Dimasa Pandemi, Ekspor Karet Babel Tetap Stabil ke Empat Negara

Laporan jurnalis Ibrahim

Posberitanasional.com, 23/6/2020, Pangkalpinang – Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Pangkalpinang menyebutkan ekspor karet alam asal Provinsi Bangka Belitung sepanjang Januari sampai dengan Juni 2020 ini tetap stabil baik jumlah dan frekwensi pengirimannya ke empat negara, yakni Australia, Cina, Vietnam, dan Montenegro.

Dari data sistem perkarantinaan, IQFAST di wilayah kerja Karantina Pertanian Pangkalpinang mencatat fasilitasi ekspor komoditas asal sub sektor perkebunan ini sebanyak 8.000 ton karet alam di masa pandemi. Jumlah yang hampir sama pada bulan Januari hingga Juni tahun 2019 sebanyak 8.605 ton.

“Tidak ada pengurangan permintaan ekspor untuk komoditas ini walaupun banyak pembatasan, tetap dibutuhkan,” kata Kepala Karantina Pertanian Pangkalpinang, Saifuddin Zuhri saat melakukan monitoring tindakan karantina terhadap 80,6 ton karet alam milik PT. BRI di Pangkalpinang, Selasa (23/6).

Menurut Zuhri, komoditas dengan nilai ekonomi sebesar Rp. 1,3 milyar ini siap diberangkatkan ke Australia setelah melalui serangkaian tindakan karantina yang dilakukan pihaknya. Ia memastikan karet alam unggulan ekspor Babel telah bebas dari organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) sesuai dengan persyaratan teknis negara tujuan ekspor.

Hilirasasi Produk Pertanian

Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil secara terpisah menyebutkan bahwa sejalan dengan Gratieks, gerakan tigakali lipat ekspor yang digagas oleh Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo, red), pihaknya selaku fasilitator pertanian di perdagangan internasional melakukan sinergisitas dengan berbagai pihak.

“Harapannya akan dapat bertumbuh ragam komoditas baru yang menjadi unggulan ekspor daerah dan menjadi sentra berbentuk kawasan,” kata Jamil.

Hal ini untuk memudahkan dalam pengembangan pertanian skala industri. Agar dapat terjaga baik dalam jumlah produksi, mutu dan kontinuitasnga, sehingga sukses di pasar global, jelasnya

Saat ini Kementan terus membenahi iklim invetasi pertanian yakni dengan deregulasi dan penyediaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dapat dimanfaatkan pelaku usaha.

“Kedepan, jangan lagi karet alam ini kita ekspor dalam bentuk mentah. Agar bisa bernilai tambah dorong hilisasi agar ekspornya dalam bentuk jadi atau minimal setengah jadi,” tutup Jamil.