PEMKOT BEKASI AJAK WARGA KEMBANGKAN POTENSI WISATA ALAMI

Laporan Jurnalis : Hendricko

Jumat, 24 Juli 2020 –Pemerintah Kota Bekasi melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan terus mengembangkan potensi pariwisata alami.

Pariwisata alami di Kota Bekasi dirasakan masih minim, kini ada beberapa lokasi yang sudah dikenal masyarakat antara lain Hutan Bambu Bekasi Timur, Situ Rawa Gede Rawalumbu, Jembatan Pelangi di Jatiasih dan Curug Parigi Bantar Gebang.

 

“Kita dorong agar semakin banyak objek wisata alami yang dimiliki di Kota Bekasi sehingga akan mampu meningkatkan roda ekonomi warga sekitar,” ucap Tedi Hafni, Jumat, (24/7/2020).

Agar semakin banyak wisata alami, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) juga perlu dibentuk untuk mengembangkan sekaligus sebagai upaya memelihara lingkungan alam sekitar objek.

Pembentukan Pokdarwis kata Tedi didasari Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor PM 07/HK.001/MKP-2007 tentang perubahan kedua atas Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor PM. 17/HK.001/MKP-2005 tentang Organisasi Pedoman Kelompok Sadar Wisata.

Dasar kedua, Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor PM.04/UM.001/MKP/08 tentang Sadar Wisata.

“Pokdarwis merupakan kelompok masyarakat yang bertugas menjaga lingkungan dan mengembangkan kepariwisataan. Sementara Disparbud bersama OPD lainnya seperti Dinas Lingkungan Hidup, Kecamatan, Kelurahan dan RW melakukan pembinaan masyarakat untuk sadar akan penataan dan kebersihan lingkungan yg mendukung bagi pengembangan kepariwisataan,” ucapnya.

Dikatakan Tedi, spot-spot di area wisata alami di Kota Bekasi juga menjadi kreatifitas dari kelompok masyarakat tentu bersama program kelestarian lingkungan.

Seperti contoh di objek wisata Hutan Bambu di area seluas 2.6 Hektar telah dilengkapi dengan sejumlah fasilitas penunjang berupa panggung, zona bermain anak, saung, fasilitas WiFi, toilet dan mushola. Wisata andalan yakni transportasi sungai, penalaran burung, hingga Dermaga Cinta yang instagramable untuk wisatawan ber-selfie.

“Keberadaan Hutan Bambu diharapkan tentunya ke depan dapat menunjang bagi meningkatkan PAD dari sektor kepariwisataan bagi pemerintah serta mendongkrak perekonomian warga sekitar karena muncul berbagai sentra usaha baru bagi masyarakat yang menetap disekitar wisata alam tersebut,” ucap Tedi.

Cikal bakal wisata Hutan Bambu, diawali oleh Pasukan Katak DLH Kota Bekasi membersihkan sampah di Kali Bekasi dan menjadikan lokasi hutan bambu sekarang sebagai lokasi istirahat, dianggap lokasinya yg nyaman maka bersama warga sekitar dilakukan pembuatan saung-saung.

Apalagi di Kota Bekasi sudah diagendakan Festival Kali Bekasi, sebuah kegiatan massal membersihkan kali Bekasi yang digelar Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi.

“Dari situlah muncul keinginan warga sekitar dan pemerintah mengakomodir agar potensi wisata ini bisa dikembangkan dan ternyata terus berjalan dengan baik. Hutan Bambu dari awal lokasi tidak terawat dan kotor, kini menjadi lebih tertata menjadi salah satu destinasi wisata alami yang kian ramai dengan pengunjung terlebih di tiap akhir pekan,” ucap Tedi.

Untuk menuju lokasi ini, wisatawan dari Jakarta dan Depok bisa keluar gerbang tol Bekasi Barat lalu mengarah ke jalan Chairil Anwar kemudian masuk ke Jalan Letjen Sarbini, Kelurahan Marga Jaya Bekasi Selatan. Setelah itu bisa menyebrang menggunakan perahu eretan. Wisatawan juga bisa melewati Jalan RA Kartini kemudian berbelok di Gang Ranun 1 atau 2 Kelurahan Margahayu Bekasi Timur.

(humas)