Laporan Jurnalis : Wan romi
Bengkalis, Pos Berita Nasional – Pada hari Jumat, 7 Juni 2024, pukul 15:00 Wib, di Duri Bengkalis, sebuah pertemuan terbuka yang signifikan berlangsung antara Tameng Adat Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Bathin Solapan dan perwakilan dari PT. Sampoerna. Pertemuan ini bertujuan untuk membahas isu strategis terkait tenaga kerja lokal dan kolaborasi antara perusahaan dengan komunitas adat.
Dalam pertemuan tersebut dipimpin oleh Panglima Hulubalang Depi Rusdianto, yang menjadi pemimpin terkemuka di komunitas Tameng Adat Bthin Solapan. Beliau memulai pertemuan dengan sambutan hangat, menggarisbawahi pentingnya dialog terbuka dan kolaborasi yang berkelanjutan antara sektor industri dan masyarakat adat.
Dalam pertemuan ini PT. Sampoerna diwakili oleh tim manajemen, yang dipimpin oleh Baoak Feri. Dalam sambutannya, Bapak Feri menyampaikan komitmen perusahaan untuk memperkuat kemitraan dengan masyarakat setempat dan memastikan keterlibatan tenaga kerja lokal dalam operasi mereka.
Diskusi utama dalam pertemuan ini adalah tentang peningkatan kesempatan kerja bagi penduduk lokal, peningkatan keterampilan melalui pelatihan, dan perlindungan lingkungan dalam aktivitas industri. Para peserta, termasuk perwakilan dari komunitas adat dan PT. Sampoerna, saling bertukar pandangan dan ide untuk mencapai tujuan bersama.
Selain itu, dijelaskan pula rencana-rencana konkret untuk memperluas program CSR (Corporate Social Responsibility) PT. Sampoerna di wilayah tersebut. Ini termasuk program pengembangan ekonomi masyarakat setempat.
Dalam kesempatan ini Panglima Hulubalang Depi Rusdianto mengungkapkanĀ serta menegaskan betapa penting perlu adanya mekanisme yang transparan dan partisipatif dalam pelaksanaan proyek-proyek industri di wilayah adat. Beliau menyoroti pentingnya mempertimbangkan nilai-nilai budaya dan lingkungan dalam setiap keputusan yang diambil oleh perusahaan ” ujarnya.
Walhasil pertemuan ini berakhir dengan kesepahaman antara Tameng Adat LAMR Bathin Solapan dan PT. Sampoerna, yang menegaskan komitmen kedua belah pihak untuk bekerja sama dalam memajukan kesejahteraan masyarakat lokal dan menjaga kelestarian lingkungan.
Sebagai pesan penutup, Panglima Hulubalang Depi Rusdianto menekankan pentingnya menjaga komunikasi yang terbuka dan saling pengertian antara masyarakat adat dan perusahaan. Beliau berharap pertemuan ini menjadi langkah awal yang positif menuju kemitraan yang berkelanjutan dan saling menguntungkan bagi semua pihak yang terlibat.
Dengan demikian, pertemuan ini tidak hanya menjadi momentum penting dalam membangun hubungan yang kuat antara komunitas adat dan sektor industri, tetapi juga merupakan langkah konkret dalam mewujudkan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan bagi semua warga Bengkalis.