ia mengatakan jika seluruh petani Demak siap untuk mendukung suksesnya program Kementerian Pertanian(Kementan).

“Adanya bantuan pemerintah baik itu subsidi benih, pupuk kemudian alsintan bisa dimanfaatkan petani dengan baik.Kami petani dari demak siap turut menjadi garda terdepan dalam menjaga stok pangan,” ungkap Rudi.

Selain itu Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang juga turut meramaikan musim panen MT -1. Potensi panen pada bulan Maret 2.217 Ha atau setara 12.785 Ton. Sedangkan khusus seluruh Kabupaten Malang sendiri potensi panen pada bulan maret 13.648 Ha atau setara 81.005 Ton. Potensi pada bulan April yaitu 11.721 Ha atau setara 74.169 Ton.

Tidak jauh berbeda, Kabupaten Kendal juga ikut masuk musim panen raya dimana potensi luas panen untuk bulan Maret 5980 Ha atau setara 32.890 Ton dan untuk bulan April 8.281 Ha atau setara 45.545,5 Ton.

WABAH CORONA, PETANI TETAP SEMANGAT PANEN PADI

Laporan jurnalis Ibrahim

Posberitanasional.com, 26/3/2020, Sarolangun— Di tengah merebaknya virus Corona atau Covid-19 yang begitu massif, tidak mengurangi semangat petani di Provinsi Jambi untuk tetap giat turun ke sawah memanen padi yang kni sudah memasuki puncak panen raya. Harapan petani semoga wabah ini cepat berlalu, sehingga dapat memenuhi kebutuhan beberapa komoditas memasuki hari besar keagamaan yakni Puasa dan Lebaran.

Salah satu lokasi panen di Provinsi Jambi adalah di Kabupaten Sarolangun tepatnya di Desa Ujung Tanjung dan Desa Tinting. Siti Anita, PPL desa setempat mengatakan, panen tahun ini memberikan hasil cukup baik, terutama untuk varietas padi gogo lokal dengan hasil ubinan 2,5 ton/ha atau sama dengan rata-rata produktivitas nasional.

“Tingkat serangan hama cukup tinggi karena dekat dengan kebun petani, serta terkendala dengan air saat tanaman memasuki masa pertumbuhan, tapi hasilnya masih cukup baik,” kata Siti.

Varietas padi gogo yang ditanam adalah varietas lokal. Diantaranya, pulut, segon, kabut, Seni, Karang Bungo, Silang dan Kuning.  Luas pertanaman padi gogo di lokasi panen seluas 135 ha.

Di lokasi panen lainnya di Provinsi Jambi tepatnya di Desa Rawa Medang Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat merupakan lahan irigasi, dengan luasan lebih kurang 900 ha, juga melaksanakan panen dengan menggunakan alat power thraser dan combain harvester. Hasil Ubinan sekitar 5.5-6 ton GKG per ha.

Sementara itu Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam berbagai kesempatan juga meminta agar produksi pertanian tetap berjalan bahkan digenjot hingga berlipat-lipat. Apalagi, sektor ini memiliki potensi yang sangat besar dalam menumbuhkan ekonomi nasional.

“Adanya musibah wabah virus Covid-19 ini tidak boleh membuat aktivitas pertanian berhenti. Kementan akan terus optimalkan SDM Pertanian untuk menggenjot produksi dan produktivitas bahkan ekspor,” katanya.

Semoga wabah ini cepat selesai dan petani semakin semangat lagi dalam bercocok tanam mari kita buktikan dengan optimisme bahwa Indonesia akan terus ada sebagai negara besar, kaya, dan mari support mereka, jangan cemaskan jangan Cemaskan mereka tentang Covid 19 disaat musim panen sekarang ini.

Presiden Minta Pertanian Terus Berproduksi

Laporan jurnalis Ibrahim

Posberitanasional.com, 26/3/2020, Jakarta – Presiden Joko Widodo mengintruksikan semua Kementerian dan lembaga negara untuk memprioritaskan kebutuhan bahan pokok sebagai pasokan masyarakat selama proses pengendalian penyebaran Covid 19 di Indonesia.

“Kita harus bantu para petani, para pekerja harian, buruh, nelayan dan pelaku UMKM agar daya belinya tetap terjaga serta terus beraktivitas dan berproduksi,” ujar Jokowi dalam keterangan pers terkait penanganan Covid-19 di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa, 24 Maret 2020.

Dalam kesempatan ini, kepala negara juga meminta agar semua pihak melakukan refocusing kegiatan dan melakukan realokasi anggaran untuk penanganan Covid-19. Kata Presiden, langkah ini sudah ada landasan hukum yang ditandatangani berupa Inpres Nomor 4 Tahun 2020.

“Selain memerintahkan refocusing dan realokasi, inpres ini memerintahkan percepatan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa untuk mendukung percepatan penanganan Covid-19,” katanya.

Sebelumnya, Presiden menyatakan bahwa stok pangan Indonesia sejauh ini cukup untuk memenuhi kebutuhan 267 juta penduduk Indonesia. Untuk itu, dia berharap agar masyarakat tidak perlu panik, terlebih saat menghadapi pandemi virus corona.

“Saya kemarin sudah cek di Bulog, saya melihat stok kita lebih dari cukup. Apalagi bulan April ini masih ada panen raya sehingga penyerapan oleh Bulog juga harus diatur,” katanya.

Meski cukup, namun Presiden tetap meminta agar jajarannya terus memberi kepastian ketersediaan dan stabilitas harga barang-barang kebutuhan pokok lain yang diperlukan masyarakat.

Mengenai hal ini, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam berbagai kesempatan juga meminta agar produksi pertanian tetap berjalan bahkan digenjot hingga berlipat-lipat.

Apalagi, sektor ini memiliki potensi yang sangat besar dalam menumbuhkan ekonomi nasional.

“Adanya musibah wabah virus Covid-19 ini tidak boleh membuat aktivitas pertanian berhenti. Kementan akan terus optimalkan SDM Pertanian untuk menggenjot produksi dan produktivitas bahkan ekspor,” tutupnya.