Presiden Joko Widodo, Bela Negara Disesuaikan Kondisi Kekinian & Sinergi Pemangku Kepentingan

Laporan jurnalis Ibrahim

Posberitanasional.com, 20/12/19, SORONG – Upacara peringatan Hari Bela Negara yang diselenggarakan Komando Armada III berlangsung tertib dan khidmat dengan Inspektur Upacara Kepala Staf Komando Armada III, Laksamana Pertama TNI Maman Firmansyah dan diikuti seluruh prajurit Koarmada III dan Lantamal XIV Sorong di lapangan upacara Mako Koarmada III Jl. Bubara No. 1 Kelurahan Klaligi, Distrik Sorong Manoi, Kota Sorong, Kamis (19/12).

Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo dalam amanat tertulis yang dibacakan oleh Kepala Staf Koarmada III menegaskan bahwa pada tahun 2018, Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan pelaksanaan rencana aksi nasional bela negara di berbagai bidang dan tataran di seluruh Indonesia dengan melibatkan segenap jajaran Kementerian / Lembaga dan Pemerintah Daerah, serta berbagai elemen masyarakat sebagai wujud apresiasi atas berbagai keahlian manusia Indonesia.

Menurut Presiden bahwa aksi nasional bela negara juga melengkapi keahlian SDM kita dengan pengalaman nilai-nilai bela negara yang meliputi cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, kesetiaan dan keyakinan kepada Pancasila sebagai ideologi negara, kerelaan berkorban untuk bangsa dan negara, serta kemampuan awal bela negara dan semangat untuk mewujudkan negara yang berdaulat, adil dan makmur.

Dalam aktualisasinya, bela negara harus disesuaikan dengan kondisi kekinian yang dihadapi oleh masyarakat secara umum serta dilandasi sinergi semua pemangku kepentingan sehingga terwujud kekuatan yang besar untuk mencapai tujuan yang besar pula. dengan demikian bela negara bukan hanya menjadi alat untuk menghadapi ancaman yang bersifat potensial maupun aktual, namun juga menjadi alat pencapaian tujuan nasional bangsa dalam jangka panjang yang memerlukan kerja keras serta sinergi bersama secara terus- menerus.

Dalam beberapa tahun yang lalu, kata Presiden Joko Widodo, kita telah dan akan terus membangun segala infrastruktur yang diperlukan untuk kemajuan bangsa, mencetak lapangan kerja, mendorong peningkatan sumber daya pembangunan dan mereformasi birokrasi pemerintahan. namun sekali lagi, faktor yang paling utama tetaplah SDM yang unggul demi kemajuan Indonesia.

Tanpa sikap dan perilaku bela negara, maka pengelolaan negeri kita yang besar dan luas dengan sumber daya alamnya yang melimpah, tak akan mencapai keadilan dan kemakmuran yang dicita-citakan oleh seluruh pendahulu bangsa. Penanaman nilai – nilai dasar bela negara harus dilakukan secara terus-menerus kepada seluruh komponen masyarakat dari beragam profesi tanpa memandang usia, suku, agama dan ras sebagai hak dan kewajiban tiap warga negara yang dijamin oleh undang-undang. ke depannya, kita semua mengharapkan agar aksi nasional bela negara di segenap gatra kehidupan nasional dapat semakin terstruktur. Sistematif dan massif dengan prioritas dan implementasi yang terukur sesuai dengan persepsi dan aspirasi masyarakat seluas – luasnya.

Dengan demikian, bagi yang berbakti dalam birokrasi pemerintahan, teruslah mereformasi diri serta meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pelayanan publik. “Yang belajar dan mengajar, teruslah meningkatkan kearifan dan pengabdian masyarakat berbasis nilai – nilai kebangsaan kita. Yang mengabarkan berita, teruslah menjadi penerang informasi masyarakat secara jujur, berimbang dan bertanggungjawab. Yang menjalankan usaha, tingkatkanlah terus daya saing secara sinergis dengan segenap tujuan negara. demikian pula segenap masyarakat dengan beragam profesinya, jadikan bidang profesi masing – masing sebagai ladang bela negara”, ujarnya.