Laporan Redaksi
Temanggung, Pos Berita Nasional
Tradisi budaya Wiwit Tembakau di Kabupaten Temanggung Jawa Tengah, dipusatkan di alun-alun Temanggung dalam serangkaian kegiatan Parade Seni Merdeka Kabupaten Temanggung.
Sebagai Properti Ritual Wiwit Mbako dan Panen Kopi, adalah 1.000 tumpeng dan 1.000 ingkung yang digelar dalam sebuah kemasan Festival Budaya di alun-alun Temanggung, Minggu 21 Agustus 2022.
Ribuan warga masyarakat hadir untuk menyaksikan keunikan gelar seribu tumpeng yang juga dimeriahkan panggung hiburan ditengah alun-alun.
Hadir dalam kesempatan tersebut, Bupati Temanggung HM Al Khadziq, Wakil Bupati Heri Ibnu Wibowo, Ketua DPRD Yunianto, Dandim 0706 Temanggung Letkol Inf Denver Micha Harriadhy Napu, Kapolres AKBP Agus Puryadi, Kajari I Wayan Eka Miartha dan Sekda Hary Agung Prabowo dan pejabat struktural maupun fungsional lainnya.
Prosesi Wilujengan Wiwit Mbako Panen Kopi, merupakan rangkaian kegiatan Festival Budaya yang diadakan Pemkab Temanggung selama 3 hari , tanggal 19- 21 Agustus 2022.
Acara yang sama yaitu Wiwit Tembakau dan Kirap Seni Budaya juga dilakukan masyarakat Desa Bansari Kecamatan Bulu dengan 7 gunungan agung, 77 tumpeng dan 120 ingkung.
“Ini adalah tradisi warisan nenek moyang di desa Bansari, dan saat ini diangkat ke Festival Budaya Wiwit Mbako di Kabupaten Temanggung “, tutur Samino kepala Desa Bansari yang juga mengirim kan tumpeng ke Alun-alun Temanggung.
Kemeriahan pusat kota Temanggung dihiasi maraknya pentas seni tradisional, bazar UMKM dan aneka stand kopi serta Mbako Lintingan.
Tentu saja masyarakat, petani, budayawan, dan tamu undangan tumpah ruah di alun-alun untuk ikut berdoa dan makan bersama, mengikuti prosesi Wilujengan Wiwit Mbako Panen Kopi.
Selain Seribu tumpeng dan Seribu ingkung dari desa-desa se Kabupaten Temanggung, juga ada 1000 cup kopi gratis.
Bupati HM Al Khadziq menyampaikan harapan besar semoga dengan Slametan Wiwit Mbako Panen Kopi bisa mendatangkan rezeki yang banyak bagi petani tembakau dan kopi, serta masyarakat Temanggung.
“Masyarakat dan petani berharap harga tembakau rajangan tinggi dan harga kopi juga tinggi, sehingga ekonomi masyarakat bisa berjalan baik”, harapan Bupati.
Ritual Wiwit di desa sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Temanggung terutama di lereng gunung Sumbing dan Sindoro, oleh karena itu Pemkab Temanggung menjadikan nya satu kesatuan terpusat menjadi slametan wiwit tembakau panen kopi di alun-alun Temanggung.
Bupati meminta dan menyerukan kepada petani dan perajang untuk menjaga kualitas tembakau Temanggung, kemudian kepada pabrikan menyerap dan membeli tembakau dengan harga pantas sesuai kualitasnya.
“Komunikasi dengan pihak petani, pihak pedagang, dan pihak pabrikan telah dilakukan pemerintah Kabupaten Temanggung, sehingga kita berharap, petani tembakau mendapatkan untung dan ekonomi masyarakat meningkat”, tandas Bupati.
Demikian pula kepada petani kopi, agar selalu jaga kualitas kopi Temanggung, petik dan pengolahannya juga dengan standar pengolahan yang baik.
Sementara itu Ketua DPRD Temanggung Yunianto mengatakan, kegiatan ini sebagai bentuk harmonisasi antara manusia, alam, dan dengan Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa.
“Budaya tradisional adat istiadat yang sudah dicontohkan para leluhur nenek moyang kita, adalah wujud harmonisasi antar manusia. Tuhan pencipta dan alam, disertai doa agar semua harapan dikabulkan”, tegasnya.(sumber Budhy HP – Citizen Journalist)