Laporan Redaksi : Bams
Jakarta, Pos Berita Nasional – Sumpah Pemuda tahun 1928 adalah janji kolektif para pemuda di tengah keterbatasan
dan tekanan kolonial.
Setiap tanggal 28 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda sebuah momen bersejarah yang meneguhkan semangat persatuan dan kebangsaan. Pada tahun 1928, para pemuda dari berbagai daerah di Nusantara berikrar untuk bersatu: bertumpah darah satu, tanah air Indonesia; berbangsa satu, bangsa Indonesia; dan menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Sumpah Pemuda menjadi titik penting dalam perjalanan bangsa, melahirkan kesadaran nasional yang mengantarkan Indonesia menuju kemerdekaan. Kini, sembilan puluh tujuh tahun kemudian, semangat itu tetap menjadi energi yang menyalakan optimisme generasi muda untuk menjaga keutuhan dan membawa kemajuan bagi negeri.
Bagi Gen Z, yang hidup dalam kelimpahan informasi dan
kebebasan berekspresi, refleksinya bergeser dari perjuangan fisik menjadi perjuangan gagasan dan mentalitas.
Permasalahan di era modern ini semakin memudarnya rasa nasionalis pemuda terhadap bangsa Indonesia, yang hal ini dimana dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti masuknya budaya asing, kurangnya pemahaman peristiwa sejarah dan lainya, maka
dengan untuk meningkatkan jiwa nasionalisme Pemuda di era Gen 2 sudah selayaknya harus memiliki pemahaman mengenai peristiwa sumpah pemuda dan mempunyai jiwa
nasioanalisme yang tinggi untuk membentuk karakter pemuda di era modern ini ” ungkap pengacara muda Sakti Ajie Putra Pratama, S.H., M.H., CPCLE Selasa 29 Oktober 2025 saat diskusi memperingati Hari Sumpah Pemuda di kantor redaksi Pos Berita Nasional di bilangan Palmerah Jakarta Pusat.
Aji berpendapat Jika dahulu perjuangan adalah mengangkat senjata, kini perjuangan Gen Z adalah
menciptakan karya dan gagasan serta berpikir secara Kritis yang bermanfaat.
Para pemuda dahulu berjuang melawan keterbelakangan. Gen Z berjuang melawan banjir informasi (infodemik) yang mengancam persatuan ” ucap ajie.
Sudah sepatut nya Pemuda Gen Z mengembangkan kemampuan berpikir kritis (critical thinking) sebelum membagikan informasi.
Menjadi suatu duta anti-hoaks dan menyebarkan konten yang edukatif dan konstruktif.
Sumpah Pemuda adalah bentuk keberanian pemuda menyuarakan tekad. Gen Z ditantang untuk menggunakan hak dan suaranya secara bijak dalam mengawal demokrasi dan menuntut keadilan ” ungkap Ajie.
Berpartisipasi aktif dalam isu-isu sosial-politik, memberikan kritik yang konstruktif dan berlandaskan data, serta menggerakkan perubahan positif melalui kanal digital dan non-
digital.
Ajie mengatakan lebih lanjut Sumpah Pemuda mengajarkan bahwa jumlah yang kecil dengan cita-cita yang besar
dapat mengguncang dunia dan tantangan Gen Z bukan lagi penjajah, melainkan kemalasan, Informasi hoaks, dan individualisme serta memiliki mentalitas yang kuat diera digital dan modern Tutur Ajie..
Saatnya generasi muda Indonesia melangkah bersama, berkarya tanpa batas, dan membawa Indonesia menuju masa depan yang gemilang: Indonesia Emas.
