Laporan Jurnalis Ibrahim
Posberitanasional.com, 07/03/2021, BABEL – Tim Pansus Kepariwisataan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Kep. Babel) terus bergerak menggali informasi, saran dan masukan serta permasalahan yang ada di lapangan, usai solat jum’at Tim Pansus menyambangi Kecamatan Riau Silip guna bertukar pikiran dan bersilahturahmi bersama camat Riau Silip, KPHP Gugus Panca, BKSDA Sumatera Selatan, Kades, Pokdarwis dan masyarakat desa Berbura. Jumat 05/03/2021.
Kecamatan Riau Silip merupakan salah satu destinasi wisata yang tidak asing lagi di telinga masyarakat Babel yang dikenal sebagai Taman Nasional (TN) Gunung Maras yang berada di 2 (dua) Kabupaten yaitu Kabupaten Bangka dan Kabupaten Bangka Barat, dengan luas 16.806,91 Ha.
Daerah yang memiliki beragam potensi yang dapat di eksplorasi dan dikembangkan diantaranya, air terjun, camp area, tracking, keragaman flora dan fauna. Kesemuanya menjadikan salah satu tujuan destinasi wisata yang banyak dikunjungi wisatawan.
Beberapa permasalahan, saran, serta ide yang dihimpun tim pansus pada saat pertemuan, salah satunya yang menjadi konsen tim pansus kepariwisataan adalah pengembangan wisata desa Berbura, secara admistratif desa Berbura masuk dalam kawasan zona Konservasi TN Gunung Maras. Pengembangan dan pengelolaan destinasi ada pada pemerintah pusat (Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan).
Anggota pansus, Azwari Helmi mengatakan, bagaimana membuat narasi ataupun cerita lokal yang menarik terhadap destinasi yang ada di kecamatan Riau Silip sendiri khususnya TN Gunung Maras,” kata Azwar Helmi
Ketua pansus Aksan Visyawan menyampaikan, Mendorong desa agar masyarakat penggerak wisata dibuatkan narasi yang merarik berbasis kearifan lokal guna memperkaya daya tarik wisata.
“Sangat setuju apa yang dikatakan Pak Azwari Helmi bahwa narasi atau cerita yang berbasis kearifan lokal harus kita buat, kalau perlu kita lombakan. Pada intinya kita ingin pariwisata yang ada di Bangka Belitung maju dan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat,”pungkasnya (Hum Sekwan Babel)