IMPLEMENTASI TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI MELALUI PROGRAM VOLUNTEER PENGABMAS DI RANAH MINANG

Saat ini kata volunteer tentu sering didengar ditelinga pelajar atau mahasiswa. Kegiatan volunteering atau sukarelawan merupakan kegiatan secara sukarela yang dilakukan atas dasar kemanusiaan tanpa pamrih. Kegiatan volunteering dapat berupa penggalangan donasi, menjadi panitia kegiatan, maupun pengabdian kepada masyarakat. Sebagai salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu “Pengabdian Masyarakat”, mahasiswa diharapkan bisa terjun dan memberikan dampak langsung kepada masyarakat.

Kegiatan volunteering dapat menjadi salah satu cara untuk mengoptimalkan pemerataan sistem pendidikan untuk seluruh anak negeri, terutama didaerah 3T (Terdepan, Terpencil, dan tertinggal).

Pada artikel ini, aku M. Shidqul Wafa yang akrab dipanggil Wafa, mahasiswa UIN Gusdur Pekalongan ingin berbagi pengalaman saat menjadi volunteer pengabdian masyarakat bertajuk Langkah Mengabdi#2 “Ekspedisi Ranah Minang, Negeri Para Pahlawan”.

Program volunteer Langkah Mengabdi#2 diselenggarakan pada 15-23 Juli 2024 di Kampung Sarugo (Saribu Gonjong), Desa Koto Tinggi, Kab. Limapuluh Kota, Sumatera Barat.

Keindahan Kampung Sarugo
Langkah Mengabdi merupakan program berskala nasional yang mengajak generasi muda Indonesia untuk ikut berperan dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs). Melalui program ‘Leadership in Action’, para delegasi diajak untuk berkontribusi dalam bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi lingkungan, serta teknologi media dan pariwisata. Ini adalah pengalaman pertamaku dalam hal volunteering keluar dari pulau Jawa, walaupun awalnya agak ragu karena belum memiliki pengalaman.

Namun setelah meyakinkan diri dan mendapat izin orang tua akhirnya aku mengonfirmasi keikutsertaan kepada panitia penyelenggara. Setelah melalui serangkaian proses seleksi aku pun dinyatakan diterima pada divisi pendidikan bersama 11 orang lainnya dari total delegasi sekitar 50 orang dari berbagai daerah di Indonesia. Beberapa pekan sebelum keberangkatan, kami mulai aktif mengadakan pertemuan online melalui platform zoom meeting untuk merancang program kerja yang akan dilaksanakan di lokasi pengabdian.

Dalam penyusunan program kerja, kami mengandalkan data dan informasi melalui fasilitator lokal yang merupakan warga Kampung Sarugo. Fasilitator lokal menuturkan bahwa terdapat masalah pendidikan yang dihadapi masyarakat di sana yaitu hanya segelintir pelajar yang mau melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

Berangkat dari permasalahan tersebut, divisi pendidikan menyusun 11 program kerja untuk membantu mengubah mindset para pelajar agar termotivasi dan kembali bersemangat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Penyusunan program kerja divisi pendidikan Hari yang ditunggu pun tiba. Ahad, 14 Juli 2024 adalah pertama kalinya aku menapakkan kaki di Ranah Minang, rasanya kayak mimpi saja.

Hari itu aku bertemu kawan-kawan Universitas Andalas dan diajak eksplore keindahan alam Kota Padang sampai menginap disana. Esoknya, kami para delegasi bertemu untuk pertama kalinya dan berkumpul di meeting point Masjid Raya Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi Sumatera Barat.

Sore harinya kami berangkat menggunakan bus menuju lokasi pengabdian Kampung Sarugo yang memakan waktu lebih dari 5 jam. Sekitar pukul 12 malam kami pun sampai di Kampung Sarugo dan langsung disambut hangat oleh para orang tua angkat yang akan menerima kami selama pengabdian disana. Malam itu, aku tinggal bersama 4 orang volunteer dirumah keluarga Pak Mus dan Bu Linda.

Foto bersama orang tua angkat di lokasi pengabdian esok harinya, kami melaksanakan pembukaan kegiatan pengabdian yang dihadiri masyarakat setempat, dilanjutkan sosial mapping masing-masing divisi untuk menentukan lokasi, mengurus izin, dan menentukan kebutuhan program kerja. Setelah sosial mapping, divisi pendidikan langsung memulai program kerja pertama yaitu “kemakmuran masjid” dengan mengajak volunteer dan para remaja untuk mengisi kegiatan di masjid, seperti membagi jadwal menjadi imam, muadzin, dan mengisi kultum setelah sholat subuh.

Kami juga melaksanakan program kerja “One day with qur’an” yaitu mengaji pada waktu maghrib sampai isya bersama anak-anak setiap harinya, dan mengambil hikmah dari setiap surah yang dibaca.

