Longsor di Desa Gondel Kondisinya Menghawatirkan..

Laporan Redaksi : Suryono

Blora – Longsor di Desa Gondel Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah, kondisinya menghawatirkan, seperti saat liputan langsung media pada 2/6/2025
Kepala Desa Gondel, Suko Hadiwoyono saat dikonfirmasi media di kantornya, sekitar jam 10.30 WIB, mengatakan, “Seperti bapak lihat, yang saya kirimkan lewat pesan whatsapp, seperti itulah kondisi longsor yang ada, sebelum hujan beberapa hari yang lalu, belum seperti itu, tetapi saat hujan kemarin pada tanggal 20 Mei 2025, sangat besar air mengalir dari sungai yang meluap sampai hampir masuk ke Kantor Desa Gondel, ada juga laporan warga yang bilang, untungnya 2 Dapur Pohon Bambu yang hanyut kemarin tidak nyangkut di Jembatan Gantung desa kami.

Namun kondisi longsor dibeberapa titik tersebut semakin lebar, begitu juga batas ke 2 sungai yang ada, juga semakin rendah.

Sedangkan tanah desa yang kami tanami pohon alpukat untuk tujuan wisata agro, semakin berkurang banyak lahannya, akibat tergerus longsor tersebut, beberapa waktu yang lalu, dan akses menuju ketempat tersebut sangat sulit, sudah pernah dikunjungi dari BPBD Blora dan DPUPR Blora, namun hingga saat ini belum ada kabar tindak lanjutnya lagi.
5 Titik lokasi terdampak diantaranya longsor tersebut, 1 Dukuh Krajan sekitar 40 rumah, 2. Dukuh Kedung Pereng 12 rumah, 3. Dukuh Ngeprah 7 rumah, 4.Dukuh Kedungbronjang 1 Rumah, dan 5. Dukuh Sanggar 1 rumah, dari Sumber Utama longsor yang terdapat di Dukuh Sanggar.

Selain itu, Kepala Desa Gondel, Sukohadiwiyono, juga menyampaikan bahwa ancaman longsor di Daerah Aliran Sungai Wulung bukanlah hal baru, sebetulnya longsor di Sungai Wulung ini sudah terjadi sejak saya kecil, sekitar tahun 70-an, namun kini kondisinya makin parah, dan desa tidak memiliki dana maupun kemampuan teknis untuk menangani ini,” Tambahnya.

Menurut salah satu warga terdampa longsor dan banjir saat hujan lebat, Ali Rokamah, warga yang rumahnya terdampak banjir dengan ketinggian air mencapai 1 meter, mengaku ini adalah banjir terburuk yang pernah terjadi, “Biasane banjir mboten kados ngeteniki, kok mas. Niki sing paling parah,” Pungkasnya.

.Kepala Desa Gondel, Suko Hadiwiyono mengajak media ke 5 titik longsor tersebut, menelusuri tempat tempat longsor yang ada, ketika awak media tiba di lokasi, melihat langsung keadan longsor, memang sungai yang ada di Desa Gondel, tidak seperti Sungai yang ada di tengah desa pada umumnya, saat menuju ke titik 1, tim media sempat bertanya, apakah, dataran diseberang masih satu desa, langsung dijawab Kepala Desa, betul, itu masih berada di Desa Gondel, namun beda kedukuhan, pertanyaan tersebut tim media tanyakan, karena lebar jarak sisi sungai sudah hampir sama dengan lebar Sungai Bengawan Solo.