Implementasi Sistem Pakar Deteksi Dini Diabetes Mellitus Menggunakan Metode Forward Chaining Berbasis Web

Oleh: Nurhayati, SKM.,M.kes

Diabetes merupakan penyakit kronis yang timbul karena kekurangan produksi insulin dalam tubuh manusia. Insulin merupakan hormon yang diproduksi oleh pankreas untuk mengatur tingkat glukosa sedangkan glukosa adalah sumber energi utama bagi sel tubuh. Kurangnya sekresi insulin menyebabkan kadar glukosa darah meningkat dan melebihi batas normal yang seharusnya ada dalam darah, sehingga terjadi penumpukan glukosa. Glukosa yang menumpuk di dalam darah karena tidak diserap sel tubuh dengan baik dapat menimbulkan berbagai gangguan organ tubuh.
Berdasarkan hasil survei dari WHO (World Health Organization) diketahui bahwa Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar di dunia dalam jumlah penderita diabetes melitus yakni dengan populasi 8,6 % dari total penduduk. Diabetes melitus di Indonesia telah menjadi masalah Kesehatan masyarakat karena populasinya yang meningkat 2-3 kali lebih cepat dari negara maju.

Hasil lain yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan mendapat hasil tidak jauh berbeda dengan penelitian WHO bahwa populasi diabetes sebesar 12,7% dari seluruh penduduk. Selain itu penyakit ini hampir selalu disertai dengan omplikasi akibat adanya sistem peredaran darah. Dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2007 dan 2013 menghitung populasi diabetes melitus pada usia 15 tahun keatas (Jackson, 2017).

Kehadiran pakar sangatlah dibutuhkan untuk membantu menekan angka populasi penderita diabetes mellitus yang masih besar dan mendiagnosa penderita diabetes mellitus agar dapat memberikan solusi penanganan yang tepat. Keterbatasan waktu yang dimiliki seorang pakar serta keterbatasan biaya menjadi hambatan bagi masyarakat untuk berkonsultasi guna menemukan Solusi dari seorang pakar.

Hal ini membuat masyarakat sering mengalami kesalahan dalam pengambilankeputusan untuk penanganan penyakit. Kesalahan penanganan tersebut akan berakibat pada faktor kesembuhan dan dapat menyebabkan penyakit semakin parah.
Untuk mengatasi permasalahan dapat menggunakan teknologi kecerdasan buatan yang dapat menjadi solusi untuk membantu masyarat berkonsultasi tanpa harus bertemu langsung dengan pakar. Sistem pakar dapat diusulkan untuk menjadi solusi dari permasalahan ini.

Untuk membuat sistem pakar diperlukan data training sebagai parameter dalam penentuan penyakit Diabetes Melitus. Data training yang digunakan adalah kadar gula darah, poliuri, polidipsi, polifagi, penurunan berat badan, mudah lelah, pengetihatan kabur, kesemutan, gatal-gatal, timbul bisul, infeksi, peningkatan kadar gula masa kehamilan, bibir kering.

Kecerdasan buatan adalah kegiatan menyediakan mesin seperti computer dengan kemampuan menampilkan perilaku yang dianggap cerdas jika di amati oleh manusia.

Dalam hasil penelitian ini, kami mengusulkan sistem pakar untuk deteksi dini diabetes melitus menggunakan metode forward chaining dan extreme programming. Dengan menggabungkan pengetahuan para ahli medis dengan kelincahan extreme programming, kami bertujuan untuk menciptakan sistem yang dapat mendiagnosis diabetes pada tahap awal secara akurat dan efisien. Sistem ini akan memanfaatkan data dari gejala pasien untuk menghasilkan diagnosis secara cepat dan akurat dengan menggunakan pendekatan Forward Chaining. Sebagai uji fungsional, kami melakukan Pengujian Blackbox dengan hasil bahwa semua fitur 100% berfungsi sesuai harapan.