Laporan Pian
Pangkalpinang,Posbernas, – Menjelang puncak pelaksanaan ibadah haji yang ditandai dengan perjalanan menuju Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Kanwil Kemenag Babel) menggelar press conference bersama seluruh petugas haji asal Bangka Belitung yang saat ini berada di Arab Saudi. Kegiatan ini dilaksanakan secara daring melalui Zoom Meeting dari Auditorium Mas’ud Hasan Qolay, Kantor Wilayah Kemenag Babel pada Selasa (3/6/2025).
Kepala Kanwil Kemenag Babel, Dr. H. Masmuni Mahatma, S.Fil.I., M.Ag., dalam keterangannya menyampaikan berbagai kesiapan dan kondisi terkini para jemaah haji asal Babel menjelang puncak haji. Menurutnya, semua aspek telah diantisipasi, termasuk kondisi fisik jemaah, baik yang mengikuti safari wukuf maupun yang menjalani perjalanan reguler.
“Yang fisik pun sudah diantisipasi, baik itu didaftarkan untuk ikut safari ghurur maupun juga dalam perjalanan. Ini kabar baik bagi kita,” ujarnya.
Dr. Masmuni juga menyoroti upaya tim medis dalam menjaga kesehatan jemaah, termasuk gerakan anti-dehidrasi yang dilakukan oleh para dokter.
“Insya Allah tidak ada kendala berarti. Dokter-dokter kita pun sudah siapkan satu gerakan anti-dehidrasi. Saya kira itu satu hal yang bagus dan patut kita syukuri,” imbuhnya.
Terkait peristiwa duka, Masmuni mengonfirmasi bahwa hingga saat ini sudah terdapat empat jemaah asal Babel yang wafat di Tanah Suci, sebagian besar karena riwayat penyakit bawaan.
“Ya, ada yang meninggal. Satu dari Belitung memang punya riwayat penyakit. Dari Bangka, Merawang juga demikian. Kami sudah rapat dan menyepakati bahwa ke depan Istithaah (kemampuan fisik dan mental untuk berhaji) akan menjadi perhatian serius. Semoga tidak ada lagi yang meninggal,” jelasnya.
Dalam pemaparan teknis, Masmuni menjelaskan skema perjalanan jemaah selama Armuzna, yang mencakup pendorongan dari Arafah ke Muzdalifah dan kemudian ke Mina.8
“Pendorongan dilakukan mulai siang hingga tergelincirnya matahari. Setelah Isya, sekitar jam 12 malam, sudah mulai diarahkan ke Muzdalifah. Dari sana, sebagian langsung ke Mina,” jelasnya. Ia menambahkan bahwa jarak tenda jemaah dari lokasi jamarat bervariasi, mulai dari 30 meter hingga 2 kilometer, tergantung kloter masing-masing.
Data rinci juga disampaikan mengenai jumlah jemaah yang menggunakan kursi roda dan peserta program Murur (perjalanan tanpa turun dari kendaraan selama wukuf di Arafah). Tercatat, kloter 6 memiliki 36 jemaah berkursi roda, kloter 7 sebanyak 4 orang, dan kloter 8 sebanyak 79 orang, total 119 jemaah.
Sementara itu, jemaah yang mengikuti program Murur berjumlah 277 orang, terdiri dari 107 orang dari kloter 6, 121 dari kloter 7, dan 49 dari kloter 8. Untuk peserta Safari Wukuf, hanya ada 3 orang dari kloter 7, sementara kloter lain tidak ada.
“Memang sempat ada kendala teknis, beberapa belum terdaftar. Tapi Alhamdulillah semua sudah terselesaikan,” kata Masmuni.
Mengakhiri konferensi pers, Masmuni mengajak seluruh masyarakat untuk mendoakan para jemaah agar senantiasa diberi kesehatan, kelancaran dalam menjalankan ibadah, dan kembali ke tanah air sebagai haji yang mabrur.
“Kita doakan mereka semuanya sehat dan kembali ke tanah air menjadi Haji Mabrur dan Mabruroh. Kita yang di tanah air juga semoga mendapat keberkahan dari mereka yang berhaji,” tutupnya.