Laporan Red
Bandung – Sehari setelah pengukuhan kepengurusan Komisariat Daerah (Komda) Jaringan Pertanian Nasional (JPN) lingkup Badan Karantina Pertanian (Barantan) oleh Menteri Pertanian Republik Indonesia, Karantina Pertanian Tanjung Priok langsung gerak cepat menggandeng 12 Komda JPN Propinsi Jawa Barat dalam acara Focus Group Discussion (FGD) di Papandayan Hotel, Bandung. Senin (18/10/2021).
Kegiatan yang merupakan bagian dari Supervisi dan Pendampingan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Utama Kementerian Pertanian di Wilayah Jawa Barat ini menghadirkan 60 orang pengurus Komda JPN Jawa Barat wilayah mitra Karantina Pertanian Tanjung Priok.
Diawali sambutan Kepala Karantina Pertanian Tanjung Priok yang diwakili oleh Dra. Latifatul Ainy, M.SI selaku Kepala Bagian Umum, acara pembekalan ini kemudian dilanjut dengan penyampaian materi terkait Supervisi dan Pendampingan Program Utama Kementerian Pertanian serta Perkarantinaan oleh Dra. Latifatul Ainy, M.SI dan Petunjuk Pelaksanaan JPN Lingkup Barantan oleh Dr. Masanto, S.P., M.Sc-Analis Perkarantinaan Tumbuhan Ahli Muda.
Dalam sambutannya, Ainy menyampaikan bahwa petani merupakan profesi yang sangat mulia karena petanilah yang menyediakan pangan bagi dunia. “Bahkan di tengah pandemi seperti ini, petanilah yang menjadi salah satu penyelamat perekonomian nasional. Jadi, bertani dan menjadi petani itu keren”, ujar Ainy.
Selain diskusi sersan (serius tapi santai) yang dipandu oleh moderator drh. Ai Srimulyati, M.Si-Sub Koordinator Sarana dan Informasi Teknis Karantina Hewan, acara juga diisi dengan pemakaian rompi kepada para pengurus 12 Komda JPN serta penyusunan bersama Harapan dan Tantangan Pembangunan Pertanian (HTPP) di masing-masing Komda.
Di tempat terpisah, Hasrul, S.P., M.P.-Kepala Karantina Pertanian Tanjung Priok memberikan arahan agar JPN mitra Karantina Pertanian Tanjung Priok segera diberikan pembekalan supaya kepengurusan yang telah dikukuhkan dapat secara efektif mulai bekerja. “Dengan demikian, anggota JPN yang PINTER (Petani Muda Berorientasi Ekspor) ini sudah mulai dapat saling berkoordinasi, berkomunikasi dan berkonsultasi terkait permasalahan pertanian di lapangan agar dapat terselesaikan dan mampu menjamin kuantitas, kualitas dan kontinuitas pasokan ekspor komoditas pertanian”, pungkas Hasrul.