Mencari ‘Jejak’ Pahlawan Lewat Google Maps

Penulis Nurhayati, M.Kes (Dosen Poltekkes Pangkalpinang)

Hari ini hari Pahlawan. Momentum terbaik bagi bangsa kita buat bersiap-siap menghadapi resesi yang diprediksi akan segera menerjang Indonesia tanpa ampun.

Tema yang tersaji tahun ini penuh makna “Pahlawanku Telandanku”.

Harapan besar tak lebih semoga bisa menjadi perekat kuat guna bergandengan tangan bersama, agar tak sempoyongan dihantam badai krisis global.

Masih segar diingatan saya di akhir 80an, saat bisa menghafal nama-nama para pahlawan yang poster bergambar wajah mereka terpampang rapi di setiap sudut kelas Sekolah Dasar kami.

Bangga dan punya kesan mendalam saat menelusuri jejak-jejak perjuangan mereka dalam buku sejarah.

Saya masih ingat kalo cita-cita saya kelak bisa mengikuti jejak Bung Karno.

Berharap bisa minimal mendekati menjadi sosok berwibawa memimpin bangsa untuk bergerak maju mengusir penjajah, bukan bergerak maju menanam padi ditanah penuh lumpur seperti adegan video yang viral beberapa waktu lalu.

Jika tak mampu menjadi seperti Ir Sukarno yah kalau bisa cita-cita kedua saya kepingin seperti Cut Meutia

Beliau pemimpin Gerilya Aceh yang berperang melawan pasukan kolonial Belanda.

Sejak kecil, dirinya diajarkan agama Islam oleh kedua orang tuanya, bagaimana menghidupkan amar ma’ruf nahi munkar.

Cut Meutia mengambil posisi paling depan di pertarungan yang tidak seimbang dari segi jumlah dan persenjataan

Pada akhirnya membuat dirinya terbunuh setelah tiga tembakan peluru menerjangnya.

Tapi percayalah, integritas dan konsistensi perjuangannya untuk bangsa ini tak akan pernah membuat dia menukarnya dengan menjadi seorang penjilat bin penghianat.

Bangsa ini kehilangan sosok-sosok seperti mereka berdua dan sosok pahlawan-pahlawan lainnya.

Yang tersisa hanya nama mereka, yang salah satu diantaranya masih ampuh dan sakti menjadi nama belakang penanda keturunan.

Dan yang tersisa lainnya hanya sebatas nama mereka yang terpampang pada kayu yang sudah rapuh dan plat besi yang sudah karatan sebagai penanda nama pada jalan-jalan protokol.

Bangsa kita seolah kesulitan menyusuri jejak-jejak kepahlawanan mereka.

Nama mereka pun kadang hanya terlintas saat kita sedang mencari alamat. Mungkin kita tak akan pernah sampai berniat untuk menyusuri jejak-jejak perjuangan mereka.

Karena kita hanya butuh sesaat pada nama mereka untuk sampai di tujuan via Google Maps agar tak tersesat pada alamat palsu.

Sulit kemudian bagi kita untuk mewarisi semangat mereka dalam rangka membenahi bangsa ini yang sedang tidak baik-baik saja.

Sebab Google Maps hanya mampu menunjukkan posisi dan lokasi sekitar papan rapuh tempat nama mereka terpampang, tapi tidak dengan lokasi spirit perjuangannya.

Selamat Hari Pahlawan !