Disituasi Covid-19″ Mahasiswa kota studi Jayapura minta Pemda Maybrat segera merealisasikan janjinya

Laporan Jurnalis : Onesimus semunya

Jayapura, posberitanasional-mahasiwa/i asal maybrat yang saat ini menimbah ilmu kota Jayapura melakukan aksi damai minta Pemda maybrat segera merealisasikan janjinya, dan juga situasi keamanan yang dihadapi masyarakat Aifat timur saat ini yang dilakukan untuk oleh aparat polisi.aksi damai mahasiswa maybrat itu bertempat di asarama Asrama Lides kota Jayapura,
Senin (27/4/2020).

Menyingkapi situasi saat ini dimana pandemi global covid – 19 yang berasal dari Wuhan
Cina pada bulan Feberuari 2020 yang lalu kini telah menyebar keseluruh Dunia termasuk
Indonesia dan Tanah Papua, dimana wabah ini sangat berbahaya dalam menyerang kesehatan
manusia, bahkan menelan korban yang begitu banyak, tetapi juga sangat berdampak besar
terhadap ekonomi global.

Seiring dengan hal tersebut, pemerintah telah melakukan berbagai upaya dalam
pencegahan untuk memutuskan mata rantai penyebaran covid-19 disetiap wilayah dengan cara karantina wilayah (lockdown) dengan melarang masyarakatnya tidak
melakukan aktiftas diluar rumah”.

Berdasarkan kebijakan
Pemerintah Provinsi Papua untuk melakukan lockdown terlebih dahulu yang terhitung dari
tanggal 17 maret sampai 23 april 2020. Lalu diikuti dengan kebijakan Presiden Republik
Indonesia yang telah mengumumkan untuk melakukan lockdown secara Nasional dari
tanggal 23 april sampai pada tanggal 8 juni 2020, tentunya sangat berdampak besar terhadap
ekonomi rakyat, dimana aktifitas dibatasi, produksi terhambat, stok sembako terbatas,harga
sembako meningkat, maka berpeluang krisis ekonomi yang berkepanjangan sehingga bisa
mengakibatkan kelaparan bagi kami Mahasiswa/Mahasiswi Maybrat yang menuntut ilmu di
Kota Jayapura dan Senusantara.

Berkaitan dengan ulasan tersebut, dan kebijakan Pemerintah Kabupaten Maybrat
untuk menangani covid – 19 dengan mengalokasikan anggaran sebesar 43 miliyar, yang
diperuntungkan kepada satgas covid – 19 untuk upaya penanganan dan pemutusan mata
rantai penyebaran diwilayah Kabupaten Maybrat demi menyelamatkan nyawa
masyarakatnya.

Namun sejauh ini diamati secara bersama – sama penyerapan anggaran
sebesar 43 miliar ini yang prosentasinya dialokasikan ke dinas kesehatan, dan akomodasi
pengamanan dibatas wilayah Pemerintahan Kabupaten Maybrat – Sororng, Kabupaten
Maybrat – Sorong selatan, dan Kabupaten Maybrat – Manokwari , serta pengadaan logistik
Sembako yang disalurkan kepada masyarakat.

Menyikapi hal tersebut, dan pernyataan Bupati
Maybrat Drs, Bernad Sagrim,MM yang mengatakan bahwa sesuai juknis dan instruksi
Presiden melalui Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan telah mengeluarkan statemen
penggunaa anggaran penangan covid – 19 tentunya tidak dimuatkan alokasi anggaran untuk
Mahasiswa/i namun fokusnya hanya kepada masyarakat.

Pernyataan Bupati Maybrat Drs,Bernad Sagrim, MM tidak sejalan dengan
pernyataan yang telah dikemukakan oleh Kepala Dinas Pendidikan melalui media Radar
Sorong tertanggal, 9 april 2020, bahwa siap memulangkan Mahasiswa/i Maybrat
Senusantara, namun sejauh ini statemen yang dikeluarkan tersebut tidak direaliasasi.
Berangkat dari itu Pemerintah telah memberikan bantuan kepada masyarakat yang telah
tersalurkan berupa sembako ; beras 10 kg, 1 ram telur, 1 karton mie instan, 2 bungkus gula
pasir, 2 bungkus kopi senang, 2 kaleng susuh freshen flak yang disalurkan kepada masyarakat
di 254 kampung dibawah wilayah pemerintahan kabupaten maybrat.

