Presiden Jokowi Hadiri KTT BRICS, Istana Tegaskan Tak Ada Kaitannya dengan Status Keanggotaan Indonesia

Laporan  Redaksi

Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi)  menghadiri KTT BRICS di Afrika Selatan. Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin mengatakan, kehadiran Indonesia dalam forum BRICS adalah untuk memenuhi undangan sebagai tamu di acara tersebut.

Menurutnya, kehadiran kali ini tak ada hubungannya dengan keanggotaan Indonesia di organisasi blok ekonomi yang beranggotakan Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan itu.

“Bapak Presiden hadir di forum ini untuk memenuhi undangan sebagai tamu, yakni dalam kapasitas Indonesia yang sedang memegang keketuaan ASEAN,” kata Bey kepada wartawan, Selasa (22/8/2023) malam.

Karena itu, Bey menegaskan kehadiran Jokowi di KTT BRICS tersebut tak ada kaitannya dengan status keanggotaan Indonesia. “Jadi kehadiran Bapak Presiden di KTT BRICS tidak ada kaitan sama sekali dengan status keanggotaan Indonesia di BRICS,” ujar dia.

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) tengah melakukan serangkaian kunjungan kenegaraan ke Afrika sejak Ahad (20/8/2023). Selain mengunjungi Kenya, Tanzania, dan Mozambik, Jokowi juga akan menghadiri KTT BRICS di Johannesburg, Afrika Selatan.

“Dan untuk Afrika Selatan Indonesia diundang dalam KTT BRICS,” kata Jokowi dalam pernyataan pers sebelum keberangkatan.

Adapun KTT BRICS digelar pada 22 hingga 24 Agustus 2023 di Johannesburg, Afrika Selatan. Semua pemimpin negara-negara BRICS akan hadir di acara itu.

BRICS merupakan blok ekonomi yang beranggotakan Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.

BRICS dibentuk pada 2009 atas inisiatif Rusia. Tujuannya untuk mengembangkan kerja sama komprehensif antara negara-negara terkait. Kursi keketuaan BRICS tahun ini dipegang oleh Cina.

Organisasi ini disebut-sebut tandingan dari petani negara-negara ekonomi maju G7 yang beranggotakan Amerika Serikat, Perancis, Italia, Inggris, Jepang, Kanada, dan Jerman.

BRICS pun dikabarkan akan menambah keanggotaan dalam KTT pada akhir Agustus ini. Indonesia disebut-sebut masuk kandidat potensial sebagai anggota baru BRICS.

Selain itu, ada pula Mesir, Iran, Argentina, Kazakhstan, Aljazair, Turki, Thailand, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab yang juga masuk dalam kandidat anggota baru.