Laporan Jurnalis : Dody Saputra
Mandau–Sudah terlalu lama perusahaan-perusahaan, khususnya PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), beroperasi di wilayah Bathin Solapan, Kabupaten Bengkalis. Namun, anak-anak negeri Melayu setempat tidak diberikan kesempatan menempati posisi strategis, dan hanya dijadikan buruh di perusahaan tersebut.
Menanggapi kondisi saat ini, Sekretaris Jenderal Tameng Adat Bathin Solapan, Amris Solihan, mengaku gerah dan menyatakan sikap tegas. Ia meminta agar perusahaan-perusahaan, khususnya PHR, membuka ruang dan peluang yang lebih besar bagi anak-anak Melayu Bengkalis agar bisa mendapatkan posisi yang layak dan strategis.
Menurut Amris, anak negeri Melayu Bengkalis memiliki kemampuan dan potensi yang tidak kalah dengan tenaga kerja dari luar daerah. Namun, minimnya kesempatan yang diberikan oleh pihak perusahaan membuat mereka terus tertinggal dan hanya menjadi tenaga kasar di tanah sendiri” ungkapnya.
Lebih lanjut Amris mengatakan “Perusahaan-perusahaan yang ada di wilayah Bengkalis harus bekerja sama dengan LAMR dan Tameng Adat Bathin Solapan agar keadilan bagi masyarakat lokal dapat terwujud,” tegas Amris Solihan.
Ia berharap perubahan pola pikir juga perlu dilakukan oleh generasi muda Melayu agar bisa lebih siap bersaing dan merebut peluang, bukan hanya menerima keadaan sebagai buruh semata.
Hal senada juga disampaikan Datuk Dody Saputra selaku Panglima Madya Tameng Adat LAMR kab.bengkalis bahwasannya kami menghimbau kepada pihak-pihak perusahaan terkait untuk memberikan peluang kepada anak-anak melayu tempatan agar bisa duduk diposisi posisi strategis karna saya menilai anak -anak melayu tempatan juga berkompeten dan memiliki SDM yang mumpuni untuk berkontribusi kepada pihak perusahaan dan negeri melayu ini khususnya dikabupaten bengkalis.
Sesuai dengan misi kabupaten Bengkalis Bermarwah Maju Dan Sejahtera dan negeri ini bertuan “tutup beliau dengan tegas.
