Laporan Jurnalis : Onesimus Semunya
Maybrat, posberitanasional-DPD PPNI kabupaten Maybrat bersama DPW PPNI provinsi Papua barat bekerja sama dengan LP2TK Indonesia memberikan pelatihan Basic trauma and cardiac life support (BTCLS) bagi perawat di kabupaten Maybrat yang dilaksanakan bertempat disekretariat Raker Am Sinode, Distrik Ayamaru,Rabu (18-22 /3/2020).
Saat dikonfirmasi media ini kepada wakil ketua direktur LPP Lembaga pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan (LP2TK) Indonesia Riswan mengatakan”
Pelatihan Basic Trauma Cardiac Life Support (BTCLS) merupakan satu prasyarat yang harus dimiliki oleh seorang perawat, baik yang bekerja di pelayanan kesehatan dalam maupun luar negeri. Dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asian (MEA) , BTCLS menjadi syarat mutlak bagi setiap pekerja kesehatan khususnya perawat di berbagai rumah sakit, puskesmas dan perusahaan.
Ditambahkan Risman ” kedepannya Menyertakan sertifikat BTCLS sebagai bukti telah mengikuti pelatihan dan memiliki pengetahuan dan skill dalam bidang tersebut sangat menentukan dalam menentukan penerimaan tenaga kerjanya. Kondisi tersebut di atas, mendorong Fakultas Keperawatan membuat kebijakan setiap mahasiswa tingkat terakhir perlu mengikuti pelatihan Basic Trauma Cardiac Life Support (BTCLS).
Basic Trauma Cardiac Life Support (BTCLS) adalah tindakan untuk memberikan pertolongan pada korban bencana atau gawat darurat guna mencegah kematian atau kerusakan organ sehingga produktivitasnya dapat dipertahankan setara sebelum terjadinya bencana atau peristiwa gawat darurat yang terjadi. Pada kegiatan BTCLS terdapat enam fase, yaitu: fase deteksi, fase supresi, fase pra rumah sakit, fase rumah sakit dan fase rehabilitasi. Fase deteksi dapat diprediksi tentang frekuensi kajadian, penyebab, korban, tempat rawan kualitas kejadian dan dampaknya. Misalnya terkait dengan kecelakaan lalulintas, maka dapat diprediksi frekuansi kecelakaan lalu lintas, buruknya kualitas helm sepeda motor yang dipakai, jarangnya orang memakai safety belt, tempat kejadian tersering di jalan raya yang padat dan sebagainya.
Fase supresi bertujuan untuk menekan agar terjadi penurunan korban gawat darurat dilakukan dengan berbagai cara seperti perbaikan konstruksi jalan, peningkatan pengetahuan peraturan lalulintas dan peningkatan patroli keamanan. Semantara fase pra rumah sakit keberhasilan penanggulangan gawat darurat sangat tergantung pada adanya kemampuan akses dari masyarakat untuk memberikan informasi pertolongan kepada korban kecelakaan atau bencana. Sedangkan fase rumah sakit dan rehabilitasi merupakan lanjutan dari fase-fase sebelumnya. Karena dalam fase ini merupakan suatu pendekatan yang sistematik untuk membawa korban gawat darurat ke suatu tempat penanganan yang definitif.
Pelatihan BTCLS ini bertujuan untuk mempersiapkan mahasiswa keperawatan dan perawat agar mampu menangani pasien-pasien dengan kasus-kasus trauma dan kardiovaskular, sehingga dapat menekan tingkat kecacatan maupun kematian akibat kasus trauma dan jantung. Rangkaian pelatihan diawali dengan pre test BTCLS yang bertujuan untuk mengukur tingkat pengetahuan peserta terkait kegawatdaruratan trauma dan kardiovaskular, serta untuk memberikan gambaran kepada peserta tentang konten dari pelatihan BTCLS. Ujian evaluasi baik teori maupun praktik dilakukan pada hari terakhir BCLS dan BTLS”ujarnya.
Susiyanti BLess ,S.Kep Selaku ketua panitia pelaksana kegiatan pelatihan BTCLS kepada media ini mengatakan”kegiatan pelatihan ini dilaksanakan selama 4 hari, jumlah peserta yang mengikuti pelatihan berjumlah 70 orang peserta.
Susiyanti bless berharap”semua peserta yang mengikuti kegiatan pelatihan ini agar tetap semangat dan menjaga kebersamaan kita sehingga kegiatan bisa berjalan dengan baik, kegiatan ini sangat penting karena dari kita, oleh dan untuk kita perawat yang ada . ujarnya.