Laporan Redaksi
Jakarta – Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri mengamankan sebanyak 16 senjata api usai menggeledah rumah DE, karyawan BUMN di PT KAI sekaligus terduga teroris di Bekasi. Penggeledehan dilakukan pada Senin, (14/8) usai DE ditangkap.
“Senjata api baik senjata api pabrik maupun rakitan ada 16 senjata. Sebanyak 11 laras pendek dan lima laras panjang,” ucap Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Ahmad Ramadhan dalam konferensi pers di Gedung Humas Mabes Polri, Selasa, (15/8).
Tidak hanya itu, Densus 88 juga turut menyita barang bukti lainnya dari rumah DE. Seperti magasin, komputer hingga amunisi untuk senjata api.
“Beberapa magazine, amunisi, di situ ada PC, komputer yang masih didalami dan beberapa barang bukti lain,” ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Juru Bicara Densus 88 Kombes Aswin Siregar mengatakan bahwa Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menemukan fakta baru dalam kasus tindak pidana terorisme dengan tersangka DE, oknum karyawan PT KAI. DE diketahui mempunyai akun di marketplace atau belanja daring untuk menjual senjata api (senpi).
“Yang bersangkutan memiliki juga akun di marketplace di salah satu penjualan online yang dikamuflasekan oleh yang bersangkutan penjualan diecast. Mainan militer yang berkaitan dengan perlengkapan-perlengkapan, ada gear, ada baju-baju tactical, perlengkapan tactical, kemudian ada termasuk senjata ini (menunjuk barang bukti senpi),” kata juru bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa, 15 Agustus 2024.
Aswin mengatakan pihaknya masih mendalami hasil dari penjualan di marketplace tersebut. Namun, dia mengatakan uang DE pribadi hasil gaji sebagai karyawan BUMN PT KAI cukup untuk biaya kehidupan sehari-hari.
“Kita memang lagi mendalami hasil dari aktivitas marketplace tersebut apakah itu untuk membeli bahan yang pertama, karena dia juga menjual beli di situ,” ujar Aswin.
Namun, Aswin menyebut hasil penjualan di belanja daring itu digunakan untuk meningkatkan atau upgrade senjata dari airsoft gun menjadi senjata api. Namun, tidak disebut berapa biaya yang dikeluarkan untuk mengubah senjata tersebut.
“Karena dia memerlukan ala-alat atau komponen lain, kemudian dia juga menawarkan juga ke orang, nah hasil marketplace ini masih didalami penyidik termasuk transaksi-transaksi semuanya,” ujar Aswin.