Laporan Jurnalis : Hermanus Sagisolo
Sorong,-posberitanasional.com
Bermula dengan postingan dari pemilik akun Facebook Ambronsius Nababan yang di nilai mengandung unsur kebencian dan rasisme yang beredar luas di media sosial, mengundang banyak kalangan angkat bicara.
Salah satunya adalah Viktor F. howay,ST ketua cabang GMKI sorong, saat di temui di sala satu caffe di kota Sorong pada Selasa 26/01/2021 mengatakan hal yang di lakukan oleh Ambronsius Nababan yang di alamatkan kepada bung Natalius Pigai merupakan suatu pencitraan terhadap orang Papua, ” nah menurut pandang saya kasus ini merupakan rasisme murni ungkapnya.
Dikatannya kasus rasisme yang menimpa Pigai ini sejujurnya melukai kami orang Papua, namun ia berpendapat ada baiknya rasisme di jadikan musuh bersama bagi setiap kaum yang mendiami plat bumi ini tegasnya.
Lebih lanjut ia pun berharap dengan adanya kasus ini tidak boleh ada lagi satu manusia yang dipandang rendah karena warna kulitnya, sukunya atau pun agamanya. Karena baginya manusia punya kedudukan yang sama di sang pencipta.
Dikatakannya atas nama GMKI sorong mendesak agar polri segara mengusut tuntas kasus yang menimpa bung Natalius Pigai, pelaku segera di tangkap agar tidak menimbulkan kegaduhan, hal ini agar tercipta suasana yang kondusif di tanah Papua.
Selain itu ia juga mengatakan setelah pihak polri melakukan identifikasi terhadap pelaku Ambronsius Nababan, kami berharap agar ada keterbuka publik bagi masyarakat Papua, dan kepada pelaku agar segera meminta maaf secara publik baik di media elektronik, cetak dan online bagi masyarakat Papua.
Selain ia juga menghimbau kepada masyarakat se-sorong raya agar tidak muda terprovokasi dengan isu-isu yang merujuk kepada konflik di tanah Papua, melainkan diharapkan tetap tenang karena masalah tersebut telah di tangani oleh pihak berwajib polri.
Kita tidak boleh terpancing tetapi mari kita tetap jaga keutuhan bersama sebagi umat, sebagai masyarakat sebagi tokoh untuk sama sama menjaga tanah Papua tetap kondusif. Karena Papua adalah NKRI dan NKRI adalah bagian dari Papua dan tetap menjunjung tinggi bihneka tunggal Ika. “Ut Omnes Unum Sint”.