Laporan Alpian
PANGKALPINANG,POSBERNAS, – Pemerintah Kota Pangkalpinang mengambil langkah progresif dalam mengubah paradigma pengelolaan sampah dari sekadar masalah lingkungan menjadi peluang industri energi masa depan. Melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) bersama PT Ikonik Sinergi Persada (ISP), Pemkot membuka jalan bagi pembangunan pusat industri pengolahan sampah modern dengan nilai investasi mencapai Rp500 miliar.
Penjabat Wali Kota Pangkalpinang, Unu Ibnudin, menegaskan bahwa persoalan sampah di kota ini bukan hanya soal estetika dan kesehatan, tetapi juga menyangkut keberlangsungan tata kelola kota. Namun alih-alih menekankan pada beban, Unu melihatnya sebagai peluang strategis.
“Sampah hari ini bisa menjadi ancaman, tapi besok bisa jadi energi. Inilah yang kami wujudkan melalui kerja sama ini,” ujar Unu saat penandatanganan MoU di Smart Room Center Kantor Wali Kota, Rabu (30/7/2025).
Unu menyebut, pusat pengolahan sampah yang akan dibangun di Ketapang akan mengusung konsep Landfill to Energy System Area (LTSA). Teknologi ini tidak hanya akan mengurangi volume sampah, tetapi juga mampu mengubahnya menjadi energi alternatif.
“Tempat ini bukan lagi hanya Tempat Pembuangan Akhir (TPA), melainkan industri. Industrinya memang sampah, tapi yang dihasilkan energi,” tegasnya.
Dalam pandangan Unu, langkah ini merupakan terobosan untuk melepaskan ketergantungan pada anggaran konvensional yang selama ini menjadi hambatan utama dalam penanganan sampah. Bahkan, ia mengungkap bahwa pihaknya telah menjalin komunikasi dengan sejumlah perusahaan besar seperti Indofood, Kapal Api, dan Wings Group untuk mendorong dukungan CSR guna mendukung upaya ini.
“Kami tahu ini tidak mudah. Tapi Pemkot tidak tinggal diam. Ini adalah MoU keempat yang saya kawal sendiri agar proyek seperti ini bisa dieksekusi, bukan hanya rencana di atas kertas,” ujarnya.
Lebih jauh, Unu menekankan bahwa perubahan besar seperti ini harus dibarengi dengan perubahan perilaku masyarakat. Ia menyerukan agar warga Pangkalpinang mulai dari hal kecil: tidak membuang sampah sembarangan.
“Sampah adalah PR kita bersama. Pemerintah punya tanggung jawab, tetapi masyarakat juga harus ubah mindset. Jangan anggap enteng soal sampah. Ini bisa sebabkan banjir, bau, bahkan mengancam kesehatan,” tegasnya.
Tak hanya bicara teknis, Unu juga memposisikan upaya ini sebagai bagian dari tanggung jawab moral dan ibadah. Ia berharap masyarakat mendukung penuh transformasi ini sebagai gerakan bersama untuk menciptakan kota yang bersih dan berkelanjutan.
“Kami tidak ingin Pangkalpinang mendapat rapor merah karena lalai urus sampah. Ini tugas mulia, dan kami ingin mengedukasi, bukan hanya membereskan,” pungkasnya.