Laporan jurnalis Ibrahim
Posberitanasional.com, 16/10/19, Surabaya-Sebanyak 104 prajurit pelaku Latihan Operasi Penanggulangan Bencana (Latopsgulben) yang sedang melaksanakan latihan di Kodiklatal mendapatkan pebekalan dari Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur Suban Wahyudiono, S.T., M.T dan Kepala Basarnas Jawa Timur Prasetya Budiarto, S.A.N., M.Si. Adapun pembekalan tersebut dilaksanakan di Aula JOPR Pusat Latihan Elektronika dan Kendali senjata (Puslatlekldalsen) Kesatrian Bumimoro Kodiklatal.Selasa (15/10).
Ke-104 prajurit peserta Latopsgulben tersebut berasal dari enam Kotama TNI AL antara lain Koarmada II yang menyertakan 30 orang, Satlinlamil Surabaya 10 orang, Pasmar 2 Surabaya 31 orang, Lantamal V Surabaya 32 orang Rumkital Dr Ramelan Surabaya 8 orang dan Puspenerbal 3 orang.
Dalam pembekalanya Kepala Pelaksana BPBD Jawa Timur Suban Wahyudiono, S.T., M.T menyampaikan secara geografis Indonesia terletak pada rangkaian cincin api yang membentang sepanjang lempeng pasifik yang merupakan lempeng tektonik paling aktif di dunia. Aktivitas patahan dan gunungapi diwilayah Indonesia selain memberikan banyak anugerah sumberdaya alam termasuk kesuburan tanah, juga memberikan sumbangsih pada pembentukan risiko beberapa jenis bencana.
Menurutnya luas wilayah Jawa Timur adalah 47.799,75 km2 atau 36,92% luas Pulau Jawa yang terletak dalam lempeng tektonik juga bisa terjadi bencana. Adapun bencana yang ditimbulkan antara lain gempa bumi, letusan gunung api, tsunami, tanah longsor, banjir, banjir bandang, gelombang ekstrim dan abrasi, kegagalan teknologi, kekeringan, epidemi dan wabah penyakit, cuaca ekstrim, kebakaran hutan dan lahan. Berkaitan dengan bencana tersebut 94,9 % keselamatan jiwa saat terjadi bencana ditentukan oleh kesiapsiagaan diri sendiri dan orang-orang terdekat keluarga, teman dan tetangga.
Sementara itu Kepala Basarnas Jatim Prasetya Budiarto, S.A.N., M.Si. dalam pembekalanya menyampikan bahwa visi basarnas adalah Mewujudkan Badan SAR Nasional yang andal, terdepan, dan unggul dalam pelayanan jasa SAR di wilayah NKRI.
Sedangkan Misi Basarnas adalah Menyelenggarakan siaga terus menerus selama 24 jam dalam pencarian, pertolongan, penyelamatan, dan evakuasi. Melaksanakan koordinasi SAR dengan instansi/organisasi nasional maupun internasional, Menyelenggarakan peningkatan kemampuan teknis dan manajerial organisasi secara berkesinambungan. Melaksanakan pembinaan kemampuan dan kesiapan sumberdaya manusia serta koordinasi berkelanjutan dan Menyediakan sarana dan prasarana operasi, AlKom dan sistem informasi SAR sesuai dengan kebutuhan dalam rangka mewujudkan visi dan misi
Adapun prosedur perbantuan potensi SAR dengan cara menghubungi (SAR Coordinator) atau Posko, memberikan data sumber daya yang dimiliki jumlah, kemampuan dan lokasi, Pemilihan sumber daya sesuai dengan jenis kejadian dan rencana operasi yang dibuat oleh SAR Mision Coordinator (SMC), Penugasan unsur dibawah SMC, Pelaporan ke SMC dan ke induk masing-masing.