Laporan Jurnalis : Agus Chandra
BOGOR-POS BERITA NASIONAL
Pembangunan Program Sanitasi Desa (Sandes) di Desa Cariu, Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor, disinyalir kurang maksimal dan dikeluhkan penerima manfaat.
Pasalnya, penerima manfaat mengeluhkan bahan bangunan dan atap tidak menggunakan anggaran dari program Sandes itu sendiri, bahkan ada bahan material penerima yang terpakai.
“Kalau atap itu emang bangunan lama, dari dinding temboknya pun pake bata emak. Dindingnya masih nempel kerumah emak yang lama jadi tidak semua dindingnya dibuat baru,” ujar mak Ijah salah satu penerima bantuan kepada awak media Rabu (19/1/22).
Jangankan untuk yang lain, lanjut Mak Ijah, keramik saja cuma satu iket jika diakumulasi hanya 1×1 meter persegi saja. Bahkan batu bata miliknya sebanyak 50 buah dipakai untuk membangun. “Banyak juga material punya saya yang dipakai untuk membangun Sandes ini. Pengen ditambah paralon aja gak ngasih,” paparnya.
Terpisah Kepala Desa (Kades) Cariu, Ahmad Suryadi mengatakan secara spek teknisnya kepada tim pelaksaan kegiatan (TPK) yang berhak menjawabnya. Jika ada hal lain tentang spek bisa jadi subsidi silang mungkin ada peralihan lain dari barang atau material supaya dapat menutupi kebutuhan yang lain.
“Masalah spek silahkan tanyakan kepada TPK, kalo saya kebijakannya jika tidak ada yang terbangunkan saya akan tegur TPK. Bila ada barangnya yang lama terpakai bisa jadi subsidi silang, mungkin si penerima bantuan minta peralihan barang,” kilahnya.
Ditanya ada barang material milik penerima yang terpakai diluar dana program Sandes, dia berkilah tidak mengetahui hal tersebut. Jika benar terjadi dan tidak ada pergantian dari barang milik penerima, bisa jadi TPK korupsi.
“Semua kembali ke TPK, itu spek lain yang mungkin dibutuhkan jika semua tidak ada pergantian bisa jadi TPK korupsi, saya baru tau ini dari rekan-rekan disini,” tutupnya.
Untuk diketahui, kriteria Cariu, BogorUpdate.com
Pembangunan Program Sanitasi Desa (Sandes) di Desa Cariu, Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor, disinyalir kurang maksimal dan dikeluhkan penerima manfaat.
Pasalnya, penerima manfaat mengeluhkan bahan bangunan dan atap tidak menggunakan anggaran dari program Sandes itu sendiri, bahkan ada bahan material penerima yang terpakai.
“Kalau atap itu emang bangunan lama, dari dinding temboknya pun pake bata emak. Dindingnya masih nempel kerumah emak yang lama jadi tidak semua dindingnya dibuat baru,” ujar mak Ijah salah satu penerima bantuan kepada awak media, Rabu (19/1/22).
Jangankan untuk yang lain, lanjut Mak Ijah, keramik saja cuma satu iket jika diakumulasi hanya 1×1 meter persegi saja. Bahkan batu bata miliknya sebanyak 50 buah dipakai untuk membangun. “Banyak juga material punya saya yang dipakai untuk membangun Sandes ini. Pengen ditambah paralon aja gak ngasih,” paparnya.
Terpisah Kepala Desa (Kades) Cariu, Ahmad Suryadi mengatakan secara spek teknisnya kepada tim pelaksaan kegiatan (TPK) yang berhak menjawabnya. Jika ada hal lain tentang spek bisa jadi subsidi silang mungkin ada peralihan lain dari barang atau material supaya dapat menutupi kebutuhan yang lain.
“Masalah spek silahkan tanyakan kepada TPK, kalo saya kebijakannya jika tidak ada yang terbangunkan saya akan tegur TPK. Bila ada barangnya yang lama terpakai bisa jadi subsidi silang, mungkin si penerima bantuan minta peralihan barang,” kilahnya.
Ditanya ada barang material milik penerima yang terpakai diluar dana program Sandes, dia berkilah tidak mengetahui hal tersebut. Jika benar terjadi dan tidak ada pergantian dari barang milik penerima, bisa jadi TPK korupsi.
“Semua kembali ke TPK, itu spek lain yang mungkin dibutuhkan jika semua tidak ada pergantian bisa jadi TPK korupsi, saya baru tau ini dari rekan-rekan disini, dan bila ada masyarakat yang kurang puas dengan pengerjaan Sandes, atau merasa di rugikan bisa mengadu kepada saya” tutupnya.
Untuk diketahui, kriteria penerima manfaat adalah keluarga yang termasuk dalam Masyarakat Berpenghasilan Rend