Usut dan Tangkap Dalang Penambang Ilegal TI Apung di Teluk Kelabat Dalam

Laporan Jurnalis Fani

Posberitanasional.com, 07/2/2021, BANGKA BARAT –  Penambangan timah ilegal jenis ponton TI (Tambang Inkonvensional) Rajuk/Tower dan Selam diperairan laut Teluk Kelabat Dalam saat ini menjadi sorotan publik, pasalnya aktifitas penambangan timah TI rajuk mendapat penolakan dari masyarakat pesisir dan nelayan desa sebanyak 10 desa yang menolak keras adanya TI Tower maupun TI selam yang beroprasi di teluk kelabat dalam. Sabtu 06/02/2021.

Berdasarkan penelusuran awak media di lokasi, tambang ilegal tersebut masih beroperasi kendati kontraversi semakin meruncing, setelah beberapa waktu yang lalu peralatan tambang TI Rajuk dan bangunan Camp sempat dibongkar paksa oleh nelayan dan masyarakat sekitar.

Bambang (48) bersama tokoh masyarakat dan perwakilan masyarakat pesisir, nelayan desa Bakit dan sekitarnya juga telah melaporkan aktivitas tersebut ke DPRD Bangka Barat guna ditindaklanjuti sesuai dengan hukum dan perundang undangan dan kini tengah menunggu hasil rapat banmus dan koordinasi dengan pihak Kabupaten Bangka dan Provinsi.

” Karena penambangan tersebut sudah merugikan masyarakat pesisir dan aktivitas nelayan sekitar dalam memenuhi kebutuhan sehari hari mereka yang mengandalkan hidup dari hasil laut perairan yang menjadi tempat penambangan tersebut. lantaran aktifitas penambangan timah ilegal TI rajuk tersebut berada didalam wilayah hukum administrasi kecamatan Belinyu Kabupaten Bangka, padahal sudah jelas perairan ‘Teluk Kelabat Dalam’ bukanlah kawasan penambangan timah,” ujar Bambang

Meminta aparat penegak Hukum segera melakukan tindakan, mengusut dan menangkap siapa saja yang terlibat dalang dibalik aktivitas yang meresahkan tersebut,” tegasnya.

Amirudin selaku penengah dalam masalah penambangan ilegal tersebut, angkat bicara saat dikonfirmasi awak media.

” Saya hanya sebagai penengah antara pihak penambang dengan masyarakat sekitar pesisir, agar tidak terjadi keributan-keributan, Ada juga dana yang mereka kumpulkan dari sukarelawan para penambang yang dialokasikan untuk kontribusi daerah sekitar seperti pembenahan masjid,” ujarnya

Di sisi lain,masyarakat sekitar dan nelayan pesisir banyak mengeluhkan tentang kehadiran tambang ilegal tersebut, seperti ungkapan salah satu nelayan saat dikonfirmasi awak media

” Sejak adanya pertambangan diperairan dalam nih, kami jadi susah melaut karena gak ada hasil yang didapat terutama udang, padahal kami nyari hasil laut dan udang buat biaya sehari hari juga dari situlah” sesalnya

Selain itu, dia khawatir dengan bertambah banyaknya ponton dan penambang ilegal,laut perairan dalam Teluk Kelabat otomatis limbah dari kegiatan ilegal tersebut akan mengakibatkan semakin menambah pencemaran laut dan ekosistem didalamnya,”keluhnya.