Jokowi Berencana Ganti Hari Libur Lebaran Nasional

Editor: Rangga Saputra

Pos Berita Nasional, Jakarta – Presiden Joko Widodo mengusulkan mengganti jadwal mudik di hari libur nasional setelah Hari Raya Idul Fitri.

Hal itu diusulkan Jokowi untuk menenangkan masyarakat yang berpotensi tak bisa mudik di tengah wabah Covid-19.

“Saya melihat ini untuk mudik ini dalam rangka menenangkan masyarakat. Mungkin alternatif mengganti hari libur nasional di lain hari untuk hari raya. Ini mungkin bisa dibicarakan,” ujar Jokowi saat membuka rapat terbatas soal mudik melalui sambungan konferensi video, Kamis (2/4/2020).

Kemudian, Jokowi juga berencana akan memberikan fasilitas arus mudik. Sebagai pengganti mereka tidak bisa pulang kampung pada hari raya.

“Memberikan fasilitas arus mudik bagi masyarakat pada hari pengganti tersebut,” ungkap Jokowi.
Jokowi tak menyebutkan secara rinci perihal alternatif pengganti libur nasional tersebut. Kendati demikian, dia meminta pemerintah tetap memberikan fasilitas arus mudik bagi masyarakat pada hari pengganti tersebut.
Dari rencana itu, Presiden juga meminta agar tiap daerah menggratiskan tempat wisata milik daerah saat hari libur pengganti. Antisipasi ini menurutnya akan memberikan ketenangan di masyarakat.

Adapun terhadap antisipasi mudik, Jokowi meminta disiapkan skenario yang komprehensif dan menyentuh seluruh aspek dan sektor. Dia meminta para menteri menyiapkan rencana itu mulai hulu sampai ke hilir.

Dia menyebut, bantuan perlindungan sosial dan stimulus ekonomi akan membantu masyarakat agar tetap bertahan di kediamannya, terutama bagi warga di Ibu Kota DKI Jakarta.

“DKI juga suda sampaikan 3,6 juta orang perlu dimasukan dalam jaring pengaman sosial dan yang sudah diberikan oleh provinsi DKI 1,1 juta. Artinya tinggal 2,5 juta yang perlu kita siapkan untuk dieksekusi di lapangan,” terangnya.

Selain itu, pemerintah perlu melakukan pembatasan pergerakan orang. Dia meminta agar masyarakat patuh terhadap protokol kesehatan yang telah ditetapkan seperti menjaga jarak aman.
Adapun pada tingkat akhir, menurutnya diperlukan pengawasan dan pengendalian di level provinsi hingga kelurahan. Adapun antisipasi tersebut juga dapat dilakukan di tingkat komunitas untuk mengantisipasi adanya pemudik ke luar daerah.

Data Rabu (1/4/2020), tercatat 1.677 orang terkonfirmasi positif Corona. 103 diantaranya dinyatakan sembuh dan 157 lainnya meninggal dunia. Adapun DKI Jakarta menyumbang kasus terbanyak mencapai 808 orang.