Laporan Jurnalis Ibrahim
Posberitanasional.com, 10/8/2020, TOBOALI – Aktivitas TI Apung dan KIP
Kian menjadi polimik dimasyarakat umumnya Nelayan pesisir Toboali, pasalnya kehadiran unit tambang tersebut mendapat penolakan keras, ratusan nelayan berkumpul dipantai padang melakukan orasi dan aksi bakar ban sebagai bentuk penolakan terhadap aktivitas TI Tower dan KIP, Minggu 09/8/2020.
Foto : Dua unit Kapal Isap Produksi dan Ti Apung diperairan Laut Toboali, Minggu 09/8/2020 ( BAIM).
Dalam orasi terlihat spanduk bertuliskan Bersihkan KIP di wilayah laut Toboali. KIP membunuh kehidupan ekonomi nelayan
Ratusan nelayan dan juga Ibu-ibu saat ditemui awak media mengatakan, kami sudah dari dulu menolak, sejak hadirnya KIP dan TI Tower kehidupan menjadi tidak tenang apalagi sumber mata pencaharian kami sebagai nelayan sungkur, jaring, pancing, sondong hasilnya jauhi sekali merosot kami kumpul ini menyatakan sikap penolakan, hadirnya KIP sudah pasti TI apun nantinya akan meraja lela itu sudah ada bapak lihat saja sendiri,” kata Jakpar saat menunjuk dengan telunjuk tangannya kearah KIP maupun TI Tower.
” Belum lagi dampak yang ditimbulkan sekarang lumpur sudah semkin tebal air laut menjadi keruh bagaimana saudara saudara kami sesama nelayan bisa mencari nafkah, belum lagi tiang-tower yang tertancap dalam laut peninggalan TI Tower sebelumnya, sering alat-alat tangkap seperti jaring dan lain lainya rusak bila tersangkut ditiang maupun jangkar bekas TI Tower ini muncul lagi,” Keluh Jakfar dikerumunan nelayan lainnya.
Senada yang disampaikan Dullah keseharianya melaut dikatakannya, kenapa kami masyarakat nelayan kecil ini yang selalu saja diusik dan digannggu ketenangan kami, padahal kami sudah tenang dan bahagia melihat laut yang sudah bersih dari aktivitas penambangan, makanya kami kumpul seperti ini spontan bukti menolak apapun bentuk aktivitas penambagan apakah TI Tower maupun KIP dilaut Toboali,” tegasnya.
Ryan Andri Kepala Unit Produksi Laut Bangka pada Wilayah Operasi Bangka Belitung saat dikonfirmasi oleh awak media Posberitanasional.com pada pukul 14.12 Wib minggu 9 Agustus 2020 melalui telepon selulernya bay WA yang didengarkan oleh awak media TV ONE, METRO TV, LINTASAN BERITA, SPORT BERITA guna mempertanyakan perihal unit tambang yang diberikan ijin (TI Tower dan KIP. red) maupun adanya aksi penolakan masyarakat nelayan pesisir Padang, sukadamai, kampung nelayan, namun sungguh sangat disayangkan tidak mencerminkan sosok yang baik dengan gayanya yang cetus dan terkesan sombong mengatakan, saya mau jawab atau tidak itu hak saya tanya saja Anggi,” jawabnya dengan nada yang tidak menggenakkan.
Konfirmasi terpisah lurah tanjung ketepang maupun Lurah Toboali terkait penolakan warga masyarakat pesisir.
Dedy Sutra Lurah Ketapang mengatakan, Lebih jelas bisa langsung di tanyakan dengan masyarakat kalau saya selaku lurah sebatas memantau. semua kembalikan dengan masyarakat inginnya seperti apa?
“Terkait masalah KIP dan TI TOWER Langsung tanyakan dengan yang mengeluarkan perda RZWP3K atau perusahaan negara BUMN PT timah sendiri. Saya juga pusing dengan kegiatan tersebut karna bukan kekuatan kelurahan untuk mengeksekusi atau menghentikan. Apalagi pro dan kontra Tks,” ungkap Dedy Sutra.
Agus Lurah Toboali mengatakan, Kalau PIP kami tidak ada mengeluarkan apa pun hanya masalah proses mereka telah melakukan sosialisasi di PT. TImah,” kata Agus singkat.