Laporan Jurnalis : Untung Ari Wibowo
Karawang, Pos Berita Nasional – Di era industrialisasi dan digitalisasi ini, perusahaan rata – rata sudah menggunakan mesin yang canggih dalam memproses barang produksinya.
Hal itu dilakukan untuk efisiensi dan efektivitas waktu, tenaga serta memaksimalkan hasil barang produksi.
Kendati demikian, di Kabupaten Karawang masih terdapat kelompok perajin yang terdiri sekitar 5 orang ibu rumah tangga di Dusun Karajan, RT 03, RW 03, desa Mekarjaya, Kecamatan Purwasari dalam mengurai benang kain limbah dari perusahaan atau pabrik, menggunakan pemintal benang tradisional dari bahan kayu secara manual dengan diputar memakai tangan.
“Sampai sekarang, pekerjaan ini saya lakukan sudah berjalan 5 tahunan. Satu hari biasanya bisa menghasilkan 10 kg dari mengurai benang kain limbah ini dengan upah per kg Rp. 7000,” ungkap Kamih salah satu perajin kepada media, Sabtu (5/2/2022).
Lebih lanjut, dia menyebut, jenis kain limbah yang dipasok atau didapatkannya campur. Tapi biasanya lebih dominan bahan kaos sweater.
” Bahan sweater enak diurainya karena benangnya besar gak gampang putus. Selain bahan itu gampang putus karena benangnya kecil,” ucapnya.
Namun di saat pandemi covid-19 ini, dia menyebut, pasokan barang berkurang terus.
“Kali ini memintal ngurai benang paling dapat sehari antara 3 kg – 5 kg,” ujarnya.
Sementara, Amir yang disapa mandor selaku pemasok barang kain limbah via pesan singkat WhatsApp mengatakan, pihaknya memberikan order ke perajin tersebut sudah berjalan cukup lama.
“Sekarang ini lagi sepi, barangnya susah dan otomatis order menurun,” singkatnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun awak media kain limbah yang sudah diurai benangnya tersebut di jual kembali ke perusahaan atau pabrik.