Nelayan Tembelok Minta TI laut Beroperasi

Laporan FN dan Tim

Muntok, – Usai ditertibkan oleh TNI/Polri, para masyarakat buruh pekerja TI Apung hanya bisa meratap nasib anak-anak dan keluarga di rumah, mengharapkan bisa bekerja kembali agar roda ekonomi bisa terpenuhi, salah satu pekerja yang hanya mengandalkan fisik atau tenaga menyampaikan keluh kesahnya kepada awak media ini. Minggu (01/10).

Dari pendalaman langsung di lapangan ternyata tidak ditemukan adanya penolakan oleh daerah yang terdampak (nelayan setempat.red)

“Kami ini pak satu unit itu ada 4-5 pekerja saat ini sudah ratusan unit menggangur setelah diminta berhenti oleh pihak keamanan, bisa bayangkan nasib kami dengan teman-teman yang lain, belum lagi keluarga pokoknya asli stres,” keluh Bujang.

Saat beroprasi kami sangat senang dan bahagia bisa bekerja, apalagi sekarang ini ekonomi sudah sangat sulit, bisa bekerja di Laut Tembelok ini syukur Alhamdulillah ada hasil yang bisa diberikan kepada anak dan istri kami, disini tidak cari kaya semata-mata hanya menyambung hidup,” ucapnya.

“Kami juga bingung, penambang dengan warga nelayan setempat tidak mempermasalahkan bahkan merekapun ikut minikmati hasil bumi milik Alloh ini,” tuturnya.

Tolonglah kami rakyat kecil, kepada Bapak -Bapak pemerintah baik TNI/POLRI carikan sulosi terbaik agar kami ini bisa hidup dan bekerja, minimal diberi kesempatan beroperasi ,” pintanya.

Ketua Kelompok Nelayan Rusdan 52 tahun mengatakan, kami nelayan tidak mempermasalahkan adanya TI Apung tersebut beroperasi.

“Sebelum mereka bekerja, sudah menyanggupi apa saja yang menyangkut kerusakan alat tangkap dan lainnya siap diganti, Alhamdulillah kami yang melaut belum ada kejadian di Tembelok ini, intinya kami merasa terbantu karena sudah ada konpensasi dari para penambang yang kami terima,”ucapnya.

Hasil tangkap yang tidak menentu saat ini dengan adanya konpensasi dari penambang benar-benar sangat membantu, apalagi nanti akan masuk musim ombak besar, tambang ini tidak akan selamanya ada diloksi Tembelok dan sekitarnya, bila hasil tidak memadai ditambah cuaca yang tidak bersahabat merekapun tidak diprintah akan pindah dengan sendirinya.

“Jadi kami mohon kepada aparat yang berwenang memberikan kelongaran ini,”pintanya.

Kiranya pihak pemerintah maupun aparat keamanan tidak melarang mereka untuk mencari nafkah dengan cara menambang, karena sebentar lagi musim ombak besar masuk pada bulan 11 dan 12, kami ini nelayan kecil otomatis tidak berani melaut dengan sendirinya perahu naik ke darat.

Dengan kehadiran penambang ini kami sangat merasakan pula hasilnya itung itung ada tambahan hasil melaut,”pungkasnya.