Pembukaan kegiatan Langkah Mengabdi#2

Pada hari ke-dua (17/07), divisi pendidikan melaksanakan 2 program kerja di SMA Negeri 1 Gunuang Omeh yaitu kegiatan ‘Self Awareness’ yang merupakan sosialisasi mengenai bagaimana mencintai diri sendiri guna meningkatkan percaya diri dan memunculkan potensi yang dimiliki para siswa kelas 10. Sedangkan untuk kelas 11 dan 12 kami melaksanakan kegiatan “Learn to Talk Your Self” yaitu diskusi mengenai impian yang ingin diraih siswa agar mereka termotivasi untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

Pelaksanaan program kerja di SMA
Pada hari ke-tiga (18/07), di SD Negeri 02 Desa Koto Tinggi kami melanjutkan kegiatan ‘Learn to talk your self’ tingkat SD dan ‘pelatihan kaligrafi’. Pada siang hari yang cukup terik, kami pindah ke SD Negeri 08 Koto Tinggi untuk melaksanakan kegiatan ‘Menyelam’ (Mengenal dan menyayangi alam), yaitu kegiatan sekolah alam dimana kami mengajak para siswa belajar di alam terbuka untuk mentadaburi ciptaan Allah, mendongeng bersama siswa, dan edukasi mengenai pentingnya membuang sampah pada tempatmya

Pelaksanaan Program kerja di SD
Pada hari ke-empat (19/07) divisi pendidikan kembali melaksanakan 3 program kerja sekaligus di Kampung Sarugo, yaitu ‘seminar parenting’ bagi para ibu, dilanjutkan ‘Sharing time muslimah’ bersama volunteer, remaja putri dan para ibu. Sore harinya kami dibantu remaja pokdarwis merancang ‘Rumah baco Sarugo’ sebagai perpustakaan desa dan tempat berkumpul anak-anak, dimana buku dari rumah baco tersebut kami peroleh dari donasi para volunteer.

Sharing time muslimah dan Rumah baca Sarugo Hari ke-lima (20/07) adalah kegiatan bersama semua divisi di Kampung Sarugo. Pada hari tersebut divisi media pariwisata mengadakan pelatihan pembuatan konten media sosial, divisi kesehatan mengadakan pemeriksaan kesehatan gratis bagi masyarakat, divisi ekonomi lingkungan mengadakan bazzar pakaian dan souvenir Kampung Sarugo, sedangkan kami dari divisi pendidikan mengadakan “Sarugo of Champions” atau perlombaan bagi anak-anak yaitu lomba adzan, lomba hafalan doa harian, lomba mewarnai, dan lomba cerdas cermat untuk meningkatkan semangat anak-anak dan melatih jiwa mereka dalam berkompetisi.

Sarugo of Champions Tanggal 21 Juli merupakan hari terakhir pelaksanaan program kerja. Pada hari tersebut divisi pendidikan melaksanakan program “Re-Launching Risma Sarugo” yakni menghidupkan kembali semangat pemuda dan para remaja islam masjid Sarugo. Pembentukan Risma Sarugo bertujuan memberikan bekal kepada remaja untuk dapat melanjutkan program kerja yang telah kami laksanakan terutama kegiatan keagamaan di masjid setelah kami selesai pengabdian.

Enam hari sudah terlewati di Kampung Sarugo. Malam hari tanggal 21 Juli para volunteer mengadakan penutupan kegiatan sekaligus pembagian hadiah lomba dan penyerahan penghargaan bagi pejuang mimpi terbaik dan terfavorit. Malam itu kami menampilkan berbagai pentas seni sekaligus ditutup dengan berpamitan kepada orang tua dan para tokoh adat Kampung Sarugo.
Keesokan harinya, kami pamit keluar dari Kampung Sarugo. Untuk melepas penat setelah pengabdian, disiang harinya kami melakukan kegiatan trip ke beberapa tempat wisata di Sumatera Barat seperti Lembah Harau, Museum Kebudayaan Minangkabau, Pusat Kuliner Kota Padang, dan Menara Jam Gadang di Bukittinggi.

Penutupan dan trip Sumatera Barat
Setelah kegiatan trip selesai, kami kembali menuju Masjid Raya Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi untuk persiapan pulang para delegasi ke daerah masing-masing. Perjalananku sebagai volunteer di Ranah Minang telah selesai. Namun aku tidak akan berhenti sampai di sini. Aku akan terus berusaha mengabdi untuk Indonesia di lain waktu dan kesempatan.

Sekian cerita pengalamanku sebagai volunteer Langkah Mengabdi#2, Semoga kita dipertemukan kembali di Langkah baik berikutnya. Terima kasih sudah membaca sampai akhir. See Youu…

“Hidup yang tidak dipertaruhkan tidak akan pernah dimenangkan.” (Sutan Syahrir). Didunia ini banyak orang-orang baik. Jika kamu tidak menemukannya, maka jadilah salah satunya. Jangan berhenti menebarkan kebaikan dan manfaat. Percayalah, banyak orang di luar sana yang membutuhkan kontribusi mu!!

BIODATA PENULIS

Penulis: M. Shidqul Wafa
Volunteer Langkah Mengabdi#2 delegasi Jawa Tengah, Mahasiswa program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Universitas Islam Negeri K.H.Abdurrahman Wahid Pekalongan.