TANAH MALADUM KOTA SORONG HARUS MENJAGA KEBHINEKAAN DALAM TOLERANSI KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK

Laporan Jurnalis : Jermias Maay
Pos Berita Nasional. Com, Kota Sorong. Menyingkapi fenomena situasi dan kondisi Kota Sorong  yang terjadi beberapa hari ini sangat disayangkan dengan beberapa tindakan perusakan terhadap beberapa fasilitas publik seperti ruko – ruko dan kantor – kantor yang rusak dalam aksi demonstrasi di Kota Sorong.
Dalam kejadian demonstrasi yang terjadi beberapa hari kemarin adalah bentuk sikap dan kemarahan orang Papua terkait ucapan Rasis dan pengusiran yang menimpa Mahasiswa / Mahasiswi Papua yang menuntut ilmu di Surabaya dan Malang.
Dengan menyimak kejadian menimpa saudara – saudari di tanah Jawa khusus Surabaya dan Malang, sehingga menimbulkan gejolak amarah yang sangat luar biasa dari keseluruhan masyarakat Papua  yang ada di Provinsi Papua dan Papua Barat, oleh sebab itu aksi demonstrasi  yang terjadi membuat stabilitas dan keamanan Negara Indonesia sedikit terusik sehingga mencederai pesta Dirgahayu Kemerdekaan Indonesia Ke – 74 Tahun.
Dalam situasi yang terjadi jurnalis sempat mengontak Bapak Ir. Thedie Malibela, ST   Via Hand Phone  dan beliau sebagai salah satu Tokoh Muda masyarakat Moi yang juga mewakili keluarga yang lain adalah pemilik tanah adat Maladum di Kota Sorong ini , sangat mengharapkan agar kejadian yang terjadi di Kota Sorong ini perlu kita cermati secara baik dalam memahami rasa keadilan dan kenyamanan  bagi masyarakat Kota Sorong mengingat kemajemukan suku Nusantara di Indonesia semuannya ada disini jelasnya.
Lanjutnya kota Sorong itu selalu identik dengan sebutan Kota bersama atau Kota Maladum bersama dimana semua suku, ras, agama dan budaya Nusantara ada disini , oleh karena itu marilah kita sebagai anak – anak Bangsa Indonesia saling merangkul dan menghargai satu sama lain jadi sekali saya sebagai anak asli Moy  mau menambahkan kejadian Rasialisme yang terjadi bagi Orang Papua marilah kita menyampaikan aspirasi secara baik kepada Negara Indonesia ini dan janganlah kita saling menghakimi antara sesama manusia karena dari sisi Iman Kristen Orang Papua mengasihi dan mengampuni adalah ciri Ibadah dan Ucapan Syukur yang mereka jaga.
Dan saya sebagai anak Papua  putra asli Moy dan juga sebagai tuan rumah di Kota Sorong ini sangat kecewa dan marah  dengan kejadian yang menimpa adik – adik Mahasiswa  / Mahasiswi Papua yang ada Surabaya dan Malang,  jadi kejadian yang terjadi ini marilah menyerahkan sepenuhnya kepada Pemerintah dan aparat keamanan dalam menangani masalah ini, tandasnya.
Kemudian kejadian demonstrasi yang telah terjadi beberapa waktu kemarin sangat disayangkan dengan adanya pengrusakan beberapa fasilitas – fasillitas umum, ingat pembangunan yang ada diKota Sorong ini adalah sebuah pergumulan bersama masyarakat Kota Sorong yang mana ingin adanya  kemajuan perubahan pembangunan yang lebih maju dan mampu bersaing dengan Kota – Kota lain di Indonesia ini,  tutur Pak Thedie.
Sekali lagi marilah kita semua warga Nusantara Yang ada di Kota Sorong Ini tetap menjaga tali silaturahmi dan persaudaraan kita dalam Kebhinekaan yang lebih harmonis. Diakhir komunikasi Pak Thedie menyampaikan agar pemerintah Kota Sorong dengan Seluruh stakeholders masyarakat Kota Sorong agar harus adanya suatu tindakan rekonsiliasi damai dengan Tokoh – tokoh Agama , Adat, Perempuan, Pemuda, Ormas dan semua masyarakat Kota Sorong dalam mencegah tindakan – tindakan tidak terpuji di kemudian hari.
Dan sekali saya sebagai anak asli Moy putra tanah Maladum mengharapkan agar dari sisi Iman Kristen marilah Pemerintah , DPRD Kota Sorong dan Ketua Sinode dan Klasis harus melakukan Kebaktian Kebangkitan Rohani (KKR) atau ibadah Raya secara khusus bagi kita Orang Nasrani yang ada diKota Sorong guna meningkatkan nilai edukasi Rohani yang lebih bermakna dalam menata kemajuan Kota ini yang lebih baik, tutup Pak Thedie.