Petani Milenial Dukung Kementan Tingkatkan Ketahanan Pangan Pasca Pandemi Covid-19

Laporan Baim

Jakarta – Kementerian Pertanian (Kementan) tak henti-hentinya untuk meningkatkan produksi pangan guna terus menjadikan sektor pertanian sebagai penopang pertumbuhan ekonomi, khususnya kesejahteraan petani. Peningkatan minat petani milenial menjadi salah satu kunci untuk ketahanan pangan ke depan tetap tangguh, khususnya pasca pandemic covid 19, sehingga upaya ini mendapatkan dukungan dari petani milenial.

Berangkat dari ini, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan menyelenggarakan webinar Bimbingan Teknis dan Sosialisasi Propaktani bertajuk Kiat Petani Milenial Dalam Menopang dan Meningkatkan Ketahanan Pangan Pasca Pandemi Covid 19. Bimbingan ini menghadirkan Bupati Sijunjung, Sumatera Barat, Benny Dwifa Yuswir dan para petani milenial sukses membangun bisnis pertanian dari hulu ke hilir.

Bupati Sijunjung, Benny Dwifa Yuswir memberikan apresiasi terhadap program dan capaian Kementan yang mampu menjadikan sektor pertanian yang bertahan di era pandemi covid 19. Saat ini teknologi pertanian sudah banyak diciptakan bahkan dari yang satu komoditi yang hasilnya hanya satu turunan, saat ini sudah menghasilkan jenis-jenis baru turunan produksi. Begitu juga di Kabupaten Sijunjung dengan komoditi manggisnya yang luar biasa, kini menjadi ekspor manggis terbesar di Indonesia.

“Konsennya Kabupaten Sijunjung dengan pertanian kita buktikan dengan membawa Universitas Negeri Padang bagaimana sekor pertanian ini bisa membawa dampak untuk sektor pertanian. Program-program yang kita siapkan untuk sektor pertanian cukup banyak karena sudah prioritas kita dan pertanian membuat beberapa program yang mensinergikan dengan skala yang masih menggagap bahwa petani bekerja dengan kondisi yang kotor, berkeringat padahal dengan teknologi saat ini, hal tersebut bisa kita antisipasi,” papar Benny pada webinar tersebut yang diselenggarakan kemarin Selasa (14/6/2022).

“Harapannya dengan adanya pandemi ini bukan berarti kita tidak bisa berkreatifitas dan kami yakin akan lahir petani millenial yang luar biasa ke depannya, bahkan petani millenial tingkat Intenasional,” lanjut Benny.

Pri Menix Dey, selaku Petani Milenila sekaligus Owner iCow Agro Indonesia memberikan acungan jempol terhadap perhatian Kementan di bawah komando Syahrul Yasin Limpo yang mendorong minat dan peran petani milenial hingga saat ini, salah satu buktinya membuka program magang Jepang bagi petani milenial. Menurutnya, strategi yang bisa dilakukan dalam menghadapi tantangan di sektor pertanian saat ini adalah Agile Learning yaitu belajar dengan tangkas, adaptness with ambiguity yaitu menghadapi situasi yang tidak pasti dengan beradaptasi, thinking strategically yaitu berpikir strategi dan drive to execute yaitu kecepatan tinggi, fleksibel dan focus pada tujuan.

“Ada 7 kebiasaan yang akan membawa kita kepada kesuksesan yaitu jadilah proaktif, merujuk pada tujuan akhir, dahulukan yang utama, berpikir menang dan kolaborasi, memahami dulu maka akan dipahami, sinergi, dan upgrade kemampuan diri. Saya optimis dengan tageline Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo membangun pertanian maju, mandiri dan modern, ini akan meningkatkan jumlah petani milenial yang membangun pertanian dengan cara modern, meningkatkan nilai tambah dan pertanian tentu semakin tangguh untuk bantalan perekonomian nasional,” turur Pri Menix Dey dalam webinar tersebut.

Penggiat Petani Millenial, Rustam Budiman menjelaskan kurang lebih 100 jiwa rakyat indonesia menjadi petani. Khusus di bidang ketahanan pangan masih di skala kecil, sementara pertanian di Indonesia ditargetkan menjadi lumbung pangan dunia pada tahun 2045.

“Indonesia akan masuk pada masa keemasan pada tahun 2045 (100 tahun indonesia) yang disebut dengan bonus demografi. Oleh karena itu, pemuda harus ambil peluang, jangan gengsi menjadi petani. Pemuda juga harus berinovasi dan menjadi garda terdepan dalam menopang dan meningkatkan ketahanan pangan,” ujar Rustam.

Terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi mengatakan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo terus mendorong program pengembangan inovasi pertanian guna menghadapi berbagai tantangan kedepan yakni perubahan iklim ekstrim dan pandemi Covid 19, termasuk tumbuhnya petani milenial untuk meningkatkan produksi hingga ekspor dengan implementasi pengembangan pertanian secara modern. Pengembangan aspek hilirisasi berbagai olahan pangan lokal yang dapat meningkatkan nilai tambah dan pendapatan petani menjadi program yang harus diwujudkan.

“Di saat seperti ini yang bisa menyelamatkan negara adalah kebersamaan. P ertanian tidak boleh macet, pertanian harus terancang dengan baik. Anak-anak milenial harus turun. Integrated farming berbasis zero waste salah satu cara yang mampu mengefisiensikan biaya produksi dan meningkatkan pendapatan petani. Tantangan bagi kaum muda milenial untuk mengembangkan teknologi pertanian baik aspek Hulu, onfarm, hilirisasi,” ujar Suwandi.