DPRD Babel Bahas Draft Ranperda Pariwisata Babel

Laporan Jurnalis Ibrahim

Posberitanasional.com, 07/03/2021, BABEL – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Kep. Babel) menggelar kegiatan pembahasan terhadap draft Ranperda yang sedang di godok oleh Pansus DPRD, acara berlangsung di ruang Bamus, kantor DPRD prov Kep Babel yang dipimpin Aksan selaku Ketua Pansus. Jumat 05/02/2021.

Rapat pansus membahas Pariwisata Babel Berbasis Kewirausahaan, Kearifan Lokal dan Pelestarian Lingkungan

Dalam adengda tersebut dihadri oleh Kepala Dinas Pariwisata Babel, kalangan  akademisi dari UII, Masyarakat Sadar Wisata (Masata), BP Geopark, Himpunan Pemandu Wisata, Gabungan Industri Pariwisata (GIPI) dan masyarakat yang tergabung dalam Pansus Ranperda Kepariwisataan.

Banyak ide dan saran yang konstruktif disampaikan kepada Pansus DPRD dalam rangka menyempurnakan draft Ranperda. Diantaranya unsur muatan lokal/kearifan lokal yang harus lebih spesifik, pengembangan industri kreatif sebagai penunjang destinasi wisata, pengembangan kepariwistaan daerah dan yang lainnya harus diatur dalam ranperda tesebut.

Ketua pansus mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh stakeholder dan komponen masyarakat atas sumbang ide, saran dan masukkannya guna membangun pariwisata Kep. Babel kedepannya lebih baik.

“Ranperda kepariwisataan ini sangat diperlukan oleh dunia pariwisata Kep. Babel, katena mengedepankan pariwisata berbasis kewirausahaan, kearifan lokal dan pelestarian lingkungan. Kita ingin membangun kepariwisataan yang ada di Kepulauan Bangka Belitung ini secara sistematis,” ungkap Aksan.

“Mari bersama dengan disahkannya ranperda kepariwisataan ini perekonomian masyarakat Kep. Babel dapat meningkat terutama di sektor pariwisata, aturan/regulasi menjadi semakin lebih baik serta destinasi wisata semakin berkembang, mohon dukungannya,”pungkasnya.

Hal senada yang disampaikan Adet Mastur, ” Sepakat bahwa provinsi Kep. Babel harus lebih fokus pada kepariwisataan, pertanian, perikanan dan peternakan sedangkan pertambangan sebagai penunjang. Pengembangan pariwisata juga jangan hanya terfokus pada objek wisata alam tetapi juga pada industri kreatif (UMKM, wisata sejarah, minat khusus dan lain lain),” jelasnya.

Ditambahkannya, bagaimana menciptakan suatu cerita lokal tentang situs kepariwisataan yang ada di Babel dan memberikan kesan serta daya tarik sendiri bagi wisatawan, bukan hanya menjual keindahan alam saja. Kearifan lokal yang harus kita angkat (objek, budaya, sejarah, kuliner dan seni),” imbuhnya.(Hum Sekwan DPRD Babel).