Laporan Redaksi
Jakarta, — Presiden Joko Widodo menawarkan pinjaman kepada para nelayan melalui skema bank mikro. Pinjaman yang ditawarkan berkisar antara Rp25 juta hingga Rp500 juta dengan bunga hanya sebesar 3 persen.
Menurut Jokowi, pemerintah sebenarnya sudah meluncurkan program ini sejak Juni 2018 dengan anggaran yang disiapkan mencapai Rp975 miliar. Hingga Januari 2019, penyalurannya sudah mencapai Rp132 miliar atau 13,53 persen dari anggaran.
“Ini kami siapkan khusus untuk modal kerja dan investasi bagi nelayan. Bunganya pun sangat kompetitif, hanya 3 persen, jumlah yang kecil sekali,” ujar Jokowi saat menemui para nelayan di Istana Negara, Selasa (22/1) lalu.
Presiden Jokowi menawarkan bantuan pinjaman pemerintah kepada petani. Pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp975 miliar.(Dok. Sekretariat Kabinet
Meski program sudah berjalan sejak Juni lalu, nyatanya banyak nelayan yang belum terinformasi program bantuan pinjaman tersebut.
Sulaiman (38), nelayan asal Pulau Pari, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, mengaku tak pernah sekalipun mendapat bantuan permodalan dari pemerintah. Paling mentok, ia hanya pernah mengantongi bantuan kawat pancing dan keramba jaring yang sesekali diberikan oleh Bupati.
Bantuan tersebut pun diakui Sulaiman, tak seberapa besar manfaatnya bagi kehidupan melautnya. Apalagi hingga kini, ia tak memiliki kapal sendiri. Harga kapal dan perlengkapan melaut hingga kini tak terjangkau kantong Sulaiman meski telah bertahun-tahun melaut.
“Saya tidak punya kapal, hanya ikut sesama rekan. Ya sebetulnya kalau ada pinjaman itu, pasti bermanfaat. Kan tidak semua nelayan kemampuannya sama,” ungkapnya.
Bukan hanya belum mencicipi bantuan modal, Sulaiman bahkan mengaku baru mengetahui bantuan tersebut saat melawat ke Istana Negara sore ini.
“Ya dengar bank mikro nelayan itu ya dari Pak Jokowi ini. Tapi belum ada informasi lain-lainnya. Belum ada di Pulau Pari,” ujarnya.
Sulaiman (38), nelayan asal Pulau Pari, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, mengaku tak pernah sekalipun mendapat bantuan permodalan dari pemerintah. Paling mentok, ia hanya pernah mengantongi bantuan kawat pancing dan keramba jaring yang sesekali diberikan oleh Bupati.
Bantuan tersebut pun diakui Sulaiman, tak seberapa besar manfaatnya bagi kehidupan melautnya. Apalagi hingga kini, ia tak memiliki kapal sendiri. Harga kapal dan perlengkapan melaut hingga kini tak terjangkau kantong Sulaiman meski telah bertahun-tahun melaut.
“Saya tidak punya kapal, hanya ikut sesama rekan. Ya sebetulnya kalau ada pinjaman itu, pasti bermanfaat. Kan tidak semua nelayan kemampuannya sama,” ungkapnya.
Bukan hanya belum mencicipi bantuan modal, Sulaiman bahkan mengaku baru mengetahui bantuan tersebut saat melawat ke Istana Negara sore ini.
“Ya dengar bank mikro nelayan itu ya dari Pak Jokowi ini. Tapi belum ada informasi lain-lainnya. Belum ada di Pulau Pari,” ujarnya.
Seperti halnya Sulaiman, Rahmat Tarigan (30), nelayan asal Indramayu, Jawa Barat mengaku juga belum pernah mencicip pinjaman modal bank mikro ala Jokowi. Padahal, peresmian bantuan modal pernah dilangsungkan di Indramayu.
“Pernah dengar ada edukasinya, tapi belum pernah dapat,” katanya.
Tak Terbatas Petani
Program bank mikro, menurut Jokowi, tak hanya bisa dimanfaatkan oleh nelayan, tetapi juga usaha pendukung sektor perikanan lain, seperti pemindang ikan, pedagang ikan, petambak, dan pengrajin. Namun, ia mengakui masih perlu penetrasi lebih dalam agar bantuan permodalan ini bisa menyentuh seluruh masyarakat sektor perikanan di Tanah Air.
“Sayang memang kalau tidak dimanfaatkan. Makanya saya minta ini dimanfaatkan, murah banget 3 persen. Industri pemindang tolong manfaatkan, pedagang dan petambak juga,” pungkasnya.