Oknum Pendamping Diduga Selewengkan Dana PKH Milik Warga Miskin

Laporan Jurnalis : Agus Chandra

BOGOR-POS BERITA NASIONAL
Program keluarga harapan PKH merupakan program pemberian bantuan sosial bersyarat kepada keluarga miskin yang ditetapkan sebagai keluarga penerima manfaat KPM, sebagai upaya percepatan penanggulangan kemiskinan,sejak tahun 2007 pemerintah Indonesia telah melaksanakan PKH.

Setiap Penerima manfaat PKH akan menerima uang bansos Rp 1,890.000 pertahun yang dicairkan sebanyak empat kali.Uang tersebut ditransper oleh bank penyalur kerekening tabungan penerima bansos untuk pengambilannya ,mereka cukup mengunakan kartu keluarga sejahtera (KKS) yang berfungsi sebagai ATM.

Program ini cukup berhasil dalam menangulangi kemiskinan yang dihadapi negara-negara tersebut terutama masalah kemiskinan Kronis.Manfaat PKH juga mulai didorong untuk mencakup penyandag Disabilitas dan lanjut usia dengan mempertahankan taraf kesejahteraan sosial sesuai dengan amanat konstitusi dan Nawacita Presiden RI.

PKH diharapkan dapat berkontribusi secara signifikan untuk menurunkan jumlah penduduk miskin,menurunkan kesenjangan (gini ratio) seraya meningkatkan Indeks pembangunan Manusia (IPM).

Pemerintah kabupaten Bogor sangat terbantu dengan adanya Program Keluarga Harapan (PKH) dari kementerian sosial untuk meningkatkan kwalitas kesejahteraan keluarga khususnya pada kategori Keluarga Sangat Miskin (KSM.Untuk mengurangi angka kemiskinan,memutus mata rantai kemiskinan dan meningkatkan kwalitas Sumber Daya Manusia (SDM.

Untuk mengawal program PKH dimasyarakat, Kemensos mempunyai perpanjangan tangan yaitu Pendamping PKH dengan tugas dan Fungsinya adalah untuk membuka pemikiran dan pengetahuan para KPM untuk meningkatkan taraf hidup menjadi lebih baik yang pada akhirnya para KPM akan terGraduasi lulus dari PKH dan lepas dari Kemiskinan.

Menyangkut hal itu Saemi salah satu warga kampung Cimenyan RT 01/06 desa Sukadamai kecamatan Sukamakmur kabupaten Bogor selaku ibu dari Nasip Warga ODGJ yang pernah diberitakan media sebelumnya, alih-alih lepas dari kemiskinan malah sebaliknya,ditemui awak media dirumahnya menceritakan bahwa saya dulu pernah dapat program PKH tapi itu hanya sekali dan sampe saat ini saya tidak tahu lagi apakah saya masih mendapatkan program tersebut atau tidak karna Kartunya pun saya tidak pernah memegangnya kartu tersebut dipegang oleh Pendamping PKH, Sambil menyebutkan beberapa nama kalo tidak salah Atem dan Maya yang saya tahu itu Kadernya yang bagian PKH tuturnya.

“Setelah dapat sekali sudah tidak pernah dapat lagi dan beberap kali saya dapat bantuan beras Bulog tapi saya tidak tahu program apa dan untuk bantuan lain saya tidak pernah menerima,mengenai PKH tersebut saya juga tidak tahu saya masih terdaftar atau tidak jadi penerima PKH karna sudah lama saya tidak pernah dapat lagi” ujarnya 06/01

Ditempat berbeda awak media mendatangi rumah Atem bersama Putranya Saemi untuk mengkompirmasi langsung kepada Atem selaku Kader/pendamping saat ditanya apakah ibu Saemi mendapatkan PKH atau tidak dan kartunya dimana Atem menjawab “saya tidak tahu kartunya dimana waktu itu saya hanya bertugas mengantarkan uang untuk Ibu saemi Rp 500.000 setelah itu saya tidak tahu kartunya ada sama siapa tapi itu sudah dikembalikan kekecamatan “emang kamu dari mana kok nanya-nanya hal itu” setelah dijawab saya dari media, langsung masuk kedalam rumah dan tidak keluar-keluar lagi

Sementara Erik selaku TKSK kecamatan Sukamakmur saat dikompirmasi mengenai hal ini membenarkan bahwa ibu Saemi adalah penerima PKH dan sudah dicek ada namanya terkait hanya baru menerima sekali dia menjawab itu adalah ranahnya Pendamping PKH dan saya tidak tahu apakah dialihkan atau seperti apa, pendamping PKH Saya sendiri tidak kenal jadi saya tidak bisa menjelaskan ungkapnya Rabu 05/01/2021

“Jadi untuk jelasnya terkait status penerima PKH ibu Saemi kompirmasi kePendamping PKH langsung aja.Sementara Nasip Pasien ODGJ anak Saemi hari ini sudah ditindak lanjuti oleh dinas kesehatan dan Satgas Disabilitas/ODGJ namun sedang dalam proses dan pemeriksaan