Laporan jurnalis Ibrahim
Posberitanasional.com, 15/1/2020, PANGKALPINANG – Sarana prasarana pelabuhan yang nyaman dan bersih merupakan cerminan keberhasilan pengelola dalam rangka menjaga dan merawat fasilitas pelabuhan selalu dalam kondisi baik. Namun apa jadinya bila fasilitas umum (Fasum) yang telah dibangun dengan menggunakan anggaran yang tidak sedikit tidak termanfaatkan dengan baik akan mubazir terkesan dibuang percuma, seperti tidak berfungsinya toilet yang ada di pelabuhan Pangkalbalam. Rabu (15/1).
Hal tersebut menuai kritikan tajam anggota DPRD Pangkalpinang Komisi II, Rudi Kurniawan kala itu langsung turun melakukan pengecekan, Selasa (14/01/2020).
Foto: Fasum (Toilet) berada dipelabuhan Pangkalbalam tidak berfungsi. Rabu 15/1/2020 (Baim).
Rudi mengatakan, “fasilitas umum yang berada di luar gedung ruang tunggu tersebut tidak bisa digunakan sama sekali dan terkunci, saat mau masuk ke dalam toilet tersebut ternyata kedua toilet itu tidak bisa digunakan,” sesalnya.
“Hal ini benar-benar sangat disayangkan apalagi di beberapa media online diberitakan, bahwa sopir truk lintas provinsi yang menggunakan jasa penyeberangan Pelabuhan Pangkalbalam jika mau buang hajat maupun mandi harus pergi ke SPBU,” ungkapnya.
Pinta Rudi, “kepada pengelola terminal penumpang tersebut agar bisa membuka pintu toilet umum yang ada di luar gedung sebagaimana fungsinya. dan akan kita panggil pengelolanya dengan melayangkan surat resmi kepada pihak pelabuhan dan juga menanyakan tentang dana CSR mereka selama ini apa saja yang telah mereka perbuat dengan dana CSR tersebut,” Bebernya.
Konfirmasi terpisah terkait hal tersebut kepada GM IPC Pangkalbalam, Cucu Kuswoyo mengatakan, “untuk toilet di terminal penumpang sebenarnya memang sudah masuk ke dalam program perbaikan kami termasuk juga penambahan toilet untuk pengunjung di luar gedung terminal (di dalam areal terminal penumpang).
Di samping itu, kami juga sedang membangun mushola (termasuk di dalamnya ada fasilitas toilet), yang lokasinya persis di samping gedung terminal. Ini bagian dari concerns dan komitmen kami untuk terus memperbaiki dan berbenah diri,” ujarnya.
Sidak dan kritikan dari anggota DPRD Kota, atau dari stakehlder lainnya, merupakan masukan buat kami untuk bisa kami perbaiki. untuk perbaikan fasilitas toilet bukan merupakan kegiatan CSR tetapi diambilkan dari dana operasional dan capex kami.
“Dana CSR kami alokasikan untuk membantu pemberdayaan masyarakat, untuk tahun 2019 yang lalu diantaranya kami berikan dalam bentuk bantuan sarana pendidikan, bantuan perbaikan rumah ibadah, bantuan sunatan masal, pembangunan RTH (ruang terbuka hijau),” terang Cucu kepada awak media Posberitanasional.com.