100 Ribu Tanaman Anggrek Berbakteri Dimusnakan Karantina Pertanian Tj Priok

Laporan Baim

Tangerang – Perlindungan sumber daya alam hayati Indonesia terhadap masuk dan tersebarnya Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) secara nyata dilakukan oleh Karantina Pertanian Tanjung Priok.

Kali ini, Karantina Pertanian Tanjung Priok mencegah masuk dan tersebarnya OPTK yang terbawa pada tanaman anggrek impor asal Taiwan dengan melakukan tindakan pemusnahan.

Pemusnahan terhadap hampir 100 ribu batang tanaman anggrek bulan ini dilakukan karena komoditas impor ini terinfeksi bakteri Dickeya dadantii yang merupakan OPTK kategori A1 (belum terdapat di Indonesia) sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 25 tahun 2020 Tentang Jenis Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina. Temuan bakteri eksotik pada komoditas tanaman hias impor senilai 3,4 miliar rupiah ini setelah dilakukan pengujian laboratorium secara molekuler dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) serta pengurutan DNA (DNA sequencing).

Agar tidak terjadi penyebaran media pembawa OPTK ini ke wilayah lain di Indonesia, tindakan pemusnahan dengan cara pembakaran pun dilaksanakan di lokasi penyimpanan komoditas milik importir yang telah ditetapkan sebagai Tempat Lain Tindakan Karantina Tumbuhan.

“Cara pemusnahan dengan pembakaran ini diharapkan dapat mematikan bakteri yang menginfeksi tanaman anggrek ini”, terang Nopriawansyah-Analis Perkarantinaan Tumbuhan Ahli Muda yang melaksanakan tindakan pemusnahan bersama Tim.

Di tempat terpisah, Hasrul-Kepala Karantina Pertanian Tanjung Priok menyampaikan bahwa kekayaan sumber daya alam hayati sebanyak 5000 jenis tanaman anggrek di Indonesia sangat penting untuk dilindungi baik dari kepunahan atau kelangkaan karena dieksploitasi secara tidak bertanggung jawab maupun karena ancaman OPTK berbahaya dari luar negeri melalui pemasukan komoditas impor.

“Kami akan terus meningkatkan mitigasi pencegahan mengingat bakteri ini tidak hanya dapat menyerang tanaman anggrek, tetapi juga 35 spesies tanaman inang lainnya di sub sektor tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan seperti padi, kentang dan tembakau”, tambah Hasrul.