Laporan jurnalis Ibrahim
Posberitanasional.com, 08/7/2020, BANGKA – PT Bangka Asindo Agri (PT BAA), bergerak di bidang perkebunan dan Industri Pengolahan Singkong berada di jalan TPA Dalam RT 01 kelurahan Kenanga kecamatan Sungailiat Kabupaten Bangka. Awak media ini mendatangi perusahan tersebut, dalam rangka melihat langsung proses penerimaan hasil kebun para petani, berupa singkong yang dibawa menggunakan mobil truk dan pick up, Rabu 08/7/2020.
Kedatangan awak media posberitanasional.com diterima langsung Sulaiman selaku Humas PT BAA. Dalam kesempatan tersebut nampak jelas antrian panjang kendaraan truk maupun pick up bermuatan singkong dibawa para petani Singkong maupun pengepul untuk masuk di kawasan pabrik.
Humas PT BAA Sulaiman mengatakan, “inilah keadaan kami di sekitar pabrik, sibuk melayani dan menerima masyarakat Pulau Bangka (Pekebun singkong.red) untuk dijual hasil kebunnya ke PT BAA yang nantinya kami olah menjadi bahan makanan berupa tepung dan bahan makanan lainnya. Selain itu, kami tetap menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah Covid – 19 contohnya, kami tidak menerima orang masuk ke pabrik tanpa menggunakan masker, hal ini terpampang jelas pada spanduk di pintu masuk pabrik, jelas Sulaiman.
Dikatakannya, “kita tadi sudah sama-sama melihat langsung situasi lingkungan pabrik dari sirkulasi air yang digunakan hingga penyulingan menjadi air bersih yang selanjutnya digunakan kembali dan bapak bisa merasakan apakah baunya menyengat? Ternyata kan, tidak,” ucapnya.
“Kami berharap keberadaan perusahaan tentunya bisa memberikan manfaat positif bagi masyarakat kabupaten Bangka khususnya dan umumnya Prov Babel guna meningkatkan penghasilan ekonomi bagi para Petani singkong,” imbuhnya.
Saat disinggung aksi protes warga terhadap keberadaan pabrik ini karena mengeluhkan adanya bau tidak sedap dijawabnya, “hal itu biasa Pak soal pro dan kontra. Intinya kami selalu melakukan hal yang terbaik untuk masyarakat Bangka. Contohnya pada masa pandemic Covid-19 ini, tidak ada PHK dan tidak ada pemotongan gaji karyawan serta yang bekerja di perusahaan ini 60% masyarakat sekitar Kenanga. Marilah kita sama-sama menyikapi suatu persoalan agar lebih bijak,”harapnya.
Terpisah salah satu petani dan pengepul yang juga ikut dalam atrian berhasil diwawancari mengatakan, “Kami sangat-sangat terbantukan adanya pabrik pengolahan singkong ini, biasanya buka tambang yang hasilnya tidak menentu, bahayanyapun/resiko lebih berat, contohnya sering terjadi longsor dan lain-lain dan sulitnya lahan tambang. Alhamdulilah dengan merubah profesi menjadi petani singkong hasilnya lebih menjanjikan apalagi adanya perusahan pengolah singkong (PT BAA.red),” ungkap Endang 35 tahun petani singkong asal Mapur
“Kepada teman, saudara dan siapa saja mari memanfaatkan lahan dan diolah sebaik mungkin agar menghasilkan seperti yang saat ini saya lakukan. Kemudian menjual hasil kebun ke perusahaan ini (PT BAA.red), yang artinya keberadaan perusahaan ini sangat memberi manfaat. Tidak terpikirkan kalau sampai ditutup, pastinya akan sulit menjual hasil kebun, kerugian dan pengangguran sudah pasti kita alami,” ujarnya.