Aktivitas KIP Diduga Operasi Terlalu Tepi Dikeluhkan Nelayan Sungkur

Laporan Tim

TOBOALI – Keberadaan KIP yang semakin menepi membawa dampak tersendiri bagi nelayan sungkur, aktivitasnya diduga mengganggu mata pencarian para nelayan sungkur. Sabtu 18/9/2021.

Salah satu nelayan (Yono 40thn) yang berprofesi sebagai Nelayan kepada awak media ini mengeluhkan keberadan KIP, PIP/Ti Selam maupun Ti Tungau.

Dikatakannya, beberapa hari yang lalu Alhamdulilah, Alloh SWT mendatangakan hasil yang lumayan banyak, dapat hasil udang sungkur, sehari didapat kisaran 30-50kg sekali turun.

“Kamipun mengolahnya jadi terasi, dikenal belacan habang/terasi Toboali yang banyak disukai dan diminati dari semua kalangan,” tuturnya.

Kini bahan baku pembuatan terasi mulai berkurang, akibat banyaknya lumpur dan keruhnya air laut. Ini jelas sangat merugikan kami, pasalnya aktivitas KIP yang semakin dekat ke tepi mempengaruhi hasil tangkap, belum lagi PIP/TI selam maupun Tungau semua membawa dampak merusak bawah laut.

Dikeluhkannya lagi, adanya PIP maupun TI selam beraktivitas malam hari sangat menganggu dan membahayakan karena sering terjadi tabrakan diakibatkan tidak adanya penerangan atau penanda pada unit TI tersebut pada malam hari, akibatnya perahu kamipun rusak belum lagi bahaya lainnya,” keluh Yono.

“Meminta kepada Dinas terkait untuk tidak membiarkan ini terjadi, sering-seringlah melakukan pengawasan dan pemantauan kalau perlu penegakkan hukum, kami juga rakyat yang harus dilindungi keamanan dan keselamatan kami,” pinta Yono.

Konfirmasi terpisah ke pihak PT.Timah selaku pemilik IUP laut terkait menepinya KIP maupun keberadaan TI diduga ilegal yang beroperasi malam hari.

“Untuk saat ini KIP tersebut masih bekerja sesuai dengan RK pak. Nanti coba saya komunikasikan dengan masyarakat dan mitra usahanya,” jawab Riza dalam Pesan Wa yang disampaikannya kepada awak media ini.

Selanjutnya untuk PIP maupun TI diduga Ilegal, Maaf pak kalo itu diluar kapasitas saya,”tutup Riza (Waskip).