Apakah dengan bantuan
alat kadar seperti ini bisa menjamin keberlangsungan kehidupan masyarakat, sedangkan
wabah covid-19 ini belum tentu diketahui kapan berakhirnya.

Sementara itu ditengah teror covid – 19 yang berbahaya ini, masyarakat maybrat
wilayah aifat timur telah dikawatirkan dengan kehadiran POLRI dalam jumlah yang
besar , intimidasi, teror dan ancaman pembunuhan yang dilakukan Aparat -POLRI
terhadap masyarakat.

Hal tersebut membuat keresahan dan ketakutan bagi masyarakat dalam
melakukan aktifitas,sehingga ada yang memutuskan untuk lari ke hutan, ada yang memilih
mengungsi ke Distrik tetangga, hal ini sangat mengkhawatirkan penumpukan orang dalam
jumlah yang banyak berpotensi mempercepat penularan covid -19.
Dengan situasional tersebut, tentunya pemerintah maybrat seharusnya menanggapi
situasional darurat covid – 19 dan hadir sebagai pengayom dan pelindung masyarakat, namun
realita sangat terbalik dengan kondisi yang diharapkan, sebab tidak dibutuhkan retorika
semata dalam menggumbar janji, namun dibutuhkan tindakan dan kerja nyata.

Oleh sebab itu pelajar, Mahasiswa/ Mahasiswi Maybrat Kota Studi Jayapura menyampaikan 7 tuntutan yang di sampaikan oleh koordinator dari wilayah
Ayamaru Raya , Aitinyo Raya dan Aifat Raya
(Yohoswa Kareth) (Nikson Antoh) (Januarius Waimbewer)
menuntut :
1. Meminta pertanggung Jawaban Pemerintah Maybrat melalui dinas pendidikan agar
segera merealisasikan janjinya.
2. Meminta Pemerintah Maybrat segera memberikan bantuan Langsung Tunai ( BLT)
Kepada Mahasiswa Maybrat Jayapura dan Senusantara.
3. Kami Mahasiswa/ mahasiswi Maybrat Kota Studi Jayapura dan senusantara sangat
kesal atas pernyataan yang tidak sejalan antara pemerintah Maybrat melalui Kepala
Daerah dan Kepala Dinas Pendidikan, serta keterlambatan dalam memberikan bantuan.
4. Kami meminta dan mempertegas kepada pemerintah daerah agar membuat laporan
penggunaan anggaran covid – 19 dan dilaporkan secara transparansi kepada Publik,
dan sejauh ini yang sudah terserap berapa prosentase dari total anggaran 43 miliar itu.

5. Meminta pemerintah maybrat agar segera menghentikan operasi militer diwilayah
Aifat Timur dan segera berdialok dengan pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni untuk
menyelesaikan masalah.
6. Kami menyampaikan dengan tegas ,apabila pemerintah maybrat lambat dalam
memberikan bantuan langsung Tunai ( BLT) Kepada Mahasiswa Maybrat Kota Studi
Jayapura dan senusantara, maka kami akan melakukan mobilisasi masa ketika masa
lockdown berakhir dan akses transportasi di buka, kami akan menduduki kantor
Bupati Kabupaten Maybrat.

7. Kami menyampaikan dengan tegas kepada pemerintah kabupaten maybrat, apabila
dalam satu minggu berjalan, lambat dalam memberikan bantuan langsung tunai
(BLT), maka kami mahasiswa kota studi jayapura dan senusantara akan melakukan
aksi di jalan Protokol dan kantor gubernur untuk meminta bantuan donasi dana
kemanusiaan demi keberlangsungan hidup mahasiswa/ mahasiswi karena tidak
adanya bantuan dari pemerintah Kabupaten Maybrat.”ujarnya.